Disusun Oleh :
ASRIL (230301500096)
ASRUN (230301500097)
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap agar makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca baik
dari segi apapun. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di dunia pada abad 21 sangat meningkat dengan cepat.
Perkembangan teknologi yang cepat memungkinkan berbagai aktivitas masyarakat dapat
dengan mudah terselesaikan dan juga komunikasi dapat dilakukan tanpa harus bertemu
secara langsung. Belawati (2019, hlm. 3) mengatakan bahwa, kecanggihan serta
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membuat arus pertukaran
informasi menjadi sangat maju, dan komunikasi menjadi tidak ada batasannya dalam
ruang maupun waktu. Perkembangan teknologi juga berdampak pada bidang Pendidikan
yang ada di seluruh dunia. Pendidikan tidak hanya dapat diakses kalangan tertentu saja,
tetapi sudah dapat diakses oleh seluruh kalangan. Pada abad ke-18 telah berkembang
model Pembelajaran Jarak Jauh yang merupakan model pembelajaran dimana pada
pelaksanaannya dibutuhkan teknologi untuk menunjang (handphone, pc atau laptop) serta
internet agar terlaksananya proses pembelajaran dan dapat dilakukan kapanpun serta
dimanapun (Belawati, 2019, hlm. 6).
2
sehingga pembelajaran berpusat pada siswa yang dapat memungkinkan siswa untuk
merencanakan sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran jarak jauh?
2. Bagaimana penggunaan TIK dan interaksinya?
3. Bagaimana penerapan TIK dalam pembelajaran jarak jauh?
4. Apa keunggulan penggunaan TIK dalam pembelajaran jarak jauh?
5. Apa kelemahan penggunaan TIK dalam pembelajaran jarak jauh?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran jarak jauh
2. Untuk mengetahui cara penggunaan TIK dan interaksinya
3. Untuk mengetahui penerapan TIK dalam pembelajaran jarak jauh
4. Untuk mengetahui keunggulam penggunaan TIK
5. Untuk mengetahui kelemahan penggunaan TIK
A. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan penggunaan teknologi dan
informasi dalam pembelajaran jarak jauh.
2. Bagi Instusi Pemerintah
Karya tulis ini dapat dijadikan salah satu sumber kepustakaan dalam proses
perkuliahan mengenai konsep penerapan teknologi dan informasi dalam
pembelajaran jarak jauh.
3. Bagi Masyarakat
3
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang
Penerapan teknologi dan informasi dalam pembelajaran jarak jauh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh
Istilah pembelajaran sering diidentifikasikan dengan pengajaran, seperti dinyatakan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart
Nasional Pendidikan, pasal 20 (tentang standart proses) dinyatakan bahwa “Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.”20 Perencanaan dalam
melaksanakan pembelajaran yang dilakukan melalui pembuatan silabus dan rancangan
pelaksanaan pembelajaran, membuat materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan
penilaian hasil belajar.
Pembelajaran merupakan keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang
dialami siswa.Dalam hal ini menurut Sugandi mengartikan bahwa pembelajaran yaitu
usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan, agar terjadi stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku belajar. Berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang
dialami siswa, sedangkan guru berusaha untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan
si belajar melalui perangsang (stimulus) dalam belajar.
Menurut Slameto belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individuitu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Menurut
Sardiman ada beberapa prinsip yang penting untuk melengkapi pengertian belajar, yaitu:
1. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diripada siswa.
2. Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan motivasi.
3. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak memengaruhi kemampuan
belajar yang bersangkutan.
4. Belajar dibah ke dalam bentuk aneka tugas, sehingga siswa tidak merasa bosan
dengan tugas yang ada.
4
5. Kemampuan belajar siswa harus dimengerti oleh guru, supaya guru bisa
menentukan isi pelajaran.
Istilah pendidikan jarak jauh (distance education) telah lama di kenal yaitu sejak
tahun 1870-an (Ibrahim, 2005:7).29 Sistem pendidikan jarak jauh pada mulanya
berbentuk korespondensi. Sistem korespondensi ini sasaran utamanya adalah orang
dewasa. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan belajar cetak atau
tulis yang di distribusikan (delivery) melalui jasa pos. Dalam penyelenggaraanya
(Pembelajaran Jarak Jauh) PJJ, tidak hanya menggunakan bahan ajar cetak saja melainkan
telah memanfaatkan berbagai media lainnya, termasuk media elektronik seperti program
radio dan televisi, dan pada tahun 1990 telah menggunakan multimedia. Jadi pendidikan
jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan
komunikasi dan media lain (UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15).30 Belajar dari
rumah (BDR) dilaksanakan dengan system Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dijelaskan
bahwa (Pembelajaran Jarak Jauh) PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah
dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi dan media lain sesuai karakteristik dan ketersediaan,
kesiapan sarana dan prasarana.
Menurut Syarifudin, pembelajaran daring untuk saat ini dapat menjadi sebuah solusi
pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam atau keadaan seperti social
distancing. Kegiatan diaplikasikannya pembelajaran jarak jauh menjadi kegiatan belajar
mengajar dalam konteks tatap muka dihentikan sementara, dan diganti dengan sistem
pembelajaran jarak jauh melalui aplikasi yang sudah tersedia. Pembelajaran jarak jauh
mengedepankan akan interaksi dan pemberian informasi yang mempermudah peserta
didik meningkatkan kualitas belajar. Selain itu, pembelajaran berbasis daring
mempermudah satu sama lain meningkatkan kehidupan nyata dalam proses pembelajaran.
5
ke dalam pembelajaran. Tidak hanya lembaga, seorang guru sebagai tenaga pendidik pun
juga harus dapat beradaptasi dengan memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam
menghadapi tantangan pada pendidikan abad 21. Menurut Tilaar (dalam Suriansyah et al.,
2015:17), kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh profil guru dalam era global
pada abad ke 21 yaitu:
1. Kepribadian yang matang dan berkembang, hal tersebut karena seorang guru
harus dapat membimbing peserta didik untuk melangkah ke arah kedewasaan
melalui interaksi yang harmonis dengan peserta didik lain.
2. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Seni (IPTEKS) yang kuat,
sebab guru yang akan membimbing peserta didik ke dalam dunia ilmu
pengetahuan serta teknologi yang terus mengalami perkembangan yang pesat dari
waktu ke waktu.
3. Kemampuan mengembangkan minat dan motivasi peserta didik melalui
penguasaan metodologis pembelajaran.
4. Pengembangan profesi yang berkesinambungan. Dengan kemampuan-kemampuan
tersebut dapat membuat guru lebih siap untuk beradaptasi dengan segala tantangan
yang akan muncul di masa mendatang.
Apalagi untuk kemampuan dalam penguasaan teknologi telah menjadi hal yang sangat
penting untuk dimiliki guru terutama pada saat ini dimana pandemi Covid19 masih terjadi,
yang mana mengharuskan guru untuk tetap dapat memberikan pengajaran yang baik
meskipun dilakukan secara daring. Dengan dimilikinya kemampuan dalam penggunakan
teknologi, maka guru dapat mengintegrasikan penggunaan TIK sebagai media penunjang
dalam proses pembelajaran sehingga dalam melaksanakan pembelajan tetap dapat berjalan
dengan efektif. Banyak jenis media berbasis TIK yang dapat digunakan untuk menunjang
pembelajaran yang tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari guru dan peserta
didik. Berbagai media yang sering dimanfaatkan dalam pembelajaran antara lain:
komputer, LCD projector, presentasi power point, CD pembelajaran, televisi,dll. Selain
beberapa media yang telah sering dimanfaatkan tersebut, terdapat pula beberapa media
yang akhir-akhir ini menjadi lebih sering digunakan selama pembelajaran daring.
Beberapa pemanfaatan TIK yang menjadi lebih sering digunakan selama pembelajaran
daring tersebut seperti penggunaan aplikasi Zoom, Google Meet serta Skype sebagai
aplikasi untuk membantu pembelajaran agar guru dapat bertatap muka secara virtual
6
dengan peserta didik. Selanjutnya ada pula penggunaan Google Formulir untuk membantu
guru dalam membuat soal untuk peserta didik dan masih banyak lagi aplikasi
Selain adanya kerjasama dari berbagai pihak, terdapat upaya lain yang dapat
dilakukan untuk mendorong pengimplementasian TIK dalam pembelajaran. Upaya-upaya
tersebut seperti: lebih melengkapi lagi fasilitas berbasis TIK yang dibutuhkan guru untuk
menunjang pembelajaran, mengirim guru dalam kegiatan pelatihan untuk mengembangkan
kompetensi guru khususnya dalam pemanfaatan TIK, serta lembaga sekolah juga dapat
mengadakan kegiatan pelatihan sendiri untuk guru yang membutuhkan pelatihan. Terdapat
banyak kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kompetensi guru. Kegiatan
tersebut tidak hanya berupa kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dan civitas akademik
saja, namun dapat berupa kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah sendiri yang tentunya
memiliki tujuan untuk mengembangkan kompetensi guru TIK khususnya dalam bidang
TIK.
Dari kajian pustaka yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa kegiatan yang
digunakan dalam upaya mengembangkan kompetensi guru terutama dalam bidang TIK
seperti mengadakan kegiatan supervisi klinis, workshop, webinar, serta beberapa kegiatan
pelatihan sederhana pada bidang pemanfaatan TIK yang dapat diadakan oleh pihak
sekolah agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh
7
setiap guru. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu memiliki perbedaaan antara satu sama lain,
namun memiliki manfaat yang sama yaitu dapat mengembangkan kompetensi yang
dimiliki oleh guru. Seperti pada kegiatan supervisi klinis, supervisi klinis sendiri memiliki
tujuan untuk membantu guru dalam memodifikasi pola pengajaran yang masih kurang atau
tidak efektif (Shulhan, 2012:85). Sehingga guru yang masih memiliki pola pengajaran
yang kurang efektif dapat merubah pola yang lama tersebut dengan memanfaatkan TIK
agar pengajaran dapat lebih efektif. Selanjutkan, untuk kegiatan workshop dilakukan untuk
menghasilkan produk yang dapat berguna dalam pembelajaran, meningkatkan kompetensi
serta pengembangan karir dari guru (Danim, 2012:96).
8
jarak jauh belajar elektronik (elearning) dapat dikembangkan untuk meningkatkan
pelayanan kepada peserta didik.
Sekarang ini pendidikan jarak jauh dapat disajikan dalam dua cara yaitu synchronous
mode di mana peserta didik menggunakan TIK untuk berkomunikasi pada waktu yang
bersamaan dan asynchronous mode di mana para peserta didik belajar atau berkomunikasi
secara mandiri pada waktu yang berbeda kapan saja mereka online (anytime-anywhere
learning). Jadi TIK memfasilitasi interaksi tingkat tinggi antara peserta didik, tenaga
pengajar, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Komunikasi dapat dinamis dan
bervariasi sesuai keinginan peserta didik dan tenaga pengajar, dan dapat terjadi dalam
berbagai bentuk seperti e-mail, mailing list, chat, bulletin board, and konferensi computer.
9
6. Peserta didik dapat menentukan materi pembelajaran sesuai dengan minat,
keinginan, dan kebutuhannya demi pembelajaran yang efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
7. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta
didik. Jika peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran, hal tersebut
dapat menghentikan proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi
pembelajaran dan dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Namun, jika
peserta didik masih belum memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya,
terdapat pilihan untuk mengulang kembali pembelajaran materi pembelajaran
tersebut tanpa bergantung pada guru atau peserta didik lain, sehingga dapat
belajar sampai tuntas (learn proficiently).
8. Bahan ajar yang akurat dan mutakhir, karena peserta didik dapat berinteraksi
langsung dengan berbagai sumber informasi, terutama jika ada bahan ajar
yang belum disediakan atau salah pemahaman, sehingga keakuratan bahan ajar
yang disediakan dapat dijamin. Bahan ajar dapat dilihat setiap saat dan
kemudian disimpan di komputer, sehingga bahan ajar mudah diakses sesuai
dengan perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
selalu berkembang dari waktu ke waktu.
9. Dapat menarik perhatian dan minat peserta didik karena pembelajaran jarak
jauh bersifat interaktif.
10. Dapat meningkatkan pola pikir inovasi dan kreativitas pada peserta didik
dengan penerapan secara mandiri melalui pembelajaran jarak jauh.
10
memahami dan mengoperasikan media yang digunakan secara mandiri sehingga dapat
menghindari permasalahan yang dapat terjadi.
11
8. Pada beberapa praktik pendidikan, jarang ditemukan bentuk pembelajaran jarak
jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilakukan secara e-learning atau
online. Solusi untuk mengatasi masalah ini, diterapkan pendekatan pembelajaran
jarak jauh hybrid (kombinasi kursus online dan pertemuan tatap muka). Pada
penerapan hibrida pendidikan jarak jauh tersebut, tidak perlu membuat institusi
sendiri, seperti universitas terbuka, tetapi cukup membuat unit yang menangani
pendidikan jarak jauh secara khusus kombinasi sudah cukup. Oleh karena itu, e-
learning hanya bisa satu atau lebih menyediakan tata cara atau tutorial, hanya satu
kali saja, dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan ilmu dan teknologi berdampak pada meningkatnya keterbukaan dan
penyebaran informasi serta pengetahuan dari dan ke seluruh dunia salah satunya adalah
dunia Pendidikan. Dalam sistem pendidikan jarak jauh peserta didik dituntut untuk belajar
secara mandiri. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan jarak jauh atau distance
learning menerapkan cara belajar mandiri (individual learning). Belajar mandiri dalam
konteks sistem pendidikan jarak jauh berdampak pada pemanfaatan TIK. Artinya media
dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media teknologi tersebut
dapat berupa media cetak, radio, televisi, komputer, atau media lain yang dapat digunakan
untuk mengemas materi pembelajaran. Dalam penerapannya, Pendidikan jarak jauh dapat
mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tetapi jika ditinjau lebih
dalam lagi, penerapan Pendidikan jarak jauh justru lebih memiliki banyak keunggulan
salah satunya adalah Adanya pemerataan pendidikan di lokasi yang berbeda, bahkan di
lokasi yang terpencil atau sulit dijangkau serta kemungkinan pembelajaran jarak jauh
online tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga guru dan siswa
tidak perlu bertatap muka di dalam kelas.
B. Saran
Faktor keberhasilan proses pembelajaran jarak jauh melalui penggunaan media
sangat tergantung pada motivasi dan disiplin diri peserta didik. Hal tersebut juga dapat
berpengaruh pada tingkat kepuasan hingga tingkat prestasi belajar peserta didik. Selain
itu, pembelajaran jarak jauh dengan teknologi dan media juga dapat menimbulkan
peningkatan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dalam
12
pengembangan sistem tersebut bukanlah efektivitas atau daya tarik sistem pembelajaran
jarak jauh dengan menerapkan teknologi dan media, melainkan perlunya mengutamakan
dalam membuat berbagai strategi dalam memotivasi peserta didik untuk merasa nyaman
dengan pembelajaran yang diterapkan tersebut. Penerapan pembelajaran jarak jauh
dengan teknologi dan media juga diharapkan mengutamakan pada penerapan strategi
yang disesuaikan dengan beberapa hal yang akan dipertimbangkan antara lain materi
pembelajaran yang dikembangkan, peserta didik dan model interaksi yang akan
digunakan. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan mengembangkan materi
pembelajaran secara interaktif dengan penggunaan strategi dan media yang efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Belawati, T. (2019). Pembelajaran Online. Tangerang: Universitas Terbuka.
Haryono, Anung, (2001). Belajar Mandiri, Konsep dan Penerapannya Dalam Sistem
Pendidikan dan Pelatihan Terbuka/Jarak Jauh, (Jurnal PJJ Universitas Terbuka Vol 2
No
2, September 2001).
13