Anda di halaman 1dari 14

POAC

KEGIATAN KONSELING GIZI DI PUSKESMAS


MOJOKERTO
NAMA KELOMPOK :
1. (201901128)FEBRITA EKA MAWARNI
2. (201901129)MERISA DWI PRATIWI
3. (201901130)PUTRI AJENG RISQI FATMASARI
4. (201901131)SHENDY KUSMAWATI
5. (201901132)KURNIA ARIYANTI
6. (201901133)FINA PUTRI MULYAASIH
7. (201901134)ANDINI WIRDANIAH RASMADJI
8. (201901135)ISMI AZIZ
9. (201901136)MEGA PUTRI KUSTIANTI
10. (201901137)AHMAD YUSUF HAFIFWANTO
11. (201901138)SYAHRUL SYARIF SYAFI,I
PENGERTIAN

Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang bertujuan
membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan mampu mengatasi
masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Beberapa pengertian tentang konseling
berkembang antara lain seperti di bawah ini:
Menurut Supariasa, (2012), konseling merupakan suatu proses komunikasi dua
arah/interpersonal antara konselor dan klien untuk membantu klien dalam mengenali,
menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah
gizi yang dihadapinya. Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali,
menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi pemecahan masalah klien yang
akhirnya klien mampu menentukan keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya.
Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya mengubah
perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatan
klien, meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan. Dalam
konseling gizi terjadi proses komunikasi dua arah memberikan kesempatan konselor dan
klien saling mengemukakan pendapat. Konselor memberikan informasi dan arahan yang
positif yang dapat mengubah informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk
mampu menentukan sikap dan keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami. Jadi
tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan
dengan gizi sehingga mampu meningkatkan kualitas gizi dan kesehatannya

tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut:


1.Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta memberi
alternatif pemecahan masalah. Melalui konseling klien dapat berbagi masalah, penyebab
masalah dan memperoleh informasi tentang cara mengatasi masalah.
2. Menjadikan cara-cara hidup sehat di bidang gizi sebagai kebiasaan hidup klien. Melalui
konseling klien dapat belajar merubah pola hidup, pola aktivitas, pola makan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien tentang gizi.
Melalui konseling klien mendapatkan informasi pengetahuan tentang gizi, diet dan
kesehatan.
PLANNING
 Penentuan lokasi prioritas dan penjaringan Ibu Hamil

Untuk menentukan lokasi prioritas dan penjaringan calon


peserta dapat digunakan data sekunder seperti hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG), laporan bulanan Puskesmas.
Dari data PSG diperoleh informasi tentang prevalensi status gizi
kecamatan sehingga akan dapat membantu tenaga Kabupaten
memilih kecamatan prioritas (prevalensi tinggi). Dari laporan
bulanan akan diperoleh informasi desa/posyandu mana yang
mempunyai prevalensi gizi buruk nyata tinggi (BGM).

Informasi ini penting untuk tenaga Puskesmas menentukan


lokasi posyandu prioritas. Dianjurkan kepada setiap pelaksana
untuk melakukan Pendataan ibu hamil dengan resiko kurang
informasi terkait dengan Gizi pada ibu hamil.
NEXT…
 Persiapan Masyarakat

a. Persiapan masyarakat dimaksudkan untuk memotivasi sasaran tidak langsung yaitu;


ibu balita, pengasuh, keluarga lain, tokoh masyarakat, PKK, LSM, dan swasta.Tujuan
persiapan masyarakat adalah untuk meningkatkan partisipasi dan dukungan sasaran
tidak langsung dalam Konseling Gizi pada ibu hamil.
b. Pada ibu balita/pengasuh diarahkan agar mereka menyadari masalah gizi pada saat ia
hamil dan gizi anaknya Juga upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
status gizinya termasuk penjelasan tentang pelaksanaan Konseling gizi serta dukungan
yang diperlukan dari mereka.

c. Persiapan masyarakat terhadap tokoh masyarakat, LSM, swasta diarahkan agar mereka
dapat mengetahui masalah gizi buruk pada ibu hamil, mengenal sumberdaya yang
dapat dimanfaatkan dan selanjutnya mampu mendukung untuk memecahkan masalah
tersebut secara mandiri di tingkat desa serta lingkungan keluarganya.

d. Kegiatan persiapan masyarakat tersebut dapat berupa pertemuan rutin di tingkat desa,
penyuluhan kelompok, penyuluhan perorangan, bimbingan petugas bagi keluarga
rawan kesehatan dalam asuhan keperawatan di tingkat keluarga.

e. Kegiatan persiapan masyarakat dapat dilaksanakan oleh TPG.


NEXT…
 Persiapan peralatan dan perlengkapan
Melakukan identifikasi dan sediakan sarana
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
KONSELING GIZI seperti timbangan dacin, KMS,
buku register, formulir laporan, alat masak, food
model dan obat-obatan sederhana.
Dianjurkan untuk memanfaatkan sarana yang
telah tersedia di wilayah bersangkutan.
ORGANIZING
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam kegiatan KONSELING GIZI adalah
TPG dan bidan di desa. Tenaga-tenaga tersebut mempunyai tugas dan peranan
dalam penentuan lokasi, mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
PMT, melakukan bimbingan dan supervisi, menyiapkan sarana peralatan dan
pencatatan dan pelaporan. Kader PKK mempunyai peranan dalam pengadaan,
penyuluhan dan distribusi makanan pada sasaran PMT.
Penyelenggaraan orientasi bagi tenaga pelaksana
 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pelaksana dalam
Kegiatan KONSELING GIZI DALAM RANGKA PENINGKATAN
PENDIDIKAN GIZI DI PUSKESMAS
 Keluaran
Rencana kegiatan (Plan of Action) konseling Gizi
 Peserta
Puskesmas : TPG
Pustu : Bidan
Polindes : Bidan di desa
Posyandu : Kader
NEXT…

 Materi

a. Pendidikan gizi dan konseling


b. Ketrampilan yang mendukung Konseling menyusui.
c. Petunjuk pelaksaan konseling gizi
d. Hambatan Dan solusi dalam konseling dan konsultasi Gizi.
e. Panduan 13 pesan dasar gizi seimbang.
f. Konseling gizi Pada bayi dan balita Gizi kurang

 Waktu : Setiap 1 bulan Sekali

Pelatih

Pemegang program gizi Dinas Kesehatan Kabupaten


Mojokerto
ACTUATING
1. Konseling
a) Konseling adalah kegiatan penyuluhan yang diarahkan agar
ibu balita atau pengasuh balita sadar akan masalah gizi buruk
Pada dirinya dan anaknya serta dapat membimbing dan
berpartisipasi dalam pelaksanaan Konseling gizi. Selanjutnya
TPG Puskesmas melakukan wawancara kebiasaan makan Pada
ibu hamil.

b) Dari wawancara tersebut, TPG puskesmas menentukan


apakah makanan Ibu tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan
atau belum.

c) Setelah diketahui kuantitas dan kualitas makanan Ibu


selanjutnya petugas melakukan konseling terhadap ibu balita
sesuai dengan kebutuhan.
d) Konseling dapat dilaksanakan pada kunjungan
ibu bayi ke
Puskesmas/PuskesmaPembantu/Polindes/Posya
ndu atau dengan mengunjungi rumah keluarga
ibu hamil.

e) Konseling gizi bisa dilakukan oleh kader


terlatih, Bidan di desa, perawat/bidan puskesmas
dan TPG Puskesmas.

f) Konseling dapat diberikan setiap saat selama


sebulan sekali.
2. Pemberian Makanan Tambahan
a) Pada dasarnya setiap anak gizi buruk memerlukan PMT,
Banyaknya makanan yang diberikan dibedakan menurut
berat ringannya gizi buruk yang dideritanya.

b) Pada balita gizi buruk ringan PMT dilakukan oleh


ibu/pengasuhnya di masing-masing keluarga.

c) Pada balita gizi buruk nyata, selain diberi konseling juga


diberi makanan tambahan yang jumlah dan bentuknya
disesuaikan dengan keadaan balita. Anak gizi buruk nyata
mendapat prioritas untuk mengikuti PMT kelompok.

d) Makanan tambahan diberikan kepada balita setiap hari.


3. Rujukan kasus
a) Rujukan perlu dilakukan apabila terjadi hal-hal
sebagai
berikut :
 Balita gizi buruk yang telah diberi PMT selama 3

bulan berturut-turut tidak naik berat badannya.


 Adanya faktor penyulit pada balita gizi buruk

yang ditangani, sehingga tidak bisa ditangani di


tingkat masyarakat atau di tingkat Puskesmas
b) Rujukan balita gizi buruk tersebut dikirim ke unit
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, bisa ke
Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit Umum Daerah,
Rumah Sakit Umum Pusat
CONTROLLING
Indikator Pemantauan
 Data antropometri (BB/TB) Pada awal dilakukan

konseling gizi dan setiap bulan berikutnya.


 Jumlah Ibu hamil gizi buruk seluruhnya.

 Bertambahnya praktek pemberian makanan Ibu

hamil sesuai gizi seimbang di keluarga.


 Adanya konseling gizi di kelompok masyarakat

yang dikelola oleh LSM/swasta/pengusaha


 Adanya upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat dalam penanggulangan Ibu hamil gizi


buruk.
TERIMA KASIH 🙏

Anda mungkin juga menyukai