OLEH KELOMPOK 5:
DOSEN PENGAMPU:
Melisa Yenti , S.K.M., MKM
Makalah ini akan membahas mengenai “Health literacy and health promotion”. Kami harap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat ...................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6
2.1 Definisi Literasi Kesehatan ...................................................................................................... 6
2.2 Definisi Promosi Kesehatan ...................................................................................................... 6
2.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ........................................................................................ 7
2.4 Strategi Promosi Kesehatan ..................................................................................................... 9
2.5 Hubungan Literasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan....................................................... 10
2.6 Studi Kasus .............................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP................................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Health Literacy atau literasi kesehatan merupakan kemampuan individu dalam mengakses,
memahami dan menggunakan informasi serta pelayanan kesehatan untuk membuat suatu
keputusan yang tepat (Verney et al, 2018). Menurut World Health Organization (2009) literasi
kesehatan didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi
dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses, memahami dan menggunakan informasi
untuk meningkatkan status kesehatan. Literasi kesehatan terdiri dari literasi kesehatan
fungsional, literasi kesehatan komunikatif dan literasi kesehatan kritis.
Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan
ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan).
Hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi
kesehatan. (Notoatmodjo, 2012)
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Literasi Kesehatan
2. Untuk Mengetahui Definisi Promosi Kesehatan
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
4. Untuk Mengetahui Strategi Promosi Kesehatan
5. Untuk Mengetahui Hubungan Literasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan
6. Untuk Mengetahui Studi Kasus
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan maupun hasil pembahasan makalah ini yaitu:
Literasi kesehatan mempunyai andil yang besar dalam upaya meningkatkan kondisi sehat
seseorang. Hal ini berhubungan dengan kemampuan literasi kesehatan dalam mempengaruhi
pemilihan gaya hidup sehat, melakukan upaya pencegahan terhadap suatu penyakit, dan
mencari informasi mengenai penanganan serta perawatan medis yang tepat untuk suatu
penyakit. Melalui literasi kesehatan yang baik, seseorang mampu meningkatkan pengetahuan
dan potensi untuk mencapai tujuan mereka, kemudian secara tidak langsung dapat
mempengaruhi orang disekelilingnya, baik secara ekonomi maupun sosial. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa literasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan serta
membantu individu atau masyarakat dalam pengambilan keputusan yang tepat tentang
kesehatan mereka (Ledford, Cafferty & Russel, 2015).
a. Advokasi
Advokasi dilakukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kepentingan guna
mendapatkan dukungan penyelenggaraan program kesehatan dalam bentuk kebijakan
dan atau sumber daya yang diperlukan. Permenkes.
b. Bina Suasana
Bina suasana merupakan upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mampu
mendorong individu atau anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
kesehatan. Hal ini didukung dengan adanya lingkungan sosial yang pro dan memiliki
opini yang positif terhadap perilaku kesehatan (Misalnya keluarga, orang-orang yang
menjadi panutan/idolanya, atau kelompok masyarakat).
Literasi kesehatan merupakan mata rantai atau penghubung antara promosi kesehatan dan
perubahan perilaku pada sasaran. Hal ini karena, literasi kesehatan adalah proses membaca,
mendengar, memahami intervensi kesehatan yang diberikan melalui promosi kesehatan untuk
kemudian mampu mempengaruhi keputusannya terhadap pandangan kesehatan. Dari perpektif
promosi kesehatan, literasi sebagai sarana untuk memungkinkan individu mengambil kendali
lebih besar terhadap kesehatan dan membuat keputusan atas informaasi dan terlibat dalam
berdampak kepada kesehatan dirinya (Nutbeam, Levin-Zamir dan Rowlands, 2018).
Dalam hal ini, literasi kesehatan tidak hanya sebatas pendidikan, tapi juga pemberdayaan
terhadap individu atau masyarakat. Dimana literasi kesehatan secara tidak langsung mampu
memberdayakan individu atau kelompok masyarakat dalam memahami informasi kesehatan
dan memungkinkan keterlibatan mereka dalam tindakan promosi kesehatan dalam arti
sederhana secara kolektif'. Hal ini berhubungan dengan kemampuan individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam Editorial Oxford University (2019), hubungan literasi kesehatan dan promosi
kesehatan adalah sebagai berikut (Gugglberger, 2019):
a. Health literacy as a foundation
Artinya literasi kesehatan menjadi pondasi dasar dalam menentukan tingkat
keberhasilan penyelenggaraan promosi kesehatan. Hal ini karena literasi kesehatan
secara tidak langsung mencerminkan ketertarikan individu atau kelompok terhadap
informasi kesehatan. Sehingga promosi kesehatan akan lebih mudah diterima apabila
kelompok sasarannya lebih melek akan kesehatan. Namun sebaliknya, promosi
kesehatan akan lebih sulit dilakukan pada kelompok yang memiliki literasi yang
rendah. Dengan demikian, tingkat keberhasilan promosi kesehatan akan bergantung
pada tingkat literasi kesehatan kelompok sasaran.
Peran pemerintah sangat penting dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.
Dalam hal ini, pemerintah wilayah DKI Jakarta mengeluarkan berbagai kebijakan dalam
upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, dimulai dari penerapan physical
distancing,pelaksanaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), Work From Home (WFH),
pembatasan trasnportasi, serta kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Pemerintah pusat juga mengambil peran dalam upaya menangani COVID-19, misalnya
dengan melakukan upaya promosi kesehatan dengan mengajak masyarakat untuk selalu
melakukan cuci tanganpakai sabun, memakai masker apabila keluar rumah, serta memberikan
informasi-informasi kesehatan dalam upaya pencegahan virus. Namun, kebijakan tersebut
belum berhasil maksimal, karena masih banyaknya masyarakat yang tidak patuhd alam
menaati kebijakan yang telah dibuat.
Hasil penelitian oleh Yunita, Riva., dkk (2021), ditemukan fakta bahwa terdapat hubungan
promosi kesehatan melalui media sosial terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada
masyarakat perkotaan. Dimana semakin efektif media dalam pemberian promosi kesehatan,
maka akan semakin meningkat pula perilaku individu dalam melakukan pencegahan
COVID-19. Dalam hal ini promosi kesehatan dilakukan melalui media sosia facebook dan
Instagram. Penelitian ini menunjukkan bahwa promosi kesehatan secara virtual menciptakan
ilusi bahwa orang-orang yang berinteraksi berada dalam ruang dan waktu yang sama yang
kemudian memberi kemudahan pada pengguna dalam melakukan penyebaran informasi
kesehatan secara visual seluas mungkin dengan tampilan yang lebih menarik. Dengan
demikian, promosi kesehatan melalui media sosial dapat meningkatkan pengetahuan, sikap
dan persepsi dalam perubahan perilaku ke arah kesehatan.
Hasil penelitian juga menunjukan adanya hubungan literasi kesehatan terhadap perilaku
pencegahan COVID-19 pada masyarakat perkotaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat
literasi kesehatan yang dimiliki seseorang, maka akan semakin meningkat pula perilaku
individu dalam melakukan pencegahan COVID-19. Akses informasi yang telah berkembang
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menemukan sumber informasi kesehatan, baik
melalui media sosial, media massa, forum diskusi yang kemudian mempengaruhi keputusannya
dalam meningkatkan status kesehatannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya promosi kesehatan dan literasi
kesehatan pada masyarakat akan saling berpengaruh dan mendukung satu sama lain. Melalui
promosi kesehatan yang optimal, maka masyarakat akan lebih sadar terhadap pentingnya
perilaku kesehatan. Disamping itu, melalui literasi kesehatan yang optimal, maka masyarakat
akan lebih cakap dalam setiap perubahan kondisi kesehatan, yang kemudian keduanya akan
mempengaruhi pengambilan keputusan individu dalam melakukan perubahan perilaku ke arah
kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Literasi kesehatan (Health literacy) adalah kapasitas individu untuk memperoleh proses
dan memahami informasi pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan kesehatan yang tepat. Literasi kesehatan merupakan seperangkat keterampilan, seperti
membaca, mendengarkan, analisis, pengambilan keputusan dan kemampuan untuk
menerapkannya dalam berbagai situasi yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu,
literasi kesehatan memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi kondisi kesehatan individu
maupun masyarakat. Semakin baik literasi kesehatan seseorang, maka semakin baik pula upaya
kesehatan yang dilakukannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kaboudi et al.,
2017).
3.2 Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini.Oleh karena itu
diperlukan saran untuk memperbaikinya.Untuk segala kritik dan saran yang membangun selalu
kami nantikan agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada makalah ini.
Daftar Pustaka
Dadaczynski, K. et al. (2020) “The role of school leaders’ health literacy for the implementation
of health promoting schools,” International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(6). doi:10.3390/ijerph17061855.
Gugglberger, L. (2019) “The multifaceted relationship between health promotion and health
literacy,” Health Promotion International, 34(5), hal. 887–891. doi:10.1093/heapro/daz093.
Kaboudi, M. et al. (2017) “A study of health literacy components and their relationships with
health-promoting behaviors in students at Kermanshah University of medical sciences,”
International Journal of Pediatrics, 5(12), hal. 6721–6729. doi:10.22038/ijp.2017.26823.2313.
Kemenkes RI (2015) “Permenkes No. 74 Tahun 2015 Tentang Upaya Peningkatan Kesehatan &
Pencegahan Penyakit,” 2015, hal. 1–14. Tersedia pada: http://promkes.kemkes.go.id/permenkes-
no74-tahun-2015-tentang-upaya-peningkatan-dan-pencegahan-penyakit.
Nutbeam, D., Levin-Zamir, D. dan Rowlands, G. (2018) “Health literacy and health promotion in
context,” Global Health Promotion, 25(4), hal. 3–5. doi:10.1177/1757975918814436.
Sharifirad, G. et al. (2012) “Relationship between health literacy, health status, and healthy
behaviors among older adults in Isfahan, Iran,” Journal of Education and Health Promotion, 1(1),
hal. 31. doi:10.4103/2277-9531.100160.
Yunita, Riva., dkk. Promosi Kesehatan Melalui Media Sosial, Literasi Kesehatan, dan Kebijakan
Physical DistancingTerhadap Perilaku PencegahanCOVID-19. Jakarta : Jurnal Interprofesi
Kesehatan IndonesiaVol. 1, No. 1, Agustus 2021. Diakses melalui
https://jurnalinterprofesi.com/index.php/jipki