Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN BEDAH KOMUNITAS

Dosen pembimbing:

Disusun Oleh:
1. Agus Diah Eka Lestari (P3.73.24.3.13.001)
2. Nurmaningsih (P3.73.24.3.13.033)
3. Silfiyani Arofah (P3.73.24.3.13.038)
4. Siti Chairunisa ( P3.73.24.3.13.039)
5. Tiara Anggrainy ( P3.73.24.3.13.042)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami mahasiswa Prodi Bidan Program Profesi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III dapat menyelesaikan proposal praktik kebidanan
komunitas.
Adapun tujuan kami dalam menyusun proposal ini adalah untuk
menggambarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama praktik kebidanan
komunitas yang diadakan di RW 13 Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dari
tanggal 19 Agustus 2019 sampai 05 Desember 2019. Praktik kebidanan komunitas ini
diikuti oleh setiap mahasiswa semester I sebagai salah satu program mata kuliah.
Dalam menyelesaikan laporan komunitas ini, kami banyak sekali 
mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu  pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok yang telah memberikan izin untuk
melakukan praktik kebidanan komunitas di wilayah kerja Kecamatan Pancoran
Mas.
2. Kepala Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas beserta staf yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan praktik kebidanan komunitas
3. Ibu Yupi Supartini, S.Kp., MSc, selaku direktur utama Poltekkes Kemenkes 
Jakarta III.
4. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb, selaku ketua jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
5. Ibu Juli Oktalia, SST, MA, selaku Ketua program studi Bidan Program Profesi
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
6. Ibu Heriza Syam, SST, M.Keb, selaku pembimbing institusi yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyusunan laporan ini.
7. Bidan Rosnida Amd. Keb dan Bidan Demi Apriyani Amd.Keb, selaku
pembimbing lahan yang telah memberikan  arahan, bimbingan dan motivasi
dalam penyusunan laporan ini.
8. Aparat RW 13 Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas meliputi ketua RW,
ketua RT, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, yang telah membantu dalam
pelaksanaan kegiatan
9. Kader RW 13 yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan selama PKL
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini jauh dari sempurna,
untuk itu kami berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan dunia kebidanan khususnya dalam meningkatkan mutu Kebidanan
Komunitas.

Depok, November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebidanan Komunitas merupakan pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Kebidanan komunitas memberi
perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan meliputi fisik, biologis,
psikologis, sosial, kultural, dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan
memberi prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan, dan pemeliharaan
kesehatan.
Bidan lahir dan dibesarkan di suatu komunitas yang memiliki suatu sistem
kepercayaan dan pola budaya tersendiri. Oleh karena itu bidan berperan sebagai
pemberi asuhan secara komprehensif dan profesional yang berfokus pada
keunikan perempuan untuk mencapai reproduksi sehat, pencapaian peran ibu,
dan kualitas pengasuhan anak. Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerjanya
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu
memecahkan masalahnya secara mandiri.
Rangka upaya meningkatkan kesehatan promotif, preventif dan tidak lupa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, kami mahasiswi program studi
Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Tahun Ajaran 2019-2020
melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas untuk mengimplementasikan dari
penerapan mata kuliah Praktik Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas yang
dilaksanakan langsung di masyarakat, di Wilayah Praktik Mandiri Bidan
Rosnida, Amd,Keb.
Posyandu Rusa merupakan posyandu dibawah binaan Praktik Mandiri
Bidan Rosnida, Amd,Keb. Posyandu Rusa terletak di RT.02 RW.13. Potensi
lingkungan yang menjadi wilayah kerja Posyandu Rusa sampai dengan bulan
November 2013 tercatat ada 1185 Pasangan usia subur, 16 Ibu hamil, 210
Balita. Posyandu Rusa memiliki struktur organinasi yaitu, ibu Agustina Ekawati
sebagai ketua, ibu Lili Shalihat sebagai sekretaris, ibu Sri Diana Ernawati
sebagai bendahara, serta anggota yaitu Tiamah, Nurnesih, Diah Asmarani,
Citradewi, Lusiani, dan Mimin Sumartini. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh
kader adalah posyandu, kel pendukung asi, posbindu, kpih (kel ibu hamil), serta
kegiatan non rutin yang dilakukan adalah pos gizi hati.
Kegiatan yang kami lakukan adalah orientasi pengenalan dengan
mengikuti kegiatan di RW 13 bersama dengan kader posyandu rusa, melakukan
pengakajian data kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi di komunitas,
melakukan analisis masalah berdasarkan data kajian, memprioritaskan masalah,
membuat perencanaan, implementasi, serta monitoring dan evaluasi terkait
masalah.
Berdasarkan data yang kami peroleh bahwa terdapat 3 balita yang di
bawah garis merah dan 7 balita berada di garis kuning dari 210 balita. Setelah
kami melakukan pengkajian data, didapatkan ekonomi keluarga kurang dari satu
juta sebanyak 3 orang dan lebih dari satu juta sebanyak 7 orang, berpengetahuan
baik mengenai gizi balita sebanyak …. orang dan berpengetahuan kurang baik
sebanyak … orang, perilaku yang tepat dalam memberikan makan pada balita
sebanyak … orang dan perilaku kurang tepat sebanyak … orang.
Analisis masalah yang kami lakukan terdapat masalah balita berada di
garis merah, kurangnya pengetahuan mengenai gizi balita, perilaku pemberian
makanan pada balita yang kurang tepat serta pengolahan makanan yang belum
tepat. Dari analisis tersebut kami prioritaskan masalah mengenai pengetahuan
gizi balita, pemberian makanan pada balita, dan pengolahan makanan yang
tepat.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik kebidanan komunitas ini diharapkan
mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan melibatkan
peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta
kesehatan wanita sepanjang daur kehidupan pada setiap tahap kegiatan
dan mengevaluasi pelayanan kebidanan komunitas dengan teknik problem
solving dengan beberapa pendekatan PHC, kerjasama tim, manajemen
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah praktik kebidanan kemunitas ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengenal wilayah praktek kebidanan komunitas.
b. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pelayanan kebidanan di
masyarakat.
c. Mampu mengungkapkan masalah kesehatan yang ada kepada
masyarakat dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan
kondisi masyarakat.
d. Mahasiswa mampu menyusun rencana bersama masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
e. Mampu melaksanakan implementasi bersama masyarakat untuk
memecahkan masalah yang disepakati bersama antara lain:
1) Pembinaan posyandu dan program kesehatan lain
2) Penyuluhan kesehatan masyarakat
3) Memberikan pelayanan kebidanan
4) Membina kesehatan pos gizi balita
f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga yang mempunyai
permasalahan atau terdapat kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, keluarga berencana, gangguan reproduksi, remaja dan lansia.
g. Mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
1.3. Manfaat
a. Dapat bekerjasama dengan masyarakat dan lintas sektor untuk kesehatan
lingkungan bersama
b. Dapat mengamalkan tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada
masyarakat
c. Dapat melakukan praktik kebidanan komunitas yang sesuai.
BAB II
PERENCANAAN KEGIATAN
A. Analisis Situasi
Analisis situasi yang telah dilaksanakan merupakan upaya untuk menggali
informasi, potensi dan kendala yang ada sebagai bahan acuan untuk merumuskan
program kegiatan komunitas yang akan dilakukan oleh tim PMB Ny. Rosnida.
Dari analisis situasi tim maka langkah awal yang diambil sebelum pelaksanaan
program kegiatan komunitas di lapangan, mahasiswa terlebih dahulu melakukan
observasi guna inventarisasi keadaan lokasi yang berada di RW 13 Kampung
Lio, Pancoran Mas, Depok. Observasi lingkungan ini dilaksanakan pada tanggal
23 Agustus 2013. Pada tahap observasi mahasiswa melakukan pengamatan
secara langsung kelapangan melakukan dialog dengan pihak-pihak terkait
dimasyarakat dan mengamati keadaan yang menyangkut fisik maupun non fisik.
Harapan dari kegiatan observasi tim dapat gambaran mengenai kondisi
lingkungan dan mengenal masyarakat sekitar dan hasil dari pengamatan tersebut
dijadikan acuan untuk penyusunan program kerja. Hasil yang diproleh melalui
kegiatan observasi yaitu:
1. Kondisi Wilayah Umum
RW 13 termasuk dalam wilayah Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan
Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Wilayah RW 13 terletak di
kawasan perkampungan. Akses jalannya sudah memadai, berupa jalan aspal
dan rabat beton sehingga dapat dilalui kendaraan besar maupun kecil.
Meskipun beberapa jalan utama desa yang berupa jalan aspal kebanyakan
sudah berumur dan mengalami kerusakan. Beberapa sudah diperbaiki tetapi
sebagian lagi masih memerlukan perbaikan. Di RW 13 rata-rata penduduk
bermata pencaharian sebagai wiraswasta adapun mata pencaharian lain adalah
pegawai swasta (yang pada umumnya tidak bekerja didaerah depok), PNS,
pemulung, pengamen, ART, buruh bangunan, buruh.
2. Batas Wilayah
a. Batas Utara : Jalan Arif Rahman Hakim
b. Batas Timur : RW 19
c. Batas Selatan : RW 20
d. Sebelah Barat : Situ Besar Lio
3. Pembagian Wilayah
Selanjutnya RW 13 binaan Bpk. Adang Suandi terdiri dari 7 RT yaitu:
a. RT 01 : Mimin Sumartini
b. RT 02 : Gondang
c. RT 03 : Muh. Hasan
d. RT 04 : Purwanto
e. RT 05 : Kosasih
f. RT 06 : Kusnadi
g. RT 07 : Suherman
4. Fasilitas Pelayanan Masyarakat
a. Play Group ( Pra TK/TPA ) 3 buah : Al-Ikhsan, Darrussyarib, An-nur
b. Taman Kanak-Kanak 2 buah : Al-Ikhsan, An-nur
c. Sekolah Dasar / MI 1 buah : SDN Panmas 01
d. Masjid 1 buah : At-Taqwa
e. Mushola 1 buah : Nur Hikmah
f. Gereja Katolik : –
g. Gereja Protestan : –
5. Fasilitas Kesehatan Masyarakat RW 13
a. Rumah Sakit : –
b. Puskesmas : –
c. Apotek : –
d. Rumah Bersalin 1 Buah : PMB Ummu
e. Posyandu 1 Buah : Posyandu Rusa
B. Rencana Pengembangan
Berdasarkan hasil observasi dan analisis situasi yang telah dilakukan oleh
tim PMB Ny. Rosnida, maka tim yang bertempat di RW 13 Kampung Lio,
Pancoran Mas, Depok, berusaha merancang kegiatan yang bisa menjadi stimulus
awal bagi pengembangan masyarakat RW 13. Kegiatan yang direncanakan telah
mendapatkan persetujuan dari Kepala RW 13 dan Dosen Pembimbing Lapangan,
yang disesuaikan dengan disiplin ilmu, keahlian dan kompetensi yang dimiliki
oleh setiap personel yang tergabung dalam tim.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat membangun dan memberdayakan
segenap potensi yang dimiliki oleh masyarakat RW 13 sebagai wilayah kerja tim.
Perencanaan dan penentuan kegiatan yang telah disusun mengacu tujuan,
manfaat serta waktu dan fasilitas yang tersedia dan tidak lepas dari kebutuhan
dan dukungan masyarakat. Setelah mempertimbangkan dan menganalisis situasi
serta kondisi dari wilayah tersebut maka tim merumuskan kegiatan-kegiatan,
kemudian menetapkan program utama yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat
dengan usaha promotif.
Masalah kesehatan yang dihadapi ialah balita BGM (bawah garis merah)
dan garis kuning, data dari 210 balita terdapat 3 balita yang BGM dan 7 balita di
garis kuning di posyandu rusa, kelurahan pancoran mas, depok. Kegiatan yang
dapat kami lakukan adalah Pos Gizi Hati. Pos Gizi Hati merupakan upaya
peningkatan Kegiatan pos gizi hati RW 13 kampung Lio secara swadaya
memanfaatkan partisipasi masyarakat dibantu tim penggerak gizi dan bidan desa,
serta dibina Dinkes & Puskesmas setempat. Kegiatan pertama adalah pendataan
sasaran melalui pengukuran di Posyandu yang dilakukan oleh kader dan
divalidasi oleh petugas kesehatan, terutama data antropometri dan status gizi.
Semua calon peserta pos gizi hati diperiksa untuk mengetahui ada/tidaknya
penyakit penyerta. Bila ditemukan penyakit penyerta, maka terlebih dahulu
dilakukan perawatan sampai pulih, baru diikutsertakan dalam pos gizi hati. Hasil
pendataan, disampaikan pada musyawarah masyarakat desa yang dipimpin oleh
ketua RW, untuk menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pos gizi hati.
Lalu selama 12 hari berturut-turut, peserta pos gizi hati bayi (6-11 bulan)
dan Balita (12-59 bulan) beserta ibunya, akan dikumpulkan di Pos gizi hati untuk
dipantau penambahan berat badannya, mengajarkan personal hygiene, melakukan
permainan, orang tua didampingi kader diajarkan memasak makanan
menggunakan bahan pangan lokal.
Menu yang digunakan (diajarkan) dalam pos gizi hati tersebut disusun oleh
petugas gizi Puskesmas. Adapun jumlah kalori yang tekandung antara 300-500
kkal dengan protein 5-12 gram. Salah satu hal yang menarik adalah adanya tata
tertib yang harus dipenuhi oleh para peserta, yaitu harus datang tepat waktu dan
tidak boleh membawa snack, susu dan uang jajan.
BAB III
HASIL IMPLEMENTASI

Kegiatan Rangkaian Waktu Lokasi Peserta Indikator Keberhasilan


Acara Pelaksanaan
Pos gizi Penimbangan 2 Oktober Posyandu Hadir Diketahuinya berat
dan 2019 Rusa 10 badan balita yang
pengukuran balita diharapkan terjadi
tinggi badan peningkatan setelah
kegiatan pos gizi ini
berlangsung
Pos gizi Penyebaran 3 Oktober Posyandu Hadir Diketahui prioritas
kuisioner 2019 Rusa 10 masalah yaitu
untuk balita peningkatan
mengetahui pengetahuan dan sikap
prioritas terhadap
masalah 1. Gizi seimbang
2. Pengolahan
makanan
3. Fedding rules
Pos gizi Penyuluhan 21 Oktober Posyandu Hadir Pengetahuan ibu
mengenai 2019 Rusa 10 mengenai menu
gizi balita makan gizi seimbang
seimbang meningkat, ibu
bersedia memberikan
anaknya menu makan
gizi seimbang
Pos gizi Penyuluhan 22 Oktober Posyandu Hadir Pengetahuan ibu
mengenai 2019 Rusa 10 mengenai pengolahan
pengolahan balita makanan meningkat,
makanan banyak diantaranya
baru mengetahui
mengenai pengolahan
makanan, dan
mengatakan akan
menerapkannya
dirumah
Pos gizi Penyuluhan 23 Oktober Posyandu Hadir Pengetahuan ibu
mengenai 2019 Rusa 10 mengenai fedding
Fedding balita rules meningkat, ibu
rules antusias dan
mengatakan akan
menerapkannya pada
anaknya
Pos gizi Post test dan 1 Posyandu Hadir Didapati hasil
penimbangan November Rusa 10 peningkatan
berat badan 2019 balita pengetahuan dan
akhir meningkatan berat
badan anak

Hasil Capaian Timbangan Berat Badan


No. Nama Anak Nama Ibu Tanggal Lahir BB Awal (kg) BB Akhir (kg)
1. An. Ab Ny. Ye 14-4-18 8,5 9,5
2. An. Af Ny. St 19-8-16 10,3
3. An. Ai Ny. Si 31-8-15 11,6 12,2
4. An. As Ny. Si 03-10-17 8,0 8,4
5. An. Ar Ny. Ma 29-01-18 8,0
6. An. At Ny. Wi 08-08-17 9,2
7. An. Aq Ny. Sh 07-11-15 11,7
8. An. Na Ny. Am 27-04-15 11
9. An. Nah Ny. Sa 30-08-16 9,8
10. An. Sa Ny. Ni 26-11-14 12
BAB IV
PEMBAHASAN

Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik. Dengan


menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, instrumen
ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa
dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.
Tujuan analisis untuk memberikan gambaran hasil analisis kekuatan,
kelemahan, perluang, dan ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan
sebagai dasar atau landasan penyusunan objektif dan strategi program dalam
corporate planning.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi
dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep yang berdasarkan faktor
internal (Strength dan Weakness) dan faktor eksternal (Opportunities dan Threats).

A. Strengths
1. Aspek Pelayanan
a. Sudah tersedianya pelayanan kesehatan seperti penimbangan tiap minggu,
pemberian vitamin A, pemberian obat cacing, pemberian imunisasi oleh
tenaga kesehatan dan sudah berjalannya kegiatan pos gizi hati bagi balita
yang BGM (Bawah Garis Merah)
b. Jumlah balita yang tetap disetiap kunjungan saat kegitan pos gizi hati
menunjukan bahwa posyandu rusa fokus untuk memperbaiki gizi balita
yang BGM.
c. Menu makanan yang bervariasi sesuai dengan pedoman gizi seimbang
menjadi fokus utama untuk memperbaiki gizi balita yang BGM di pos gizi
hati.
2. Aspek SDM
a. Kader yang berkomitmen tinggi akan membawa posyandu rusa memberi
pelayanan yang terbaiknya
b. Konsistensi kader dalam pelaksanaan kegiatan pos gizi hati selama 3
putaran
3. Aspek Keuangan
a. Kinerja kader dalam sistem manajemen keuangan yang cukup baik.
b. Adanya kas posyandu yang dikelola oleh bendahara kader.
4. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Sudah tersedianya sarana dan prasarana bertempatan di posyandu rusa dan
prasarana umum seperti Masjid Baiturrahman
b. Memiliki sarana bangunan yang memadai serta prasarana yang cukup
memadai juga seperti meja, kursi, tikar, timbangan yang unik, timbangan
digital, pengukur tinggi badan, buku bacaan, papan tulis untuk kegiatan Pos
Gizi.
c. Memiliki ambulance yang khusus digunakan untuk RW 13 karena RW 13
sudah menjadi RW Siaga.

B. Weakneses
1. Aspek Pelayanan
a. Pelayanan yang ada masih minim disebabkan terbatasnya SDM
b. Minimnya promotif yang menyebabkan kurangnya peningkatan
pengetahuan orang tua balita yang mengalami BGM.
2. Aspek SDM
a. Terbatas SDM yang menyebabkan kurangnya monitoring & evaluasi dari
lintas sektoral yang ahli dibidangnya.
b. Tidak semua kader mengikuti kegiatan pelatihan yang sama sehingga
kompetennya berbeda-beda.
3. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Tata letak yang kurang kondusifnya kegiatan pos gizi hati
b. Kurang terjaga kebersihan di bagian teras posyandu karena digunakan
untuk tempat parkir motor warga.

C. Opportunities
1. Aspek Pelayanan
a. Kepercayaan dari masyarakat meningkat dengan dibentuknya pos gizi hati
yang terintegrasi selama 3 bulan dan dilakukan dengan 3 putaran selama 12
hari setiap putarannya.
b. Peningkatan kegiatan promotif untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
balita yang mengalami BGM
c. Kegiatan rutinan seperti penimbangan tiap minggu, pemberian vitamin A,
pemberian obat cacing, pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan dan
sudah berjalannya kegiatan pos gizi hati bagi balita yang BGM (Bawah
Garis Merah) menjadi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

2. Aspek SDM
a. Dinkes dan Puskesmas kecamatan Pancoran Mas yang menaungi Posyandu
Rusa turut membantu dalam kegiatan pos gizi hati
b. Keikutsertaan tenaga kesehatan seperti bidan dan ahli gizi yang memantau
berjalannya kegiatan Pos Gizi Hati.
c. Kemitraan dengan organisasi seperti ‘HOPE’ juga turut membantu
kegiatan yang berlangsung di Pos Gizi Hati.
d. Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang turut membantu dalam
kegiatan Pos Gizi sebagai tugas komunitas.
3. Aspek Keuangan
a. Adanya bantuan pendanaan dari Dinas Kesehatan Depok untuk kegiatan
Pos Gizi Hati.
4. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Adanya dukungan dari pemerintah dan pihak terkait merupakan berita baik
untuk pos gizi hati dapat melakukan kegiatan untuk menunjang pelayanan
yang ada.

D. Threats
1. Aspek Pelayanan
a. Meningkatkan kepedulian, keinginan masyarakat akan pentingnya gizi
balita
b. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang
baik
c. Kurangnya percaya diri dari orang tua balita dalam mengikuti Pos Gizi
d. Sebagian orang tua balita yang ingin cepat pulang saat diselenggarakan pos
gizi karena kepentingan pribadi
2. Aspek SDM
a. Kader memiliki beban kerja yang padat
3. Aspek Keuangan
a. Akan adanya biaya yang meningkat seiring dengan meningkatkan bahan
pokok makanan
4. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Kemungkinan tidak akuratnya hasil timbangan jika tidak dilakukan
kalibrasi secara berkala
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kebidanan komunitas pada RW 13 selaku RW binaan mahasiswa poltekkes
jakarta tiga terbilang berhasil, karena semua indikator keberhasilan tercapai.
Mulai dari pos gizi yang berjalan aktif, peserta yang hadir mencapai target,
hingga adanya peningkatan pengetahuan pada ibu balita yang terlihat dari hasil
pre test dan post test. Pos gizi ini terlaksana selama 12 hari berturut-turut selama 3
bulan, peserta pos gizi hati bayi dan Balita beserta ibunya, akan dikumpulkan di
Pos gizi hati untuk dipantau penambahan berat badannya, mengajarkan personal
hygiene, melakukan permainan, orang tua didampingi kader diajarkan memasak
makanan menggunakan bahan pangan lokal. Semua anak naik berat badannya, ini
motivasi bagi kita semua terutama ibu balita yang anaknya gizi kurang dan BGM
untuk lebih perhatikan gizi dan cara makan anaknya.

B. Saran
1. Penulis
Diharapkan kedepannya penulis bisa lebih memanajemen waktu pelaksanaan
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk kedepannya institusi dapat lebih memberikan arahan dan
bimbingan terkait kegiatan asuhan kebidanan komunitas
3. Komunitas
-Diharapkan kedepannya ibu balita lebih peduli dan lebih antusias terhadap
program yang diadakan oleh tenaga kesehatan sehingga ibu balita dapat
menerapkan ilmu-ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari dan
menurunkan angka BGM. Serta diharapkan kedepanya kegiatan ini bisa terus
berjalan.
-Diharapkan kedepannya stake holder mampu memfasilitasi untuk
mengkoordinir pihak-pihak terkait
DAFTAR PUSTAKA

Rokom. 2018. Inovasi Pos Gizi di Kabupaten Gorontalo Atasi Stunting Layak
Diapresiasi.http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180717/4626783/inovas
i-pos-gizi-di-kabupaten-gorontalo-atasi-stunting-layak-diapresiasi/
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai