Anda di halaman 1dari 18

OVIPOSISI NYAMUK AEDES AEGYPTI

TERHADAP EKSTRAK DAUN YANG


BERFUNGSI SEBAGAI ATRAKTAN

R A H M A I Z Z AT I
2020422019
P R O F. D A H E L M I
INTERAKSI SERANGGA DAN TUMBUHAN
I. LATAR BELAKANG

• Nyamuk termasuk serangga (Arthropoda: Insekta), ordo


Diptera dan famili Culicidae. Jumlah nyamuk paling dominan
di bumi ini. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk anatomi tubuh
yang relatif kecil dan mampu beradaptasi dengan berbagai
kondisi lingkungan.
• Beberapa serangga ada yang bermanfaat, namun ada juga
yang merugikan seperti “nyamuk” yang dapat menularkan
beberapa penyakit dan menjadi masalah kesehatan masyarakat.
LANJUTAN .....

• Aedes aegypti merupakan nyamuk vektor pembawa virus


Dengue yang menyebabkan penyakit DBD. Di Indonesia kasus
DBD pada tahun 2009 provinsi DKI Jakarta merupakan
provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi (313 kasus per
100rb penduduk), sedangkan provinsi NTT (8 kasus per 100rb
penduduk). Terdapat 11 provinsi (33%) termasuk resiko tinggi
(>> 55 kasus per 100rb penduduk)
• Salah satu upaya penanggulangan DBD dengan pengendalian
vektor baik secara fisik, kimia maupun biologi. Pada penelitian
ini, peneliti melakukan upaya pengendalian nabati atau tanaman
yang ramah lingkungan, agar mudah diaplikasikan dan tidak
berbahaya bagi musuh alami dan serangga yang
menguntungkan lainnya.
LANJUTAN ....

• Nyamuk Aedes aegypti menyukai tipe penampungan air yang


jernih sebagai tempat perkembangbiakan pra-dewasanya. Sehingga
perlu dikembangkan perangkap telur (ovitrap) yang dimodifikasi
menggunakan ekstrak daun yang berfungsi sebagai atraktan agar
nyamuk betina mau meletakkan telurnya dalam ovitrap tersebut.
Nyamuk yang telah meletakkan telurnya didalam ovitrap
diharapkan tidak menetas dan jika menetas maka akan mati karena
pengaruh ekstrak daun yang berfungsi sebagai larvasida.
• Beberapa tanaman yang berpotensi sebagai larvasida telah banyak
teridentifikasi seperti mimba, biji jarak pagar, daun kecubung, jenu,
daun kamandrah, dan zodia. Dengan konsentrasi yang berbeda
masing-masing tanaman (0,072; 0,15%; 0,600ug; 0,5ml/l; dan
50%)
II. TUJUAN PENELITIAN

• Untuk mengetahui preferensi bertelurnya


nyamuk Aedes aegypti pada ekstrak daun mimba
(Azadirachta indica) kecubung (Datura metel),
zodia (Evodia suavolens), dan jenu (Derris
elliptica).
III. METODE


CARA KERJA (PEMBUATAN EKSTRAK DAUN)

•Masing-masing daun Perbandingan Uji preferensi dengan


dibersihkan dengan air konsentrasi bahan uji konsentrasi 10% per
(perlakuan untuk setiap daun dengan air adalah ekstrak tanaman dan 0%
daun sama) 1:10 sebagai kontrol

Kemudian dimaserasi
Dikering anginkan
sampai mendapat
selama 4 hari
larutan stock 100%

Daun yang telah dioven,


Di oven selama 10
dihancurkan dengan
menit pada suhu 80°C
blender
CARA KERJA PERLAKUAN OVITRAP NYAMUK AEDES
AEGYPTII

Pengamatan dilakukan
Setiap kandang
Ovitrap yang sudah terisi setiap hari selama 3 hari
Nyamuk Aedes aegypti perlakuan dimasukkan
ekstrak, kemudian dengan parameter jumlah
yang blood feed ovitrap yang sudah
ditempel kertas saring telur yang terdapat di
dimasukkan kedalam disiapkan 5 ovitrap
secara melingkar di masing-masing ovitrap,
kandang (30 (masing-masing daun
pinggir permukaan lalu data diolah dengan
ekor/kandang) konsentrasinya 10%) dan
ovitrap uji ANOVA dan uji lanjut
air 0% sebagai kontrol
BNT
IV. HASIL

• terdapat perbedaan warna, kondisi larutan serta bau yang menyengat


• ekstrak daun kecubung berwarna coklat keruh, ekstrak daun zodia berwarna coklat
Daun terang, daun nimba berwarna coklat tua dan daun jenu berwarna colat gelap

• pada ekstrak daun jenu jumlah telurnya banyak.


