Anda di halaman 1dari 48

DINDING SEL


 Organisme yang memiliki dinding sel
adalah tumbuhan, bakteri, Algae (kecuali
Euglenophyta) dan Fungi, sedangkan
hewan tidak memiliki dinding sel begitu
juga dengan PPLO.
Cell Wall.mp4
DINDING SEL TUMBUHAN
 Bagian terluar pada sel tumbuhan
 Berfungsi sebagai pelindung dan penunjang
 Bahan utama penyusun dinding sel berupa zat kayu
(selulosa) dan zat lain berupa pektin, hemiselulosa
dan glikoprotein
 Bagian-bagian dinding sel :
* Dinding primer : dinding yg terbentuk pada
waktu sel membelah
* Dinding sekunder : dinding yg terbentuk setelah
mengalami penebalan
* Diantara dinding dua sel yg berdekatan terdapat
lamela tengah
* Terdapat pori, dihubungkan oleh benang 2
plasma (plasmodesmata)
Dinding sel tumbuhan

Sel muda mula-mula membentuk dinding primer tipis, sering kali ada penambahan dinding
sekunder yang lebih kuat di bagian dalam dinding primer ketika pertumbuhan terhenti.
Lamela tengah yang lengket melekatkan sel-sel yang berdekatan menjadi satu. Dengan
demikian, partisi multi-lapis di antara sel-sel ini terdiri atas dinding penghubung yang masing-
masing disekresikan oleh selnya sendiri. Dinding ini tidak mengisolasi selnya: Sitoplasma dari
salah satu sel berlanjut dengan sitoplasma dari sel tetangganya melalui plasmodesmata,
saluran yang melintasi dinding (TEM).
 Dinding sel adalah struktur di luar membran
plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga,
meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya
berbeda.
 Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak
dan berkembang bebas, layaknya sel hewan.
Namun demikian, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan,
perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur
dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
 Pada tumbuhan, dinding-dinding sel
sebagian besar terbentuk oleh polimer
karbohidrat (pektin, selulosa,
hemiselulosa, dan lignin sebagai
penyusun penting). Pada bakteri,
peptidoglikan (suatu glikoprotein)
menyusun dinding sel. Fungi memiliki
dinding sel yang terbentuk dari kitin.
Sementara itu, dinding sel alga terbentuk
dari glikoprotein, pektin, dan sakarida
sederhana (gula).
 Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal,
yaitu bagian yang disebut noktah. Melalui noktah
ini terjadi hubungan antara sitoplasma satu
dengan yang lain yang disebut plasmodesmata.
Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang
berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
 Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan
air atau isi sel terhadap dinding sel disebut
tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan
dalam turgiditas sel.
 
 Dinding sel, terdapat pada sel tumbuhan
berperan sebagai pembatas dan tidak begitu
berperan dalam mengtur lalu lintas zat. terdiri
dari tiga lapisan yaitu, lamela tengah (disusun
oleh kalsium pektat), dinding sel pertama
(primary wall, disusun oleh selulosa), dan
dinding sel kedua (secondary wall, disusun oleh
selulosa dan lignin). pada beberapa tempat di
dindng sel, tidak terjadi pembentukan dinding
sel kedua sehingga terjadi celah atau noktah.
melalui celah atau noktah tersebut, sitoplasma
dari satu sel berhubungan dengan sitoplasma
sel tetangganya membentuk suatu aliran
sitoplasma yang dikenal dengan
plasmodesmata.
 Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik.
 Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah :

*) pektin          *) hemiselulosa            *) pentosan      *)


protopektin                        *) lignin
*) kutin            *) selulose                   *) suberin      
  *) sapropolenin

 Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan


pembubuhan reagensia tertentu yang disebut reaksi
mikrokimia.
 Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel
antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
 DINDING SEL
  Dinding sel terdiri dari dinding primer dam lamela tengah
yang terletak antara 2 dinding primer yang berdekatan.
 Zat penyusun dinding primer adalah serat selulosa,
sedang lamela tengah adalah Mg dan Ca pekat yang
berupa gel.
 Beberapa sel (xilem, skelerenkim) dinding primer
mengalami penebalan dengan zat lignin membentuk
dinding sekunder yang keras dan kaku.
  Bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan
membentuk celah yang di sebut noktah.
 Melalui noktah terjadi komunikasi antar sel dengan
perantaraan plasmodesmata (benang sitoplasma)
 Dinding sel pada sel yang masih muda adalah
tipis, makin dewasa sel tersebut dinding selnya
relatif bertambah tebal, sehingga terbentuknya
dinding sel sangat erat hubungannya dengan
perkembangan sel tersebut. Penebalan
dinding masing-masing sel berbeda-beda
karena disesuaikan dengan fungsinya,
sehingga terdapat perbedaan bentuk sel.
 Reaksi mikrokimia pada dinding sel :

1) Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus
(C6H10O5)n. tidak larut dalam air, air mendidih, asam
dan alkali encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4
pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase
diubah menjadi glukosa dan fruktosa.
Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer berantai panjang
polisakarida karbohidrat, dari beta-glukosa. Selulosa
merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan
dan tidak dapat dicerna oleh manusia.
 2) Hemiselulosa
Menyerupai selulosa. Dengan asam encer
dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa. Dapat
dijumpai misal pada lendir tumbuhan.
Hemiselulosa yaitu polisakarida yang mengisi
ruang antara serat-serat selulosa dalam dinding
sel tumbuhan. Secara biokimiawi, hemiselulosa
adalah semua polisakarida yang dapat
diekstraksi dalah larutan basa (alkalis). Namanya
berasal dari anggapan, yang ternyata diketahui
tidak benar, bahwa hemiselulosa merupakan
senyawa prekursor (pembentuk) selulosa.
 Monomer penyusun hemiselulosa
biasanya adalah rantai D-glukosa,
ditambah dengan berbagai bentuk
monosakarida yang terikat pada rantai,
baik sebagai cabang atau mata rantai,
seperti D-mannosa, D-galaktosa, D-
fukosa, dan pentosa-pentosa seperti D-
xilosa dan L-arabinosa.
 Komponen utama hemiselulosa pada
Dicotyledoneae didominasi oleh
xiloglukan, sementara pada
Monocotyledoneae komposisi
hemiselulosa lebih bervariasi. Pada
gandum, ia didominasi oleh arabinoksilan,
sedangkan pada jelai dan haver
didominasi oleh beta-glukan.
 3) Lignin
 Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang
telah mengkayu.
 Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat
komponen penyusun tumbuhan. Komposisi
bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung
jenisnya. Lignin terutama terakumulasi pada
batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak.
Pada batang, lignin berfungsi sebagai bahan
pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga
suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen
pada sebuah batang beton).
 Berbeda dengan selulosa yang terbentuk
dari gugus karbohidrat, struktur kimia
lignin sangat kompleks dan tidak berpola
sama. Gugus aromatik ditemukan pada
lignin, yang saling dihubungkan dengan
rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon.
Proses pirolisis lignin menghasilkan
senyawa kimia aromatis berupa fenol,
terutama kresol.
 4) Suberin
 Suberin adalah lapisan pelindung bagian tumbuhan di
bawah tanah. Suberin juga melindungi sel gabus yang
terbentuk pada kulit pohon oleh kegiatan penghancuran
dari pertumbuhan sekunder, dan ini terbentuk dari banyak
sel sebagai jaringan luka setelah pelukaan (misalnya
setelah gugur daun dan pada luka umbi kentang yang akan
ditanam). Suberin juga terdapat pada dinding sel akar yang
tak terluka sebagai pita Caspari di endodermis dan
eksodermis serta di seludang berkas pembuluh pada
rerumputan. Tumbuhan membentuk suberin bila perubahan
secara fisiologis atau perubahan perkembangan, atau
faktor cekaman, menyebabkan tumbuhan perlu
menghambat difusi. Tapi pada tingkat molekul, kejadian
yang menyebabkan terbentuknya suberin belum diketahui.
 5) Pektin
 Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah
yang mengandung banyak gula. Bila buah
dimasak tampak beberapa zat gelatine.
 Pektin merupakan segolongan polimer
heterosakarida yang diperoleh dari dinding sel
tumbuhan darat. Pertama kali diisolasi oleh
Henri Braconnot tahun 1825. Wujud pektin yang
diekstrak adalah bubuk putih hingga coklat
terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada
industri pangan sebagai bahan perekat dan
stabilizer (agar tidak terbentuk endapan).
 Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun
lamela tengah, lapisan penyusun awal dinding sel.
Sel-sel tertentu, seperti buah, cenderung
mengumpulkan lebih banyak pektin. Pektinlah
yang biasanya bertanggung jawab atas sifat
"lekat".
 Penggunaan pektin yang paling umum adalah
sebagai bahan perekat/pengental (gelling agent)
pada selai dan jelly. Pemanfaatannya sekarang
meluas sebagai bahan pengisi, komponen
permen, serta sebagai stabilizer untuk jus buah
dan minuman dari susu, juga sebagai sumber
serat dalam makanan.
 6) Khitin
 Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur).
 Kitin adalah polisakarida struktural yang digunakan
untuk menyusun eksoskleton dari artropoda (serangga,
laba-laba, krustase, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin
tergolong homopolisakarida linear yang tersusun atas
residu N-asetilglukosamin pada rantai beta dan memiliki
monomer berupa molekul glukosa dengan cabang yang
mengandung nitrogen. Kitin murni mirip dengan kulit,
namun akan mengeras ketika dilapisi dengan garam
kalsium karbonat. Kitin membentuk serat mirip selulosa
yang tidak dapat dicerna oleh vertebrata.
 Kitin adalah polimer yang paling melimpah
di laut. Sedangkan pada kelimpahan di
muka bumi, kitin menempati posisi kedua
setelah selulosa. Hal ini karena kitin dapat
ditemukan di berbagai organisme
eukariotik termasuk serangga, molusca,
krustase, fungi, alga, dan protista.
 7) Mannan & Galaktan
 Mannan merupakan tanaman polisakarida
yang merupakan polimer dari gula
mannose . Hal ini umumnya ditemukan
dalam ragi, bakteri dan tanaman. Hal ini
menunjukkan α (1-4) linkage. Ini adalah
bentuk polisakarida penyimpanan.
 Dinding Sel Bakteri

 Berat dinding sel mencapai 40% berat


kering sel bakteri. Dinding sel pada bakteri
tersusun atas peptidoglikan berbeda
dengan dinding sel tumbuhan (selulosa)
atau dinding sel jamur (kitin).
Peptidoglikan merupakan polimer yang
cukup besar, bahan penyusunnya berupa:
 N-asetil glukosamin
 Asam N-asetil muramat
 Peptida yang disusun empat atau lima
asam amino, yaitu L-alanin, D-alanin,
asam D-glutamat dan lisin atau asam
diaminopimelat
 Komponen kimia lain seperti asam teikoat,
protein, polisakarida, lipoprotein dan
lipoposakarida yang terikat kuat pada
peptidoglikan
 Dinding sel pada bakteri berupa struktur kaku yang terletak
di sebelah luar membran sel. Dinding sel berfungsi untuk :
 memberi bentuk pada sel
 memberi perlindungan
 berperan dalam reproduksi sel
 mengatur pertukaran zat dari dalam dan keluar sel. Dalam
fungsinya membantu pertukaran zat; air, ion-ion dan
molekul kecil dapat melintas dengan bebas melalui pori-
pori kecil dalam dinding sel. Molekul besar seperti protein
dan asam nukleat tidak dapat melalui pori-pori dengan
bebas.
 Kelompok bakteri memiliki dinding sel . Bakteri yang
berdinding sel sel dapat dibedakan berdasarkan hasil
pengecatan Gram
 Gram Positif
 Memiliki lapisan peptidoglikan tebal
berupa asam teikoat
 Dinding sel yang tebal tersebut menyerap
kristal violet saat pewarnaan Gram
sehingga berwarna ungu/biru
 Mengandung lebih sedikit asam amino
 Contoh : Bacillus thuringiensis
 Gram Negatif
 Memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis
 Memiliki kandungan lipid lebih tinggi
 Memiliki membran luar yang melindungi dari
lingkungan yang tidak menguntungkan
 Memiliki lipoposakarida (LPS) sebagai materi
endotoksin yang banyak dimiliki bakteri patogen
 Terdapat ruang periplasma yang berisi air,
nutrien, hasil sekresi (enzim pencerna dan
protein transport)
 Contoh : Pseudomonads
 Gram positif :
 Staphylococus: penyebab impetigo, keracunan
makanan, bronkitis.
 Streptococus: penyebab pneumonia, meningitis,
karies gigi.
 Enterococus: penyebab enteritis.
 Listeria: penyebab listeriosis.
 Basillus: penyebab anthrax (Basillus anthrachis).
 Clostridium: penyebab tetanus (Clostridium tetani).
 Mycobacterium: penyebab tuberkulosa, difteri..
 Gram negatif :
 Salmonella: penyebab thypus (Salmonella thyposa),
salmonelosis.
 Escherichia: penyebab gastroenteritis / radang saluran
cerna (Escherichia coli).
 Shigella: penyebab disentri.
 Pseudomonas: penyebab infeksi luka bakar.
 Hellicobacter: penyebab tukak lambung.
 Haemophilus: penyebab bronkhitis , pneumonia
(Heumophilus influenzae).
 Bordetella: penyebab batuk rejan (Bordetella pertussis)
 Chlamydia: penyebab pneumonia, uretritis, trakoma.
 STRUKTUR SEL JAMUR
 Jamur merupakan sel Eukariotik oleh karena itu struktur sel  jamur
dapat kita  ketahui adanya : 
    o Dinding sel
    o Membrane sel
    o Inti
    o Sitoplasma
    o Retikulum endoplasma
    o Badan golgi
    o Vakuola
    o Ribosom
    o Mitokondria
    o Organel yang lain
Komposisi Dinding Sel Jamur
Senyawa kimia utama yang menyusun
dinding sel jamur adalah polisakarida sekitar
80-90%, dan lemak sekitar 10-20%.
Komposisi senyawa kimia dinding sel tidak
sama protein untuk semua jenis jamur.
Komposisi dinding sel ini merupakan kriteria
untuk melihat hubungan kekerabatan
diantara jamur.
Pada umumnya dindingsel jamur terdiri atas
selulosa dan kitin, namun masih banyak
senyawa kimia lainnya yang menyusun
dinding sel jamur.
Kategori dinding sel Kelompok jamur Contoh Genus
1. Selulosa –Glikogen Acrasiomycota Dictyostelium

2. Selulosa –β Glukon Oomycota Phytophthora

3. Selulosa-kitin Hyphochytridiomycota Rhizidiomyces

4. Kitin-Kitosan Zygomycetes Mucor

5. Kitin-β Glukan Chytridiomycota Allomyces


Ascomycota Neurospora
Deuteromycota Aspergillus
Basidiomycota Polyporus, Fomes
6. Mannan-β Glukan Ascomycota Saccharomyces,
Candida
7. Kitin dan Mannan Basidiomycota Rhodoturulla

8. Poligalaktosamin- Trichomycetes Amoebidum


Galaktan
 Dinding sel : Dinding sel jamur terdiri dari selulosa ,
chitin atau campuran keduanya yang merupakan
karbohidrat ( 90 % ) dan protein 10 % ( enzim ). Ada
beberapa golongan fungi yang mempunyai dinding sel
yang berbeda diantaranya :

  FUNGI                                                  DINDING SEL Monomer KH


 1. Fungi Aquatik                                         Selulosa
 2. Klas Zygomycetes                                   Chitin, Chitosan
 3  Klas Ascomycetes(Yeast)                        Beta Glucan, Mannan
 4. Klas Basidiomycetes (Yeast)                    Chitin, Mannan
 5. Fungi dengan hifa septa                             Chitin, Beta Glucans
 Protein pada dinding sel jamur berfungsi
membantu dalam metabolisme yaitu membentuk
enzim baik enzim ektraseluler maupun
intraselluler. Struktur tambahan  pada jamur juga
ditemui adanya Kapsul,  atau lendir pada jamur
yang merupakan struktur tambahan pada bagian
luar dinding sel merupakan Polisakarida yang
berfungsi sebagai menjaga dari kekeringan dan
meningkatkan daya patogenitas. Jamur yang
berkapsul secara makroskopik koloninya tampak
basah / Mucoid . Contoh jamur yang berkapsul
adalah Cryptococcus neoformans
Dinding sel ALGAE
Pigmen Fotosintesis
Divisi Makanan Cadangan Dinding Sel
Khlorofil Pigmen Lain
phycoerythrin
phycocyanin pati mikopeptida
Cyanophyta a karotin protein pectin
xantofil
karotin paramilum
Euglenophyta a dan b xantofil -
lemak
karotin selulosa
Chlorophyta a dan b xantofil pati
pektin
karotin selulosa
xantof leukosia
Chrysophyta a dan c pectin
Minyak
silika / tidak ada
karotin
Pyrrophyta a dan c xantofil selulosa
karotin selulosa
xantofil laminarin
Phaeophyta a dan c pectin
Manitol
asam algin
karotin
xantofil floridean
Rhodophyta a dan d phycoerythrin starch selulosa
phycocyanin floridosida
eeeemmm….
SEL !!!!
Bisa laah !!!

Anda mungkin juga menyukai