Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cici Rahma Dea

NIM : 1915201002
1. Partisipasi Masyarakat Terhadap Praktik Kebidanan Komunitas di Desa Timbulharjo
Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul
a. Latar Belakang
Praktik kebidanan komunitas wajib diikuti dan dilakukan oleh mahasiwa semester IV
Akademi Kebidanan Yogyakarta; pengertian kebidanan komunitas adalah bidan yang
memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat khususnya untuk
menyelamatkan ibu dan anak di luar rumah sakit. Tujuan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui partisipasi masyarakat di dalam pelaksanaan praktik kebidanan
komunitas serta menghimpun masukan dari masyarakat untuk penyempurnaan
manajemen pembelajaran kebidanan komunitas.
b. Metode
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus deskriptif dengan disain cross
sectional yakni dengan melakukan penelitian dalam periode tertentu terhadap satu
wilayah. Dalam penelitian kesehatan studi cross sectional merupakan salah satu
bentuk studi observasional yang paling sering dilakukan mencakup semua jenis
penelitian yang pengukuran variabelnya hanya dilakukan satu kali saja pada satu saat.
c. Hasil
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung agar pelaksanaan
kegiatan praktik kebidanan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa dapat tercapai.
Partisipasi masyarakat tehadap program praktik kebidanan komunitas dimulai dari
penyusunan perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan tindak lanjut dari hasil
program. Dengan kerja sama yang baik antara mahasiswa, institusi dan masyarakat
ternyata tujuan program praktik kebidanan komunitas dapat dilaksanakan dengan
tepat waktu dan sasaran. Hal ini dapat terlihat pada peningkatan kunjungan posyandu,
peningkatan gizi balita serta peningkatan perbaikan kondisi kesehatan lingkungan dan
peningkatan kesehatan ibu dan anak.
d. Kesimpulan
Program praktik kebidanan komunitas dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dan
dapat bermanfaat bagi masyarakat apabila mahasiswa mengikuti pembelajaran mata
kuliah kebidanan komunitas dengan baik dan dipersiapkan dengan manajemen
pembelajaran yang berkualitas: Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan praktik
kebidanan komunitas sangat penting; sehingga tujuan praktik kebidanan komunitas
dapat tercapai tepat waktu dan tepat sasaran.
2. Pemberdayaan Keluarga Melalui Asuhan Kebidanan Keluarga Dalam Komunitas Sebagai
Upaya Meningkatkan Status Kesehatan Keluarga
a. Latar Belakang
Asuhan Kebidanan Keluarga dalam komunitas ini dilaksanakan di dusun Dukuh
Desa Guwosari Pajangan Bantul. Permasalahan yang diangkat sebagai program
adalah permasalahan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya gizi
seimbang pada balita, pentingnya ASI Eksklusif pada bayi, tanda bahaya kehamilan
pada ibu hamil, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pentingnya ASI bagi bayi,
pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
b. Metode
Menggunakan metode pendampingan, wawancara, demosntrasi, dan diskusi.
c. Hasil
Program Asuhan Kebidanan Keluarga dalam Praktik Kebidanan Komunitas
dilaksanakan pada tujuh keluarga yang memiliki masalah KIA. Setiap keluarga
dilakukan pendampingan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
keluarga. Dari permasalahan dibuat prioritas masalah. Adapun prioritas masalah
yang dirumuskan dari tujuh keluarga yaitu penyuluhan pentingnya gizi seimbang
pada balita, penyuluhan ASI Eksklusif pada bayi, KIE tanda bahaya kehamilan pada
ibu hamil, penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
penyuluhan, pentingnya ASI bagi bayi, penyuluhan pertumbuhan dan perkembangan
pada anak. Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan media
penyuluhan, pemesanan alat dan bahan yang akan digunakan ketika melakukan
penyuluhan di Dusun Dukuh desa Guwosari Pajangan Bantul. Kemudian dilakukan
penyuluhan dan hasinya keluarga mengerti, memahami, dan dapat melakukannya
dalam kehidupan sehari hari.
d. Kesimpulan
Penyuluhan yang menjadikan program prioritas yaitu penyuluhan pentingnya gizi
seimbang pada balita, penyuluhan ASI Eksklusif pada bayi, KIE tanda bahaya
kehamilan pada ibu hamil, penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), penyuluhan, pentingnya ASI bagi bayi, penyuluhan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak. Program ini dilakukan dengan memberdayakan keluarga.
Pemberdayaan tersebut berdampak pada peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku keluarga dalam mengatasi permasalahan kesehatan di keluarga sehingga
harapannya dapat menngkatkan status kesehatan keluarga di Dusun Dukuh Pajangan
Bantul.
3. Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesehatan Lingkungan di Desa Kisihang
Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Sitaro
a. Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Kisihang Kecamatan Tagulandang
Selatan Kabupaten Sitaro.
b. Metode
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan peristiwa maupun fenomena yang terjadi di lapangan. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara.
c. Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mendukung peran yang
dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa
Kisihang adalah Pemimpin informal. Tingginya kemampuan pemimpin informal
dalam menanamkan rasa loyalitas kepada masyarakat desa, senantiasa berpartisipasi
dalam setiap program pembangunan yang dijalankan termasuk dalam pembinaan
pada masyarakat tentang masalah kesehatan lingkungan, Lembaga kemasyarakatan,
berperan aktif dalam menyukseskan setiap program pemerintah, khususnya
pemerintahan didesa dalam rangka meningkatkan kesehatan lingkungan. Serta Sarana
dan prasarana kesehatan sudah disediakan, khususnya puskesmas dan polindes, serta
sebagian besar rumah-rumah sudah memiliki MCK (Jamban Keluarga).
d. Kesimpulan
1) Partisipasi dalam meningkatkan kesehatan lingkungan dilihat menunjukan bahwa
dilakukan secara optimal, terlihat dalam proses penyuluhan belum banyaknya
masyarakat yang terlibat.
2) Faktor yang mendukung peran yang dilakukan oleh pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Kisihang adalah Pemimpin informal.
Tingginya kemampuan pemimpin informal dalam menanamkan rasa loyalitas
kepada masyarakat desa, senantiasa berpartisipasi dalam setiap program
pembangunan yang dijalankan termasuk dalam pembinaan pada masyarakat
tentang masalah kesehatan lingkungan, Lembaga kemasyarakatan, berperan aktif
dalam menyukseskan setiap program pemerintah, khususnya pemerintahan didesa
dalam rangka meningkatkan kesehatan lingkungan. Serta Sarana dan prasarana
kesehatan sudah disediakan, khususnya puskesmas dan polindes, serta sebagian
besar rumah-rumah sudah memiliki MCK (Jamban Keluarga).
3) Faktor-faktor yang menghambat upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Kisihang adalah: Sebagian
masyarkat masih kurang berpartisipasi dalam usaha-usaha yang menunjang
berhasilnya kesehatan lingkungan.
4. Partisipasi Masyarakat Dalam Mengikuti Posyandu
a. Latar Belakang
Keikutsertaan masyarakat di butuhkan dalam setiap program dan upaya-upaya
pemerintah dalam mengikuti kegiatan posyandu. Jika partisipasi masyarakat tinggi,
sadar, akan manfaat posyandu serta ikut serta dalam program program yang di
jalankan pemerintah, tentu kegiatan posyandu akan berjalan dengan lancar. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan
Posyandu di kampung Cihanja 2 Garut. Rumusan masalahnya yaitu: (1) bagaimana
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan Posyandu di kampung Cihanja 2
Garut.
b. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif melalui pendekatan
kualitatif.
c. Hasil
Masyarakat selalu mengedepankan kehadirannya datang ke Posyandu karena
menyangkut kesehatan anak sehingga jika berhalangan akan mengatur jadwal ulang
pekerjaannya, dan jika masyarakat ada yang tidak dapat hadir karena sibuk bekerja,
mereka akan mewakilkan datang kepada saudara atau pengasuhnya. Selain itu letak
geografis Posyandu Desa Cihanja 2 yang mudah dijangkau oleh masyarakat
memudahkan masyarakat untuk datang pada setiap kegiatan Posyandu Desa Cihanja
2. Meskipun terdapat masyarakat yang rumahnya memiliki jarak yang cukup jauh dari
rumah ke posyandu, tetapi masyarakat tetap hadir ke Posyandu.
d. Kesimpulan
Masyarakat selalu mengedepankan kehadirannya datang ke Posyandu karena
menyangkut kesehatan anak sehingga jika berhalangan akan mengatur jadwal ulang
pekerjaannya, dan jika masyarakat ada yang tidak dapat hadir karena sibuk bekerja,
mereka akan mewakilkan datang kepada saudara atau pengasuhnya. Selain itu letak
geografis Posyandu Desa Cihanja 2 yang mudah dijangkau oleh masyarakat
memudahkan masyarakat untuk datang pada setiap kegiatan Posyandu Desa Cihanja
2. Meskipun terdapat masyarakat yang rumahnya memiliki jarak yang cukup jauh dari
rumah ke posyandu, tetapi masyarakat tetap hadir ke Posyandu
5. Tantangan dan Hambatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengendalian Penyakit
Tidak Menular di Daerah Semi-Perkotaan: Sebuah Evidence Based Practice Di
Padukuhan Samirono, Sleman Yogyakarta
a. Latar Belakang
Tingginya prevalensi penyakit tidak menular merupakan beban yang sedang dihadapi
di setiap negara. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi dalam
membantu mengontol permasalahan kesehatan di masyarakat khususnya Penyakit
tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan dan hambatan
melakukan pemberdayaan di daerah semi perkotaan.
b. Metode
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara
dan observasi. Subjek penelitian ini adalah masyarakat terutama kader kesehatan
lansia dan para stakeholder di Padukuan Samirono.
c. Hasil
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tantangan dalam pemberdayaan di daerah semi
perkotaan meliputi 1) Tingginya mobilitas dan padat aktivitas masyarakat, 2) Sistem
birokrasi yang lama dan panjang, 3) Pengalaman intervensi terdahulu oleh beberapa
institusi, 4) Minimnya data kesehatan. Hambatan yang ditemui pada saat program
berlangsung, yaitu: 1) kurangnya pengalaman, keterampilan dan pengetahuan serta
konsep diri kader kesehatan setempat; 2) kurangnya kesadaran masyarakat 3)
karakteristik sosial dan budaya (agama, kondisi ekonomi); 4) Pesan kesehatan dari
media massa; 5) Kurangnya dukungan stakeholder. Tantangan dan hambatan
memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan program promosi kesehatan.
Perlunya peningkatan kapasitas oleh tenaga kesehatan dan masyarakat yang
berkelanjutan.
d. Kesimpulan
Tantangan dan hambatan memberikan dampak negatif terhadap pelaksanaan dan
keberlangsungan program promosi kesehatan. Tantangan dan hambatan tersebut
sebagian besar berasal dari internal komunitas di Padukuhan Samirono. Perlunya
peningkatan kapasitas oleh tenaga kesehatan dan masyarakat yang berkelanjutan serta
penguatan monitoring dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai