0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas pentingnya sanitasi dan air bersih dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya target SDGs 6 yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis
Deskripsi Asli:
STBM pilar pertama stop buang air besar sembarangan untuk SDGS
Dokumen tersebut membahas pentingnya sanitasi dan air bersih dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya target SDGs 6 yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis
Dokumen tersebut membahas pentingnya sanitasi dan air bersih dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya target SDGs 6 yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis
SDGs 6 Ensure availability and sustainable management of water and sanitation for all
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kita harus menyadari bahwa air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Nah, hal tersebut merupakan salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada sektor lingkungan hidup dengan memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi. Target menyerukan pada negara- negara untuk "Mencapai universal akses dalam sektor air bersih dan sanitasi" yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030. Masyarakat sekarang tidak selalu menyadari pentingnya kebersihan diri maupun lingkungan. Praktek kebersihan yang ada seringkali tidak kondusif bagi kesehatan yang baik, dan jamban tidak dipelihara atau digunakan dengan baik. Hal tersebut memicu tingginya angka kejadian diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan karena kondisi air (waterborn diseas) dan sanitasi di kalangan masyarakat di negara berkembang seperti tanah air kita ini, Menyadari hal tersebut akses terhadap air bersih dan sanitasi perlu kita tetapkan sebagai salah satu sektor prioritas pembangunan nasional karena kita sadari pada kenyataanya didalam kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses air bersih dan fasilitas sanitasi layak mengingat air merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia dan air dapat berperan sebagai media penularan penyakit. Akses yang buruk terhadap air bersih dan kegagalan untuk mendorong perubahan perilaku khususnya di kalangan keluarga berpenghasilan rendah dan penduduk di daerah kumuh juga memperburuk situasi air bersih dan sanitasi di masyarakat. Ketersediaan air bersih yang semakin berkurang seiring meningkatnya populasi penduduk, menimbulkan permasalahan akan kebutuhan air bersih. Akibatnya, beberapa daerah terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari 40 persen penduduk bumi. Kondisi ini akan kian parah menjelang tahun 2025 karena 1,8 miliar orang akan tinggal di kawasan yang mengalami kelangkaan air secara absolut. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Salah satu upaya untuk mencegah kematian akibat diare dan penyakit lain yang terkait dengan permasalahan air bersih dan sanitasi ialah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Dalam pelaksanaannya pemerintah menjadi fasilitator, peranan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pemberdayaan masyarakat bukan sebagai penyedia. Pemerintah mendorong masyarakat dan memberi kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan inovasi dalam penyediaan air bersih maupun pelayanan air minum. Masyarakat yang terlibat ikut aktif pada setiap program dalam meningkatkan sanitasi yang baik. Menyadari kompleknya permasalahan dan akibat dari sanitasi yang buruk kita perlu turut aktif dalam upaya preventif. Kebijakan Nasional untuk Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat memberi kerangka kerja yang memungkinkan. Kebijakan yang mengikuti prinsip-prinsip permintaan, menggunakan pendekatan berbasis masyarakat, dan menekankan prinsip-prinsip operasional , pemeliharaan dan pembiayaan yang berkesinambungan. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan pendekatan, Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) diterapkan untuk memicu terjadinya perubahan perilaku higiene dan sanitasi masyarakat sehingga lima perilaku utama yang hendak diubah melalui pendekatan STBM atau yang dikenal dengan istilah lima pilar STBM : 1. Tidak membuang air besar sembarangan, 2. Cuci tangan pakai sabun, 3. Mengelola air minum/makanan secara aman, 4. Mengelola limbah padat, dan 5. Mengelola limbah cair dengan benar. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah pelatihan tentang 5 pilar STBM kepada kader Posyandu; edukasi oleh kader terlatih kepada orangtua balita melalui kegiatan Posyandu, penyediaan tempat cuci tangan. Pelaksanaannya memerlukan pendekatan pemasaran sosial yang memobilisasi sejumlah besar penduduk dan meningkatkan permintaan fasilitas sanitasi yang lebih baik. Dalam mewujudkannya diperlukan lembaga-lembaga pemerintahan dan sektor swasta untuk meningkatkan sistem. Optimalisasi kualitas, kuantitas dan kesinambungan dalam sanitasi dan air bersih memerlukan pengelolaan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Air bersih dan sanitasi layak berkontribusi pada penurunan kematian anak, peningkatan kesehatan ibu dan pengendalian penyakit menular. Sebagai upaya preventif dalam pengelolaan air bersih dan air minum hal-hal sederhana sebagai upaya pencegahan penyakit yang dapat kita lakukan, mengingat air merupakan salah satu media penularan penyakit dengan : 1. Menghindarkan pencemaran air sumur sebagai air baku, biasanya pencemaran bersumber dari keberadaan septic tank, oleh karena itu pembangunan jamban sehat yang sesuai dengan persyaratan. Keberadaan kandang ternak, limbah cair yang belum diolah maupun limbah- limbah lainnya juga perlu diperhatikan. 2. Untuk meningkatkan kualitas air minum, dengan merebus air sampai mendidih dan air matang untuk menghilangkan bakteri patogen. 3. Membiasakan mandi, gosok gigi, dan mencuci tangan dengan menggunakan sabun yang berfungsi sebagai desinfektan. 4. Melakukan intervensi kebijakan dan mendorong Pemerintah Daerah untuk meningkatkan akuntabilitas serta mengeluarkan kebijakan yang berpihak terhadap kelestarian sumber daya air 5. Terakhir paling sederhana namun berdampak besar, yakni mulai hemat air, mengurangi pencemaran air. Betapa pentingnya perilaku hygiene sanitasi dan air bersih dalam mencegah penyakit, agar tetap sehat AYO lakukan perubahan perilaku yang sehat karena perubahan tidak akan terjadi dengan menunggu, kitalah yang ditunggu untuk merubah perilaku sehat. Terima kasih ISNAN PRASETYA (101711123041)