KEGIATAN PEMICUAN
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
DI DESA KALIJAMBE KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN 2018
OLEH :
FENDI WIDYANTORO P1337433215037
ALBI PANGESTU P1337433215038
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Kegiatan Pemicuan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat di Desa Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun 2018. Tujuan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas PKN–PKN-IPC
dari Prodi DIV Poltekkes Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto Tahun 2018.
Dalam penyelesaian proposal ini, kami banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Warijan, S.Pd, A.Kep, M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang.
2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM,M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
3. Bapak Hari Rudijanto. IW, ST, M.Kes., selaku Ketua Prodi DIV Kesehatan
Lingkungan.
4. Bapak Lagiono, SKM, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Lapangan Jurusan
Kesehatan Lingkungan yang telah memberi materi, arahan, bimbingan dan saran
masukan.
5. Teman – teman Prodi DIV Kesehatan Lingkungan yang saling bekerja sama dalam
penyelesaian proposal ini.
6. Teman – taman PKN-PKN-IPC Desa Pakis Kecamatan Bringin yang telah
membantu terselasaikannya proposal ini.
7. Semua pihak yang telah membantu.
Kami menyadari masih ada kekurangan dan kesalahan dari segi kalimat maupun
penyusunan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
Penyusun
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemenuhan ketersediaan dan akses terhadap air bersih dan sanitasi selalu
menjadi fokus utama dalam kerangka pembangunan pada setiap tingkat
pemerintahan. Di tingkat global, upaya pemenuhan ketersediaan dan akses terhadap
air bersih dan sanitsi direfleksikan secara jelas sebagai salah satu target dalam
tujuan pembangunan Milenium Development Goals(MDGs) pada tahun 2000 –
2015 dan berlanjut menjadi salah satu target utama dalam Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (SDGs) yang harus diwujudkan
pada tahun 2030. Di tingkat nasional, upaya pencapaian air bersih dan sanitasi telah
menjadi prioritas utama pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM 2015 – 2019).
Berdasarkan hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program
(ISSDP) tahun 2006, 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai,
sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Hasil studi Basic Human Services (BHS)
di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah, setelah
buang air besar 12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum
makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7% dan sebelum menyiapkan makanan
6%. Studi BHS lain terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga
menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50% dari
air tersebut masih mengandunng Eschericiacoli. Kondisi tersebut berkontribusi
terhadap tingginya angka kejadian diare dan stanting di Indonesia.
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan angka insidens diare pada balita sebesar
6,7%. Selain itu, masalah stanting di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 37,2%.
Jika sanitasi di Indonesia berada pada kondisi baik maka ada sekitar 9 juta anak –
anak Indonesia terselamatkan dari permasalahan stanting. Hal ini dikarenakan
adanya hubungan positif antara penyediaan air minum perbaikan sanitasi, dan
higiene berbanding lurus dengan pertumbuhan fisik. Hasil penelitian menunjukkan
2
antara 17% - 27% risiko stanting berkurang dengan adanya perbaikan air minum
dan sanitsi.
Berdasarkan data WHO 2007, upaya perbaikan lingkungan dapat menurunkan
risiko kasus diare sampai dengan 94%. Upaya perbaikan melalui penyediaan air
bersih dapat menurunkan resiko sebesar 25%, pemanfaatan jamban sehat
menurunkan resiko sebesar 32%, pengolahan air minum tingkat rumah tangga
menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan pakai sabun menurunkan resiko
sebesar 45%. Untuk itu perlu dilakukan intervensi terpadu melalui suatu
pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat. Dalam rangka memperkuat upaya
perilaku hidup bersih dan sehat , mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta meningkatkan akses air
minum dan sanitasi dasar, perlu dilaksanakan program STBM. Program STBM ini
lebih menekankan pada perubahan perilaku kelompok masyarakat dengan
pemicuan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kegiatan pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang di
lakukan fasilitator di suatu masyarakat / Desa / Kelurahan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui kegiatan pemicuan STBM yang di lakukan fasilitator di suatu
masyarakat / Desa / Kelurahan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data dengan survei Keluarga Sehat.
b. Menganalisis data dan menentukan prioritas permasalahan.
c. Melakukan pemicuan STBM sesuai permasalahan yang ada di suatu
masyarakat / Desa / Kelurahan.
3
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sanitasi sehat.
b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang sanitasi.
c. Masyarakat dapat melakukan upaya preventif kesehatan secara mandiri.
2. Bagi Pemerintah
a. Hasil pemicuan dapat memberi informasi terkait dengan masalah sanitasi.
b. Sebagai masukan dalam pemecahan masalah sehingga membantu dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
3. Bagi Institusi
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara Institusi dengan Instansi pemerintah.
b. Diperoleh umpan balik yang berkaitan dengan pengintegrasian mahasiswa
dengan pembangunan masyarakat, sehingga kurikulum lebih dapat
disesuaikan.
4. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dan mencari alternative pemecahan
masalahnya.
b. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan
secara langsung kepada masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air, dan tanah,
tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran
dan lain sebagainya.
Pengelolaan sampah rumah tangga dapat dilihat dari beberapa pendapat
ahli dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 yang dapat dibedakan atas
2 bagian yaitu meliputi:
a. Pengurangan Sampah
- Pembatasan timbulan sampah
- Pendauran ulang sampah
- Pemanfaatan kembali sampah
b. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan
pengurangan sampah.
Prayogo (1985), mengatakan bahwa penaganan sampah yang baik
meliputi tiga hal penting yaitu :
a. Pengumpulan Sampah
Didefinisikan sebagai upaya pemindahan massa sampah dari
sumber sampah (kawasan permukiman, kawasan perdagangan,
kawasan industri dan lain-lain), ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) sampah. Pada sistem ini, umumnya
dilakukan dengan menggunakan jasa Bestari (istilah untuk
petugas sampah), yang dikelola oleh lingkungan sekitar
sumber sampah tersebut. Retribusi yang ditarik biasanya
dibayarkan kepada RT/ RW lingkungan tersebut. Adapun
syarat tempat pengumpulan sampah yang baik adalah:
- Dibangun diatas permukaan tanah setinggi kendaraan
pengangkutsampah.
- Mempunyai dua buah pintu, satu tempat masuk sampah dan
yang lainnya untuk mengeluarkan sampah.
- Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat untuk mencegah
masuknya lalat.
10
d. Composting
- Composting dilakukan secara manual atau semi
mekanis baik untuk skala individual, komunal
maupun skala besar (di lokasi landfill).
13
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Kerangka Konsep
Variabel independen
1. Predisposing:
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Karakteristik responden:
1) Umur
2) Jenis Kelamin
Variabel dependen
3) Pendidikan
4) Pekerjaan STBM
5) Pendapatan
Desa Kalijambe
6) Jumlah anggota
Kecamatan Bringin
keluarga
Kabupaten Semarang
tahun 2018
2. Enabling :
Sarana dan prasarana
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
3. Reinforcing :
a. Peran petugas kesehatan
b. Peran Tokoh Masyarakat
(TOMA)
18
2. Hipotesis
Sesuai dengan judul penelitian yang diambil, yaitu Identifikasi
Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Desa Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun
2018,maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a. Ada hubungan pengetahuan dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
di Desa Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun
2018.
b. Ada hubungan sikap dan perilaku dengan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di Desa Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2018.
c. Ada hubungan sarana dan prasarana dengan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di Desa Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang tahun 2018.
d. Ada hubungan peran petugas kesehatan atau kader dengan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat di Desa Kalijambe Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun 2018.
e. Ada hubungan peran tokoh masyarakat dan perangkat desa dengan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Desa kalijambe Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang tahun 2018.
Variabel Definisi Operasional Cara ukur Sumber Data Kategori Skala Data
1.Karakteristik
Responden
a. Umur Informasi mengenai lama Wawancara Data Primer 1. Dewasa awal : 26 – 35 tahun Interval
hidup responden yang dihitung dengan 2. Dewasa akhir: 36 – 45 tahun
dari sejak lahir sampai kuesioner 3. Lansia awal : 46 – 55 tahun
4. Lansia akhir : 56 – 65 tahun
pengambilan data.
5. Manula : > 65 tahun
(Kemenkes RI, 2009)
b. Jenis Kelamin Ciri biologis seseorang Wawancara Data Primer 1.Laki-laki Nominal
berdasarkan alat kelamin yang dengan 2.Perempuan
dibuktikan melalui Kartu Kuesioner
Identitas yang dimiliki.
c. Pendidikan Informasi mengenai jenjang Wawancara Data Sekunder 1. Pendidikan rendah (Tidak Ordinal
studi formal yang ditamatkan dengan tamat SD, SD, SMP)
responden berdasarkan ijazah Kuesioner 2. Pendidikan menengah
(SMA)
terakhir yang diperoleh.
3. Pendidikan tinggi(Diploma,
S1, Pascasarjana
(UU No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
20
Nasional).
Variabel Definisi Operasional Cara ukur Sumber Data Kategori Skala Data
d. Pekerjaan Mata pencaharian sehari-hari Wawancara Data Primer 1. Pedagang Nominal
yang dilakukan oleh responden dengan 2. Buruh/Tani
untuk mendapatkan gaji atau Kuesioner 3. PNS
upah 4. TNI/POLRI
5. Pensiunan
6. Wiraswasta
7. IRT (Ibu Rumah Tangga)
(Notoatmodjo, 2012)
e. Pendapatan Upah atau penghasilan rata- Wawancara Data Sekunder 1. Tinggi (1): ≥ UMK Ordinal
rata yang diterima oleh dengan 2. Rendah (0): < UMK
responden setelah melakukan Kuesioner UMK Semarang:
Rp 2.200.000,00
pekerjaan selama sebulan
(UMKBanyumas 2014 dalam
SK Gubernur Jateng
No .560/60/2013).
f. Jumlah Anggota Banyaknya orang yang tinggal Wawancara Data Primer 1. Keluarga kecil (≤ 4 orang) Ordinal
Keluarga dalam satu rumah. dengan 2.Keluarga Sedang (5-7 orang)
Kuesioner 3. Keluarga besar (> 7 orang)
(BKKBN,1998)
2. Sanitasi Program pemerintah dalam Wawancara Data Primer 1.Baik: memenuhi semua pilar Ordinal
Total Berbasis rangka memperkuat upaya dengan STBM
Masyarakat pembudayaan hidup bersih Kuesioner 2.Kurang baik: hanya
(STBM) dan sehat, mencegah memenuhi satu / bebe-
penyebaran penyakit berbasis rapa pilar STBM
lingkungan, meningkatkan
kemampuan masyarakat serta
mengimplementasikan
komitmen pemerintah yang
terdiri dari 5 pilar, meliputi:
1. Stop buang air besar (BAB)
sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum dan
makanan
4. Pengeloalaan Sampah
Rumah Tangga
5.Pengeloalaan limbah cair
rumah tangga
3. Pengetahuan Pemahaman responden Wawancara Data Primer Data berdistribusi normal Ordinal
tentang Sanitasi terhadap hal yang berkaitan dengan 1. Baik: >mean
Total Berbasis dengan perilaku higiene dan Kuesioner
Masyarakat sanitasi meliputi 5 pilar yaitu 2. Kurang baik: ≤mean
21
3. Sikaptentang Keyakinan, keinginan, dan Wawancara Data Primer Data berdistribusi normal Ordinal
Sanitasi Total kecenderungan responden dengan 1. Positif: >mean
Berbasis untuk bertindak berkaitan Kuesioner
Masyarakat dengan aktivitas perilaku 2. Negatif: ≤mean
(STBM) higiene dan sanitasi meliputi 5
pilar yaitu tidak buang air
Data tidak distribusi normal
besar (BAB) sembarangan,
mencuci tangan pakai sabun, 1. Positif: ≥ median
mengelola air minum dan 2. Negatif: < median
makanan yang aman,
mengelola sampah dengan
benar, mengelola limbah cair.
4. Sekumpulan aktivitas yang Wawancara Data Primer Data berdistribusi normal Ordinal
Perilakutentang dipraktikkan oleh responden, dengan 1. Baik: >mean
Sanitasi Total atas dasar kesadaran sebagai Kuesioner
Berbasis hasil pembelajaran, sehingga 2. Kurang baik: ≤mean
Masyarakat secara mandiri berperan aktif
(STBM) dalam mewujudkan
Data tidak distribusi normal
lingkungan sehat meliputi
tidak buang air besar (BAB) 1. Baik: ≥ median
sembarangan, mencuci tangan 2. Kurang baik: < median
pakai sabun, mengelola air
minum dan makanan yang
aman, mengelola sampah
dengan benar, mengelola
limbah cair rumah tangga
dengan aman.
4. Sarana dan Alat penunjang keberhasilan Lembar Observasi Data berdistribusi normal Ordinal
Prasarana suatu proses upaya yang dengan metode list 1. Baik: >mean
dilakukan di dalam pelayanan check
Sanitasi Total Berbasis 2. Kurang baik: ≤mean
Masyarakat (STBM) di
lingkungan masyarakat.
Data tidak distribusi normal
1. Baik: ≥ median
2. Kurang baik: < median
22
5. Persepsi peran Tingkah laku petugas Wawancar Data Primer Data berdistribusi normal Ordinal
Petugas kesehatan yang diharapkan a dengan 1. Baik: >mean
Kesehatan atau yang berpengaruh dalam Kuesioner
mewujudkan STBM di 2. Kurang baik: ≤mean
lingkungan masyarakat. Data tidak distribusi normal
1. Baik: ≥ median
2. Kurang baik: < median
Variabel Definisi Operasional Cara ukur Sumber Data Kategori Skala Data
6. Persepsi peran Tingkah laku petugas Wawancara Data Primer Data berdistribusi normal Ordinal
Tokoh kesehatan yang diharapkan dengan 1. Baik: >mean
Masyarakat atau yang berpengaruh dalam Kuesioner
mewujudkan STBM di 2. Kurang baik: ≤mean
(TOMA)
lingkungan masyarakat.
Data tidak distribusi normal
1. Baik: ≥ median
2. Kurang baik: < median
2
Z 1-α .N .P.q
n= 2 2
d ( N-1 ) +Z 1-α P.q
Keterangan:
n = besar sampel
N = Jumlah populasi
Z 1-α = Z score ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan = 1,96
(CI=95%)
D = Derajat ketepatan yang digunakan oleh 10% atau 0,1
P = Proporsi target populasi (jika tidak diketahui gunakan 0,5)
q = Proporsi sisa di dalam populasi
7. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan PKN-PKN-IPC di Desa
Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang adalah kuesioner
terstuktur berisi pernyataan yang harus diisi oleh responden yang terpilih.
Format yang dipakai dalam kuesioner adalah skala Likert dan skala
Guttman. Skala Likert pada variabel independen dengan jawaban atas
pertanyaan yaituskala 1-4. Nilai yang dimaksud adalah skor atas jawaban
responden. Skor yang peneliti gunakan sebagai berikut:
STS (Sangat Tidak Setuju) : nilainya 1
TS (Tidak Setuju) : nilainya 2
S (Setuju) : nilainya 3
SS (Sangat Setuju) : nilainya 4
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan PKN-PKN-IPC di Desa
Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang meliputi:
a. Kuesioner tertutup
Dalam kegiatan PKN-PKN-IPC tujuan kuesioner tertutup yaitu
untuk mengetahui informasi mengenai karakteristik responden,
pengetahuan, sikap, praktik, persepsi peran tenaga kesehatan dan
persepsi peran tokoh masyarakat mengenai Sanitasi Total Berbasis
24
9. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan
berbagai sumber dan berbagai cara. Bila di lihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder
(Sugiyono, 2012). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
kegiatan PKN-IPC ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti dengan maksud
khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
tempat penelitian dilakukan (Sugiyono, 2009). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari:
1) Wawancara
26
DAFTAR PUSTAKA
Atmarita, Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Dalam
Soekirman et al., editor. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII “Ketahanan
30
Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi”; Jakarta 17-19 Mei
2004. Jakarta : LIPI.
Azwar, A. dan J. Prihantono. 2003. Metode Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Binarupa Aksara
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Hasan, I. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Hastono, S.P. 2001. Analisis Data. Jakarta: FKM UI
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Online. Diakses tanggal 11 Oktober 2015
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI:
Jakarta.
Kusnoputranto. 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Masyuni. 2010. Implementasi Program Promosi Pencegahan Diare Pada Anak Berusia
Di Bawah Tiga Tahun (Studi Kasus Di Puskesmas Mangkurawang Kabupaten
Kutai Kartanegara). Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Mubarak dan Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya:Airlangga
University Press.
Peraturan Kementerian Kesehatan No 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/PER/XI/1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.
Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair:Jakarta:Suatu
Pengantar Cetakan II. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta.