Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH IT PENDIDIKAN

“PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS TIK”

Dosen Pengampu:Muhammad Ivan, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

DYLAN HAINZWORTH KANDOLA (230301500095)

SITI ANISA (230301500098)

ASRIL (230301500096)

ASRUN (230301500097)

PROGRAM STUDI PJKR


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, dan
inayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca baik
dari segi apapun. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Makassar, 7 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3

C. Tujuan Penelitian................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh.....................................................................................4

B. Penggunaan TIK dan Interaksinya........................................................................................5

C. Penerapan TIK Dalam Pembelajaran Jarak Jauh...................................................................8

D. Keunggulan Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran Jarak Jauh...........................................9

E. Kelemahan Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran Jarak jauh...........................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................12

B. Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di dunia pada abad 21 sangat meningkat dengan cepat.
Perkembangan teknologi yang cepat memungkinkan berbagai aktivitas masyarakat dapat
dengan mudah terselesaikan dan juga komunikasi dapat dilakukan tanpa harus bertemu
secara langsung. Belawati (2019, hlm. 3) mengatakan bahwa, kecanggihan serta
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membuat arus pertukaran
informasi menjadi sangat maju, dan komunikasi menjadi tidak ada batasannya dalam
ruang maupun waktu. Perkembangan teknologi juga berdampak pada bidang Pendidikan
yang ada di seluruh dunia. Pendidikan tidak hanya dapat diakses kalangan tertentu saja,
tetapi sudah dapat diakses oleh seluruh kalangan. Pada abad ke-18 telah berkembang
model Pembelajaran Jarak Jauh yang merupakan model pembelajaran dimana pada
pelaksanaannya dibutuhkan teknologi untuk menunjang (handphone, pc atau laptop) serta
internet agar terlaksananya proses pembelajaran dan dapat dilakukan kapanpun serta
dimanapun (Belawati, 2019, hlm. 6).

Perkembangan ilmu dan teknologi berdampak pada meningkatnya keterbukaan dan


penyebaran informasi serta pengetahuan dari dan ke seluruh dunia, melampaui batas
jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya meluas ke berbagai aspek kehidupan, salahs
satunya termasuk pendidikan. Pendidikan bukan merupakan keberatan atau alergi
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi menjadi subjek atau
pelopor perkembangannya. Pendidikan menjadi suatu proses pembelajaran yang
bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai sosial, budaya, moral, dan agama serta
mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dan pengalaman hidup yang
sebenarnya. Pendidikan juga menjadi cara dalam berkomunikasi yang terorganisir dan
berkesinambungan yang dirancang untuk mempromosikan kegiatan belajar pada peserta
didik. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan untuk menemukan, mengelola,
dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah dunia nyata
dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab itu,
diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa dapat menyerap
informasi, pengetahuan dan teknologi yang dipelajarinya sehinggadapat dijadikan sebagai
bagian dalam perkembangan pada seorang siswa tersebut.
Pembelajaran tidak hanya memberikan informasi atau pengetahuan, tetapi juga
mengkondisikan peserta didik untuk belajar, karena tujuan utamanya ialah agar peserta
didik untuk giat dalam belajar. Keberhasilan guru dalam memastikan pembelajaran yang
efektif ditandai dengan adanya proses pembelajaran bagi siswa. Keberhasilan proses
pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan
masyarakat yang berlangsung pada setiap periodenya. Belajar menjadi salah satu kegiatan
yang tidak hanya merupakan proses pengungkapan pengetahuan, tetapi juga proses aktif
mencari pengetahuan atau proses pembentukan dalam pola pikir. Peserta didik
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran. Pembelajaran
harus menempatkan pembelajar sebagai pusat pembelajaran serta melalui berpartisipasi
aktif dalam berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan merefleksikan apa
yang telah dipelajarinya dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Peran guru menjadi sebagai fasilitator (moderator), sedangkan proses pembelajaran


dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara
guru dan siswa. Proses tersebut tidak hanya memberikan informasi dari guru kepada
peserta didik tanpa mengembangkan ide-ide kreatif peserta didik, tetapi melalui
pertukaran dalam pola pikir antara guru dan peserta didik. Pada strategi dalam
komunikasi timbal balik tersebut, peserta didik mendapat kesempatan untuk berpartisipasi
aktif dalam belajar secara mental, intelektual, emosional dan fisik sehingga memiliki
kemampuan untuk mencari dan memperluas ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Kemampuan tersebut dapat membentuk kepribadian seorang siswa dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini, guru membentuk dan mengkondisikan situasi
atau lingkungan yang dapat mendorong siswa untuk belajar dan memperoleh pengalaman
dengan mempelajari sesuatu dengan tujuan membentuk kepribadiannya. Interaksi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran melibatkan guru, peserta didik dan materi
pembelajaran yang dapat dilakukan melalui mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan interaksi dan komunikasi siswa, antara lain dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengomunikasikan pembelajarannya. Guru juga perlu mengenal
siswa mereka melalui interaksi dan komunikasi yang lebih baik sehingga siswa dapat
mencapai potensi sepenuhnya dan peserta didik dapat mengembangkan rasa percaya diri.
Pada proses pembelajaran, terkadang guru mendominasi interaksi, tetapi dapat juga
dilakukan dengan sebaliknya ialah siswa juga dapat mendominasi proses interaksi,

2
sehingga pembelajaran berpusat pada siswa yang dapat memungkinkan siswa untuk
merencanakan sendiri.

Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah mengubah


sistem pembelajaran secara konvensional atau tradisional menjadi skema komunikasi,
termasuk media komputer dengan internet, sehingga melahirkan e-learning. Pada model
pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi tersebut, siswa dapat memilih bahan ajar
sesuai dengan minatnya, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak
membosankan, penuh motivasi, semangat, dan perhatian. Pembelajaran berbasis TIK akan
berjalan efektif jika peran guru dalam pembelajaran dengan mendukung pembelajaran
atau memfasilitasi pembelajaran siswa, bukan hanya memberikan informasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran jarak jauh?
2. Bagaimana penggunaan TIK dan interaksinya?
3. Bagaimana penerapan TIK dalam pembelajaran jarak jauh?
4. Apa keunggulan penggunaan TIK dalam pembelajaran jarak jauh?
5. Apa kelemahan penggunaan TIK dalam pembelajaran jarak jauh?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran jarak jauh
2. Untuk mengetahui cara penggunaan TIK dan interaksinya
3. Untuk mengetahui penerapan TIK dalam pembelajaran jarak jauh
4. Untuk mengetahui keunggulam penggunaan TIK
5. Untuk mengetahui kelemahan penggunaan TIK
A. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan penggunaan teknologi dan
informasi dalam pembelajaran jarak jauh.
2. Bagi Instusi Pemerintah
Karya tulis ini dapat dijadikan salah satu sumber kepustakaan dalam proses
perkuliahan mengenai konsep penerapan teknologi dan informasi dalam
pembelajaran jarak jauh.
3. Bagi Masyarakat

3
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang
Penerapan teknologi dan informasi dalam pembelajaran jarak jauh.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh
Istilah pembelajaran sering diidentifikasikan dengan pengajaran, seperti dinyatakan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart
Nasional Pendidikan, pasal 20 (tentang standart proses) dinyatakan bahwa “Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.”20 Perencanaan dalam
melaksanakan pembelajaran yang dilakukan melalui pembuatan silabus dan rancangan
pelaksanaan pembelajaran, membuat materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan
penilaian hasil belajar.
Pembelajaran merupakan keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang
dialami siswa.Dalam hal ini menurut Sugandi mengartikan bahwa pembelajaran yaitu
usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan, agar terjadi stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku belajar. Berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang
dialami siswa, sedangkan guru berusaha untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan
si belajar melalui perangsang (stimulus) dalam belajar.
Menurut Slameto belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individuitu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Menurut
Sardiman ada beberapa prinsip yang penting untuk melengkapi pengertian belajar, yaitu:
1. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diripada siswa.
2. Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi.
3. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak memengaruhi kemampuan
belajar yang bersangkutan.
4. Belajar dibah ke dalam bentuk aneka tugas, sehingga siswa tidak merasa bosan
dengan tugas yang ada.

4
5. Kemampuan belajar siswa harus dimengerti oleh guru, supaya guru bisa
menentukan isi pelajaran.

Istilah pendidikan jarak jauh (distance education) telah lama di kenal yaitu sejak
tahun 1870-an (Ibrahim, 2005:7).29 Sistem pendidikan jarak jauh pada mulanya
berbentuk korespondensi. Sistem korespondensi ini sasaran utamanya adalah orang
dewasa. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan belajar cetak atau
tulis yang di distribusikan (delivery) melalui jasa pos. Dalam penyelenggaraanya
(Pembelajaran Jarak Jauh) PJJ, tidak hanya menggunakan bahan ajar cetak saja melainkan
telah memanfaatkan berbagai media lainnya, termasuk media elektronik seperti program
radio dan televisi, dan pada tahun 1990 telah menggunakan multimedia. Jadi pendidikan
jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan
komunikasi dan media lain (UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15).30 Belajar dari
rumah (BDR) dilaksanakan dengan system Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dijelaskan
bahwa (Pembelajaran Jarak Jauh) PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah
dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi dan media lain sesuai karakteristik dan ketersediaan,
kesiapan sarana dan prasarana.

Menurut Syarifudin, pembelajaran daring untuk saat ini dapat menjadi sebuah solusi
pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam atau keadaan seperti social
distancing. Kegiatan diaplikasikannya pembelajaran jarak jauh menjadi kegiatan belajar
mengajar dalam konteks tatap muka dihentikan sementara, dan diganti dengan sistem
pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi yang sudah tersedia. Pembelajaran jarak jauh
mengedepankan akan interaksi dan pemberian informasi yang mempermudah peserta
didik meningkatkan kualitas belajar. Selain itu, pembelajaran berbasis daring
mempermudah satu sama lain meningkatkan kehidupan nyata dalam proses pembelajaran.

B. Penggunaan TIK dan Interaksinya


Adanya globalisasi yang didominasi oleh teknologi dan informasi yang kuat menjadi
tantangan yang akan dihadapi kedepannya, maka sebuah bangsa harus memiliki
kemampuan dasar yang tidak hanya sebatas kemampuan membaca, menulis dan
berhitung (Nurjan, 2015:46). Semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada tentu
membuat lembaga pendidikan harus dapat beradaptasi melalui pengimplementasian TIK

5
ke dalam pembelajaran. Tidak hanya lembaga, seorang guru sebagai tenaga pendidik pun
juga harus dapat beradaptasi dengan memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam
menghadapi tantangan pada pendidikan abad 21. Menurut Tilaar (dalam Suriansyah et al.,
2015:17), kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh profil guru dalam era global
pada abad ke 21 yaitu:

1. Kepribadian yang matang dan berkembang, hal tersebut karena seorang guru
harus dapat membimbing peserta didik untuk melangkah ke arah kedewasaan
melalui interaksi yang harmonis dengan peserta didik lain.
2. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni (IPTEKS) yang kuat,
sebab guru yang akan membimbing peserta didik ke dalam dunia ilmu
pengetahuan serta teknologi yang terus mengalami perkembangan yang pesat dari
waktu ke waktu.
3. Kemampuan mengembangkan minat dan motivasi peserta didik melalui
penguasaan metodologis pembelajaran.
4. Pengembangan profesi yang berkesinambungan. Dengan kemampuan-kemampuan
tersebut dapat membuat guru lebih siap untuk beradaptasi dengan segala tantangan
yang akan muncul di masa mendatang.

Apalagi untuk kemampuan dalam penguasaan teknologi telah menjadi hal yang sangat
penting untuk dimiliki guru terutama pada saat ini dimana pandemi Covid19 masih terjadi,
yang mana mengharuskan guru untuk tetap dapat memberikan pengajaran yang baik
meskipun dilakukan secara daring. Dengan dimilikinya kemampuan dalam penggunakan
teknologi, maka guru dapat mengintegrasikan penggunaan TIK sebagai media penunjang
dalam proses pembelajaran sehingga dalam melaksanakan pembelajan tetap dapat berjalan
dengan efektif. Banyak jenis media berbasis TIK yang dapat digunakan untuk menunjang
pembelajaran yang tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari guru dan peserta
didik. Berbagai media yang sering dimanfaatkan dalam pembelajaran antara lain:
komputer, LCD projector, presentasi power point, CD pembelajaran, televisi,dll. Selain
beberapa media yang telah sering dimanfaatkan tersebut, terdapat pula beberapa media
yang akhir-akhir ini menjadi lebih sering digunakan selama pembelajaran daring.
Beberapa pemanfaatan TIK yang menjadi lebih sering digunakan selama pembelajaran
daring tersebut seperti penggunaan aplikasi Zoom, Google Meet serta Skype sebagai
aplikasi untuk membantu pembelajaran agar guru dapat bertatap muka secara virtual

6
dengan peserta didik. Selanjutnya ada pula penggunaan Google Formulir untuk membantu
guru dalam membuat soal untuk peserta didik dan masih banyak lagi aplikasi

Pembelajaran. Pengimplementasian TIK dalam proses pembelajaran tersebut tidak


hanya digunakan pada saat pembelajaran daring saja, namun sebisa mungkin juga
diterapkan pada saat proses pembelajaran tatap muka. Hal tersebut selain untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran juga dapat
mengenalkan secara langsung kepada peserta didik mengenai teknologi sehingga dapat
membuat peserta didik terbiasa dengan penggunaan teknologi yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu, dengan memanfaatkan penggunaan TIK sebagai media dalam
menunjang pembelajaran dapat dikatakan menjadi hal yang cukup penting dalam dunia
pendidikan khususnya pada saat ini yang mana perkembangan teknologi terjadi sangat
cepat. Guna mengatasi kendala yang dapat menghambat penggunaan TIK dalam
pembelajaran, diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak. Baik pihak pemerintah,
lembaga sekolah, maupun guru itu sendiri harus bekerjasama dalam upaya untuk
memaksimalkan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran karena tanpa adanya kerjasama
dari semua pihak maka upaya yang dilakukan bisa tidak berjalan dengan maksimal.

Selain adanya kerjasama dari berbagai pihak, terdapat upaya lain yang dapat
dilakukan untuk mendorong pengimplementasian TIK dalam pembelajaran. Upaya-upaya
tersebut seperti: lebih melengkapi lagi fasilitas berbasis TIK yang dibutuhkan guru untuk
menunjang pembelajaran, mengirim guru dalam kegiatan pelatihan untuk mengembangkan
kompetensi guru khususnya dalam pemanfaatan TIK, serta lembaga sekolah juga dapat
mengadakan kegiatan pelatihan sendiri untuk guru yang membutuhkan pelatihan. Terdapat
banyak kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kompetensi guru. Kegiatan
tersebut tidak hanya berupa kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dan civitas akademik
saja, namun dapat berupa kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah sendiri yang tentunya
memiliki tujuan untuk mengembangkan kompetensi guru TIK khususnya dalam bidang
TIK.

Dari kajian pustaka yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa kegiatan yang
digunakan dalam upaya mengembangkan kompetensi guru terutama dalam bidang TIK
seperti mengadakan kegiatan supervisi klinis, workshop, webinar, serta beberapa kegiatan
pelatihan sederhana pada bidang pemanfaatan TIK yang dapat diadakan oleh pihak
sekolah agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh

7
setiap guru. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu memiliki perbedaaan antara satu sama lain,
namun memiliki manfaat yang sama yaitu dapat mengembangkan kompetensi yang
dimiliki oleh guru. Seperti pada kegiatan supervisi klinis, supervisi klinis sendiri memiliki
tujuan untuk membantu guru dalam memodifikasi pola pengajaran yang masih kurang atau
tidak efektif (Shulhan, 2012:85). Sehingga guru yang masih memiliki pola pengajaran
yang kurang efektif dapat merubah pola yang lama tersebut dengan memanfaatkan TIK
agar pengajaran dapat lebih efektif. Selanjutkan, untuk kegiatan workshop dilakukan untuk
menghasilkan produk yang dapat berguna dalam pembelajaran, meningkatkan kompetensi
serta pengembangan karir dari guru (Danim, 2012:96).

C. Penerapan TIK Dalam Pembelajaran Jarak Jauh


Dalam sistem pendidikan jarak jauh peserta didik dituntut untuk belajar secara
mandiri. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan jarak jauh atau distance learning
menerapkan cara belajar mandiri (individual learning). Belajar mandiri dalam konteks
sistem pendidikan jarak jauh berdampak pada pemanfaatan TIK. Artinya media dapat
digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media teknologi tersebut dapat
berupa media cetak, radio, televisi, komputer, atau media lain yang dapat digunakan
untuk mengemas materi pembelajaran. Dengan perkembangan teknologi beserta
infrastruktur yang telah ada di Indonesia, kini saatnya untuk memilih TIK untuk
mengembangkan layanan bantuan belajar dalam pendidikan jarak jauh. Pilihan yang
diusulkan di sini jatuh pada TIK yang berbasis jaringan komputer, khususnya dalam hal
ini adalah jaringan komputer internet.

Pada pembelajaran dengan komputer dalam jaringan, interaktivitas peserta didik


belajar menjadi lebih banyak alternatifnya. Perkembangan berbagai aplikasi komputer
dan media digital lainnya menjanjikan kemudahan bagi manusia dalam menjalani
kehidupan. Perkembangan teknologi internet misalnya, memberi kesempatan seluas-
luasnya kepada siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja, untuk mengakses informasi
dengan cepat. Saat ini kita dapat menyaksikan bahwa teknologi ini sudah dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bisnis dan perdagangan, tukar menukar
informasi, dan bahkan untuk pemerintahan. Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh
perkembangan TIK ini juga mendorong perkembangan pendidikan jarak jauh. Kita juga
sudah mulai mengenal istilah belajar maya, belajar sambil bergerak, belajar elektronik (e-
learning), teledukasi, virtual classroom, virtual campus, dan lain-lain. Dalam pendidikan

8
jarak jauh belajar elektronik (elearning) dapat dikembangkan untuk meningkatkan
pelayanan kepada peserta didik.

Sekarang ini pendidikan jarak jauh dapat disajikan dalam dua cara yaitu synchronous
mode di mana peserta didik menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang
bersamaan dan asynchronous mode di mana para peserta didik belajar atau berkomunikasi
secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere
learning). Jadi TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara peserta didik, tenaga
pengajar, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan
bervariasi sesuai keinginan peserta didik dan tenaga pengajar, dan dapat terjadi dalam
berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi computer.

D. Keunggulan Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran Jarak Jauh


Pada berbagai aspek dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran dapat memberikan dampak atau pengaruh positif dalam berbagai hal,
ialah sebagai berikut :

1. Adanya pemerataan pendidikan di lokasi yang berbeda, bahkan di lokasi yang


terpencil atau sulit dijangkau.
2. Kemungkinan pembelajaran jarak jauh online tidak terbatas, karena tidak
memerlukan ruang kelas, sehingga guru dan siswa tidak perlu bertatap muka
di dalam kelas. Guru dan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
fasilitas komputer yang terhubung dengan internet atau intranet.
3. Kebutuhan ruang kelas pada tatap muka dalam proses pembelajaran akan
mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan
pemeliharaan ruang kelas, transportasi, bahan atau alat tulis dan lainnya.
4. Proses pembelajaran tidak memiliki batasan waktu, memungkinkan peserta
didik untuk menentukan sendiri waktu belajarnya, tergantung pada
kemampuan dan ketersediaannya.
5. Proses pembelajaran jarak jauh tidak dibatasi oleh waktu, maka proses
pembelajaran tersebut sangat cocok diterapkan pada orang-orang dengan
waktu yang terbatas atau tidak pasti, seperti karyawan, karyawan, guru, dan
profesi lainnya, sehingga dapat memantau proses pendidikan dan tidak perlu
mengganggu waktu kerja atau dapat bekerja sambil belajar.

9
6. Peserta didik dapat menentukan materi pembelajaran sesuai dengan minat,
keinginan, dan kebutuhannya demi pembelajaran yang efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
7. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta
didik. Jika peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran, hal tersebut
dapat menghentikan proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi
pembelajaran dan dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Namun, jika
peserta didik masih belum memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya,
terdapat pilihan untuk mengulang kembali pembelajaran materi pembelajaran
tersebut tanpa bergantung pada guru atau peserta didik lain, sehingga dapat
belajar sampai tuntas (learn proficiently).
8. Bahan ajar yang akurat dan mutakhir, karena peserta didik dapat berinteraksi
langsung dengan berbagai sumber informasi, terutama jika ada bahan ajar
yang belum disediakan atau salah pemahaman, sehingga keakuratan bahan ajar
yang disediakan dapat dijamin. Bahan ajar dapat dilihat setiap saat dan
kemudian disimpan di komputer, sehingga bahan ajar mudah diakses sesuai
dengan perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
selalu berkembang dari waktu ke waktu.
9. Dapat menarik perhatian dan minat peserta didik karena pembelajaran jarak
jauh bersifat interaktif.
10. Dapat meningkatkan pola pikir inovasi dan kreativitas pada peserta didik
dengan penerapan secara mandiri melalui pembelajaran jarak jauh.

E. Kelemahan Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran Jarak jauh


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat mempengaruhi
perkembangan materi pembelajaran, seiring dengan perkembangan pada penerapan media
pembelajaran jarak jauh. Media tersebut harus menarik dan interaktif. Pembelajaran
melalui suatu media dapat membekali peserta didik dengan kepribadian yang berbeda-
beda dan hal tersebut menjadi kekuatan dan kelemahan dari suatu media. Berbagai cara
media dalam bekerja untuk mengidentifikasi informasi, suatu makna informasi dapat
diinterpretasikan dari pesan yang disampaikan, cara dalam menerima pengetahuan dari
media yang dapat memperoleh manfaat dari media tersebut untuk menyajikan pesan dan
menyampaikan informasi. Beberapa hal juga harus diperhatikan agar peserta didik dapat

10
memahami dan mengoperasikan media yang digunakan secara mandiri sehingga dapat
menghindari permasalahan yang dapat terjadi.

Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran


jarak jauh, ialah sebagai berikut:

1. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, seperti kurangnya


kesiapan sumber daya manusia terkait guru, siswa atau teknisi yang mumpuni.
2. Terdapat kekhawatiran, pendapat atau kesalahpahaman yang berkembang di
masyarakat tentang pembelajaran jarak jauh, seperti kualitas yang rendah atau
kurangnya lulusan pada penerapan pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan
pembelajaran langsung regular secara formal. Padahal pendidikan jarak jauh telah
diakui oleh pemerintah dan hasilnya tidak kalah dengan pendidikan
formal.Masalah lain ialah anggapan bahwa penerapant tersebut terlalu mahal atau
tidak diakui oleh pemerintah.
3. Kurang atau tidak adanya dukungan dari masyarakat, kebijakan pemerintah atau
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).
4. Pembelajaran dianggap tidak menarik atau membosankan, hal tersebut
dikarenakan tidak adanya atau kurangnya interaksi antara guru dengan peserta
didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya.
5. Metode pengajaran yang diterapkan terkadang tidak menghormati aturan
pendidikan secara jarak jauh.
6. Terdapat kesulitan dalam memilih bahan ajar yang efektif dan interaktif sesuai
dengan keinginan dan minat peserta didik, sehingga sulit dalam membangun
interaksi saat pembelajaran.
7. Pendidikan jarak jauh menjadi salah satu metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dari kegiatan
mengajarnya, sehingga harus dilakukan komunikasi antara peserta didik dan guru
melalui media atau sarana komunikasi, seperti media elektronik atau media cetak.
Akibat dari pemisahan tersebut timbul permasalahan yaitu siswa melaksanakan
kegiatan belajarnya tanpa pengawasan langsung yang terus menerus dari guru atau
asisten pengajar yang ada di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Namun,
peserta didik memperoleh perencanaan, bimbingan, dan pengawasan selama
mereka belajar dari lembaga pendidikan yang menyelenggarakan atau mengatur
pembelajaran jarak jauh, sehingga kurang dalam pengawasan dan bimbingan.

11
8. Pada beberapa praktik pendidikan, jarang ditemukan bentuk pembelajaran jarak
jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilakukan secara e-learning atau
online. Solusi untuk mengatasi masalah ini, diterapkan pendekatan pembelajaran
jarak jauh hybrid (kombinasi kursus online dan pertemuan tatap muka). Pada
penerapan hibrida pendidikan jarak jauh tersebut, tidak perlu membuat institusi
sendiri, seperti universitas terbuka, tetapi cukup membuat unit yang menangani
pendidikan jarak jauh secara khusus kombinasi sudah cukup. Oleh karena itu, e-
learning hanya bisa satu atau lebih menyediakan tata cara atau tutorial, hanya satu
kali saja, dan seterusnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan ilmu dan teknologi berdampak pada meningkatnya keterbukaan dan
penyebaran informasi serta pengetahuan dari dan ke seluruh dunia salah satunya adalah
dunia Pendidikan. Dalam sistem pendidikan jarak jauh peserta didik dituntut untuk belajar
secara mandiri. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan jarak jauh atau distance
learning menerapkan cara belajar mandiri (individual learning). Belajar mandiri dalam
konteks sistem pendidikan jarak jauh berdampak pada pemanfaatan TIK. Artinya media
dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media teknologi tersebut
dapat berupa media cetak, radio, televisi, komputer, atau media lain yang dapat digunakan
untuk mengemas materi pembelajaran. Dalam penerapannya, Pendidikan jarak jauh dapat
mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tetapi jika ditinjau lebih
dalam lagi, penerapan Pendidikan jarak jauh justru lebih memiliki banyak keunggulan
salah satunya adalah Adanya pemerataan pendidikan di lokasi yang berbeda, bahkan di
lokasi yang terpencil atau sulit dijangkau serta kemungkinan pembelajaran jarak jauh
online tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga guru dan siswa
tidak perlu bertatap muka di dalam kelas.
B. Saran
Faktor keberhasilan proses pembelajaran jarak jauh melalui penggunaan media
sangat tergantung pada motivasi dan disiplin diri peserta didik. Hal tersebut juga dapat
berpengaruh pada tingkat kepuasan hingga tingkat prestasi belajar peserta didik. Selain
itu, pembelajaran jarak jauh dengan teknologi dan media juga dapat menimbulkan
peningkatan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dalam

12
pengembangan sistem tersebut bukanlah efektivitas atau daya tarik sistem pembelajaran
jarak jauh dengan menerapkan teknologi dan media, melainkan perlunya mengutamakan
dalam membuat berbagai strategi dalam memotivasi peserta didik untuk merasa nyaman
dengan pembelajaran yang diterapkan tersebut. Penerapan pembelajaran jarak jauh
dengan teknologi dan media juga diharapkan mengutamakan pada penerapan strategi
yang disesuaikan dengan beberapa hal yang akan dipertimbangkan antara lain materi
pembelajaran yang dikembangkan, peserta didik dan model interaksi yang akan
digunakan. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan mengembangkan materi
pembelajaran secara interaktif dengan penggunaan strategi dan media yang efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Belawati, T. (2019). Pembelajaran Online. Tangerang: Universitas Terbuka.

Nurjan,s.(2015).profesi keguruan: konsep dan aplikasi. penerbit samudra biru

Surinsyah, A.,Ahmad, A.,& Sulistiyana. (2015). Profesi Kependidikan "Persfektif Guru

Profesional."PT Graja Persindo Prasaja

Shulham.,M. (2012). Surpevisi Pendidikan : Teori dan Terapan Dalam Mengembangkan

Sumber Daya Guru. Acima Publishing

Danim, S. (2012). Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-jabatan, induksi, ke Profesi

Madani. prenadamedia Group

Haryono, Anung, (2001). Belajar Mandiri, Konsep dan Penerapannya Dalam Sistem

Pendidikan dan Pelatihan Terbuka/Jarak Jauh, (Jurnal PJJ Universitas Terbuka Vol 2
No

2, September 2001).

13

Anda mungkin juga menyukai