Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

“PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU”

Dosen Pengampu: Irma, SKM.,M.Kes

DISUSUN OLEH:

KESYA JUWITA RATU (230305501060)

RADHWA RAZIKHAH (230305501061)

MELATI TRIANA PUTRI (230305501062)

FATIMAH SITTI NURFADILLAH (230305501070)

NUR FADILAH ILHAM (2303305501071)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat, dan inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah terlibat
dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh pembaca
tentang konsep dan pentingnya “Promosi Kesehatan Dan Ilmu Pengetahuan”
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan edukasi dan banyak dampak positif
kepada seluruh pembaca.

Olehnya, penulis meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
beberapa kesalahan, dan kata yang kurang dimengerti karena sejatinya manusia
tidak pernah luput dari salah dan dosa.

Makassar, 28 februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
A. Definisi Promosi Kesehatan ............................................................................ 4
B. Visi Dan Misi Promosi Kesehatan ................................................................... 4
C. Strategi Promosi Kesehatan ............................................................................. 5
D. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ................................................................. 8
E. Sasaran Promosi Kesehatan ............................................................................. 9
F. Metode Dan Teknik Promosi Kesehatan ......................................................... 10
G. Fungsi Promosi Kesehatan ............................................................................ 12
H. Tugas Promotor Kesehatan ............................................................................ 13
I. Program Pendidikan Kesehatan....................................................................... 14
J. Proses Adopsi Tingkah Laku .......................................................................... 15
BAB III LITERATURE REVIEW .................................................................. 17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23
LAMPIRAN ..................................................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial


yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan
kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman
hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidupsehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah
dan swasta bersama-sama Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat.
Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan
Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa promosi Kesehatan merupakan salah satu
pilar dalam pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat Kesehatan masyarakat setinggi tingginya melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya yang hidup dengan
perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat Kesehatan yang setinggi tingginya di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Dalam perkembangnnya pusat promosi Kesehatan melihat ada
beberapa hal yang perlu dilihat Kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Promosi Kesehatan dan kebijakan Promosi Kesehatan baik di pusat maupun
didaerah, serta masalah yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat
ini dan terkait dengan promosi kesehatan.
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara factor-faktor tersebut
pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat penting di dalam upaya
merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan atau
yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut bisamerubah
perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang ikut
berperan dan saling berkaitandalam proses perubahan perilaku itu sendiri. Perilaku

1
dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitasorganisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnyaadalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilakumanusia mempunyai bentangan yang
sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan
kegiatan internalseperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku
manusia.Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadapstimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanankesehatan, makanan, serta lingkungan

Dari latar belakang diatas maka didalam makalah ini kami akan membahas
tentang “Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Promosi Kesehatan?


2. Apa Visi dan Misi Promosi Kesehatan?
3. Apa strategi dalam Promosi Kesehatan?
4. Apa saja ruang lingkup dalam Promosi Kesehatan?
5. Siapa saja sasaran dalam Promosi Kesehatan?
6. Apa metode dan Teknik promosi kesehatan?
7. Apa fungsi Promosi Kesehatan?
8. Apa tugas Promosi Kesehatan?
9. Apa saja program pendidik kesehatan?
10. Bagaimana Prosesa adopsi tingkah laku?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui definisi dari Promosi Kesehatan


2. Untuk mengetahui Visi dan Misi Promosi Kesehatan
3. Untuk mengetahui strategi dalam Promosi Kesehatan
4. Untuk mengetahui ruang lingkup Promosi Kesehatan
5. Untuk mengetahui sasaran Promosi Kesehatan
6. Untuk mengetahui metode dan Teknik Promosi Kesehatan
7. Untuk mengetahui fungsi Promosi Kesehatan
8. Untuk mengetahui tugas Promosi Kesehatan
9. Untuk mengetahui program pendidik Kesehatan.
10. Untuk mengetahui proses adopsi tingkah laku.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis terkait dengan masalah
Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku.

2
2. Bagi Institusi Pendidikan
Karya tulis ini dapat dijadikan salah satu sumber kepustakaan dalam proses
perkuliahan mengenai Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
3. Bagi Masyarakat
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat
tentang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku diberbagai aspek.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Promosi Kesehatan

Green, L.W. and Kreuter (2005) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai


kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi
untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi hidup yang menguntungkan
kesehatan individu, kelompok, atau komunitas. Promosi kesehatan juga dipahami
sebagai perilaku yang dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan mewujudkan potensi kesehatan manusia (Pender, Murdaugh and Parsons,
2015). WHO mendefinisikan promosi kesehatan sebagai proses untuk membuat
seseorang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan
mereka. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2005) dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit, merumuskan promosi kesehatan adalah proses untuk
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, memengaruhi
dan membantu masyarakat berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku
dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat
kesehatan yang optimal.

Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari
pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)
dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu
promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.
(Notoatmodjo, 2012)

B. Visi Dan Misi Promosi Kesehatan

1. Visi
Visi Promosi Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari bagian Visi Indonesia
Sehat tahun 2010. Visi Promosi Kesehatan adalah “Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.” Dimana setiap individu pada rumah tangga di Indonesia telah
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka:

a. Mencegah terjadinya penyakit dan masalah kesehatan.


b. Menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan.

4
c. Memanfaatkan pelayanan kesehatan.
d. Mengembangkan dan melaksanakan upaya kegiatan masyarakat.
2. Misi
Misi Promosi Kesehatan adalah:
a. Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok masyarakat, baik
melalui pendekatan personal, keluarga, organisasi, dan gerakan
masyarakat.
b. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat,
c. mengadvokasi para pengambil keputusan dan penetu kebijakan serta
pihak lain yang berkepentingan, dalam rangka:
 Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan undang-
undang yang berwawasan kesehatan
 Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan
masyarakat dalam program kesehatan.
 Meningkatkan kemitraan yang sinergis antara pemerintah pusat
dan daerah serta antara pemerintah dengan masyarakat termasuk
lembaga swadata masyarakat (LSM).
 Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada
khususnya dan dalam bidang kesehatan pada umumnya.

C. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi promosi kesehatan yang ditetapkan WHO pada tahun 1994 dalam
Nurmala, terdiri dari tiga, yaitu, advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan
masyarakat (Nurmala, 2018)

a. Advokasi
Advokasi merupakan suatu upaya yang dilakukan agar mendapatkan
dukungan orang lain dengan cara meyakinkan orang tersebut sehingga dapat
mendukung tujuan yang akan kita capai. Dalam promosi kesehatan yaitu
melakukan advokasi kepada para pemegang peraturan dan kebijakan untuk
dapat mendukung program kesehatan yang dapat dilakukan dalam bentuk
formal dan informal (Nurmala, 2018). Advokasi dalam bentuk formal yaitu
melakukan presentasi mengenai program kesehatan kepada pejabat terkait
atau para pembuat kebijakan, sedangkan advokasi informal dalam bentuk
mengunjungi para pembuat kebijakan dengan menyampaikan usulan
program kesehatan dan meminta dukungan baik dana maupun fasilitas.
Strategi advokasi bertujuan membuat segala bidang mendukung dan
menguntungkan untuk kesehatan baik itu politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan sekitar dengan sasaran para pengambil keputusan dari

5
berbagai sektor tersebut dengan tujuan meyakinkan mereka bahwa program
kesehatan yang dilakukan sangat penting (Susilowati, 2016). Sasarannya
merupakan sasaran tersier yaitu, para pembuat kebijakan dan dihormati.
Hasil yang diharapkan dalam advokasi ini, yaitu berupa adanya kebijakan
dan peraturan yang mendukung masyarakat untuk mewujudkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kesehatan, baik itu melalui dana
atau atau sumber daya lainnya dengan melakukan pendekatan perorangan
seperti, lobi, dialog, negosiasi, debat, petisi, mobilisasi, seminar dan lainnya
(Makhfudli & Efendi, 2009).
Sasaran tersier yang dapat mendukung strategi ini dalam berbagai
tatanan, seperti, dalam tatanan rumah tangga, melalui strategi advokat untuk
dapat melakukan promosi kesehatan, maka sasaran tersiernya yaitu, ketua
TR atau RW dan kepala desa. Jika dalam tatanan institusi pendidikan, maka
sasaran tersier yaitu kepala sekolah dan pemilik sekolah. Dalam tatanan
tempat kerja, sasarannya adalah direktur atau pemilik perusahaan.
Kemudian jika di tempat umum, maka sasaran tersier adalah kepala daerah
atau direksi (Maulana, 2009). Menurut Permenkes No. 74 Tahun 2015,
mengenai upaya peningkatan dan pencegahan penyakit, advokasi dilakukan
kepada para penentu kebijakan dan pemangku kepentingan guna
mendapatkan dukungan dalam bentuk kebijakan dan sumber daya yang
diperlukan. Hasil advokasi berdasarkan permenkes ini dapat diinformasikan
dan dijadikan bahan advokasi ke jenjang pemerintahan yang lain secara
timbal balik. Dalam pelaksanaan strategi advokasi agar dapat berjalan
dengan baik, prinsip dasar yang dilakukan yaitu melakukan lobi politik,
kegiatan persuasif, memberikan semangat serta memberikan tekanan
kepada pejabat pengambil keputusan atau pejabat institusi (Susilowati,
2016). Tujuan advokasi secara umum, yaitu memengaruhi para pengambil
keputusan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan
masyarakat.

b. Dukungan Social (Social Support)


Strategi ini merupakan bentuk untuk menciptakan suasana yang
mendapatkan dukungan yang menunjang peningkatan kesehatan sehingga
masyarakat terdorong untuk mengikuti program kesehatan yang ditetapkan
(Maulana, 2009). Misalnya, untuk mendukung program pola hidup bersih
sehat, maka perlu dukungan beberapa bidang untuk menciptakan suasana
lingkungan yang kondusif yang mendukung pola hidup bersih dan sehat,
baik itu lingkungan fisik, s
osial, budaya, ekonomi, dan politik (Makhfudli & Efendi, 2009). Fungsi
strategi ini juga menjadi jembatan antara sektor kesehatan dengan sektor
yang lain sebagai mitra dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah
sehingga terjadi koordinasi kesehatan. Sasarannya merupakan sasaran

6
sekunder (Susilowati, 2016). Sasaran sekunder dalam berbagai tatanan,
seperti tatanan rumah tangga, sasaran sekundernya yaitu, kepala keluarga,
orangtua, dan kader. Dalam tatanan institusi pendidikan, sasaran
sekundernya adalah guru, karyawan, dan organisasi dalam institusi
pendidikan tersebut. Kemudian dalam tatanan tempat kerja, sasaran
sekunder yaitu karyawan dan manajer. Pada tempat umum, sasaran sekunder
merupakan petugas tempat umum (Maulana, 2009). Strategi ini
dimaksudkan agar promosi kesehatan dapat berjalan dengan mudah jika
adanya dukungan dari lapisan masyarakat, baik itu formal (petugas
kesehatan dan pejabat pemerintah), serta laporan informal (tokoh
masyarakat,agama, dan adat) (Nurmala, 2018). Tokoh masyarakat menjadi
perantara antara pelaksana program kesehatan dan penerima program
kesehatan. Dengan adanya dukungan dari sasaran sekunder ini, maka
pelaksanaan program kesehatan akan dapat berjalan dengan mudah. Bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan strategi ini, dengan
melakukan pelatihan untuk tokoh masyarakat, seminar, lokakarya serta
bimbingan kepada masyarakat (Nurmala, 2018).
Berdasarkan Permenkes No. 74 Tahun 2015, mengenai upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit, dukungan sosial juga berarti
melakukan kemitraan yang dapat mendukung pelaksanaan advokasi dan
pemberdayaan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan,
serta kemitraan dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan,
kejelasan tujuan, kesetaraan kedudukan, dan transparansi di bidang
kesehatan. Tujuan dari strategi ini yaitu, membuat para tokoh masyarakat
menjadi jembatan atau media antara penyedia layanan kesehatan (pembuat
program) dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan, oleh
karena itu perlu adanya dukungan sosial dari para tokoh masyarakat dalam
melakukan sosialisasi program kesehatan sehingga tercipta suasana yang
kondusif untuk peningkatan kesehatan (Susilowati, 2016).

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowoment)


Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk membuat
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat menjadi mandiri dalam hal
kemauan, kesadaran, dan kemampuan dalam meningkatkan derajat
kesehatan, serta membuat masyarakat lebih aktif dalam hal kesehatan
(Maulana, 2009). Pemberdayaan masyarakat merupakan gerakan yang
dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat dalam
hal mengenali dan memelihara status kesehatannya sendiri serta orang di
sekitarnya dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
keterampilan masyarakat tersebut untuk memiliki perilaku hidup bersih dan
sehat agar meningkatkan status kesehatannya (Makhfudli & Efendi, 2009).

7
Pada strategi pemberdayaan ini, promosi kesehatan ditujukan kepada
masyarakat langsung yang bertujuan menciptakan masyarakat yang
memiliki kemampuan memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri
dengan adanya kegiatan pemberdayaan berupa gerakan masyarakat untuk
kesehatan seperti penyuluhan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk koperasi dan pelatihan yang dapat meningkatkan
pendapatan untuk mendukung meningkatnya kesehatan (Nurmala, 2018).
Berdasarkan Permenkes No. 74 Tahun 2015, mengenai upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit, strategi promosi kesehatan tentang
pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk mampu menciptakan kesadaran,
kemauan, serta kemampuan individu, keluarga, dan kelompok masyarakat
dalam rangka meningkatkan kepedulian dan peran aktif di berbagai upaya
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilaksanakan dengan cara memfasilitasi proses pemecahan masalah dengan
pendekatan edukatif dan partisipatif dan juga memperhatikan kebutuhan,
potensi, dan sosial budaya setempat.

D. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Berdasarkan Piagam Ottawa tahun 1986, ruang lingkup promosi kesehatan


dikelompokkan menjadi lima area yaitu:

1. Build Healthy Policy


Build Healthy Policy atau membangun kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan memperhatiikan dampak kesehatan dari setiap
keputusan yang telah dibuat. Kebijakan publik sebaiknya menguntungkan
kesehatan. Bentuk kebijakan publik antara lain berupa peraturan perundang-
undangan, kebijakan fiskal, kebijakan pajak dan pengembangan organisasi
serta kelembagaan. Berikut contoh-contoh bentuk kebijakan di Indonesia:
a. Kebijakan kawasan tanpa rokok
b. Pembatasan iklan rokok
c. Pemakaian helm dan sabuk pengaman

2. Create Supportive Environment


Create Supportive Environment atau menciptakan lingkungan yang
mendukung merupakan peranan yang besar untuk mendukung seseorang
atau mempengaruhi kesehatan dan perilaku seseorang. Berikut merupakan
contoh lingkungan yang mendukung:
a. Penyediaan pojok laktasi di tempat-tempat umum
b. Penyediaan tempat sampah
c. Pengembangan tempat konseling remaja

8
3. Strengthen Community Action
Strengthen Community Action atau memperkuat gerakan masyarakat.
Promosi kesehatan berperan untuk mendorong serta memfasilitasi upaya
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Berikut contoh-contoh penguatan gerakan masyarakat :
a. Terbentuknya yayasan atau lembaga konsumen kesehatan
b.Terbentuknya posyandu
c. Terbentuknya pembiayaan kesehatan bersumber daya Masyarakat
4. Develop Personal Skill
Develop Personal Skill atau mengembangkan keterampilan individu
merupakan upaya agar masyarakat mampu membuat keputusan yang efektif
tentang kesehatannya. Masyarakat membutuhkan informasi, pendidikan,
pelatihan dan berbagai keterampilan. Promosi Kesehatan berperan untuk
memberdayakan masyarakat agar dapat mengambil keputusan dan
mengalihkan tanggung jawab kesehatan berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan setiap individu. Pemberdayaan akan lebih efektif bila
dilakukan dari tatanan rumah tangga, tempat kerja, dan tatanan lain yang
telah ada di Masyarakat

5. Re-Orient Health Service


Re-Orient Health Service atau menata kembali arah utama pelayanan
kesehatan kepada upaya preventif dan promotif serta mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitatif.

E. Sasaran Promosi Kesehatan

Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 jenis sasaran, yaitu:


sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier.
1. Sasaran primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah
pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari
masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang
tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu
yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh: Sistem nilai dan norma-
norma sosial serta norma-norma hukum yang dapat
diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal maupun pemuka formal. Keteladanan dari para pemuka

9
masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal, dalam
mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social
pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum (public
opinion). Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya
PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka
yang bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya
perangkat pemerintahan dan dunia usaha.

2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan
lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan
dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: Berperan sebagai panutan dalam
mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS
dan menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai
kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya
PHBS.

3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain
yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan
sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan
PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
a. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya
PHBS dan kesehatan masyarakat.
b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)
yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu
sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas
pada umumnya.

F. Metode Dan Teknik Promosi Kesehatan

Dalam mencapai tujuan dari PROMKES yang menuntut adanya suatu proses
yang bertujuan untuk merubah perilaku baik individu maupun kelompok, yang
dipengaruhi berbagai faktor dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu faktor yang
berpengaruh besar terhadap pencapaian akan hasil yang baik dalam satu
pelaksanaan PROMKES baik melalui program pendidikan dan penyuluhan
kesehatan adalah dengan memilih metode pelatihan yang tepat. Menurut perumusan

10
dalam panduan buku ajar yang disusun oleh PPSDMK KEMENKES RI, dalam
pengembangan dan pelaksanaan Metode dibagi ke dalam kriteria yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan metode belajar yang dibagi menjadi (Modul Bahan Ajar
Keperawatan, 2016):
1. Metode individual
Menurut fungsinya dalam Pendidikan atau penyuluhan kesehatan,
metode ini dirancang dengan sifat individual yang bertujuan untuk
digunakan dalam membina perilaku baru, atau membina satu individu yang
menunjukan sikap ketertarikan terhadap suatu inovasi atau perubahan pola
perilaku. Misalnya membina seorang ibu yang baru saja menjadi peserta
(akseptor) dalam satu kegiatan promosi Kesehatan, atau seorang ibu yang
sedang hamil dan tertarik dengan informasi mengenai imunisasi TT karena
baru saja memperoleh/mendengar kan penyuluhan kesehatan. Pendekatan
yang digunakan untuk membuat ibu tersebut menjadi seorang yang mau
melakukan perubahan berdasarkan informasi yang didapat melalui program
yang diikuti (akseptor lestari), atau ibu hamil yang tertarik dengan imunisasi
TT langsung mengajukan permintaan untuk di imunisasi adalah metode
yang dilakukan dengan pendekatan secara perorangan. Perorangan atau
Individual disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu – ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual oleh karena dalam kehidupan
setiap individu memiliki masalah dengan alasan yang berbeda – beda yang
dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam penerimaan atau perilaku baru
tersebut.

2. Metode kelompok
Ketika menentukan metode kelompok sebagai strategi yang akan
digunakan, maka haruslah dilihat Kembali kebutuhanya mengingat ukuran
atau besarnya kelompok yang menjadi sasaran serta, tingkat pendidikan
formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda
dengan metode untuk kelompok kecil. Efektivitas atau keberhasilan suatu
metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

3. Metode Massa
Pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan
pesan pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya
massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah
pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam
arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial ekonomi, Tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa

11
sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah awareness (kesadaran) masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan
perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk
pendekatan (metode) massa ini tidak langsung. Biasanya dengan
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode
pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain: 1. Ceramah umum
(public speaking) Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan
Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di
hadapan masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari
KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa. 2. Pidato-
pidato/diskusi Tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV
maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan
massa. 3. Simulasi Dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah
juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. 4. Tulisan-tulisan
Di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau
konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi
kesehatan massa. 5. Papan Reklame (Billboard) Yang dipasang di pinggir
jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi
kesehatan massa. Contoh: billboard Ayo ke Posyandu Metode-metode yang
disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode lainnya.

G. Fungsi Promosi Kesehatan

Fungsi promosi kesehatan meliputi pendidikan dan informasi, pemberdayaan


masyarakat, pembentukan kebiasaan sehat, penciptaan lingkungan sehat, serta
kolaborasi dan advokasi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, dan keterampilan masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatan mereka. Melalui penyediaan informasi yang akurat, pemberdayaan
masyarakat, pembentukan kebiasaan hidup sehat, penciptaan lingkungan yang
mendukung kesehatan, serta kerja sama antar sektor, promosi kesehatan berperan
penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mencegah penyakit.

1. Pendidikan dan Informasi


Promosi kesehatan menyediakan informasi yang akurat dan relevan
tentang kesehatan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui
kampanye, brosur, seminar, atau media sosial. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara menjaga kesehatan dan
mencegah penyakit.

12
2. Pemberdayaan Masyarakat
Promosi kesehatan juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
agar dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan
mereka. Ini melibatkan pendekatan partisipatif di mana masyarakat terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan.

3. Pembentukan Kebiasaan Sehat


Promosi kesehatan berusaha untuk mengubah perilaku masyarakat agar
lebih sehat. Ini melibatkan penyuluhan tentang pentingnya kebiasaan hidup
sehat seperti makan makanan bergizi, berolahraga, tidak merokok, dan
menjaga kebersihan diri.

4. Penciptaan Lingkungan Sehat


Promosi kesehatan juga melibatkan upaya untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan. Misalnya, memastikan akses ke air
bersih, sanitasi yang baik, dan tempat-tempat rekreasi yang aman.

5. Kolaborasi dan Advokasi


Promosi kesehatan melibatkan kerja sama antara berbagai sektor,
termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil.
Tujuannya adalah untuk menciptakan kebijakan dan lingkungan yang
mendukung kesehatan serta melakukan advokasi untuk perubahan yang
lebih baik.

H. Tugas Promotor Kesehatan

Tugas promotor kesehatan meliputi beberapa hal, antara lain:


1. Penyuluhan dan Edukasi
Promotor kesehatan bertugas untuk menyediakan informasi yang akurat
dan relevan tentang kesehatan kepada masyarakat. Mereka melakukan
penyuluhan dan edukasi melalui berbagai cara, seperti ceramah, diskusi
kelompok, brosur, poster, dan media sosial. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara menjaga kesehatan dan
mencegah penyakit.

2. Pemberdayaan Masyarakat
Promotor kesehatan juga bertugas untuk memberdayakan masyarakat
agar dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan
mereka. Mereka bekerja sama dengan komunitas dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Promotor kesehatan

13
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan memberikan
dukungan untuk mengatasi masalah kesehatan.

3. Pendampingan dan Konseling


Promotor kesehatan dapat melakukan pendampingan dan konseling
kepada individu atau kelompok dalam mengatasi masalah kesehatan.
Mereka memberikan informasi, dukungan emosional, dan bimbingan
praktis untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
Promotor kesehatan juga membantu individu atau kelompok untuk
mengatasi hambatan yang menghalangi perubahan perilaku.
4. Penciptaan Lingkungan Sehat
Promotor kesehatan bertugas untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung kesehatan. Mereka bekerja sama dengan pemerintah, organisasi
non-pemerintah, dan masyarakat sipil untuk mengadvokasi kebijakan dan
tindakan yang mendukung kesehatan. Promotor kesehatan dapat terlibat
dalam upaya untuk meningkatkan akses ke air bersih, sanitasi yang baik,
tempat rekreasi yang aman, dan lingkungan yang bebas dari faktor risiko
penyakit.

5. Kolaborasi dan Advokasi


Promotor kesehatan bertugas untuk bekerja sama dengan berbagai sektor,
termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan organisasi masyarakat. Mereka
berperan sebagai penghubung antara berbagai pihak dan memastikan kolaborasi
yang efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Promotor
kesehatan juga melakukan advokasi untuk perubahan kebijakan yang
mendukung kesehatan.
Tugas promotor kesehatan sangat penting dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, dan keterampilan masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatan mereka. Dengan bekerja sama dengan masyarakat dan berbagai pihak
terkait, promotor kesehatan dapat membantu masyarakat mencapai kualitas hidup
yang lebih baik.

I. Program Pendidikan Kesehatan

Program pendidikan kesehatan merupakan inisiatif untuk memberikan


informasi dan pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan mereka dalam menjaga
dan meningkatkan kesehatan. Beberapa contoh program pendidikan kesehatan yang
dapat dilakukan meliputi:

14
a. Kampanye Kesehatan
Program ini melibatkan upaya penyuluhan dan kampanye di
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga
kesehatan. Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk
media massa, media sosial, dan kegiatan komunitas. Contoh kampanye
tersebut meliputi informasi tentang vaksinasi, pencegahan penyakit
menular, dan pola makan sehat.

b. Seminar dan Workshop


Program ini melibatkan penyelenggaraan seminar dan workshop
mengenai topik-topik kesehatan tertentu. Misalnya, seminar tentang
kesehatan reproduksi, manajemen stres, atau pencegahan penyakit kronis.
Peserta akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna
untuk menjaga kesehatan mereka.

c. Penyuluhan di Sekolah
Program ini dilakukan di lingkungan sekolah dengan tujuan
memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada siswa. Penyuluhan
dapat mencakup topik seperti gizi seimbang, kebersihan diri, penggunaan
media sosial yang sehat, dan pentingnya olahraga. Hal ini bertujuan untuk
membentuk kebiasaan hidup sehat sejak usia dini.

d. Program Kesehatan di Tempat Kerja


Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Contohnya adalah menyediakan
fasilitas olahraga, penyuluhan tentang manajemen stres, atau program
pencegahan penyakit akibat gaya hidup tidak sehat. Dengan menjaga
kesehatan karyawan, produktivitas dan kepuasan kerja dapat meningkat.

e. Program Kesehatan Komunitas


Program ini difokuskan pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Contohnya adalah program deteksi dini penyakit, pemeriksaan kesehatan
gratis, atau program pengelolaan limbah yang aman. Program ini
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka
dan menciptakan lingkungan yang sehat.

J. Proses Adopsi Tingkah Laku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih melekat daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

15
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yang disingkat menjadi AIETA yang artinya yakni:

a. Awareness (kesadaran)
Seseorang menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek
terlebih dahulu.

b. Interest (ketertarikan)
Individu mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (penilaian)
Menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial (percobaan)
Individu mulai mencoba menerapkan perilaku baru.

e. Adoption (adopsi)
Individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.

16
BAB III

LITERATURE REVIEW

NO NAMA PENELITI
/ TAHUN/ JUDUL TUJUAN METODE HASIL SUMBER

1 PENGARUH Untuk Metode yang Hasil http;// stp-


MEDIA menyelidiki digunakan penelitian mataram,e-
PROMOSI dampak media dalam artikel menunjukkan journal.
KESEHATAN promosi jurnal ini bahda ada Id/JIP /
TERHADAP kesehatan melibatkan peningkatan article / view/
PERILAKU IBU terhadap penyampaian yang 1259/ 978
DALAM perilaku ibu Pendidikan signifikan
PENCEGAHAN dalam kesehatan dalam
STUNTING DI mencegah melalui pengetahuan
MASA PANDEMI stunting pada presentasi ibu tentang
COVID-19 (PADA anak-anak PowerPoint pencegahan
ANAK SEKOLAH selama dan selebaran stunting
TK KUNCUP pandemi kepada para setelah
HARAPAN COVID-19. ibu untuk menerima
BANJARBARU) Penelitian ini menilai Pendidikan
bertujuan pengetahuan kesehatan
untuk menilai mereka melalui
efektivitas tentang presentasi
Pendidikan pencegahan PowerPoint
kesehatan yang stunting dan selebaran
disampaikan selama masa selama
melalui pandemi pandemi
presentasi covid-19 COVID-19.
PowerPoint
dan selebaran
tentang
pengetahuan
ibu tentang
stunting dan
pencegahannya

17
2 PERBANDINGAN Bertujuan Jenis Dari hasil https;//
PENGARUH untuk penelitian ini penelitian ejournal.
PROMOSI mengevaluasi ialah quast terhadap unsrat. ac.id/
KESEHATAN perbandingan experimental siswa SD v3/
MENGGUNA pengaruh dengan pre- Inpres index.php/
KAN MEDIA promosi test and post- Tiwoho yang egigi/article/
AUDIO DENGAN kesehatan test grup berusia 9-12 view/ 14261
MEDIA AUDIO- menggunakan design. Tahun dapat /13836
VISUAL media audio Penelitian ini disimpulkan
TERHADAP dengan media dilaksanakan bahwa
PERILAKU audio- visual di SD Inpres terdapat
KESEHATAN terhadap Tiwoho pada perbedaan
GIGI DAN perilaku bulan April- bermakna
MULUT SISWA kesehatan gigi Oktober 2016. antara
SD dan mulut pada Responden promosi
siswa SD. penelitian ini kesehatan
yaitu siswa menggunakan
SD Inpres audio dengan
Tiwoho media audio-
berusia 9-12 visual
Tahun terhadap
berjumlah 56 perilaku
siswa yang pemeliharaan
telah kesehatan
memenuhi gigi dan
kriteria mulut pada
inklusi, siswa SD.
diperoleh
dengan
metode simple
random
sampling.

3 PENGARUH Untuk Metode Hasil https://


PROMOSI menganalisis penelitian ini penelitian journal.fkm.
KESEHATAN pengaruh adalah jurnal ini ui.ac.id/ pkk
DENGAN MEDIA promosi penelitian adalah siswa /article/
VIDEO DAN kesehatan quasi- mempunyai download/
BOOKLET dengan media experiment rata-rata 5996/142
TERHADAP video dan menggunakan pengetahuan

18
PENGETAHUAN booklet rancangan sebelum
SISWA terhadap non- (13,20) dan
MENGENAI pengetahuan equivalent setelah
PERILAKU siswa control group (17,33)
SEDENTARI DI mengenai dengan diberikan
MAN 1 MEDAN perilaku jumlah sampel intervensi
sedentary di 30 siswa yang media video
MAN 1 Medan dibagi dengan nilai
menjadi 15 p=0.001.
siswa pada Sementara,
masing- rata-rata
masing pengetahuan
kelompok siswa
intervensi dan sebelum
dianalisis (12,39) dan
menggunakan setelah
uji Wilcoxon (15,33)
signed rank diberikan
test. intervensi
media
booklet
dengan nilai
p=0,0002.
4 HUBUNGAN Untuk -Penelitian ini Hasil https:// www.
PROMOSI mengetahui termasuk penelitian Jqwh.org/
KESEHATAN hubungan dalam menunjukkan index.php/
MEDIA MASSA antara promosi penelitian bahwa dari JQWH/
DAN MOTIVASI kesehatan, kuantitatif 55 responden article/view/
DIRI TERHADAP media massa, dengan sebanyak 29 108/93
PERILAKU motivasi diri penelitian orang
PERNIKAHAN terhadap deskriptif (52,7%)
DINI DI DESA perilaku analitik melakukan
WARINGIN JAYA pernikahan menggunakan perilaku
KECAMATAN dini di desa desain cross pernikahan
BOJONG GEDE tersebut sectional. dini,
KABUPATEN -Sampel sedangkan 26
BOGOR TAHUN dalam orang
2021 penelitian ini (47,3%) tidak
adalah 55 melakukan
orang dengan perilaku
pengambilan pernikahan
sampel secara dini. Hasil uji

19
total chi-square
sampling. menunjukkan
Penelitian ini bahwa
dilakukan di terdapat
Desa hubungan
Waringin jaya yang
kecamatan signifikan
Bogor antara
Kabupaten promosi
Bogor. Waktu kesehatan (p
penelitian value= 0,000)
dilakukan dari dengan
bulan januari- perilaku
Februari pernikahan
2021. Variabel dini, media
independent massa (p
dalam value= 0,002)
penelitian ini dengan
adalah perilaku
promosi pernikahan
kesehatan, dini, dan
media massa, motivasi diri
dan motivasi (p value=0,
diri. Dan 000) dengan
variable perilaku
Dependen pernikahan
dalam dini.
penelitian ini
adalah
perilaku
pernikahan
dini.
-Instrumen
dalam
penelitian ini
adalah
kuisioner.
5 PENGARUH Penelitian ini Penelitian ini Menunjukkan https://
PROMOSI bertujuan adalah pre- ada ejurnal.
KESEHATAN untuk eksperimental, perubahan Poltekkes-
REPRODUKSI menganalisis dengan desain nilai mean manado.ac.id/
REMAJA pengaruh penelitian scor index.php/

20
TERHADAP promosi one- group pengetahuan jidan/ article/
PENGETAHUAN kesehatan pretest-post siswa download/
DAN SIKAP reproduksi test jumlah sesudah 325/291
SISWA SMP remaja populasi 169 promosi
NEGERI 08 terhadap siswa dengan kesehatan
BITUNG pengetahuan sampel 63 5,54 dengan
dan sikap responden. p=0,0001: t
siswa SMP Teknik hitung -
NEGERI 08 Analisa data 37,410 dan
BITUNG . menggunakan sikap siswa
uji paired sebelum ada
samples T- promosi
test. kesehatan
6,46 dengan
p=0,0001 : t
hitung -
37,873 maka
Ho ditolak
dan Ha
diterima.
Hal ini
memberikan
makna bahwa
ada pengaruh
promosi
kesehatan
reproduksi
remaja
terhadap
pengetahuan
dan sikap
siswa SMP
NEGERI 08
BITUNG
sehingga
disarankan
promosi
kesehatan
reproduksi
remaja terus
ditingkatkan.

21
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan


Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa promosi Kesehatan merupakan salah satu
pilar dalam pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat Kesehatan masyarakat setinggi tingginya melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya yang hidup dengan
perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat.

Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara
efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu
strategi promosi kesehatan. Secara umum promosi kesehatan ini terdiri dari 3 hal,
yaitu: Advokasi, Bina suasana, dan Gerakan Masyarakat.

Dalam Pemilihan strategi promosi kesehatan dilakukan agar Masyarakat lebih


mudah untuk mengingat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam pemilihan promosi kesehatan pula terdapat aturan-aturan tersendiri yang
bertujuan untuk mengembangkan program program promosi kesehatan dan tidak
salah sasaran.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon
tenaga kesehatan, dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam
rangka memajukan kesehatan Masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan
Masyarakat, tentunya dengan melalui penyuluhan kesehatan atau Pendidikan
kesehatan sebagai analis kesehatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Admindesa. (2023). Kesehatan dan Pendidikan di Desa Eks Transmigrasi

Kalimantan: Membangun Masa Depan yang Sehat dan Cerdas. Retrieved


from https://www.bhuanajaya.desa.id/kesehatan-dan-pendidikan-di-desa-
eks transmigrasi-kalimantan-membangun-masa-depan-yang-sehat-dan-
cerdas/
Green, L.W. and Kreuter, M. W. (2005). Precede-proceed. Health program

planning: an educational and ecological approach. 4th edn. New York:


McGraw-Hill.
Makhfudli & Efendi, F., (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika


Maulana, H. D. J., (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.
Modul Bahan Ajar Keperawatan. (Desember 2016). Pusdik SDM Kesehatan. Von

bppsdmk.kemenkes.go.id:http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/modul
bahan-ajar-tenagakesehatan/ abgerufen

Notoatmodjo, S., (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nurmala, I., & KM, S. (2020). Promosi kesehatan. Airlangga University Press.
Nurmala, I., (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press
Pender, N.J., Murdaugh, C.L. and Parsons, M. A. (2015). Health promotion in

nursing practice. New Jersey: Pearson Education, Inc.,.


Superadmin. (n.d.). TUGAS DAN FUNGSI. Retrieved from

https://promkes.kemkes.go.id/tugas-dan-fungsi
Susilowati, D. (2016) Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Promosi Kesehatan.

Cetakan pertama. Jakarta: PPSDM Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia.

Susilowati, D. (2016) Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Promosi Kesehatan,


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

23
Susilowati, D., (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan "Promosi

Kesehatan". Jakarta: Kemenkes RI.


Www.nsd.co.id. (2012). Proses Adopsi Perilaku. Retrieved from

https://www.psychologymania.com/2012/06/proses-adopsi-
perilaku.html?m=1

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai