Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF SD

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI INDONESIA”

Dosen Pengampu:

Reza Syahbani S.pd,M.Sn

Disusun Oleh :

Bela Savera 2020143635

Kelas : 3 Q

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Palembang

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan hidayah-
nya,sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga pula saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
DI INDONESIA”ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa kami
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat dimuka bumi
ini dengan cahaya kebenaran.

Makalah ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya
masih menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.

Oleh karena itu,saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, saya berharap semoga makalah dengan judul
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI INDONESIA” ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan dapat memperluas wawasan kita semua.

Palembang, 10 november 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 7

2.1 . Pengertian Media Pembelajaran ........................................................................... 7


2.2 . Metode Pengembangan MediaPembelajaran ........................................................ 8
2.3 . Multi media........................................................................................................... 9
2.4 . Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................................................... 11
2.5 . Peran Media Pembelajaran pada anak SD ............................................................ 12
2.6 . Fungsi Media Pembelajaran ................................................................................. 13
2.7 . Manfaat Media Pembelajaran ............................................................................... 14
2.8 . Jenis-jenis media pembelajaran ............................................................................ 15
2.9 . Model desain pembelajaran .................................................................................. 23
2.10Prinsip pemanfaatan Media Pembelajaran............................................................ 26
3.1 . Pengembangan Media Pembelajaran .................................................................... 27
3.2 . Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis Android ................................. 28
3.3 . Media Gambar ...................................................................................................... 34
3.4 . Kelemahan dan Kelebihan Media Gambar ........................................................... 34

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 35

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 36
B. Saran ....................................................................................................... 36

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta
didik pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran diperlukan sebuah
media untuk menunjang kelancaran dan keefektifan siswa dalam belajar.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini berdampak pada penggunaan
media untuk belajar yang tidak terbatas. Sebagai contoh teknologi komputer, laptop,
internet, bahkan smartphone yang saat ini bisa dijadikan sumber belajar yang efektif.
Perkembangan teknologi informasi yang kini menjadi kemudahan dalam
berbagai hal tersebut telah dimanfaatkan di berbagai sekolah untuk menerapkan media
pembelajaran yang interaktif, baik itu bisa digunakan di PC ataupun di smartphone
Android. Berbagai media tersebut dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam
belajar. Contohnya adalah pada media pembelajaran berbasis Android, siswa dapat
belajar lebih mudah tanpa terbatas waktu dan tempat dan tak perlu membawa buku
dan laptop. Bahkan media pembelajaran saat ini telah memanfaatkan unsur
multimedia yang dikemas dalam bentuk aplikasi Android sehingga dapat mengurangi
kebosanan siswa dalam belajar.
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses
pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.Kelangsungan
hidup dan kemajuan suatu bangsa, khususnya bagi negara yang sedang membangun
ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. Hal ini membuat peran pendidikan
dirasakan sangat penting bagi setiap Bangsa.Pendidikan berperan penting dalam
penyampaian informasi keilmuan yang akan menjadikan masyarakat mengetahui,
mengerti, memahami, dan memiliki wawasan yang semakin luas. Selain itu
pendidikan juga membangkitkan motivasi untuk masyarakat agar dapat bergerak maju
memacu dan bangkit dari keterbelakangan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

1
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
Pada dasarnya, mendapatkan pendidikan bermutu adalah hak setiap warga
negara yang dijamin oleh konstitusi, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Alinea Keempat yang menyebutkan bahwa
pendidikan ialah hak segala Bangsa, oleh karena itu setiap warga negara diberikan
kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan yang menjadi hak dasar warga
negara.
Selain itu, Pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) juga menyebutkan bahwa jalur
pendidikan terdiri dari pendidikan formal,non-formal dan informal. Pendidikan
formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada
umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang namun pelaksanaannya berada di luar sekolah atau di luar pendidikan
formal. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang berlangsung di dalam
keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan
secara sadar dan bertanggung jawab.
Media buku gambar pop-up salah satu solusi untuk mengatasi masalah
rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara.Hal positif yang dapat diperoleh dari
penggunaan media gambar ialah bahwa dengan gambar pikiran siswa akan dipenuhi
oleh ide atau gagasan dan informasi yang mempermudah siswa dalam berbicara
karena mereka tidak lagi merasa kebingungan dan kesulitan dalam menentukan apa
yang harus mereka sampaikan. Sebuah gambar merupakan sarana yang baik untuk
memancing mendorong atau memotivasi siswa untuk berbicara.
Media buku gambar pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian
yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama
dengan origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas.walau
demikian origami lebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau benda
sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat
membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi
perubahan bentuk hingga dapat bergerak.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,maka dapat dirumuskan masalah-
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengembangan produk media pembelajaran berbasis Android pada
Anak SD
2. Bagaimana kelayakan dari media pembelajaran berbasis Android pada anak
SD
3. Tenaga pendidik masih menggunakan media konvensional dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
4. Kurangnya variasi dalam metode pembelajaran sehingga membuat peserta
didik mudah merasa bosan dan tidak tertarik pada materi pembelajaran.
5. Kurangnya minat peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik
cenderung memilih melakukan aktivitas lain, seperti halnya bercengkrama
dengan teman.
6. Bagaimana bentuk pengembangan media pembelajaran dalam bentuk buku
gambar pop-up untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa SD
7. Bagaimana kelayakan media pembelajaran dalam bentuk buku
8. Bagaimana penerapan media pembelajaran pop-up

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
• Mengembangkan produk media pembelajaran berbasis Android pada
Anak SD
• Mengetahui kelayakan dari media pembelajaran berbasis Android pada
Anak SD
• Untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis android melalUI
aplikasi Si Bambi.
• Untuk mengetahui penilaian peserta didik dengan adanya media
pembelajaran
• Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran berbasis android
melalui aplikasi Si Bambi berdasarkan penilaian validator.
• Untuk mengetahui bentuk pengembangan media pembelajaran dalam
bentuk buku gambar/top-up

3
• Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran dalam bentuk buku di
SD
• Untuk mengetahui penerapan media pembelajaran di SD
• Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara anak SD

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Akademik
a. Memberikan alternatif media pembelajaran yang lebih bervariasi sebagai
sarana belajar siswa.
b. Menambah ilmu dan mempermudah siswa dalam mempelajari materi
c. Menambah fungsionalitas smartphone Android sebagai sarana belajar
siswa.
2. Bagi Peneliti
a. Mengetahui teknik pengembangan media pembelajaran berbasis Android.
b. Sebagai kontribusi ilmu dalam bidang pendidikan dan teknik informatika.
c. Dapat menjadi referensi ilmiah dalam penelitian pengembangan yang
serupa.
3. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi guna
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media teknologi dan informasi,
khususnya media pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis android pada aplikasi
Si Bambi yang dikembangkan oleh penulis.
4. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran
Bahasa Indonesia kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat
mengakses materi pembelajaran kapanpun dan di manapun.
b. Bagi Tenaga Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan menambah
wawasan terhadap alternatif media pembelajaran yang menarik dan
bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.

4
c. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumber referensi dalam pengembangan materi pembelajaran berbasis
android.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses


belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar


interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi paket wisata jogja secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci
Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.


2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.Selain beberapa manfaat
media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita
masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis
media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

5
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.[ [Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2007).h.27]

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Media
Kata “media” diambil dari bahasa Latin yaitu “medius” memiliki arti yang
merupakan perantara atau pengantar. Sementara itu “media” berasal dari bahasa Arab
yang dikatakan sebagai penerima pesan. Menurut Arsyad (2017:3), dalam suatu
proses belajar maka informasi visual atau verbal perlu untuk ditangkap, diproses, dan
disusun kembali supaya dapat lebih mudah dipahami, yang karenanya dibutuhkan
suatu alat baik itu berupa grafis maupun elektronis. Alat itu disebut dengan media.
Media yang digunakan banyak ragamnya, namun pada kenyataan tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Media cetak (buku) dan papan tulis
merupakan media yang paling akrab dan sering digunakan.Berbeda dengan media
berjenis audio dan video yang jarang digunakan dalam pembelajaran (Solihatin &
Raharjo, 2007).
Menurut Heinich (1999:8) media adalah pengantar komunikasi. Diambil dari
bahasa Latin yaitu “antara”, media berarti pembawa informasi antara pengirim dan
penerima. Contohnya adalah video, televisi, diagram, komputer, dan lain-lain. Dari
hal tersebut dikatakan bahwa media dapat berperan sebagai fasilitas
komunikasi.Yaumi (2018:5) berpendapat bahwa istilah media serig dilekatkan pada
kata massa, mass media, yang perwujudannya dapat dilihat dalam bentuk surat kabar,
majalah, radio, video, televisi, komputer, internet dan intranet, dan sebagainya.Seiring
dengan kemajuan teknologi informasi, media menjadi suatu kajian menarik dan
banyak diminati pada hampir seluruh disiplin ilmu walaupun dengan penamaan yang
sedikit berbeda. Contohnya adalah media telekomunikasi, media dakwah,
pembelajaran bahasa mediasi komputer, media pembelajaran, dan seterusnya. Istilah
media juga sering digunakan secara sinonim dengan teknologi pembelajaran. Hal ini
karena dalam perkembangan awal teknologi pembelajaran memberikan penekanan
pada tiga unsur utama yaitu guru, kapur, dan buku teks yang merupakan inti sari
media pembelajaran.
Susilana dan Riyana (2009:9) menyebutkan bahwa media secara umum
memiliki fungsi dan manfaat, yaitu:

7
1. Meminimalisir kesulitan dalam memahami suatu informasi karena pesan yang
membutuhkan banyak hafalan, sehingga pesan yang disampaikan lebih jelas,
2. Memberikan ruang dan waktu yang lebih efektif sehingga fungsi
pembelajaran menjadi tidak terbatas,
3. Memungkinkan suatu siswa untuk lebih berinteraksi dengan bahan belajar dan
menarik perhatian siswa,
4. Dengan sajian visual dan audio atau lebih sering disebut kombinasi media
dapat melatih kemandirian anak dan memberikan rangsangan belajar, serta
5. Menyatukan persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu informasi atau pesan
yang disampaikan, sehingga setiap anak yang mempelajarinya akan
memperoleh pengalaman yang sama. Berbagai pendapat tersebut dapat
dijadikan suatu kesimpulan bahwa media adalah alat yang berfungsi sebagai
perantara atau penghubung antara pengirim dan penerima dalam penyampaian
informasi. Media terdiri dari berbagai macam yang salah satunya dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.

2.2 Metode Pengembangan Media Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan hal yang terpenting untuk berlangsungnya
suatu pembelajaran dikelas, pembelajaran yang kreatif, komunikatif, dan inovatif
yang dapat mendukung dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hal ini kata
“media” berasal dari bahasa latin dan merupakan jamak dari kata “medium”, yang
secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Di era kemajuan teknologi seperti saat ini,
metode yang digunakan oleh sebagian orang dalam mengembangkan media
pembelajaran adalah dengan menggunakan metode multimedia interaktif atau
pemanfaatan teknologi multimedia. Pembelajaran yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi atau Pembelajaran yang menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi atau pola penyajian interaktif.
Penggunaan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk membantu pendidik
dalam penyampaian materi dan juga membantu peserta didik dalam memahami materi
yang diajarkan. Selain itu muatan materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi lebih
menarik dan mudah dipahami,tujuan materi yang sulit akan menjadimudah, suasana
belajar yangmenegangkan menjadi menyenangkan.Dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia dapat memadukan media-media dalam proses
8
pembelajaran, maka proses pembelajaranakan berkembang dengan baik, sehingga
membantu pendidik menciptakan pola penyajian yang interaktif.

2.3 Multi media


Feldman (1994:4) menjelaskan bahwa multimedia merupakan integrasi data,
teks, gambar dari segala jenis dan suara yang menjadi satu, dalam lingkungan
informasi digital. Implementasi dari interaktifitas melibatkan dua kunci yaitu sistem
informasi harus dapat bekerja dengan baik dan bagaimana pengguna berinteraksi
dengan sistem informasi tersebut.
Sedangkan dalam pandangan Hamalik (1994:187), dalam tujuan
pembelajaran dibutuhkan suatu media yang bermacam-macam jenisnya dan
dikombinasikan menjadi satu yang disebut sebagai multimedia. Dalam rangka
meningkatkan mutu proses dan kualitas proses instruksional, dianjurkan tentang
penggunaan multimedia pendidikan secara tepat, mantap, dan bervariasi. Multimedia
menempati kedudukan yang penting dalam tahap berurutan kegiatan beajar mengajar,
maka dari itu penggunaan media tidak hanya satu media saja, melainkan digunakan
bentuk-bentuk kombinasi beberapa media. Penggunaaan media secara multi ternyata
memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk melakukan belajar mandiri disamping
terjadinya komunikasi yang lebih efektif antara siswa dan guru.
Sedangkan Darmawan (2011:33) menjelaskan bahwa karakteristik
pembelajaran yang mengimplementasikan adalah sebagai berikut:
1) Mengandung representasi isi yang bervariasi,
2) Memiliki warna yang bervariasi dan ukuran/resolusi yang tinggi sehingga
dapat memperjelas pesan,
3) Multimedia disajikan pada media elektronik seperti komputer, laptop,
handphone,dan media elektronik tertentu,
4) Menyajikan berbagai cara dan gaya pembelajaran yang berbeda-beda,
5) Menambah fungsi pembelajaran untuk mendapatkan respon yang lebih tinggi
6) Menambah kemandirian siswa dalam belajar,
7) Tidak terbatas jumlah subjek, waktu, dan tempat, sehingga penggunaannya
dapat secara individu ataupun kelompok.

9
Menurut Vaughan (2010:1), multimedia merupakan unsur teks, seni, suara, video, dan
animasi yang dikombinasikan menjadi satu. Kemampuan komputer untuk mengolah
kombinasi unsur tersebut membuat konten lebih interaktif. Multimedia terdapat tiga jenis,
yaitu:

1) Multimedia Interaktif,
2) Multimedia hiperaktif,
3) Multimedia linear.
4) Multimedia interaktif

lebih memungkinkan interaksi yang tinggi bagi pengguna terhadap media yang
disajikan, karena kontrol terhadap elemen lebih mudah dan tergantung oleh keinginan
pengguna. Sedangkan multimedia hiperaktif lebih banyak menyajikan tautan yang dapat
dipilih pengguna, seperti contohnya adalah website. Berbeda lagi dengan halnya multimedia
linear yang mana pengguna tidak dapat mengontrol pada produk media yang disajikan, oleh
sebab itu tidak ada interaksi pengguna pada multimedia linear.Penggunaan multimedia dalam
pengembangan media pembelajaran dapat memberikan keuntungan dalam
mengimplementasikan teks dengan gambar,video, dan suara.

Oleh karena itu interaksi antara pengguna dengan bahan ajar dengan penggunaan
multimedia lebih tinggi karena kombinasi unsur tersebut memberikan pengalaman yang nyata
bagi pengguna atau pebelajar. Pengalaman nyata yang dirasakan tersebut dapat menimbulkan
peningkatan hasil belajar tanpa terbatas waktu dan biaya (Munir, 2014:185).

Berikut ini adalah elemen-elemen multimedia menurut Vaughan (2010:18164):

1) Teks
Teks terdiri dari sejumlah kata-kata yang membentuk sebuah kalimat dan
berisi informasi yang akan disampaikan. Teks merupakan elemen yang sangat
penting karena teks dan bacaan tertentu dapat menjadi sumber pengetahuan
dan pemberi informasi yang sangat kuat.
2) Gambar
Beberapa bagian dari gambar dapat memberikan visual yang berbeda dan
memberi kesan keindahan pada mata. Elemen grafis atau gambar dapat
diimplementasikan dalam ukuran yang berbeda, dapat diberi pewarnaan
maupun corak tertentu, serta dapat ditempatkan pada bagian yang dekat

10
dengan objek lain. Gambar atau grafis dapat menambah ketertarikan terhadap
suatu konten yang dibuat karena memberi visual penting.
3) Suara
Suara juga merupakan elemen penting dalam multimedia. Suara memberikan
efek dalam mempengaruhi suasana hati. Dengan menerapkan musik sebagai
latar belakang aktifitas, hal ini dapat mempengaruhi emosi seseorang. Dengan
begitu pemilihan suara yang tepat sangat penting dalam membangun sebuah
elemen multimedia.
4) Animasi
Animasi membuat sebuah objek terlihat lebih hidup. Animasi membuat
visualisasi yang berbeda setiap waktu dan memberikan efek yang besar pada
projek multimedia. Efek visual tersebut bermacam ragamnya seperi halnya
wipe, fade, zoom, dan efek lainnya. Efek tersebut dapat diimplementasikan
pada saat pergantian slide pada projek multimedia.
5) Video
Sejak pertama kali dunia perfilm-an muncul dalam kehidupan, orang-orang
mulai tertarik dengan gambar bergerak. Sampai pada waktu sekarang ini video
merupakan elemen multimedia yang paling dapat menarik perhatian dari
setiap orang, karena dengan menggunakan video dapat lebih efektif untuk
menyalurkan pesan, mengimplementasikan informasi ke dalam cerita, dan
memberi pengalaman baru yang lebih dari apa yang pernah dilihat oleh
penerima informasi.

2.4 Klasifkasi media pembelajaran


Gagne & Briggs mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri
dari, antara lain: buku,tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.Berikut ini akan
diuraikan klasifikasi Media Pembelajaran menurut taksonomi yang dikemukakan oleh
Leshin, dkk., yaitu:
a. Media berbasis manusia Media berbasis manusia merupakan media yang
digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau
informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah

11
mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan
pembelajaran.
b. Media berbasis cetakan Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling
umun dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal,
majalah, dan lembar lepas.
c. Media berbasis visual Media berbasis visual (image atau perumpamaan)
memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media
visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual
dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
d. Media berbasis Audio-visual Media visual yang menggabungkan
penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk
memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam
media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang
memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Contoh
media yang berbasis audio visual adalah video, film, slide bersama tape,
televisi.
e. Media berbasis komputer Dewasa ini memiliki fungsi yang berbeda-beda
dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer
dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-
Managed Instruction (CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantu
tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi
materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai
ComputerAssisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan
pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran.
Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya
disampaikan bukan dengan media komputer.

2.5 Peran media Pembelajaran anak SD


Peran media dalam proses belajar megajar itu sangat penting karena media
dapat mempermudah pendidik maupun peserta didik dalam mencapai tujuanya. Oleh
karena itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan di tetapkan terlebih dahulu sebelum
menyampaikan materi pelajaran oleh pendidik dalam pemilihan media pembelajaran
adalah sebagai berikut:
12
a) Menentukan tujuan. Maksudnya adalah media yang akan di gunakan
sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan atau di rumuskan dari materi
yang akan di sampaikan degan menggunakan media tersebut.
b) Menetukan keefektifan. Maksudnya adalah dalam pemilian media
pendidik harus mampu menili media mana yang akan digunakan dan
apakah media tersebut efektif atau tidak untuk digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang sudah di rumuskan.
c) Megukur faktor kemampuan pendidik dan peserta didik. Maksudnya
adalah dalam memilih dan menggunakan media pendidik harus
mempertimbagkan apakah pendidik mampu menyampaikan materi degan
menggunakan media tersebut dan materi yang akan disampaikan juga
harus sesuai dengan kemampuan peserta didik sesuai degan pola berfikir
mereka.
d) Mempertimbangkan faktor fleksibilitas (kelenturan) tahan lama dengan
kenyataan. Maksudnya adalah pendidik dalam memilih media harus
mempertimbangkan kelenturan dalam arti media dapat digunakan dalam
segala situasi, dan juga tahan lama tidak mudah rusak dan tidak berbahaya
saat digunakaan, bisa juga memanfaatkan media yang ada di sekitar.
e) Memperhatikan faktor kesediaan media. Karena setiap sekolah tidak sama
dalam menyediakan berbagai media belajar yang dibutuhkan dalam
kegiatan belajar megajar. Maka dari itu pendidik dapat memanfaatkan
media yang ada di sekitar, selain itu pendidik juga bisa membuat media itu
sendiri (jika media mudah di jangkau atau dapat di buatnya sendiri),
membeli (jika memag dananya memenuhi) dan lainlain.
f) Menentukan faktor kesesuaian atau keseimbangan antara manfaat dan
biaya. Maksudnya adalah dalam memilih media harus diperhitungkan
apakah manfaat yang di peroleh dari pembelajaran degan menggunakan
media trsebut dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk media tersebut
itu harus seimbang atau sesuai dengan manfaat yang di dapatkan.
g) Menentukan faktor objektifitas. Maksudnya adalah dalam pemilihan
metode itu bukan hanya kehendak, kesenangan dan kebutuhan guru saja.
Melainkan berdasarkan keperluan sistem belajar. Oleh karena itu penidik
bisa menayakan atau meminta masukan kepada peserta didik. Karena jika
13
media yang digunakan tersebut disukai oleh peserta didik mka peserta
ddik akan mudah memahai dan menerima materi yang di sampaikan oleh
pendidik.
h) Sesuai dengan program pengajaran. Maksudnya media yang akan di
gunakan dalam menyampaikan pembelajaran harus sesuai dengan
program pengajaran dan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
i) Menentukan sasaran program. Maksudnya adalah media yang akan di
gunakan harus diliht kesesuainya dengan kemampun berfikir peserta didik
baik dari segi. bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan
dan waktu penggunaanya.

2.6 Fungsi Media pembelajaran

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu yang turut
mempengaruhi iklim,kondisi,dan lingkungan belajar yang ditatadan diciptakan oleh
guru.Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan daya
serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari
penggunaan media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman: 13

a) Membantu memudahkan belajar bagi peserta didik dan membantu


memudahkan mengajar bagi pendidik.
b) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih
konkrit).
c) Menarik perhatian peserta didik lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lebih menyenangkan dan tidak membosankan).
d) Semua indera peserta didik dapat diaktifkan.
e) Lebih menarik perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.

2.7 Manfaat Media Pembelajaran

Beberapa manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai

a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar.

14
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai
tujuan pembelajaran lebih baik.
c) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik, sehingga peserta didik
tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apalagi bila pendidik
mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Encyclopedia of Education Research merinci manfaat media pembelajaran sbb:

a) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu


mengurangi verbalisme.
b) Memperbesar perhatian peserta didik.
c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar peserta
didik, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri di kalangan peserta didik.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan continue, terutama melalui
gambar hidup.
f) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa peserta didik.
g) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Maka dapat diambil kesimpulan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di


dalam proses belajar mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan
motivasi untuk belajar dan materi yang diajarkan akan lebih jelas, cepat dipahami sehingga
dapat meningkatkan prestasi peserta didik.

2.8 Jenis-jenis media Pembelajaran


Media belajar dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Media visual
2) Media audio

15
3) Media audio visual
➢ Media visual
Media Visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang di dalamnya
berisikan pesan, informasi khususnya materi pelajaran yang di sajikan secara menarik
dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pengelihatan. Jadi media
visual ini tidak dapat di gunakan untuk umum lebih tepetnya media ini tidak dapat di
gunakan oleh para tunanetra. Karena media ini hanya dapat di gunakan dengan indera
pengelihatan saja.
Macam-macam media visual :
➢ gambar atau foto

Gambar di atas adalah salah satu contoh dari media visual. Jadi fungsi media
gambar di atas adalah mempermudah pendidik dan peserta didik dalam
proses belajar megajar dan juga agar tercapainya tujuan belajar. Degan adanya
gambar tersebut dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan pesan
atu informasi (bahan pelajaran) dan juga mempermudah peserta didik dalam
memahami materi pelajaran yang di sampaikan oleh pendidik. Sehinga dapat
tercapainya tujuan belajar.
➢ Peta Konsep

Peta konsep adalah suatu gambar yang menyajikan atau menyampaikan suatu
hubungan yang bermakna antar konsep dari suatu pokok-pokok materi pembelajaran dan di
rangkum. Penyajianya biasanya pokok-pook materi tersebut di hubungkan dengan suatu kata
penghubung sehingga membentuk suatu proposisi yang dapat di jabarkan lebih luas megenai
materi tersebut.

Peran media visual seperti petakonsep ini adalah dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami materi dan menarik minat peserta didik untuk berfikir kritis dan aktif

16
dalam belajar dan juga pembelajaran tidak menjenuhkan. Media seperti ini bisa diterapkan di
semua jenjag pendidikan muai dari SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi pun juga bisa
mengunakan media ini. (materi nya sesuai dan dapat disajikan degan petakonsep

➢ Grafik

Grafik adalah smedia visua yang berupa grafis dan penyajianya menggunakan
titik-titik atau garis garis untuk menyampaikan informasi statistic yang saling
berhubungan . grafik sebagai media belajar berfungsi untuk
memperlihatkan perbandingan informasi kwalitas maupun kwantitas dan tidak
membutuhkan waktu yang lam dalam memahami materi tersebut dan
sederhana sehingga mempermudah peserta didik dalam pemahaman materi.
➢ Poster

Poster adalah media visual yang berupa gambar yang disertai tulisan dan
tulisan tersebut menekankan pada satu atau dua ide pokok sehingga dapat di
megerti oleh pembacanya hanya dengan melihatnya sepintas saja. Selain itu
dalam penyampain pesan melalui poster akan lebih mudah di megerti dan di
fahami oleh para pemirsanya karena poster dapat menarik perhatian dan juga
mampu untuk mempengaruhi dan memotifasi tingkah laku pemirsanya.
➢ Peta/globe

17
Peta atau globe adalah media visual yang berupa suatu gambar atau benda
yang berfungsi untuk menyajikan data data lokasi. Fungsi peta atau globe
dalam media belajar adalah mempermudah pendidik dalam menunjukan letak
letak suatu daerah,profinsi,bahkan negara hanya dengan benda atau gambar
ini.
Kelebihan dan kekurangan media visual
Kelebihan :
a) Dapat di analisis lebih mudah, selain itu media visual juga dapat
mempermudah ppeserta didik dalam memahami materi dan juga
membuat peserta didik untuk berfikir lebih kritis, dan juga materi yang
disajikan dengan menggunakan media visual akan lebih mudah diingat
oleh peserta didik.
b) Dapat megatasi keterbatasan pengetahuan yang di miliki oleh peserta
didik.
c) Dapat membagkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar.
d) Menigkatkan daya tarik peserta didik terhadap materi yang di sajikan
dengan mengunakan media visual.
e) Mudah untuk diaplikasikan. 6. Tahan lama sehingga peserta didik
dapat membaca atu melihatnya berkali kali.

Kekurangan :
a) Kurang praktis dalam penggunaanya.
b) Hanya berupa gambar dan tulisan saja sehingga media ini tidak dapat
di terapkan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, salah

18
satunya adalah tunanetra. Media ini tidak di lengkapi dengan suara jadi
kurang menarik.

➢ Media audio
Media Audio adalah atau media dengar adalah jenis media pembelajaran atau
sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang disajikan
secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera
pendegaran saja. Karena media ini hanya berupa suara.
Macam – macam media audio :
➢ Laboratorium bahasa

Laboraturium bahasa merupakan media audio yang berfungsi untuk


menunjang proses belajar megajar dan penerapanya meggunakan
indera pengelihatan. Media ini biasanya digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran seperti: mendengarkan percakapan
bahasa asing seperi bahasa indonesia, bahasa arab, dan bahasa inggris.
Degan adanya alat ini dapat mempermudah pendidik dan peserta didik
dalam mencapi tujuan belajar mengajar.
➢ Alat perekam pita maknetik

19
Alat perekam pita maknetik merupakan media belajar berbasis audio dan
diterapkan dengan mengunakan indera pendengaran. Peran atau fungsi alat
perekam pita maknetik dalam media belajar adalah dapat dipergunakan untuk
merekam suara atu data (materi pelajaran) sehingga dalam penyampainya
pendidik dapat memutarnya kembali. Tetapi alat ini sudah jarang di temikan
karena sudah tergantikan oleh teknologi-teknologi yang lebih canggih dan
baru.
Kelebihan dan kekurangan media audio
Kelebihan :
➢ Biaya yang harus dikeluarkan hanya sedikit (harganya murah)
➢ Media mudah dibawa dan di pindahkan, sehingga mudah dalam
penggunaanya.
➢ Materi dapat diputar kembali 4. Dapat merangsan keaktifan
pendegaran peserta didik, dan juga dapat mengembangkan daya
imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
Kekurangan:
➢ Media ini bersifat abstrak karena hanya berupa suara saja sehingga
pada hal hal tertentu juga memerlukan bantuan visual.
➢ Karena media audio ini bersifat abstrak pemahaman pengertiannya
hanya bisa di kontrol melalui kata-kata atau bahasa, serta susunan
kalimat.
➢ Media ini akan berhasil jika diterapkan bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
➢ Media ini tidak dapat diterapkan oleh peserta didik yang berkebutuhan
khusus lebuh tepatnya bagi mereka yang tidak bisa mendengar ( tuna
rungu)

➢ Media audio visual


Media audio visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang
berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dan kreatif dengan
menggunakan indra pendengaran dan penglihatan. Media ini berupa suara dan
gambar.

20
Macam – macam media audio visual Menurut Djamarah, media audio visual dibagi
menjadi 2 :
a) Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari
satu sumber seperti televisi, video kaset, film bersuara.
b) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda seperti film bingkai suara.

Contoh media audio visual murni :

❖ Televisi

Televisi merupakan sistem elektronik yang menayangkan gambar hidup dan gambar
diam disertai dengann suara melalui kabel. Selain sebagai media pembelajaran,
televisi merupakan sumber informasi bagi masyarakat. Televisi berperan penting
untuk pendidik, karena pendidik terbantu dalam menyampaikan hal – hal yang tidak
bisa dibawa ke dalam kelas. Siswa bisa menggunakan media tersebut dirumah.
❖ Video kaset

Video Kaset merupakan alat yang dapat menampilkan gambar gerak dan disertai
dengan suara. Video kaset bersifat informatif dan juga sangat cocok untuk digunakan

21
sebagai media pembelajaran. Sebagian kedudukan film digantikan oleh video. Tetapi
masing – masing mempunyai kelebihan.
Biasanya pedidik menayangkan video pembelajaran di depan kelas melalui
proyektor. Video kaset memiliki fungsi untuk merekam data. Data tersebut bisa
dihapus dan ditayangkan kembali ketika dibutuhkan.
❖ Film bersuara

Film merupakan media audio visual yang amat besar kegunaannya dalam proses
belajar mengajar. Karena film dapat memenuhi kebutuhan siswa yang berhubungan
dengan materi yang dipelajari. Bentuk lama film biasanya bisu. Kemudian seiring
berjalannya waktu dan kemajuan teknologi telah memiliki suara dan ribuan gambar
dalam rekaman terpisah. Dan keduanya menampilkan ekspresi.6 Dengan
menggunakan film bersuara siswa dapat termotivasi untuk belajar dan
mengembangkan minat.

Kelebihan dan kekurangan media audio visual


Kelebihan :
• Pemakaian tidak terikat waktu
• Sangat praktis dan menarik
• Harganya relative tidak mahal, karena bisa digunakan berkali-kali
• Menghemat waktu dan video atau film dapat diputar kembali

22
Kekurangan :
• Jika memutarkan film terlalu cepat, siswa tidak dapat mengikuti
• Untuk media film bingkai suara, harus memerlukan ruangang yang gelap
• Untuk media televise, tidak bisa dibawa kemana – mana karena cenderung
ditempat tertentu.
• Membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dalam menyajikan atau
membuat media belajar audio visual, karena media ini berupa suara dan
gambar-gambar, baik gambar bergerak maupun diam. Oleh karena itu
pembuatan media ini cenderung lebih rumit dibandingkan dengan
menggunakan media visual dan media audio.

2.9 Model desain pembelajaran


1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai
disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi
yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan
mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk
meningkatkan mutu belajar. Pengembangan pengajaran secara sistematik yang
digunakansecara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas
pembelajaran.Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan
pembelajaran yang dalam kurikulum yang digunakan.
2. Model-Model Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh
para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar.Model berorientasi kelas

23
biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang
hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model
ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk
menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video
pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah
model hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu
model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran
yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum
sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa
kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar.

memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran


yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga,
kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model
yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain
yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.

1) Model Pembelajaran Menurut Briggs Menurut Briggs, pembelajaran


merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar anak
didik, yang dirancang, sedemikian rupa untuk mendukung terjadinya proses
belajar anak didik yang bersifat internal.
2) Model Pembelajaran Menurut Bella H. Banathy Model Banathy
dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang
dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang
didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain
harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan
pembelajaran.

Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis


kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan sistem (system approach),
yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada langkah

24
terakhir para pengembang diharapkan dapat melakukan perubahan dan perbaikan
sehingga tercipta suatu desain yang diinginkan. Model ini tampaknya hanya
diperuntukan bagi guru-guru di sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan
pembelajaran khusus dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah
disiapkan dalam sistem.

3) Model Pembelajaran Menurut PPSI Prosedur Pengembangan Sistem


Intruksioner (PPSI)tidak lepas dari komponen-komponen yang ada dalam
PPSI itu sendiri dan juga menekankan pada tercapainya tujuan. Adapun
komponen-komponen dalam PPSI adalah Materi pelajaran, Metode, Alat, dan
evaluasi. dengan begitu PPSI dapat di artikan suatu kesatuan yang
terorganisasi, yang terdiri dari seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara fungsional dan terpadu
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
4) Model Pembelajaran Menurut IDI Desain Pembelajaran adalah tata cara yang
dipakai untuk melaksanakan proses pembelajaran. Konsep desain
pembelajaran pertama sekali dimanfaatkan pada perang dunia II dan
sesudahnya. Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan
dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi
pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya
adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi
dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Desain Pembelajaran Model IDI
adalah Pemecahan masalah pengajaran dengan pendekatan sistem berdasarkan
konsepsi tehnologi intruksional yang merupakan bagian dari teknologi
pendidikan.
5) Model Pembelajaran Menurut Kemp Kemp mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik, artinya
bahwa antara pendidik dan peserta didik harus ada kerjasama yang baik.
Terciptanya kerjasama itu akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.
6) Model Pembelajaran Menurut Dick and Carey Dick dan Carey memandang
desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran
25
adalah proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis
inilah dinyatakan sebagai model pendekaan sistem. Pendekatan sistem selalu
mengacu kepada taapan umum sistem pengembangan pembelajaran
(Instructional Systems Development).

2.10 Prinsip pemanfaatan Media Pembelajaran


Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien. Tetapi paket wisata jogja secara lebih khusus ada beberapa manfaat
media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.Selain
beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak
manfaat manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
26
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang
dan waktu.
d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata.
Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang

3.1 Pengembangan media pembelajaran

Menurut Asyhar (2012:94), kegiatan dalam pengembangan media pembelajaran


meliputi penyusunan bahan-bahan pembelajaran termasuk dalam penyusunan kurikulum,
silabus, dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Penyusunan bahan-bahan
tersebut dilengkapi dengan penyusunan alat bantu dalam proses pembelajaran, yaitu
dengan pembuatan media pembelajaran. Apabila ragam media pembelajaran yang
tersedia sangat terbatas, maka pendidik perlu mengembangkannya secara individu,
berkelompok, atau melibatkan pihak lain, agar dapat memperoleh efisiensi dan
kebermanfaatan bersama.

Branch (2009:17) mengembangkan produk yang berupa desain pembelajaran


dengan pendekatan ADDIE, yang merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development, Implementation, dan Evaluation. Analysis erkaitan dengan kegiatan
analisis atau mengidentifikasi apa saja permasalahan yang ditemukan dalam lingkungan
tertentu sehingga muncul ide atau gagasan dalam menentukan produk yang akan
dikembangkan. Tujuan dari langkah analisis adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab kesenjangan kinerja.

Langkah-langkah dalam tahap analisis menurut Branch (2009:25) adalah:

1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran,


2. Merumuskan tujuan pembelajaran,
3. Mengidentifikasi karakter peserta didik,
4. Mengidentifikasi sumber yang dibutuhkan,

27
5. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat, serta
6. Menyusun rencana pengelolaan pembelajaran.

Design adalah tahap untuk merancang produk sesuai dengan kebutuhan atau
analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam tahapan desain, langkah langkah yang
dilakukan adalah menyusun daftar tugas seperti storyboard, menyusun tujuan
pembelajaran, menyusun strategi pembelajaran, maupun mendesain antarmuka. Contoh
dari tahap desain ini adalah diagram susunan, perangkat pelengkap pembelajaran, dan
rancangan desain lainnya.
Development merupakan kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Langkah-
langkah yang ditempuh dalam tahap development ini adalah:
1. Menghasilkan konten,
2. Memilih atau mengembangkan media pendukung,
3. Mengembangkan panduan untuk siswa atau guru,
4. Melakukan revisi,
5. Melakukan uji coba.

Implementation bertujuan untuk mempersiapkan lingkungan belajar yang


melibatkan siswa. Pada tahap ini produk sudah siap dapat diterapkan pada siswa. Pada
tahap ini diperlukan persiapan produk dan memasarkannya ke target pembelajar.
Terakhir, Evaluation merupakan kegiatan untuk mengevaluasi dan menilai dari setiap
langkah yang telah dilakukan supaya dapat tercapai produk yang sesuai spesifikasi yang
ditetapkan. Tujuannya adalah mengukur kualitas produk yang telah dikembangkan.

3.2 Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis Android

Pengembangan media pembelajaran sangat penting dilakukan dalam mengatasi


hambatan-hambatan dalam pembelajaran, salah satunya adalah penggunaan media yang
masih terbatas. Hal ini didasari oleh keterkaitan media dengan pengalaman belajar siswa.
Dalam rangka memberikan pengalaman belajar yang baik bagi siswa serta sebagai
penghubung informasi antara guru dan siswa, sesama siswa, dan dengan para ahli maka
disinilah peran suatu media pembelajaran. Media yang digunakan perlu bervariasi sesuai
dengan gaya pembelajaran yang diterapkan. Selain itu, media yang digunakan dapat
menyamakan persepsi yang berbeda antar individu. Oleh karena itu media dapat

28
dikembangkan sendiri oleh guru atau pendidik supaya tercipta yang tepat perancangan dan
sesuai dengan kebutuhan.

(Asyhar, 2012:93-94) Asyhar (2012:81) menjelaskan bahwa media


pembelajaran yang baik terdapat kriteria sebagai berikut:

a) Memiliki konten yang jelas dan penataan yang rapi,


b) Tampilan yang bersih sehingga dapat menarik perhatian,
c) Cocok untuk tujuan,
d) Relevan dengan subjek pengajaran,
e) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan,
f) Praktis, fleksibel dan tahan,
g) Memiliki kualitas yang bagus, dan Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar.

(2012:82) juga mendeskripsikan prinsip pemilihan media secara umum, yaitu:

1. Prinsip kesesuaian, yang berarti bahwa media pembelajaran yang baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Kesesuaian juga berdasar pada relevansi, yaitu
relevansi media dengan materi dan relevansi materi dengan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Selain itu, media pembelajaran harus
disesuaikan dengan situasi siswa dan metode pembelajaran yang diberikan.
2. Kejelasan sajian, bahwa konten yang disajikan dalam media pembelajaran
harus jelas. Dalam beberapa media yang sudah ada hanya dibuat pada ruang
lingkup materi pembelajaran dengan penyajian yang sulit untuk dicerna. Hal
ini dapat menyulitkan peserta didik dalam mempelajari dan memahami
materi yang disajikan. Oleh karenanya kemudahan sajian media sangat
penting, seperti contohnya adalah penggunaan bahasa yang banyak dipakai
dalam kehidupan sehari-hari dapat mempermudah siswa memahami isi
materi.
3. Kemudahan akses, hal ini dikaitkan bahwa apakah media tersebut mudah
diakses dan dimanfaatkan oleh murid dan juga apakah perangkat
pendukungnya juga sudah tersedia. Seperti contohnya adalah media
pembelajaran berbasis Android yang tersedia dalam bentuk aplikasi, yang
dapat diinstal dalam smartphone Android.
4. Keterjangkauan, berkaitan dengan aspek biaya. Media yang memerlukan
biaya besar mungkin sekolah dan guru tidak mampu mengadakannya, namun
biaya itu juga harus dihitung dengan aspek manfaat.
5. Ketersediaan, mengandung arti bahwa sebelum memulai pembelajaran maka
perlu mengecek ketersediaan media tersebut. Ketersediaan perangkat
pendukung media juga faktor yang perlu dilakukan pengecekan.
6. Kualitas, artinya dalam pemilihan media harus memperhatikan kualitas
media. Seperti halnya media berbasis visual dan audio, dimana bentuk

29
tulisan, gambar, suara, dan konten lainnya harus jelas sehingga menghasilkan
kualitas media yang bagus.
7. Interaktifitas, yaitu media mengandung unsur yang memungkinkan interaksi
dengan pengguna atau menyediakan komunikasi dua arah. Dewasa ini
banyak tersedia jenis media interaktif seperti CD interaktif, yang didalamnya
terdapat tombol-tombol yang memungkinkan interaktifitas pengguna dengan
media tersebut.
8. Berorientasi siswa, bahwa media yang dibuat perlu memberikan kemudahan
dan keuntungan kepada siswa setelah menggunakannya.

Arsyad (2017:74) mengemukakan pendapat bahwa media memiliki peran secara


keseluruhan dalam pembelajaran. Oleh karena itu disebutkan beberapa kriteria dalam
memilih media, yaitu:

1. Tepat, mengandung arti sebagai media pembelajaran perlu memperhatikan


ketepatan isi pelajaran baik itu bersifat konsep ataupun fakta.
2. Media seharusnya tidak terbatas waktu, tempat, dan ruang karena lebih
mudah untuk dipindahkan sehingga media bersifat praktis, luwes, dan
bertahan.
3. Terakhir, media yang dibuat harus memperhatikan mutu teknis, seperti
contohnya adalah penyajian visual yang jelas berdasarkan persyaratan
teknik grafika.

Sedangkan Walker & Hess (1984:206) memberikan kriteria kualitas penilaian


media pembelajaran, seperti dikutip oleh Azhar Arsyad (2017) yaitu:

1. Kualitas isi dan tujuan, yaitu berkaitan dengan isi dan tujuan yang sesuai dengan
pembelajaran. Yang termasuk dalam kriteria ini adalah aspek-aspek seperti:
a) aspek ketepatan yang mencakup ketepatan materi dengan media pembelajaran,
tujuan, dan kurikulum,
b) aspek kepentingan yang merupakan seberapa besar tingkat media
pembelajaran menjadi penting,
c) aspek kelengkapan mencakup kelengkapan konten dan materi,
d) dirancang dengan menyesuaikan situasi siswa.
2. Kualitas instruksional, berkaitan dengan dampak penggunaan media dalam segi
desain pembelajaran. Pada kriteria ini mencakup beberapa indikator, seperti
pemberian kesempatan belajar, bantuan untuk belajar bagi siswa, berdampak pada
kualitas memotivasi dalam pembelajaran, integrasi dengan program pembelajaran
lain, kualitas penyajian tes dan penilaiannya, serta membawa manfaat pada siswa,
guru, dan pembelajaran
3. Kualitas teknis, berkaitan dengan sifat media pembelajaran itu sendiri. Kriteria ini
meliputi beberapa indikator yaitu kualitas keterbacaan, kemudahan penggunaan,

30
kualitas tampilan media, kualitas soal dan jawaban, dan kualitas
pendokumentasiannya.

Disamping itu Thorn (1995) mengkategorikan beberapa aspek mendasar dalam


mengembangkan dan mengevaluasi efektifitas suatu media, yaitu:

1. Ease of use and navigation,


2. Cognitive load,
3. Knowledge space and information presentation,
4. Media Integration,
5. Aesthetics, dan
6. Overall Functionality.

Ease of use and navigation atau kemudahan penggunaan dan navigasi berkaitan
dengan kemudahan pengguna dalam mengoperasikan produk. Oleh karena itu suatu
produk harus sederhana, sehingga pengguna tidak kesulitan dalam mengoperasikan
produk. Oka (2017:59) menyebutkan bahwa dalam konteks navigasi harus melihat
unsur visual, ketepatan fungsi menu, dan memperhatikan tata letak pada suatu
halaman. Cognitif load berkaitan dengan hubungan antara produk yang dikembangkan
dengan pola pikir pengguna. Dalam proses belajar, pengguna perlu memahami isi,
struktur, dan pilihan respon. Maka produk tersebut harus intuituf, sehingga media
tersebut sesuai dengan pola pikir dan kebiasaan pengguna.

Knowledge space and information presentation dijelaskan bahwa produk atau


media yang dikembangkan harus menyajikan materi yang relevan dengan sumber-sumber
pengetahuan yang ada dan terbukti kebenarannya. Media integration atau integrasi media,
berarti dalam produk yang dikembangkan tersebut perlu adanya integrasi atau kombinasi dari
unsur-unsur multimedia untuk menghasilkan keseluruhan yang efektif. Selanjutnya Aesthetic
atau keindahan diperlukan dalam suatu produk media, karena dapat menambah suasana
belajar yang efektif. Hal ini berkaitan dengan kemenarikan tampilan, kerapian, dan grafis
antarmuka yang ada dalam produk media.

Ismail,dkk (2017:342) menjelaskan bahwa grafis merupakan elemen yang


paling penting dalam sebuah aplikasi.Penggunaan grafis seperti gambar dan background
bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam belajar. Selain itu, dalam penggunaan teks,
ukuran, jenis, dan warna teks merupakan bagian yang penting. Terakhir, kriteria overall
functionality berarti produk media perlu menyediakan pembelajaran dengan cara yang
diharapkan pengguna. Produk media harus dapat membuat pengguna memahami suatu
pembelajaran setelah menggunakan produk media tersebut.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori tentang kriteria kualitas media


pembelajaran di atas, dapat diketahui bahwa kriteria tentang media pembelajaran dapat
dikategorikan dalam dua aspek, yaitu aspek isi atau materi dan aspek media. Aspek materi
dapat ditinjau dari segi kesesuaian, kualitas isi dan tujuan, dan segi kualitas instruksional.
Sedangkan aspek media dapat ditinjau dari segi kemudahan penggunaaan dan navigasi, segi

31
aesthetic atau keindahan, segi integrasi media, dan segi kualitas teknis. Selanjutnya kualitas
atau kelayakan media pembelajaran diukur dari pengalaman pengguna dalam
menggunakannya, yang dapat ditinjau dari segi kemudahan penggunaan dan navigasi,
kejelasan sajian, aesthetic atau keindahan, dan segi kualitas instruksional. Selain beberapa
aspek tentang kriteria kelayakan di atas, sebagai kriteria penilaian Software pembelajaran
yang baik maka Software harus memenuhi standar pengukuran perangkat lunak untuk
menguji apakah aplikasi yang dikembangkan kompatibel dengan macam-macam perangkat
yang akan digunakan. Hal ini disebut dengan aspek Compatibility. Pengujian aspek
Compatibility dapat dilakukan pada berbagai hardware dan software yang berbeda. (Wahono,
2006).

Android

Ismail, dkk (2017:339) berpendapat bahwa perkembangan teknologi seperti


smartphone pada saat ini telah banyak digunakan oleh hampir semua orang karena harganya
yang sebagian besar dapat dijangkau oleh masyarakat. Berbagai aplikasi dapat dengan mudah
diunduh dari toko aplikasi yang ada di smartphone. Penggunaan smartphone sebagai media
pembelajaran adalah sangat memudahkan bagi setiap pengguna, seperti contohnya adalah
bagi kalangan pelajar atau siswa. Oleh karena itu, dalam pengembangan smartphone sebagai
media pembelajaran dapat diterapkan dalam bentuk aplikasi.

Ismayani (2018:3) menyebutkan salah satu perangkat populer saat ini yang sudah
banyak dilirik sebagai media pembelajaran adalah perangkat berbasis Android. Android
adalah sistem operasi mobile bersifat open source yang dikembangkan Google Corporation
yang merupakan perusahaan mesin pencari terkemuka di dunia. Para pengembang dapat
membuat aplikasi dengan menggunakan platform android untuk berbagai perangkat bergerak.
Android menjadi sistem operasi yang sangat populer karena tingkat efektivitas dan
efisiensinya yang lebih baik dibandingkan dengan program sejenis lainnya, sehingga Android
juga populer digunakan untuk kepentingan pendidikan karena kemudahan dan
fleksibilitasnya.

Pembelajaran yang mengadopsi sistem dan perangkat mobile selanjutnya dikenal


dengan istilah mobile learning. Android sendiri dapat digunakan sebagai sarana belajar
mandiri bagi siapa pun, baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini menegaskan bahwa mobile
learning berbasis Android menawarkan kesempatan yang bagi siapapun untuk dapat
mengakses pembelajaran secara mudah dan menyenangkan.

Selain itu, Dixit (2014:2) mengatakan bahwa Android merupakan perangkat seluler
yang digunakan untuk perangkat mobile yang meliputi sistem operasi, middleware, dan
aplikasi inti. Android berbasis sistem operasi Linux didesain untuk perangkat mobile layar
sentuh seperti smartphone dan komputer tablet. Pada saat ini Android telah diminati banyak
masyarakat sebagai media komunikasi. Kelebihan Android dibandingkan ponsel lain seperti
yang diungkapkan oleh Kusuma (2011:10-12) yaitu:

1. Multitasking

32
Multitasking memiliki arti bahwa sistem Android mampu menjalankan
beberapa aplikasi sekaligus yang tidak terbatas, baik aplikasi-aplikasi yang
berasal dari bawaan sistem atau tambahan dari Android Marketplace. Seperti
contohnya adalah seseorang dapat mendengarkan musik sambil browsing
internet, dan juga menerima notifikasi dapat dilakukan.
2. Home screen fleksibel.
Home screen merupakan jendela utama sistem, di mana segala notifikasi
dapat dipantau. Homescreen dapat digunakan untuk menaruh shortcut
aplikasi aplikasi yang sering digunakan pengguna. Selain itu Android
menyediakan tempat bagi berbagai widget.
3. Banyak pilihan piranti Maksudnya adalah vendor pendukung sistem ini
banyak. Jadi pilihan perangkat yang bisa digunakan sangat beragam dan juga
dengan harga yang bervariasi. Rata-rata Android menggunakan layar sentuh
dengan ukuran mulai 2,8 inci. Ada Android yang khusus dibuat untuk
navigasi maupun multimedia, namun ada pula berwujud tablet atau netbook.
4. Modifikasi sistem.
Selain beberapa kelebihan di atas, Android memberikan banyak kebebasan
dalam hal modifikasi sistem. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah
rooting dan modifikasi ROM sistem.
5. Pengesetan yang mudah.
Android telah dikembangkan sejak lama dan siap dipakai dengan mudah.
Pengesetan untuk keperluan sehari-hari menyesuaikan dengan aktivitas
pengguna dapat dilakukan dengan mudah tanpa perlu banyak mengutak-atik.
Dibandingkan dengan sistem operasi mobile lainnya, Android memiliki
beberapa kelebihan, seperti dukungan format audio yang kaya, dukungan
multitouch, banyaknya pilihan aplikasi, terlebih yang gratis dan open source.
Kelebihan Android lainnya adalah dukungan multimedia yang komplit dan
beragam.

Rogers dan kawan-kawan (2009:3) menyebutkan bahwa Android memiliki


potensi untuk menghilangkan hambatan untuk sukses dalam pengembangan dan penjualan
perangkat lunak aplikasi dari perangkat mobile generasi baru. Seperti halnya PC dan
Machintosh yang menciptakan pasar untuk perangkat lunak desktop dan server, maka
Android dengan menyediakan aplikasi berbasis mobile akan menciptakan pasar untuk
aplikasi mobile dan hal ini merupakan kesempatan bagi pengembang aplikasi untuk
mendapatkan banyak keuntungan. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat
khususnya teknologi berbasis mobile telah memberi banyak kemudahan untuk melakukan
berbagai aktifitas.

Pada era dahulu orang melakukan komunikasi jarak jauh dengan menggunakan
telepon. Seiring perkembangan zaman, teknologi telepon telah banyak berkembang. Seperti
contohnya Android, yang saat ini telah dikenal dan digunakan oleh hampir seluruh
masyarakat di penjuru dunia. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat mungkin
diimplementasikan dalam bentuk aplikasi Android karena terdapat banyak kelebihan yang

33
akan didapatkan, terlebih untuk kalangan pelajar atau siswa yang sedang kesulitan mencari
bahan belajar.

3.3 Media Gambar


Media gambar adalah suatu bentuk visual yang di gunakan dalam proses
pembelajaran.Media sebagai alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar
mengajar, yang dapat mewakili sesuatau yang tidak dapat disampaikan atau ditulis
oleh seorang guru dalam suatu proses pembelajaran.

3.4 Kelemahan dan kelebihan media gambar

Kelebihan

a) Sifat konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah di


bandingkan dgn perbal semata,
b) Gambar mampu mengatasi batasan lokasi & ketika,tak seluruh benda, objek
atau peristiwa sanggup dibawa ke kelas, & tak selalu sanggup anak-anak
dibawa ke objek atau peristiwa tersebut,
c) Media gambar mampu mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Contohnya,
sel atau penampang daun yg tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang
akan disajikan dgn jelas dalam bentuk gambar,

kelemahan

a) Gambar cuma menekankan persepsi indara mata.


b) Gambar benda yg terlalu kompleks kurang efektif buat gerakan pembelajaran.
c) Ukurannya teramat terbatas utk grup besar.

34
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian pengembangan ini
yaitu:
1) Pengembangan media pembelajaran berbasis Android pada anak SD dilakukan
dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation). Produk yang berhasil dikembangkan dalam
pengembangan ini adalah aplikasi yang mendukung pembelajaran di kelas
maupun pembelajaran mandiri, dengan memanfaatkan smartphone berbasis
Android dan telah teruji kompatibel pada berbagai versi Android. Dalam
aplikasi ini terdapat fitur yang telah disesuaikan dengan kebutuhan yaitu fitur
petunjuk penggunaan, materi pembelajaran, contoh program, video
pembelajaran, latihan soal, dan mini game.
2) Media pembelajaran berbasis Android Pada anak SD telah teruji kelayakannya
oleh ahli media diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 95,34% dengan kategori
“Sangat Layak”. Sedangkan hasil pengujian oleh ahli materi diperoleh rata-rata
keseluruhan sebesar 88,6% dengan kategori “Sangat Layak”. Adapun hasil uji
kelayakan oleh siswa adalah 82,47% yang termasuk dalam 106 kategori “Sangat
Layak”. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang dikembangkan sangat layak digunakan
3) Pengembangan media pembelajaran berbasis android melalui model
pengembangan 4D (define, design, develop, and disseminate). Dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis android menggunakan android
studio ini dilakukan beberapa tahapan yaitu, Define (Pendefinisian), Design
(Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Pada
tahap define peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu
a) analisis ujung depan ( front end analysis), analisis peserta didik (learner
analysis), analisis konsep (concept analysis), analisis tugas (task
analysis), dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional
objectives).
b) Kemudian tahap yang kedua adalah design (perancangan). Tahap
perancangan meliputi perencanaan
4) pemilihan media (media selection), dan rancangan awal (initial design). Tahap
develop atau pengembangan adalah tahap dimana peneliti melakukan
pembuatan produk sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Kemudian media
pembelajaran berbasis android yang dikembangkan di validasi oleh ahli materi
dan ahli media dan diujicobakan pada kelompok kecil dan kelompok besar.
5) Respon siswa terhadap penggunaan media berbasis android yang dikembangkan
dilihat dari data hasil pretest dan postest. Data pretest dan postest menunjukkan
persentase kenaikan sebesar 32,29%.Angka tersebut menunjukkan bahwasanya
media pembelajaran yang dikembangkan sangat efektif apabila diterapkan
didalam kelas. Dari hasil tanggapan pretest dan postest ini menunjukkan hasil

35
yang sangat positif sehingga dapat menarik peserta didik untuk meningkatkan
hasil belajar mereka. Hal ini cukup beralasan, karena pretest dan postest telah
mencerminkan karakteristik pengguna akhir aplikasi yang dikembangkan.

B. Saran
Berikut adalah saran untuk penelitian pengembangan selanjutnya:
1) Media pembelajaran berbasis Android pada Dasar-Dasar Algoritma dan
Pemrograman dapat dikembangkan dengan memuat kompetensi dasar dan
materi yang lebih luas.
2) Media pembelajaran lebih dikembangkan dengan sistem database supaya
materi dan latihan soal lebih dinamis.
3) Pengembangan media pembelajaran lebih menyediakan sarana interaksi antar
pengguna.

Adapun beberapa saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Peneliti menyarankan kepada peneliti di bidang pengembangan selanjutnya


untuk membuat media pembelajaran berbasis android lebih interaktif dan lebih
menarik dengan cara menambahkan animasi atau tampilan video yang relevan
dengan materi yang diajarkan.
2) Apabila sumber belajar berkualitas dan mampu menarik perhartian peserta
didik, maka pembelajaran tersebut dapat membantu peserta didik memahami
materi pembelajaran. Peneliti menyarankan kepada guru wali kelas untuk
menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi yang telah
dikembangkan pada mata pelajaran Ekonomi dikarenakan media ini sangat
praktis, mudah digunakan, menarik dan sangat efektif yaitu dengan adanya
respon positif dari siswa.
3) Dengan adanya penggunaan media pembelajaran proses belajar mengajar dapat
lebih bermakna dan tentunya partisipasi peserta didik juga sangat meningkat.
Terlebih lagi media yang dikembangkan dikemas berbasis android, tentunya
akan sangat memudahkan peserta didik untuk berpasrtisipasi aktif dalam
pembelajaran dan membantu peserta didik untuk edukatif dalam menggunakan
smartphone mereka
4) Diharapkan kepada sekolah untuk memfasilitasi dan melengkapi sarana dan
prasarana yang menunjang, penyediaan dana pengembangan, dan pelatihan
pengembangan media bagi guru-guru di lingkungan sekolah agar pembelajaran
dengan media berbasis android tidak berhenti dengan selesai nya penelitian
yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut.
5) Kelebihan aplikasi yang dikembangkan ini adalah dapat digunakan kapan saja
dan dimana saja sehingga tidak terikat ruang dan waktu sehingga dapat
membantu peserta didik untuk belajar lebih mandiri. Namun kelemahan nya
adalah aplikasi ini hanya dapat digunakan ditempat yang memiliki sinyal

36
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mudlofir, dkk, Desain Pembelajaran Inovatif, Dari Teori ke Praktek, Depok :
Kharisma Putra Utama, vol 76-78, 2017.

Deni Hardiyanto, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer, Jurnal


Ilmu Pendidikan, vol 102-115, 2015.

Desih Ambarwati, dkk, Pengembangan Lks Model Inkuiri Terbimbing Berbasis


Pendekatan Konstektual Materi Gaya dan Penerapannya, Pendidikan Fisika
Universitas Lampung, vol 88-89, 2015.

Esti Ismawati, dkk., Belajar Bahasa di Kelas Awal, Yogyakarta : Ombak , 2017.

Farida Hasan Rahmaibu, Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Adobe


Flash untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn, Jurnal Kreatif September 2016.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Tim GP Press

Advent Jose. (2015) 2015 Pengguna Smartphone di Indonesia Capai 55 Juta.


diakses dari techno.okezone.com/read/2015/09/19/57/1217340/2015pengguna-
smartphone-di-indonesia-capai-55-juta. pada tanggal 16 Januari 2016.

Agfianto Eko Putra. 2004. PLC Konsep, Pemrograman, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Gava Media.

Arif Akbarul Huda. 2013. Live Conding 9 Aplikasi Android Buatan Sendiri.
Yogyakarta: Andi Offset.

Arif Dwi Susanto. 2012. Perancangan Aplikasi Education “Smart Brain Kids”
berbasis Android sebagai Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini. Jurnal Hasil
Penelitian STIMIK Amikom Yogyakarta.

Arif S Sadiman. Dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

37

Anda mungkin juga menyukai