• pada ekstrak zodia,kecubung, dan mimba ditemukan telur pada pengamatan hari ke- 3
Telur di sebanyak 4600 telur
ovitrap

• kontainer yang berisi ekstrak daun jenu lebih banyak ditemukan telur Ae aegypti
dibandingkan kontrol maupun kontainer ekstrak lainnya.
Hasil uji • presentase telur pada ekstrak jenu 44,2 %, sedangkan jumlah terkecil pada ekstrak zodia
preferensi 9,2% dari total telur yang dikumpulkan.
IV. PEMBAHASAN

• Tabel 1. Jumlah Telur Uji Preferensi Ae aegypti terhadap


beberapa kontainer yang berisi ekstrak berbeda setelah 3 hari
pengamatan
PEMBAHASAN

• Tabel 2. Hasil Uji Anova antar kelompok perlakuan ekstrak

• Hasil uji anova menunjukkan perlakuan antar kelompok berbeda dengan


p-value 0,000, lalu dilanjutkan dengan uji BNT dengan α=5%
menunjukkan bahwa kontainer berisi ekstrak daun jenu memiliki jumlah
telur berbeda dengan kontrol, serta ekstrak daun lainnya. Rata-rata telur
yang diletakkkan nyamuk Ae aegypti pada kontainer yang berisi ekstrak
jenu 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan kontrol (air)
PEMBAHASAN

• Hasil preferensi ekstrak tanaman daun kecubung


menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dengan zodia dan
mimba maupun kontrol. Sehingga ketiga tanaman ini tidak
efektif dijadikan sebagai atraktan dalam menarik nyamuk Ae
aegypti melakukan oviposisi karena rata-rata jumlah telur
yang diletakkan di ketiga ovitrap sama dengan kontrol.
• Senyawa yang dihasilkan oleh tanaman sebagai atraktan yaitu
methyl eugenol yang merupak suatu senyawa minyak atsiri
yang terkandung dalam beberapa tanaman deperti daun
melaleuca dan selasih yang bersifat repelen/pengusir nyamuk.
PEMBAHASAN

• Senyawa lainnya yang bersifat atraktan terhadap serangga yaitu flavonoid dan
terpenoid. Menurut (Marleni et al, 2006) senyawa flavonoid 0,66% dan terpenoid
0,49% dapat menjadi atraktan hama penggerek buah. Pada tanaman kecubung
pada bijinya mengandung alkaloid dengan efek halusinogen, sehingga menurut
(Wijaya, 2009) kandungan saponin dan alkaloid tersebut berpotensi membunuh
larvasida.
• Menurut (Sudewo, 2004) kandungan kimia tanaman mimba diantaranya yaitu
flavonoid namun bukan senyawa aktif yang dominan sehingga kurang efektif
sebagai atraktan terhadap nyamuk Ae aegypti tapi dapat membunuh larvasidanya.
• Sedangkan pada kandungan kimia tanaman zodia yaitu saponin, alkaloid ,
evodiamine dan rutaecarpine yang hanya mampu sebagai repelen nyamun namun
bukan sebagai atraktan sehingga seing digunakan sebagai plant barrier(pengusir
nyamuk). Berdasarkan penelitian (Widawati, 2013) ekstrak daun zodia dengan
konsentrasi 4% daya proteksi sebagai repelennya sebesar 90% selama 6 jam.
Tanaman ini bersifat membunuh larvasida.
PEMBAHASAN

• Sedangkan pada daun jenu merupakan satu-saunya tanaman yang diuji


yang berpotensi sebagai atraktan untuk menarik nyamuk Ae aegypti untuk
bertelur pada ovitrap. Jumlah telur yang diletakkan pada daun jenu berbeda
nyata dengan kontrol (air) dan tanaman lainnya. Ekstrak daun jenu ini
mampu menjadi atraktan untuk oviposisi. Menurut penelitian (Kardinan,
2004) jenu (D. elliptica) mempunyai kecendrungan untuk menjadi atraktan
dikarenakan adanya senyawa bahan metil eugenol berupa sex pheromone
yang cukup efektif menarik serangga sehingga mampu menarik serangga
dan mempengaruhi tingkah laku serangga (mencari makan, peletakkan
telur,hubungan seksual,dll). Perilaku pencarian media peletakkan telur
pada nyamuk dibantu oleh integrasi penglihatan dan penciuman (organ
sensoris) yang berbentuk sensilla yang tersebar diseluruh permukaan
tubuhnya namun paling banyak terdapat di antena nyamuk, serta organ
sensoris ini peka terhadap bau kimia.
DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai