Anda di halaman 1dari 5

JURNAL AKATIRTA

KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN

Air Bersih Dan Sanitasi

Ade Irfin Deu1, Adhi Nugroho2, Adinda Pangesti Kartika Apriliyani3, Agatha Jian Lakamoa4,
Agung Tri Budi Luhur5.

Teknik Lingkungan, Akademi Teknik Tirta Wiyata, Magelang

Email: adeirfindeu@gmail.com

DOSEN PEMBIMBING: Nitis Aruming Firdaus

Abstrak

Sustainable Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris SDGs) merupakan program yang disepakati
oleh setiap negara di dunia sebagai tindak lanjut program MDGs dalam menghadirkan perubahan yang akan
membawa kesejahteraan masyarakat serta menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari. Dalam dokumen SDGs
mengungkapkan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua masyarakat
dunia menjadi salah satu tujuan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pandangan tentang air bersih dan
sanitasi serta target yang disepakati dunia untuk menangani masalah yang ada. Dengan menggunakan metode
kualitatif sebagai metode penelitia dan situs online sebagai sumber untuk memperoleh data. Hasil yang didapatkan
adalah akses air bersih masih sangat sulit didapatkan terutama di negara-negara dalam kategori Developing
Country dan Least Developed Country. Untuk mengatasinya, pemimpin dunia merencanakan target yang akan
dilaksanakan hingga 2030, salah satunya adalah memperluas kerja sama dan dukungan internasional dalam
program dan kegiatan terkait air dan sanitasi. Demi tercapainya target SDGs 2030 dalam hal menciptakan akses
air bersih dan sanitasi yang layak, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat guna membangun pola kebersihan bagi
dirinya sendiri dan lingkungan agar akses air bersih dapat terjaga.

Kata Kunci: air, sanitasi, Sustainable Development Goals (SDGs)

Abstract

Sustainable Development Goals (abbreviated in English SDGs) is a program agreed upon by every country in the
world as a follow-up to the MDGs program in bringing about changes that will bring prosperity to the community
and create a healthy and sustainable environment. The SDGs document reveals the availability and management of
sustainable clean water and sanitation for all people of the world to be one of the goals. This paper aims to provide
an overview of the problem of clean water and sanitation as well as targets agreed by the world to deal with existing
problems. The results obtained are access to clean water is still very difficult to obtain, especially in countries in the
Developing Country and Least Developed Country categories. To overcome this, world leaders plan targets to be
implemented until 2030, one of which is to expand international cooperation and support in programs and activities
related to water and sanitation. In order to achieve the SDGs 2030 target in terms of creating access to clean water
and proper sanitation, awareness is needed from the community to build hygiene patterns for themselves and the
environment so that access to clean water can be maintained.

Keywords: water, sanitation, Sustainable Development Goals (SDGs)

1. Pendahuluan
Faktor lingkungan berperan sangat besar dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Sebaliknya, kondisi kesehatan masyarakat yang buruk termasuk timbulnya
berbagai penyakit menular, dan faktor lingkungan sangat besar. Lingkungan yang dimaksud
meliputi lingkungan fisik, biologi, kimia, sosial, ekonomi dan budaya. Sampai saat ini masih
banyak penduduk di negara kita terkena penyakit yang diakibatkan karena rendahnya tingkat
sanitasi. Faktor air bersih dan sanitasi didalam lingkungan masyarakat ini sangat berperan
penting bagi mereka untuk tetap bertahan hidup. Tetapi di era sekarang ini air bersih sudah
sangat susah untuk ditemui, khususnya di Indonesia bagian timur sana yang susah karena air
bersih. Faktor ini terjadi karena dua hal yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam
terjadi karena musim kemarau yang panjang serta faktor manusia terjadi karena keserakahan
manusia yang tidak pernah puas sama apa yang mereka miliki. Permasalahan-permasalahan
ini sudah banyak terjadi di lingkungan masyarakat itu sendiri. Sanitasi yang baik adalah
manusia itu sendiri yang mengelolanya, sebaiknya masyarakat juga harus menjaga apa yang
sudah diberikan Tuhan seperti air bersih yang dimana kita harus kita jaga dan tidak boleh
kita rusak. Berdasarkan hal tersebut maka sanitasi termasuk sektor yang sulit sekali
merangkak mencapai target. Indonesia sendiri termasuk yang masih bekerja keras untuk
memastikan target MDGs untuk sanitasi bisa tercapai. Data terakhir di tahun 2014
menyebutkan capaian akses sanitasi di Indonesia telah mencapai 59,71% dan optimis bahwa
di tahun 2015 target 62,41% tercapai. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP) yang melibatkan berbagai Kementerian dan menyasar berbagai lini
pemerintahan secara intensif mengawal perencanaan dan pembangunan 0009sanitasi di
Indonesia sejak 2009 hingga saat ini.
Selain itu salah satu masalah serius yang sering diabaikan oleh setiap kabupaten dan
perkotaan di Indonesia adalah tentang pengelolaan air, sanitasi, dan limbah. Padahal
program Sustainable Development Goals (Sdgs) memberikan target kepada negara-negara
dunia termasuk Indonesia bahwa di tahun 2030 nanti, akses terhadap sanitasi dan kebersihan
harus memadai dan merata bagi semua penduduk.Limbah pencemaran air dan sungai akan
menimbulkan penyakit diare, infeksi, bahkan bagi ibu hamil akan kena resiko bayi lahir
cacat.Oleh karenanya, sangat benar bahwa pembangunan air minum, pengelolaan
limbah/sampah, dan sanitasi sangat erat kaitannya dengan ikhtiar untuk meningkatkan
kualitas kesehatan rakyat. Selain itu program-program ini dapat mencegah stunting,
menghapus kemiskinan, meningkatkan produktivitas dan kualitas SDM, serta membangun
ekonomi yang menyejahterakan dan berkelanjutan. Adapun hal-hal itu adalah syarat
peradaban pelayanan publik yang baik di suatu negara.

2. Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian. Dalam rangka mencapai tujuan penelitian maka penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian
yang dilakukan akan lebih terperinci karena lebih memperhatikan pada kekayaan isu dan
data yang dikumpulkan (Neuman, 2006). Penelitian kualitatif ini dilakukan agar memberi
gambaran jelas mengenai permasalahan akses air bersih dan sanitasi yang ada di RW 3, serta
mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan warga sebagai reaksi dari permasalahan yang
ada. Lebih lanjut Neuman (2006) menyatakan, bahwa penelitian kualitatif merupakan upaya
untuk menggali informasi secara luas dan mendalam dari para informan. Pendekatan
kualitatif berusaha untuk menangkap aspek dalam dunia sosial yang sulit diiterpretasi
melalui angka (Neuman, 2006).
Untuk menanggulangi masalah air bersih sanitasi tersebut pemerintah mengambil beberapa
metode untuk memperbaharui itu semua, adapun metode metode tersebut adalah :

2
• Metode pertama yang mendasar adalah pemerintah terus menggalakkan upaya
penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu sebenarnya telah
dilakukan oleh pemerintah melalui program PHBS, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang mengupayakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sasaran penyuluhan program ini
adalah kelas IV dan V SD/sederajat. Namun, di sini, saya ingin menggaris bawahi, bahwa
hendaknya penyuluhan tentang PHBS sebaiknya lebih dimulai dari dini. Bahkan sejak taman
kanak-kanak pun, pemerintah harus memberikan penyuluhan juga. Mulai dari hal-hal kecil
seperti mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi dua kali sehari, dan lainnya. Sehingga,
penanaman perilaku hidup sehat dapat teraplikasikan sejak anak didik berada di pendidikan
dasar.PHBS seharusnya juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak.
• Metode kedua yang harus dilaksanakan, setelah kesadaran masyarakat dapat
ditumbuhkan, maka pemerintah menaikkan anggaran untuk meningkatkan fasilitas untuk
mengakses air bersih serta sanitasi yang layak. Berdasarkan data yang telah saya tulis di
atas, rata-rata daerah di Indonesia masih mengalokasikan 1,5% dari APBD-nya untuk
pembangunan di bidang sanitasi. Hal itu tentu sangat kecil, dan seharusnya bisa ditambah
untuk tahun-tahun ke depannya.
• Metode ketiga, apabila di rasa APBD telah mencapai titik maksimum, sehingga tidak
dapat dinaikkan lagi, pemerintah juga dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga
internasional yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya lembaga PBB, seperti WHO atau
World Health Organization. Di tingkat nasional, langkah Danone untuk membantu
ketersediaan air bersih di NTT patut diacungi jempol. Dan itu, tentu akan semakin dapat
menjangkau daerah lainnya bila kerja sama itu dilakukan dengan Lembaga-Lembaga
Internasional lainnya

3. Hasil Dan Pembahasan


Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin dalam
Sustainable Development Goals (SDGs) pada sektor lingkungan hidup adalah memastikan
masyarakat akses universal air bersih dan sanitasi.

Hasil dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals


(TPB/SDGs) tentang air bersih begitu juga sanitasi, yang secara khusus dibahas pada tujuan
enam SDGs. Dalam penjelasan mengenai tujuan enam ditetapkan target sebagai berikut :

 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman
dan terjangkau bagi semua.
 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan
merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar ditempat terbuka, memberi
perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan
pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara
global.
 Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air disemua
sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk

3
mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita
akibat kelangkaan air.
 Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu disemua tingkatan,
termasuk melalui kerja sama lintas batas yang tepat.
 Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait sumber daya air,
termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, air tanah, dan danau.
 Pada tahun 2030, memperluas kerja sama dan dukungan internasional dalam hal
pembangunan kapasitas bagi negara – negara berkembang, dalam program dan kegiatan
terkait air dan sanitasi, termasuk permanenan air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air
limbah, daur ulang, dan teknologi daur ulang.
 Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam meningkatkan
pengolahan air dan sanitasi.

Akses air bersih masih sangat sulit didapatkan terutama di negara-negara dalam kategori
Developing Country dan Least Developed Country. Banyak masyarakat yang masih
membuang air kecil maupun besar, sampah serta limbah ke dalam sungai maupun danau,
sehingga dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk menciptakan pola kebersihan bagi
dirinya sendiri dan lingkungan agar akses air bersih dapat terjaga guna mencapai target
SDGs 2030 dalam hal menciptakan akses air bersih dan sanitasi yang layak.

Air bersih adalah air yang digunakan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah
dimasak terlebih dahulu. Adapun persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas
fisik; kimia; dan biologi, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.
Sanitasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan dan menjamin kondisi
lingkungan memenuhi syarat-syarat kesehatan.

4. Penutup
KESIMPULAN
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Ketersediaan air di dunia ini
begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air
minum sangatlah sedikit. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah
berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi,
semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun
semakin berkurang. Potensi air permukaan Di Indonesia sendiri lebih kurang 1.789 milyar
m3/tahun. Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih (Suara
Pembaruan – 23 Maret 2007). Penduduk Indonesia yang bisa mengakses air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari, baru mencapai 20 persen dari total penduduk Indonesia. Itupun yang
dominan adalah akses untuk perkotaaan Penyebab dari terjadinya krisis air bersih ini antara
lain: perilaku manusia yang kurang, Populasi yang terus bertambah dan sebaran penduduk
yang tidak merata, kerusakan lingkungan, manajemen pengelolaan air yang buruk, global
warming, anggaran yang tidak mencukupi, serta buruknya kinerja PAM PDAM. Kemudian
krisis air bersih ini juga memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan
masyarakat diantaranya dampak bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
dan dampak ekonomi yaitu sulitnya air bersih didapatkan terutama bagi rakyat miskin.

4
SARAN
Setelah membaca makalah yang kami buat, penyusun mengharapkan supaya kita semua
dapat bersama-sama mencegah terjadinya pencemaran yang dapat membuat kebersiha air
menjadi tercemar oleh sampah maupun kotoran yang dapat menimbulkan penyebaran
bakteri

5. Daftar Pustaka
Kominfo. 2019. “Menuju Sanitasi dan Air Minum Aman, Inovatif, dan Berkelanjutan Untuk
Semua”, https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/23053/ksan-2019-menuju-sanitasi-
dan-air-minum-aman-inovatif-dan-berkelanjutan-untuk-semua/0/artikel_gpr, diakses pada
09 April 2020 pukul 04.50

Bappenas. Tanpa tahun. “Air Bersih dan Sanitasi Layak”, http://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-


6/, diakses pada 09 April 2020 pukul 05.20

Unicef. Tanpa tahun. “Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH)”,


https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-kebersihan-wash, diakses pada 09
April 2020 pukul 07.10

Ombudsman. 2020. “Prioritas Pelayanan Publik di Tahun 2020 (Pengelolaan Air, Sanitasi
dan Limbah)”, https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--prioritas-pelayanan-publik-di-
tahun-2020--pengelolaan-air-sanitasi-dan-limbah, diakses pada 08 April 2020 pukul 21.15

Sdgsindonesia. Tanpa tahun. “ Apa Itu SDGs?”, http://sdgsindonesia.or.id/, diakses pada 09


April 2020 pukul 12.32

Universitasterbuka. 2018. “Air Dan Sanitasi: Dimana Posisi Indonesia?”,


http://repository.ut.ac.id/7467/, diakses pada 08 April 2020 pukul 08.45

Anda mungkin juga menyukai