Anda di halaman 1dari 7

JURNAL AKATIRTA

KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN

Pentingnya Ekosistem Laut Dalam Menjaga Sumber Daya Berkelanjutan Terutama


Bagi Masyarakat Pesisir

Ardiyan Hanafi 1), Aulia Nurul Fitri 2)


1
Teknik Lingkungan, Akademi Teknik Tirta Wiyata, Magelang
Email: ardianhanafi80@gmail.com1.

Abstrak
Menjaga sumber daya laut berkelanjutan perlu dilakukan sejak dini karena ekosistem di dalam perairan laut sangat
mendukung dalam hal berbudidaya, dimana ekosistem yang baik akan memberikan kesempatan hidup yang baik
juga bagi biota budidaya. Semakin terjaganya ekosistem maka semakin besar pula kesempatan makhluk hidup laut
berkembangbiak di dalam suatu ekosistem tersebut. Ekosistem yang terjaga dengan baik akan sangat
menguntungkan bagi seluruh makhluk hidup didalamnya baik manusia atau pun biota didalamnya. Laut adalah
kumparan air asin yang sangat banyak dan luas dipermukaan bumi ini, laut juga dimanfaaatkan oleh manusia
sebagai alat matapencaharian mereka dipesisir atau penduduk nelayan sekitar. Karena bagi masyarakat pesisir
laut merupakan hal yang sangat utama bagi kehidupannya sehingga perlu adanya kesadaran dalam menjaga
ekosistem laut sebagai sumber daya berkelanjutan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir memiliki
ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan. Tujuan penulisan
karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa saja manfaat serta potensi laut itu terutama bagi masyarakat pesisir.

Kata Kunci: laut, ekosistem, sumber potensi, manfaat

Abstract
Maintaining sustainable marine resources needs to be done early because the ecosystem in the sea is very
supportive in terms of cultivation, while a good ecosystem will provide good opportunities for life as well for
cultivation. The more well-guarded the ecosystem, the greater the chance of sea creatures breeding within that
ecosystem. A well-preserved ecosystem will be very beneficial for all living things in it both humans and other
creatures in it. The sea is a saltwater coil that is very large and wide on the surface of the earth, the sea is also used
by humans as a means of their livelihood on the coast or the surrounding fishing population. This is because for
coastal sea communities is very important for their lives, so there needs to be awareness in maintaining marine
ecosystems as sustainable resources. Thus, narrowly coastal communities have a high enough dependence on the
potential and condition of coastal and marine resources. The purpose of writing this scientific paper is to find out
what are the benefits and potential of the sea, especially for coastal communities.

Keywords: sea, ecosystem, potential resource, benefit

1. Pendahuluan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi. Dalam kata lain jika salah satu ekosistem hancur maka beberapa
makhluk hidup akan sulit dalam bertahan hidup. Ekosistem di perairan laut juga sangat
mendukung kegiatan budidaya dimana ekosistem yang baik akan memberikan kesempatan hidup
yang baik bagi biota budidaya seperti ekosistem hutan bakau (Amin, 2015). Salah satu cara
menjaga sumber daya laut dan ekosistemnya dengan cara penanaman bakau, terumbu karang dan
lainnya. Ekosistem terumbu karang yang baik juga dapat menjadi tempat hidup biota laut. Pada
dasarnya menjaga ekosistem laut sangatlah penting terutama bagi nelayan ataupun masyarakat
pesisir dikarrnakan laut merupakan sumber mata pencahariannya, sehingga apabila ekosistem
perairan laut terjaga maka hasil tangkapan akan bertambah, sedangkan apabila ekosistem
perairan laut tidak terjaga akan mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan .

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi


Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya menjelaskan bahwa sumber daya alam hayati
Indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan
adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara
lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya
dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan. Dari peraturan diatas
bisa disimpulkan bahwa keragaman sumber daya hayati kelautan juga harus tetap dijaga dalam
jangka waktu yang lama, agar beragam jenis ikan dapat tetap dinikmati sampai generasi yang
akan datang.

Palabuhan Ratu contohnya, sebagai daerah penangkapan ikan terbesar di Jawa Barat berpeluang
mengalami penangkapan berlebih. Apalagi dengan berkembangnya, alat penangkapan ikan yang
dimiliki oleh nelayan. Di sisi lain, sumber daya kelautan harus dijaga dan dilestarikan. Untuk
mencegah punahnya beberapa spesies organisme di laut, diperlukan upaya konservasi
keanekaragaman hayati dalam rangka mengelola interaksi antargen, spesies dan ekosistem
sehingga diperoleh keuntungan maksimum dan berkelanjutan. Kegiatan konservasi seharusnya
dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masyarakat
umum, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi. Strategi konservasi sumber
daya laut yang diterapkan di Indonesia mengacu kepada strategi konservasi sumber daya hayati
internasional. Masyarakat pesisir yang banyak berhubungan langsung dengan laut adalah ujung
tombak penerapan strategi konservasi tersebut. (Nikijuluw, 2002)
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa saja manfaat serta potensi laut
itu terutama bagi masyarakat pesisir.

2. Metode Penelitian

Dalam penggunakan metode penelitian, kelompok kami menggunakan metode penelitian


kualitatif. Metode penelitian yang kelompok kami gunakan dalam penulisan penelitian ini
adalah pengumpulan data yang kelompok kami kumpulkan dari berbagai sumber. Penggunakan
metode ini untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan sumber daya perairan di Indonesia
dengan tujuan untuk perbaikan kehidupan umat menuju arah yang lebih baik. Terutama
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Selain menggunakan pengumpulan data kelompok kami
menggunakan teknik “Focus Group Discussion” mendiskusikan data yang telah dikumpulkan
oleh anggota yang kemudian didiskusikan untuk menghindari pemaknaan yang berbeda antar
anggota kelompok.

2
3. Hasil Dan Pembahasan
1. Keanekaragaman Hayati dengan Tujuan Komersil
Ekosistem laut ini di dominasi oleh perairan air yang sangat luas dan merupakan
ekosistem yang menjadi tempat tinggal berbagai biota laut, seperti hewan bersel satu,
mamalia, invertebrata, sampai tanaman-tanaman laut seperti alga dan lamun. Tujuan
komersil dilakukan pada biota yang berpotensi ekonomis tinggi seperti yang dapat ditemukan
di perairan yaitu jenis makrozoobenthos atau seperti molluska diantaranya siput laut, tiram,
kepiting, teripang, bulu babi, dan siput gonggong. Siput gonggong merupakan salah satu
jenis hewan yang memiliki nilai ekonomis tetapi belum di budidayakan, dimana terdapat 3
spesies antara lain gonggong jantan (Canarium urceus), gonggong kulit tipis
(Laevistrombuscanarium) serta gonggong cangkang tebal (Labiostrombus epidromis). Ada
jenis lain yang belum juga memiliki potensi budidaya seperti Pesut, Penyu, Hiu Paus, Kuda
Laut, Kima, Lola, ikan badut, Napoleon dll. Yang memiliki nilai ekonomis tinggi namun
jumlah populasinya terus mengalami penurunan setiap tahun akibat maraknya perburuan.

2. Potensi Keanekaragaman Hayati dengan Tujuan Konservasi


Wilayah pesisir atau wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta jasa-jasa
lingkungan yang sangat kaya. Kekayaan sumberdaya laut tersebut menimbulkan daya tarik
bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan sumberdayanya. Kekayaan sumberdaya pesisir
dikelilingi ekosistem seperti pesisir tropis, lamun, hutan magrove, terumbu karang, lamun.
Berikutnya sumberdaya non hayati yang terkandung didalamnya. Akan tetapi kekayaan
sumberdaya telah mengalami kerusakan. Faktor utama yang mengancam kelestrian
sumberdaya hayati pesisir laut:
a. Pemanfaatan berlebihan
b. Penggunaan teknik dan peralatan penangkap ikan yang merusak lingkungan
c. Perubahan dan degradasi fisik habitat
d. Pencemaran
e. Introduksi spesies asing
f. Konservasi kawasan lindungan perlindungan laut.
Potensi Ekosistem di perairan laut juga sangat mendukung kegiatan budidaya dimana
ekosistem yang baik akan memberikan kesempatan hidup yang baik bagi biota budidaya
seperti ekosistem hutan bakau dimana terdapat juga bakau jenis Nipah yang air niranya dapat
dimanfaatkan sebagai bahan penghasil jadi bahan bakar alternative dan serta bakau jenis
Xylocarpus granatum (gambar 1.) yang memiliki kandungan bioaktif berpotensi sebagai
obat-obatan. Konservasi yang lain pada karang dapat menggunakan metode transplantasi
pada jenis karang batu (Acropora Formosa), jari karang (Acropora humilis). Konservasi pada
lamun dapat menggunakan metode transplantasi lamun ke jenis tumbuhan Enhalus acoroides
(bunga laut), syringodium isoetifolium, dan thalassia hemprinchii. Enhalus acoroides
mempunyai akar rimpang berdiameter 13,15 – 17,20 mm yang tertutup rapat dengan rambut-
rambut yang kaku dan keras (Gambar 2). Akar berbentuk seperti tali, berjumlah banyak dan
tidak bercabang. Panjangnya antara 18,50 – 157,65 mm dan diameternya antara 3,00 – 5,00
mm. Bentuk daun seperti pita, tepinya rata dan ujungnya tumpul, panjangnya antara 65,0 –
160,0 cm dan lebar antara 1,2 – 2,0 cm. Enhalus acoroides merupakan jenis lamun yang
mempunyai ukuran paling besar, helaian daunnya dapat mencapai ukuran lebih dari 1 meter.

3
Jenis ini tumbuh di perairan dangkal sampai kedalaman 4 meter, pada dasar pasir, pasir
lumpur atau lumpur (Kiswara, 1992).

Gambar 2.
Enhalus
acoroides .

Gambar 1.
Jenis Pohon
Cedar atau

Xylocarpus granatum

Pertumbuhan lamun dapat dilihat dari pertambahan panjang bagian-bagian tertentu


seperti daun dan rhizomanya. tumbuhan lamun tidak hanya hidup sendiri tetapi
berdampingan dengan tumbuhan jenis yang lain atau biota asosiasi (Bengen, 2001). Jenis
biota lainnya sebagai salah satu sumber perikanan, kawasan tersebut juga telah dimanfaatkan
sebagai sumber pangan, bahan bangunan, penghasil tepung, obat tradisional dan wisata
pendidikan bagi masyarakat sekitarnya.

3. Potensi Penerapan Penyimpanan Pelasma Nutfah


Kondisi eksistensi plasma nutfah menjadi rawan dan langka, bahkan ada yang telah
punah akibat pemanfaatan sumber daya hayati dan penggunaan lahan sebagai habitatnya.
Plasma nutfah merupakan modal dasar dalam perakitan varietas unggul. Oleh karena itu,
plasma nutfah perlu disimpan dan dilestarikan. Teknik pelestarian atau penyimpanan secara
in vitro meliputi penyimpanan jangka pendek (penyimpanan dalam keadaan tumbuh),
penyimpanan jangka menengah (penyimpanan dengan metode pertumbuhan lambat atau
pertumbuhan minimal), dan penyimpanan jangka panjang dengan metode kriopreservasi.
Penyimpanan secara in vitro terutama diterapkan pada tanaman yang mempunyai benih
rekalsitran dan yang berkembang biak secara vegetatif. Selain memperbanyak jenis maka ada
juga cara menyimpan materi genetic berupa sperma biota dalam kondisi yang super dingin
agar tahan lama yang dikenal dengan kryopreservasi atau cryopreservation dimana beberapa
hal yang penting untuk di perhatikan adalah pada pH dan cairan elektrolit atau pun non
elektrolit. Teknik kriopreservasi pada suhu yang sangat rendah dalam nitrogen cair. Teknik
potensial dikembangkan untuk penyimpanan plasma nutfah tumbuhan dalam jangka panjang.

4. Potensi Sumber Pakan Alami


Sumber pakan alami yang ditemukan di perairan lokal dan mudah di budidayakan sebagai
pakan alami untuk larva adalah Apocyclop sp. Budidaya pakan alami yang bersumber dari
perairan lokal ternyata dapat dilakukan dengan sederhana menggunakan bahan dan alat yang
dapat ditemukan sehari-hari sehingga akan mudah diterapkan oleh masyarakat. Dalam
budidaya ikan jaminan penyediaan benih ikan baik kualitas maupun kuantitas yang memadai
merupakan salah satu syarat yang menentukan keberhasilan suatu budidaya. Masalah utama

4
yang dihadapi dalam memproduksi benih adalah hasil benih yang didapatkan rendah sebagai
akibat mortalitas yang tinggi. Salah satu pakan alami ikan adalah fitoplankton. Jenis-jenis
dari golongan fitoplankton, zooplankton, anelida, ikan, dan beberapa larva yang bersifat
planktonik seperti dari larva bivalve.

Potensi fitoplantkton sebagai pakan alami larva ikan termasuk kedalam ikan yang
memiliki cara makan dengan tipe penghisap atau sucker, ikan penghisap (sucker). cara
mengambil makanannya dengan jalan menghisap lumpur atau pasir di dasar perairan akan
tetapi sebagian dari ikan penghisap ini ada yang memiliki kemampuan untuk memisahkan
bahan makanan dari yang bukan bahan makanan maka melimpahnya fitoplankton di laut.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi dari sumber protein hewani ikan diperlukan pengembangan
budidaya perikanan dan untuk mendukung produksi sesuai dengan kuantitas, kualitas dan
kontinuitas diperlukan pengetahuan tentang teknik dasar budidaya pakan alami yang baik
agar kontunitas produksi ikan hasil budidaya dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan.

5. Potensi Penggunaan Teknologi GIS Dan 3D Dalam Mendukung Budidaya


Perikanan
Hewan benthos dapat dibudidayakan dengan berupa pen culture yaitu wadah yang
berbentuk kurungan. Tujuan dari pembuatan kurungan ini agar transplantasi lamun di
lapangan tidak terganggu oleh aktifitas manusia, grazer dan kondisi alam. Menentukan
kesesuain lokasi budidaya menggunakan aplikasi GIS di gunakan dalam mendukung
budidaya perikanan. budidaya perairan merupakan kegiatan yang melakukan produksi pada
biota perairan atau seacara umum dalam wadah atau kondisi yang terkontrol dapat
dikendalikan. Untuk meningkatkan dan mendukung keberhasilan dalam kegiatan budidaya
perikanan harus memperhatikan aspek teknologi, dimana dalam penetuan dan perancangan
bangunan digunakan aplikasi GIS dan rancang bangun 3 dimensi. Ekosistem yang terdapat di
perairan laut yang terdiri dari ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal dan
ekosistem pasang surut. Monitoring kegiatan budidaya baik objek budidaya dalap di lakukan
dengan kamera bawah air dan untuk posisi di laut apat dimonnitoring dengan GPS seperti
yang di terapkan pada kapal.

4. Penutup
Kesimpulan dan saran :
1. Ekosistem pesisir seperti terumbu karang dan hutan bakau melindungi masyarakat
pesisir dari gelombang badai dan cuaca ekstrem, lebih dari setengah patogen gen
organisme laut diaplikasikan pada obat-obatan dan kesehatan manusia, Namun lautan
sedang berubah di bawah tekanan yang meningkat dari praktik penangkapan ikan yang
ilegal, polusi, hilangnya habitat laut, pengasaman laut, dan perubahan iklim.
2. Melakukan pengawasan agar habitat spesies ikan langka tetap terjaga dan terlindungi.
Lanjut DPK beserta UPT dan instansi yang berada ditingkat kecamatan hingga desa
melakukan sosialisasi terkait larangan menangkap ikan di kawasan konservasi dan
larangan menggunakan alat tangkap berkapasitas besar kepada seluruh nelayan.
3. Laju Pertumbuhan Jenis lamun :

5
a. Jenis Enhalus aacoroides : dapat bertahan hidup saat di transplantasi dan
meningkatkan kelangsungan hidupnya. Hal ini memiliki akar mencapai panjang lebih
dari 50 cm sehingga dapat menancap secara kuat pada substrat. Menurut Asriani
(2014) lamun yang memiliki rimpang tebal (Enhalus acoroides) memiliki tingkat
kelangsungan hidup lebih tinggi (<50%) dibandingkan jenis lamun yang memiliki
rimpang yang berukuran kecil dan sedikit berair.
b. Jenis Syringodium isoetifolium : didapat dengan jumlah tegakan 1 untuk
metode Polybag dan Sprig anchor, yaitu perlakuan dengan jumlah tegakan sedikit
mungkin, tetapi memiliki laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup tertinggi
dan tidak memiliki perbedaan yang nyata di setiap perlakuan.
c. Jenis Thalassia hemprichii : lamun ini berdasarkan tegakan yang paling sedikit, tetapi
memiliki parameter laju pertumbuhan yang paling cepat ataupun yang tidak berbeda
nyata dari perlakuan dengan parameter pertumbuhan tercepat atau tertinggi.
4. Jenis Syringodium isoetifolium : didapat dengan jumlah tegakan 1 untuk
metode Polybag dan Sprig anchor, yaitu perlakuan dengan jumlah tegakan sedikit
mungkin, tetapi memiliki laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup tertinggi dan
tidak memiliki perbedaan yang nyata di setiap perlakuan.
5. Jenis Thalassia hemprichii : lamun ini berdasarkan tegakan yang paling sedikit, tetapi
memiliki parameter laju pertumbuhan yang paling cepat ataupun yang tidak berbeda
nyata dari perlakuan dengan parameter pertumbuhan tercepat atau tertinggi.
6. Konservasi yang dikelola berdasarkan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan
sumber daya ikan, pariwisata bahari dan lingkungannya secara berkelanjutan.
7. Teknik kriopreservasi merupakan teknik yang potensial untuk penyimpanan jangka
panjang, yaitu menyimpan tanaman ke dalam nitrogen cair yang bersuhu rendah.
8. Sumber pakan alami melakukan budidaya yang baik agar kontunitas dari produksi ikan
hasil budidaya dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan.
9. menggunakan aplikasi GIS untuk menentukan kesesuain lokasi budidaya perikanan.

5. Ucapan Terimakasih
Dengan terselesaikannya artikel penelitian sebagai metode pengumpulan data, kami sebagai
penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Allah S.W.T atas limpah
karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat melaksanakan pengumpulan data dan
pendiskusian data dan menyelesaikan karya ilmiah. Kepada Dosen pengampu Nitis Aruming
Firdaus selaku dosen pengajar laboratorium lingkungan kami atas bimbingan, arahan dan
koreksinya selama penyusunan dan penulis karya ilmiah ini.

6. Daftar Pustaka

Pramudita Amanda. (2019). Pentingnya Ekosistem Laut Bagi Makhluk Hidup Dalam
Menjaga Stabilitas Keanekaragaman Hayati

Rodi syahputra. (2018). Kajian ekosistem perairan laut terhadap potensi budidaya
perikanan

LN 1990/49; TLN NO. 3419


6
Adi Winata. Ernik Yuliana. (2010). Peran Masyarakat Pesisir Dalam Penerapan Strategi
Konservasi Sumberdaya Laut (Kasus Di Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi).

Hengky K. Baransano. Jubhar C. Mangimbulude. (2011). Eksploitasi dan Konservasi


Sumberdaya Hayati Laut dan Pesisir di Indonesia

Irawan, Henky. 2014b. “Studi Biologi Dan Ekologi Hewan Filum Echinodermata Di
Perairan Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan.” Dinamika Maritim 4(2):9–23.
Irawan, Henky. 2015b. “Studi Identifikasi Siput Gonggong Di Zona Litoral Pesisir Timur
Pulau Bintan.” Dinamika Maritim 5(1):38–45.
Irawan, Henky. 2017. “Penerapan Teknologi Pen Culture Pada Budidaya Perikanan
Perairan Dalam Dan Dangkal Di Perairan Laut Kepulauan Natuna.” Intek Akuakultur
1(2):43–54.
Iswandi, Joni, Arief Pratomo, and Henky Irawan. 2015. “Laju Pertumbuhan Dan Tingkat
Kelangsungan Hidup Karang Acropora Formosa Hasil Transplanstasi Pada Kedalaman
Berbeda.” Repository UMRAH
https://www.researchgate.net/publication/
313785655_Kriopreservasi_untuk_Konservasi_Plasma_Nutfah_Tanaman_Peluang_Pemanf
aatannya_di_Indonesia
https://adoc.tips/netty-harnianti-1-ita-karlina-1-henky-irawan-2-1.html
https://www.researchgate.net/publication/
338339378_LAUT_DAN_SEGALA_KEHIDUPANNYA
Anonim, 2007. “Advokasi pesisir dan kelautan”. Fakultas geografi universitas dadjah mada
(http://geo.ugm.ac.id/archives/72).

Anda mungkin juga menyukai