Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

KEPERAWATAN KELUARGA

Nama dosen pembimbing :


Ns.Umi Azizah,M.Kep
Nama Kelompok :
1. Joice A.Liembers (201901118)
2. Ananda Putri Afifatu Zahroh (201901119)
3. Ismi Latifah Fibriana (201901120)
4. Siti Juariya (201901121)
5. Shendy Maydiyah Tiranika (201901122)
6. Enik Lutfia Ningsih (201901123)
7. Nur Cahyo Al Bustami (201901124)
8. Reygusti Chandra D.N (201901125)
9. Tiara Febiana (201901126)
10. Oktavia Indianti (201901127)
11. Febrita Eka Mawarni (201901128)
12. Merisa Dwi Pratiwi (201901129)
13. Putri Ajeng R.F (201901130)
14. Shendy Kusmawati (201901131)
15. Kurnia Ariyanti (201901132)
16. Fina Putri M (201901133)
17. Andini Wirdaniah Rasmadji (201901134)
18. Ismi Aziz (201901135)
19. Mega Putri K (201901136)
20. Ahmad Yusuf Hafifwanto (201901137)
21. Syahrul Syarif S (201901138)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO S1 KEPERAWATAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja – puji
syukur Kehadirat Allah SWT. atas hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini.
Sholawat serta salam tetap dicurahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah menuntun kita dari
zaman kegelapan menuju jalan yang terang benerang.
Penyusunan tugas ini penyusun mengangkat judul “Promosi Kesehatan Keperawatan
Keluarga”. Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pada
masyarakat tentang teori dan tahapan promosi kesehatan keperawatan keluarga
Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga penyusun.
Minimal pembaca dapat memahami dan mengerti apa itu promosi kesehatan.
Penyusun ucapkan terima kasih kepada yang telah membaca makalah ini. Tidak lupa penyusun
berterima kasih kepada Ibu Ns.Umi Azizah,M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan
keluarga.Terima kasih juga kepada teman – teman yang telah membantu dan mensupport dalam
pembuatan laporan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan dan
kekeliruan didalam penyusunannya. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca. Maka penyusun dapat mengetahui kekurangan dan kekeliruan tersebut.

Mojokerto, 7 Juni 2022

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Promosi kesehatan merupakan cara seseorang menawarkan/"menjual" produknya
yang berhubungan dengan kesehatan, atau sama saja seperti pendidikan kesehatan
atau penyuluhan pada masyarakat yang sering dilakukan para tenaga kesehatan
terdahulu bila ada program yang harus disebarluaskan. Hal tersebut tidak sepenuhnya
salah bila dikaitkan dengan arti promosi dan kesehatan itu sendiri, namun sebenarnya
ada beberapa hal yang menjadi kesepakatan bersama dan poin yang patut kita pahami
agar tidak salah kaprah dalam pelaksanaannya.
Kegiatan promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam
penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN, baik yang disusun
tahun 2009 maupun yang disusun tahun 2010, disebutkan bahwa salah satu
subsistemnya adalah Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Subsistem Pemberdayaan
Masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok,
dan masyarakat umum dibidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya
(Departemen Kesehatan, 2010).
Sasaran promosi kesehatan dikelompokkan menjadi sasaran primer, sekunder dan
tersier. Salah satu dari sasaran primer yaitu keluarga. Keluarga merupakan aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota
keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi
antara individu dan masyarakat (Harmoko, 2012).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja macam teori dari promosi kesehatan keperawatan keluarga?
2. Apa saja tahapan promosi kesehatan keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam teori promosi kesehatan keperawatan keluarga
2. Untuk mengetahui tahapan promosi kesehatan keperawatan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Promosi Kesehatan

Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan adalah kombinasi upaya-
upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi untuk mendukung kegiatan-
kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau
komunitas”. Definisi/pengertian yang dikemukakan Green ini dapat dilihat sebagai
operasionalisasi dari definisi WHO (hasil Ottawa Charter) yang lebih bersifat konseptual. Di
dalam rumusan pengertian diatas terlihat dengan jelas aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan
dalam kerangka “promosi kesehatan”.

Sedangkan Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan pengertian


promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.” Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
1114/Menkes/SK/VIII/2005.

Definisi dari depkes tersebut lebih menggambarkan bahwa promosi kesehatan adalah gabungan
antara pendidikan kesehatan yang didukung oleh kebijakan publik berwawasan kesehatan,
karena disadari bahwa gabungan kedua upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga
mampu mengontrol determinan-determinan kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam penyelenggaraan Sistem
kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN, baik yang disusun tahun 2009 maupun yang disusun
tahun 2010, disebutkan bahwa salah satu subsistemnya adalah Subsistem pemberdayaan
Masyarakat. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai
upaya perorangan, kelompok, dan masyarakat umum dibidang kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setingi-
tingginya. Tujuan dari Subsistem Pemberdayaan Masyarakat adalah terselenggaranya upaya
pelayanan, Advokasi, dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok, dan masyarakat di
bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna, untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan (Departemen Kesehatan, 2010)

Promosi kesehatan merupakan upaya yang tepat untuk menyelenggarakan Subsistem


Pemberdayaan Masyarakat. Piagam ottawa yang dirumuskan dalam konferensi Internasional
promosi kesehatan Pertama di Ottawa, Kanada, tahun 1986 menyatakan bahwa “promosi
kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka” (Notoatmodjo, 2012).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / Menkes / SK / VII / 2005 tentang Pedoma
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah menyatakan bahwa promosi kesehatan adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Departemen Kesehatan, 2012).

2.2 Tahapan Promosi Kesehatan


1. Tahap Pengkajian
Pengkajian keluarga merupakan pengkajian pada individu. Hal ini sangat penting untuk
merencanakan perubahan perilaku kesehatan. Keluarga merupakan unit yang dalam
menilai dan mengintervensi pada promosi kesehatan karena keluarga juga mempunyai
tanggung jawab utama untuk pengembangan diri, peduli dan merawat anggota keluarga,
menyediakan sumber daya sosial dan fisik, mempromosikan kesehatan pada individu dan
tetap menjaga kesatuan keluarga.
Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah pengkajian tentang apa
yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat. Pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien,
baik individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu
pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder  (keluarga, tenaga
kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan
Bandman, 1995). Pengkajian bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang terkait, praktik  kesehatan, tujuan, nilai dan gaya
hidup yang dilakukan klien. Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar
untuk menetapkan proses asuhan keperawatan selanjutnya.
Saat melakukan pengkajian promosi kesehatan, perawat perlu menentukan prioritas.
Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan merupakan metode yang sangat berguna untuk
menetukan prioritas. Hirarki tentang kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar
dalam lima tingkat. Tingkat pertama atau tingkat paling dasar mencakup kebutuhan
seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan
keamanan. Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki. Tingkat
keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri. Tingkat kelima adalah
kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Menurut Roberta Hunt (2005) ada beberapa tahap dalam pengkajian, yaitu:
a. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang terdiri dari melakukan
konsultasi, melakukan pengumpulan data, membuat penyajian penemuan dan
menentukan  prioritas masalah.  
b. Menganalisis masalah kesehatan yang terdiri dari membuat tinjauan pustaka
(literatur review), menggambarkan group yang akan diberikan promosi
kesehatan mengexplor lebih jauh mengenai masalah kesehatan, menganalisis
faktor-faktor  eksterna yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan.

Proses pengkajian dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan


beberapa pertanyaan, yaitu tentang:

a. Apa yang ingin saya ketahui?  


b. Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?
c. Bagaimana saya bisa menemukan informasi ini?
d. Apa yang akan saya lakukan dengan informasi ini?
e. Apa kesempatan saya di sini untuk melakukan tindakan dengan informasi ini?
2. Tahap Intervensi
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah,
penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. (Maulana,
H. D. J. 2007). Penting dalam perencanaan menetapkan dimensi kebutuhan dan prioritas
kebutuhan promosi kesehatan. Output fase ini adalah rumusan rencana, dan hal terpenting
adalah rumusan tujuan (yaitu, rumusan peningkatan  perilaku yang diinginkan setelah
menkaji fakta perilaku, faktor-faktor internal dan eksternal), dan rumusan kegiatan untuk
melakukan intervensi terhadap faktor   penyebab, yang diinterventarisasi dan disusun
dalam kegiatan yang berurutan.
Saat membuat program perencanaan, sangat penting untuk melihat kedua level antara
determinan pengkajian dan intervensi yang dipilih (Green and Kreuter, 2005). Pertama,
level terbesar adalah pengorganisasian dan sistem lingkungan yang mempengaruhi hasil
yang diharapkan harus dipertimbangkan. Disinilah intervensi yang mempengaruhi
enabling faktor untuk perubahan lingkungan, dimana dukungan mempengaruhi perilaku
hidup sehat. Kedua, adalah level mikro, fokus terhadap individu, pasangan, keluarga, dan
lain-lain yang dapat memengaruhi perilaku hidup sehat secara lebih langsung. Intervensi
pada level mikro dikhususkan langsung pada perubahan predisposisi, reinforcing, dan
enabling faktor.
Green dan Kreuter (2005) telah tertarik pada literatur tentang pengembangan program
untuk menawarkan rekomendasi untuk "pencocokan intervensi, pemetaan, penyatuan dan
patching" pada tahap perencanaan (Simons-Morton, Greene dan Gottlieb, 1995;
D'Onofrio, 2001).
Secara khusus, membangun program yang komprehensif membutuhkan (1) matching
dengan tingkat ekologi untuk komponen program yang luas, (2) mapping intervensi
spesifik berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya dan praktek untuk faktor
predisposisi, enabling dan reinforcing yang spesifik, dan (3) pooling prior komunitas
memilih intervensi yang disukai yang mungkin memiliki bukti yang kurang untuk
mendukung mereka, dan jika diperlukan, (4) patching intervensi untuk mengisi
kesenjangan dalam bukti.
Teori dan fase 4. Pemetaan intervensi untuk predisposisi, memperkuat, dan
memungkinkan faktor dipengaruhi oleh pertimbangan teoritis serupa dengan yang
dijelaskan dalam fase 3, berfokus terutama pada tingkat masyarakat teori. Teori
perubahan organisasi membahas proses dan strategi untuk menciptakan dan
mempertahankan perubahan dalam kebijakan kesehatan dan prosedur yang
mempengaruhi keberhasilan program promosi kesehatan.
3. Tahap Implementasi
Implementasi merupakan salah satu komponen dalam proses keperawatan yaitu kategori
prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari pelaksanaan asuhan keperawatan ( Potter & Perry, 2005 ). Tujuan
implementasi adalah melaksanakan pendidikan kesehatan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Implementasi mengikuti komponen  perencanaan dari proses keperawatan,
implementasi menuangkan rencana asuhan keperawatan kedalam tindakan. Implementasi
atau pelaksanaan Promosi Kesehatan dari aspek praktis, tidak terlepas dari 6W dan 1H,
yakni ( Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, 2008 ) :
a. Why, mengapa promosi kesehatan perlu dilakukan (perlunya  promosi kesehatan)
b. Who, siapa yang melaksanakan promosi kesehatan, (pelaksana promosi
kesehatan)
c. Whom, kepada siapa promosi kesehatan dilakukan atau dilaksanakan (sasaran
promosi kesehatan)
d. What, apa saja yang akan diberikan kepada masyarakat (materi promosi
kesehatan)
e. When, kapan promosi kesehatan dilaksanakan (waktu pelaksanaan promosi
kesehatan)
f. Where, dimana promosi kesehatan dilakukan (tempat atau tatanan promosi
kesehatan dilakukan);
g. How, bagaimana cara melakukan promosi kesehatan (metode dan teknik promosi
kesehatan).
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi memiliki dua elemen dasar yaitu mengidentifikasi dan mengkaji peringkat
kriteria (nilai-nilai dan tujuan) dan mengumpulkan jenis informasi yang akan
memungkinkan untuk menilai sejauh mana kriteria hasil tercapai. Tahap evaluasi pada
promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tahap evaluasi pada proses
keperawatan secara umum. Didalam tahapan evaluasi hal  penting yang harus
diperhatikan adalah standar ukuran yang digunakan untuk  dijadikan suatu pedoman
evaluasi. Standar ini diperoleh dari tujuan dan hasil yang diharapkan diadakannya suatu
kegiatan tersebut. Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika kegiatan ataupun tindakan
keperawatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan evaluasi juga dilakukan
pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada  pengkajian objektif dan subjektif klien atau
objek kegiatan setelah dilakukan tindakan  promosi kesehatan. Tujuan evaluasi
diantarnya adalah sebagai berikut:
Tujuan umum :
a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal  
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan khusus :
a. Mengakhiri rencana tindakan program promosi kesehatan  
b. Menyatakan apakah tujuan program promosi kesehatan telah tercapai atau
belum.
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan terkait program promosi
d. Memodifikasi rencana tindakan promosi
e. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan promosi kesehatan belum
tercapai.

Standar evaluasi pada promosi kesehatan yang mencakup tujuan serta hasil yang
diharapakan selalu dibuat berdasarkan latar belakang kegiatan. Tujuan dari kegiatan
promosi kesehatan selalu ditetapkan berdasarkan apa yang hendak dicapai dengan
kegiatan promosi kesehatan. Hal ini menjadi penting karena segala tujuan dari kegiatan
promosi kesehatan memiliki aspek yang sangat penting dari suatu kegiatan  promosi
kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan. Departemen Kesehatan menggambarkan bahwa promosi kesehatan
adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang didukung oleh kebijakan publik berwawasan
kesehatan, karena disadari bahwa gabungan kedua upaya ini akan memberdayakan masyarakat
sehingga mampu mengontrol determinan-determinan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan
salah satu upaya yang penting dalam penyelenggaraan Sistem kesehatan Nasional (SKN).

Dalam tahapan promkes kita perlu mengkaji, mengintervensi, mengimplementasi serta


mengevaluasi untuk individu,untuk memprioritaskan kebutuhan dan menganalisis masalah
kesehatan. Promosi kesehatan merupakan suatu  bentuk kegiatan yang dijalankan yang bertujuan
untuk mencegah potensi terjadinya  penyakit, mempertahankan kondisi tetap dalam keadaan baik
dan mengatasi berbagai  permasalahan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan kesehatan
individu, keluarga, kelompok, komunitas termasuk masyarakat. Proses pencapaian tujuan dari
program promosi kesehatan sangat ditentukan oleh berbagai tahapan dalam promosi kesehatan,
terdiri dari pengakjian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dimana setiap tahap memiliki
hubungan dan saling keterkaitan yang saling mempengaruhi hasil dari pencapaian tujuan
program promosi kesehatan.

3.2 Saran
Pencapaian program promosi kesehatan sangat ditentukan oleh kerjasama dari berbagai
fihak yang terkait. Terdiri dari : promotor dalam hal ini tim kesehatan (perawat, dokter, ahli gizi,
pegawai puskesmas dan lainnya), individu, keluarga, kelompok, komunitas, masyarakat serta
pemerintah. Jadi diperlukannya kesadaran yang tinggi dari berbagai pihak yang terkait untuk
dapat mewujudkan tujuan ditunjukkan dengan peningkatan kesadaran dan perubahan pola
perilaku hidup sehat (tidak hanya pribadi tapi juga lingkungan).
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. ( 2008 ).  Pedoman Promosi Kesehatan Bagi


Perawat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: DepKes RI.

Mulana, H. D. J. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Maulana, Heri D., J.( 2009 ). Promosi Kesehatan. Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai