Anda di halaman 1dari 16

LITERASI KESEHATAN

“Health Literacy and Health Promotion”

OLEH KELOMPOK 5:

Athiqa Fazilla 1911211008


Dini Nur Annisa 2011212028
Dela Desmita Sari 2011212064

DOSEN PENGAMPU:
Melisa Yenti , S.K.M., MKM

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Azza Wa Jalla yang telah
memberi nikmat dan karunianya. Selanjutnya shalawat dan salam kepada nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wassalam yang telah membawa kita kepada zaman yang penuh dengan
pengetahuan. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibuk Melisa Yenti SKM., MKM selaku dosen
pengampu mata kuliah Literasi Kesehatan ini.

Makalah ini akan membahas mengenai “Health literacy and health promotion”. Kami harap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan.

Padang, Maret 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat ...................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6
2.1 Definisi Literasi Kesehatan ...................................................................................................... 6
2.2 Definisi Promosi Kesehatan ...................................................................................................... 6
2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ........................................................................................ 7
2.4 Strategi Promosi Kesehatan ..................................................................................................... 9
2.5 Hubungan Literasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan....................................................... 10
2.6 Studi Kasus .............................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP................................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Health Literacy atau literasi kesehatan merupakan kemampuan individu dalam mengakses,
memahami dan menggunakan informasi serta pelayanan kesehatan untuk membuat suatu
keputusan yang tepat (Verney et al, 2018). Menurut World Health Organization (2009) literasi
kesehatan didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi
dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses, memahami dan menggunakan informasi
untuk meningkatkan status kesehatan. Literasi kesehatan terdiri dari literasi kesehatan
fungsional, literasi kesehatan komunikatif dan literasi kesehatan kritis.

Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan
ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan).
Hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi
kesehatan. (Notoatmodjo, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Literasi Kesehatan?
2. Apa yang dimaksud Promosi Kesehatan?
3. Apa saja Rung Lingkup Promosi Kesehatan?
4. Apa saja Strategi Promosi Kesehatan?
5. Bagaimana Hubungan Literasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan?
6. Apa saja contoh Studi Kasus

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Literasi Kesehatan
2. Untuk Mengetahui Definisi Promosi Kesehatan
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
4. Untuk Mengetahui Strategi Promosi Kesehatan
5. Untuk Mengetahui Hubungan Literasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan
6. Untuk Mengetahui Studi Kasus

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan maupun hasil pembahasan makalah ini yaitu:

1. Sebagai referensi mempelajari mata kuliah Literasi Kesehatan


2. Sebagai landasan teori dalam mengemukakan pendapat mengenai Health literacy and
health promotion
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Literasi Kesehatan


Literasi kesehatan (Health literacy) adalah kapasitas individu untuk memperoleh proses
dan memahami informasi pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan kesehatan yang tepat. Literasi kesehatan merupakan seperangkat keterampilan,
seperti membaca, mendengarkan, analisis, pengambilan keputusan dan kemampuan untuk
menerapkannya dalam berbagai situasi yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu,
literasi kesehatan memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi kondisi kesehatan individu
maupun masyarakat. Semakin baik literasi kesehatan seseorang, maka semakin baik pula upaya
kesehatan yang dilakukannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kaboudi et al.,
2017).

Literasi kesehatan mempunyai andil yang besar dalam upaya meningkatkan kondisi sehat
seseorang. Hal ini berhubungan dengan kemampuan literasi kesehatan dalam mempengaruhi
pemilihan gaya hidup sehat, melakukan upaya pencegahan terhadap suatu penyakit, dan
mencari informasi mengenai penanganan serta perawatan medis yang tepat untuk suatu
penyakit. Melalui literasi kesehatan yang baik, seseorang mampu meningkatkan pengetahuan
dan potensi untuk mencapai tujuan mereka, kemudian secara tidak langsung dapat
mempengaruhi orang disekelilingnya, baik secara ekonomi maupun sosial. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa literasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan serta
membantu individu atau masyarakat dalam pengambilan keputusan yang tepat tentang
kesehatan mereka (Ledford, Cafferty & Russel, 2015).

2.2 Definisi Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk
mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan
menuju derajat kesehatan yang optimal (Kemenkes RI, 2015). Promosi kesehatan adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan. Promosi kesehatan merupakan upaya yang
dilakukan bersama individu atau masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kapasitasnya dari
tahu, mau menjadi mampu melakukan perubahan perilaku kearah kesehatan (Dadaczynski et
al., 2020).

Promosi kesehatan diselenggarakan dengan memperhatikan sasaran, metode dan media


yang tepat, dengan didukung oleh data dan informasi yang valid/akurat, serta sumber daya yang
optimal termasuk sumber daya manusia yang profesional. Upaya promosi kesehatan
dilaksanakan untuk mendukung penyelenggaraan program kesehatan lainnya, seperti perbaikan
gizi, peningkatan kesadaran kesehatan lingkungan, hingga upaya penanggulangan penyakit.
Oleh sebab itu, promosi kesehatan perlu dilaksanakan dengan melibatkan peran lintas program,
sehingga tujuan pelaksanaannya dapat tercapai secara optimal (Sharifirad et al., 2012).

2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Berdasarkan Permenkes RI No 74 Tahun 2015, Promosi Kesehatan harus dilaksanakan
dalam bentuk Pengembangan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, Penciptaan
lingkungan yang kondusif; Penguatan gerakan masyarakat, Pengembangan kemampuan
individu, dan Penataan kembali arah pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2015).

a. Pengembangan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Build Healthy


Policy)

Merupakan upaya pembangunan kesehatan melalui penguatan peran kebijakan


publik yang berwawasan kesehatan. Dengan kata lain, setiap kebijakan publik yang
ditetapkan harus memperhatikan korelasi atau dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat. Misalnya kebijakan tentang regulasi pengolahan sampah di suatu wilayah
yang dapat meminimalisir perkembangan vektor dan penyebaran penyakit akibat
penumpukan sampah.

b. Penciptaan lingkungan yang kondusif (Create Supportive Environment)


Merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan yang mampu mendukung atau
mempengaruhi perubahan perilaku seseorang kearah kesehatan. Lingkungan terdiri dari
lingkunagn fisik dan sosial. Misalnya dengan penyediaan bak sampah yang sesuai dengan
standar kesehatan di beberapa titik lokasi pembuangan sampah

c. Penguatan gerakan masyarakat (Strengthen Community Action)


Merupakan upaya memperkuat gerakan masyarakat. Baik melalui pembentukan
kelompok-kelompok maupun dengan organisasi masyarakat yang telah ada untuk dapat
mengimplementasikan gerakan perubahan berbasis masyarakat. Gerakan masyarakat
bertujuan agar semua pihak dilibatkan dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan
masyarakat dalam mengendalikan faktor yang mempengaruhi kesehatan. Misalnya
pembentukan kelompok peduli sampah pada masyarakat yang mampu memanfaatkan dan
mengolah sampah menjadi barang yang lebih berguna.

d. Pengembangan kemampuan individu (Develop Personal Skill)


Merupakan upaya untuk mengembangkan keterampilan individu agar masyarakat
mampu membuat keputusan yang efektif tentang kesehatannya. Misalnya dengan
membangun perspektif masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya
untuk menjaga kebersihan lingkungan dan terhindar dari penyakit akibat penumpukan
sampah pada lingkungan.

e. Penataan kembali arah pelayanan kesehatan (Re-Orient Health Service)


Merupakan upaya menata kembali arah utama pelayanan kesehatan, bukan hanya
dalam aspek kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga kepada upaya promotive dan preventif
kesehatan.
2.4 Strategi Promosi Kesehatan

a. Advokasi

Advokasi dilakukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kepentingan guna
mendapatkan dukungan penyelenggaraan program kesehatan dalam bentuk kebijakan
dan atau sumber daya yang diperlukan. Permenkes.

b. Bina Suasana

Bina suasana merupakan upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mampu
mendorong individu atau anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
kesehatan. Hal ini didukung dengan adanya lingkungan sosial yang pro dan memiliki
opini yang positif terhadap perilaku kesehatan (Misalnya keluarga, orang-orang yang
menjadi panutan/idolanya, atau kelompok masyarakat).

c. Gerakan Masyarakat/ Pemberdayaan

Gerakan masyarakat atau pemberdayaan merupakan upaya promosi kesehatan yang


berfokus secara langsung kepada masyarakat. Upaya ini merupakan proses membentuk
individu atau kelompok masyarakat yang mampu meningkatkan kontrol lebih besar
atas keputusan dan tindakan yang mempengaruhi kesehatan mereka. Hal ini bertujuan
agar semua pihak memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat untuk
mengendalikan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
d. Kemitraan

Kemitraan dilaksanakan untuk mendukung strategi promkes dalam rangka memelihara


dan meningkatkan kesehatan, melalui kerjasama dengan berbagai sektor yang berkaitan
dengan kesehatan. Kemitraan dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan,
kejelasan tujuan, kesetaraan kedudukan, dan transparansi di bidang kesehatan.

2.5 Hubungan Literasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaboudi, Marziyeh., dkk (2017),
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat literasi kesehatan dan perilaku
promosi kesehatan. Mengingat bahwa perilaku promosi kesehatan memiliki efek potensial pada
kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Oleh sebab itu, literasi kesehatan dapat dinilai sebagai
salah satu faktor dalam mempromosikan perilaku sehat dan menciptakan gaya hidup sehat dan
pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka (Kaboudi et al., 2017).

Literasi kesehatan merupakan mata rantai atau penghubung antara promosi kesehatan dan
perubahan perilaku pada sasaran. Hal ini karena, literasi kesehatan adalah proses membaca,
mendengar, memahami intervensi kesehatan yang diberikan melalui promosi kesehatan untuk
kemudian mampu mempengaruhi keputusannya terhadap pandangan kesehatan. Dari perpektif
promosi kesehatan, literasi sebagai sarana untuk memungkinkan individu mengambil kendali
lebih besar terhadap kesehatan dan membuat keputusan atas informaasi dan terlibat dalam
berdampak kepada kesehatan dirinya (Nutbeam, Levin-Zamir dan Rowlands, 2018).

Dalam hal ini, literasi kesehatan tidak hanya sebatas pendidikan, tapi juga pemberdayaan
terhadap individu atau masyarakat. Dimana literasi kesehatan secara tidak langsung mampu
memberdayakan individu atau kelompok masyarakat dalam memahami informasi kesehatan
dan memungkinkan keterlibatan mereka dalam tindakan promosi kesehatan dalam arti
sederhana secara kolektif'. Hal ini berhubungan dengan kemampuan individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam Editorial Oxford University (2019), hubungan literasi kesehatan dan promosi
kesehatan adalah sebagai berikut (Gugglberger, 2019):
a. Health literacy as a foundation
Artinya literasi kesehatan menjadi pondasi dasar dalam menentukan tingkat
keberhasilan penyelenggaraan promosi kesehatan. Hal ini karena literasi kesehatan
secara tidak langsung mencerminkan ketertarikan individu atau kelompok terhadap
informasi kesehatan. Sehingga promosi kesehatan akan lebih mudah diterima apabila
kelompok sasarannya lebih melek akan kesehatan. Namun sebaliknya, promosi
kesehatan akan lebih sulit dilakukan pada kelompok yang memiliki literasi yang
rendah. Dengan demikian, tingkat keberhasilan promosi kesehatan akan bergantung
pada tingkat literasi kesehatan kelompok sasaran.

b. Health literacy as an outcome


Promosi kesehatan bertujuan untuk mempengaruhi berbagai determinan
kesehatan, baik pada tingkat individu, kelompok maupun kontekstual (seperti
lingkungan fisik dan lingkungan sosial). Dengan kata lain, promosi kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, motivasi, niat perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan. selanjutnya, salah satu faktor penentu keberhasilan
promosi kesehatan adalah literasi kesehatan, yaitu dalam keberhasilan kelompok
sasaran dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan
yang relevan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya.

c. Health literacy as a partner


Promosi kesehatan dan literasi kesehatan bersifat saling melengkapi. Dimana
promosi kesehatan dapat bertindak sebagai advokasi, membangun bina suasana dan
gerakan masyarakat untuk mebangun kesadaran kesehatan pada masyarakat.
Sementara, literasi kesehatan dapat menjadi pendukung dalam hal peningkatan
pemahaman dan kepekaan masyarakat terhadap informasi kesehatan. Sehingga
keduanya saling melengkapi dalam mendukung perubahan perilaku kea rah
kesehatan.
d. Health literacy as a driver
Dalam menjalankan strategi advokasi, literasi kesehatan berperan penting dalam
mempengaruhi pembuat kebijakan untuk ambil bagian dalam setuju atau tidak setuju
pada perubahan ke arah kesehatan. Ketika pembuat kebijakan paham akan
pentingnya literasi kesehatan, maka promosi kesehatan dapat memanfaatkan
komitmen ini dengan mendukung literasi kesehatan sebagai gerakan dengan
kerangka kerja yang diperlukan di wilayah kepemimpinannya. Dengan demikian
akan terlahir kebijakan yang mendukung peningkatan literasi kesehatan untuk
menyebarkan kesadaran kepada masyarakat yang lebih luas tentang masalah
kesehatan.

e. Health literacy as an informant


Promosi kesehatan tanpa adanya tindak lanjut dalam hal literasi kesehatan yang
baik tidak akan berdampak signifikan. Pasalnya perubahan kondisi akan terus terjadi,
sehingga literasi sangat dibutuhkan dalam menghadapi setiap perubahan yang
mengarah pada kesehatan. Studi menunjukkan bahwa orang dengan literasi
kesehatan yang lebih rendah memiliki kualitas hidup yang lebih rendah, harapan
hidup yang berkurang dan gaya hidup yang lebih buruk daripada orang dengan
literasi kesehatan yang lebih tinggi.

2.6 Studi Kasus


Promosi Kesehatan Melalui Media Sosial, Literasi Kesehatan, dan Kebijakan Physical
DistancingTerhadap Perilaku PencegahanCOVID-19”

Peran pemerintah sangat penting dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.
Dalam hal ini, pemerintah wilayah DKI Jakarta mengeluarkan berbagai kebijakan dalam
upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, dimulai dari penerapan physical
distancing,pelaksanaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), Work From Home (WFH),
pembatasan trasnportasi, serta kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Pemerintah pusat juga mengambil peran dalam upaya menangani COVID-19, misalnya
dengan melakukan upaya promosi kesehatan dengan mengajak masyarakat untuk selalu
melakukan cuci tanganpakai sabun, memakai masker apabila keluar rumah, serta memberikan
informasi-informasi kesehatan dalam upaya pencegahan virus. Namun, kebijakan tersebut
belum berhasil maksimal, karena masih banyaknya masyarakat yang tidak patuhd alam
menaati kebijakan yang telah dibuat.

Berdasarkan teori pencegahan perilaku, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi


perilaku pencegahan COVID-19, diantaranya kepercayaan, umur, pendidikan, status ekonomi,
dan promosi kesehatan. Sementara faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (health
behavior) yaitu faktor literasi kesehatan, faktor pemberdayaan psikologis dan faktor pembaur.
Oleh sebab itu, pemerintah DKI Jakarta menerapkan strategi promosi kesehatan, literasi
kesehatan dan pembentukan kebijakan dalam upaya penanggulangan Pandemi Covid-19.

Hasil penelitian oleh Yunita, Riva., dkk (2021), ditemukan fakta bahwa terdapat hubungan
promosi kesehatan melalui media sosial terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada
masyarakat perkotaan. Dimana semakin efektif media dalam pemberian promosi kesehatan,
maka akan semakin meningkat pula perilaku individu dalam melakukan pencegahan
COVID-19. Dalam hal ini promosi kesehatan dilakukan melalui media sosia facebook dan
Instagram. Penelitian ini menunjukkan bahwa promosi kesehatan secara virtual menciptakan
ilusi bahwa orang-orang yang berinteraksi berada dalam ruang dan waktu yang sama yang
kemudian memberi kemudahan pada pengguna dalam melakukan penyebaran informasi
kesehatan secara visual seluas mungkin dengan tampilan yang lebih menarik. Dengan
demikian, promosi kesehatan melalui media sosial dapat meningkatkan pengetahuan, sikap
dan persepsi dalam perubahan perilaku ke arah kesehatan.

Hasil penelitian juga menunjukan adanya hubungan literasi kesehatan terhadap perilaku
pencegahan COVID-19 pada masyarakat perkotaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat
literasi kesehatan yang dimiliki seseorang, maka akan semakin meningkat pula perilaku
individu dalam melakukan pencegahan COVID-19. Akses informasi yang telah berkembang
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menemukan sumber informasi kesehatan, baik
melalui media sosial, media massa, forum diskusi yang kemudian mempengaruhi keputusannya
dalam meningkatkan status kesehatannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya promosi kesehatan dan literasi
kesehatan pada masyarakat akan saling berpengaruh dan mendukung satu sama lain. Melalui
promosi kesehatan yang optimal, maka masyarakat akan lebih sadar terhadap pentingnya
perilaku kesehatan. Disamping itu, melalui literasi kesehatan yang optimal, maka masyarakat
akan lebih cakap dalam setiap perubahan kondisi kesehatan, yang kemudian keduanya akan
mempengaruhi pengambilan keputusan individu dalam melakukan perubahan perilaku ke arah
kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Literasi kesehatan (Health literacy) adalah kapasitas individu untuk memperoleh proses
dan memahami informasi pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan kesehatan yang tepat. Literasi kesehatan merupakan seperangkat keterampilan, seperti
membaca, mendengarkan, analisis, pengambilan keputusan dan kemampuan untuk
menerapkannya dalam berbagai situasi yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu,
literasi kesehatan memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi kondisi kesehatan individu
maupun masyarakat. Semakin baik literasi kesehatan seseorang, maka semakin baik pula upaya
kesehatan yang dilakukannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kaboudi et al.,
2017).

Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan


menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk
mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan
menuju derajat kesehatan yang optimal (Kemenkes RI, 2015). Promosi kesehatan adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan Kesehatan. Promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan bersama
individu atau masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kapasitasnya dari tahu, mau menjadi
mampu melakukan perubahan perilaku kearah kesehatan (Dadaczynski et al., 2020).

3.2 Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini.Oleh karena itu
diperlukan saran untuk memperbaikinya.Untuk segala kritik dan saran yang membangun selalu
kami nantikan agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada makalah ini.
Daftar Pustaka
Dadaczynski, K. et al. (2020) “The role of school leaders’ health literacy for the implementation
of health promoting schools,” International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(6). doi:10.3390/ijerph17061855.

Gugglberger, L. (2019) “The multifaceted relationship between health promotion and health
literacy,” Health Promotion International, 34(5), hal. 887–891. doi:10.1093/heapro/daz093.

Kaboudi, M. et al. (2017) “A study of health literacy components and their relationships with
health-promoting behaviors in students at Kermanshah University of medical sciences,”
International Journal of Pediatrics, 5(12), hal. 6721–6729. doi:10.22038/ijp.2017.26823.2313.

Kemenkes RI (2015) “Permenkes No. 74 Tahun 2015 Tentang Upaya Peningkatan Kesehatan &
Pencegahan Penyakit,” 2015, hal. 1–14. Tersedia pada: http://promkes.kemkes.go.id/permenkes-
no74-tahun-2015-tentang-upaya-peningkatan-dan-pencegahan-penyakit.

Nutbeam, D., Levin-Zamir, D. dan Rowlands, G. (2018) “Health literacy and health promotion in
context,” Global Health Promotion, 25(4), hal. 3–5. doi:10.1177/1757975918814436.

Sharifirad, G. et al. (2012) “Relationship between health literacy, health status, and healthy
behaviors among older adults in Isfahan, Iran,” Journal of Education and Health Promotion, 1(1),
hal. 31. doi:10.4103/2277-9531.100160.

Yunita, Riva., dkk. Promosi Kesehatan Melalui Media Sosial, Literasi Kesehatan, dan Kebijakan
Physical DistancingTerhadap Perilaku PencegahanCOVID-19. Jakarta : Jurnal Interprofesi
Kesehatan IndonesiaVol. 1, No. 1, Agustus 2021. Diakses melalui
https://jurnalinterprofesi.com/index.php/jipki

Anda mungkin juga menyukai