Anda di halaman 1dari 17

URGENSI MEDIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PENDIDIKAN

VOKASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Pengembangan Media dan Sumber
Belajar
Dosen Pengampu: Dr. Irwanto, MT, MM, M.Pd, M.Si, M.Psi, MA.

Disusun Oleh:
Galeri Garnisha Deanda
2283180031

JURUSAN PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan ridho dan nikmat-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dari tugas mata kuliah
Pengembangan Media dan Sumber Belajar ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penyusun tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu
yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini (Dr. Irwanto,
MT, MM, M.Pd, M.Si, M.Psi, MA.). Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar. Selain
itu dibuatnya makalah ini juga bertujuan supaya untuk dapat menambah wawasan
tentang apa itu urgensi media sebagai sumber belajar pada pendidika vokasi.
Penyusun juga menyadari akan banyaknya kekurangan yang terdapat pada
makalah yang kami buat ini karena bagaimanapun juga kami masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh sebab itu perlu adanya kritik dan saran yang membangun
guna memberi masukkan kepada penyusun sebagai pembuat makalah. Penyusun
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca kedepannya. Akhir
kalimat, terima kasih dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta
berguna kedepannya.

Serang, 7 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Dibuatnya Makalah.....................................................................2
D. Manfaat Penulisan Makalah....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Urgensi Pendidikan Vokasi.....................................................................4
B. Media Pembelajaran................................................................................5
C. Sumber Belajar........................................................................................7
D. Penerapan Urgensi Pada Pendidikan Vokasi dengan Media Belajar.......9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Simpulan................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
(Hamzah, 2011) Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa
pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media
pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi
pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang dan dengar termasuk teknologi perangkat keras
(Rusman, 2013).
Tujuan pendidikan adalah memperbaiki moral, lebih tegasnya yakni
"memanusiakan manusia". Berbagai macam kurikulum telah dipergunakan
di Negara kita tercinta ini yang tidak lain adalah untuk tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan yang telah teramanatkan dalam UUD 1945 pada
umumnya dan pada khususnya dalam perundang-undangan pendidikan yang
telah dibuat oleh pemerintah. Menurut undang-undang Sisdiknas No 20
Tahun 2003 Pasal 3, "Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab", maka kita dapat memahami bahwa tujuan utama
pendidikan adalah membentuk insan yang beriman dan berakhlak mulia
Pendidikan, termasuk pendidikan vokasi, memiliki peran penting
dalam pengembangan manusia seutuhnya dan pembangunanmasyarakat
Indonesia seluruhnya. Pengembangan manusia harus dilakukan secara utuh,

1
yang mencakup pengembangan daya pikir, daya qolbu, daya fisik, dan
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta olah raga. Selain itu,
pengembangan manusia juga diharapkan menghasilkan manusia yang
mampu dan sanggup berperan aktif dalam membangun masyarakat
Indonesia seluruhnya. Urgensi Pendidikan atau pentingnya pendidikan dapat
diartikan sebagai sebuah kondisi dimana pendidikan menjadi sesuatu hal
yang sangat penting untuk dilaksanakan sehingga dapat memaksimalkan
semua unsur yang ada dalam pendidikan untuk mengembangkan potensi diri
sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu urgensi pendidikan vokasi?
2. Apa itu media pembelajaran?
3. Apa itu sumber belajar?
4. Bagaimana penerapan urgensi pada pendidikan vokasi dengan media
belajar?

C. Tujuan Dibuatnya Makalah


Dibuatnya makalah ini oleh penyusun adalah yang pertama untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber
Belajar. Selain itu juga tentu saja dibuatnya makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan penyusun maupun pembaca dalam hal urgensi media
sebagai sumber belajar pada pendidikan vokasi (kejuruan).

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan
penyusun khususnya yang nantinya dicetak untuk menjadi calon tenaga
pendidik supaya mengetahui lebih dalam tentang pengembangan media dan
sumber belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing,


membina, memengaruhi, dan mengarahkan setiap anak didik yang dapat
dilakukan secara formal maupun informal (Basri, 2009). Sedangkan
menurut Muliawan (2005) Pendidikan adalah salah satu kegiatan dalam
kehidupan manusia. Pendidikan dalam pengertian operasional sistematis
adalah belajar mengajar. Belajar adalah suatu proses mengonstruksi
pengetahuan baik yang alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu
dilakukan secara pribadi dan sosial. Proses ini adalah suatu proses aktif.
Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan yang dipunyai,
kemampuan kognitif, dan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Wilkins (2001) menyatakan ―vocational education is one of key factors in
ensuring economic development, competitiveness and social stability in all
countries, both developing and industrialized.
Hal ini dikarenakan pendidikan kejuruan merupakan salah satu
pengaruh terkait dengan kesenjangan ekonomi pada masyarakat umumnya,
bahkan banyak diantara negara-negara maju dapat mengetahu tingkatan
ekonomi yang dilihat dari lulusan pada saat berada didunia pendidikan.
Pendidikan Vokasi merupakan jenjang pendidikan yang selalu dinamis
dalam melakukan perubahan kurikulum pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan pasar kerja dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini berarti pendidikan vokasi akan selalu
mengalami pergeseran paradigma. Menurut Pavlova (2009) dengan
pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi sangat ditentukan adanya perubahan
teknologi yang cepat pada masa mendatang, maka orientasi pendidikan
vokasi diarahkan menjadi pendidikan bekerja (work education) atau
pendidikan teknologi (technology education).

3
A. Urgemsi Pendidika Vokasi
Kondisi persaingan dan perkembangan yang begitu cepat,
membutuhkan kontribusi pendidikan dalam menghasilkan sumber daya
manusia yang unggul dan berdaya saing. Untuk itu pendidikan dijadikan
sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Salah satu
indikator majunya suatu bangsa ditentukan dengan indeks pengembangan
kualitas sumber daya manusia, yang hasilnya didapat dari proses pendidikan
yang bermutu. Berdasarkan undang-undang pendidikan tinggi nomor 12
tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, posisi pendidikan vokasi menjadi
vital dan sama dengan jalur pendidikan akademik dan profesi. Pendidikan
vokasi memiliki kesamaan hak dan proses sehingga menjadi alternatif
pilihan masyarakat. Indonesia harus menmpersiapkan sumber daya manusia
yang mampu menghadapi Asean Economy Community tahun 2015. Sumber
daya manusia di Indonesia harus memiliki kompetensi yang memberikan
solusi dan peningkatan produktivitas perusahaan (Fikrianto dalam
republika.co.id).
Kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi
kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan
vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan
dibanding yang sifatnya teoritis. Peserta didik diberikan kemampuan yang
dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi
individu. Pelaksanaan pendidikan vokasi di Indonesia dilakukan oleh
Sekolah Menengah Kejuruan, Politeknik, Akademik, dan Universitas yang
memiliki program pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dapat dilakukan
dari jenjang D-1 sampai Doktor Terapan. Melihat strategisnya pendidikan
vokasi maka sosialisasi dan desiminasi informasi serta pengembangan
pendidikan vokasi sangat diperlukan. Pemerintah juga telah memberikan
ruang untuk peningkatan proses dan pengembangan sumber daya manusia
sampai kepada tingkatan guru besar terapan. Peluang strategis tersebut harus
dijadikan momentum pengembangan pendidikan vokasi.

4
Secara langsung pendidikan berkolerasi dengan pengembangan
sumber daya manusia. SDM yang berdaya saing harus mampu unggul dan
memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Pendidikan Vokasi
mengajarkan proses how to know and how to do, hal ini yang menjadikan
peningkatan kualitas SDM di Indonesia. Kompetensi terapan memberikan
bekal terhadap pengembangan sumber daya manusia yang unggul.
Kompetensi terapan menjawab pertanyaan why dalam operasional yang
dilakukan. Oleh karena itu, kita harus memiliki grand desain pengembangan
pendidikan vokasi di Indonesia agar memberikan penguatan terhadap
sumber daya manusia.

B. Media Pembelajaran
Media berasal dari kata medium yang berarti perantara (Sanjaya,
2010: 163). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga
proses belajar terjadi (Arief S. Sadiman dalam Apri Nuryanto, 2013: 1-2).
Schramn (dalam Azwandi, 2007: 90) berpendapat media pembelajaran
merupakan teknologi pembawa informasi yang dapat digunakan untuk
proses pembelajaran. Rossie dan Breidle (dalam Wina Sanjaya, 2010: 163)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran ialah seluruh alat dan bahan
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi,
buku, koran, majalah, dan sebagainya. Pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat
digunakan oleh guru menyampaikan materi (pesan) kepada siswa sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai, baik itu media cetak, elektronik, atau
benda fisik.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,

5
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT
(Association of Education and Communication Technology) memberi
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem
penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator,
dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu
mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses
belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran (Azhar Arsyad,
2010: 3).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah alat
yang digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat
diartikan sebagai penghubung antara pemberi dan penerima informasi.
Penggunaan media sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik
inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa belajar
aktif memerlukan dukungan media untuk menghantarkan materi yang akan
mereka pelajari. Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”
yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti
menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran (Bambang, 2008).
Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan
mengajarmerupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkandaridunia
pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik
untuk belajar.Senada dengan apa yang dikatakan oleh (Ruth Lautfer, 1999)
bahwa media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru
untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan
meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

6
Nunu Mahnun (2012) menyebutkan bahwa “media” berasal dari
bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”.Lebih
lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang
hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut.Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian
keberhasilan belajar. Menurut AECT (Association of Education and
Communication Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media
adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi”. Sedangkan menurut Steffi Adam dan Muhammad Taufik
Syastra (2015) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik
berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat
membantu guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Selanjutnya (Joni Purwono, dkk, 2014) menjelaskan bahwa media
pembelajaran memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses
belajar mengajar. Media juga dapat membuat pembelajaran lebih menarik
dan menyenangkan. Salah satu media pembelajaran yang sedang
berkembang saat ini adalah media audiovisual. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantudalam proses
belajar mengajaruntuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar.

C. Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Dageng (1990) adalah segala sesuatu yang
berwujud benda dan orang yang dapat menunjang belajar sehingga
mencakup semua sumber yang mungkin dapat dimanfaatkan oleh tenaga
pengajar agar terjadi perilaku belajar. Sedangkan menurut Januszewski dan
Molenda (2008) sumber belajar adalah semua sumber termasuk pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang dapat dipergunakan peserta didik

7
baik secara sendirisendiri maupun dalam bentuk gabungan untuk
menfasilitasi kegiatan belajar dan meningkatkan kinerja belajar. Sejalan
dengan pendapat itu, Seels dan Richey menjelaskan bahwa sumber belajar
adalah segala sumber pendukung untuk kegiatan belajar, termasuk sistem
pendukung dan materi serta lingkungan pembelajaran. Sumber belajar
bukan hanya alat dan materi yang dipergunakan dalam pembelajaran, tetapi
juga meliputi orang, anggaran, dan fasilitas. Sumber belajar bisa termasuk
apa saja yang tersedia untuk membantu seseorang belajar. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah semua
sumber seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang
dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan dapat
meningkatkan kualitas belajarnya.
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu. Sumber belajar memiliki fungsi:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a)
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional;
dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai
dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan
cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

8
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara
lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan
yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

D. Penerapan Urgensi Pada Pendidikan Vokasi dengan Media Belajar


Sejalan dengan pentingnya pendidikan vokasi (kejuruan) di Indoensia,
tentunya para instansi harus selalu mendukung perkembang siswa-siswanya
melalui pemilihan media pembelajaran dan juga model pembelajaran yang
tepat kepada siswa-siswanya saat sedang melakukan proses kegiatan belajar
mengajar. Selain itu juga pentingnya pendidikan kejuruan adalah hal yang
berharga bagi Negara Indonesia sendiri, karena melalui pendidikan
kejuruan, dimasa yang akan dating Indonesia akan mencetak manusia-
manusia yang kompeten karena pembelajarannya di pendidikan vokasi
sangat tepat. Dan Indonesia juga akan memiliki sumber daya manusia
(SDM) yang mampu bersaing dalam bidang teknologi di era revolusi
industri ini dengan negara-negara lain.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu tempat untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, terampil dan
profesional.Selain itu SMK juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa
dengan kompetensi dan keahlian tertentu agar siap memasuki dunia kerja
dan produktif dalam bidangnya masing-masing (ABKIN, 2013). Perlu
adanya metode yang dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi yang
diperlukan untuk Revolusi Industri. Ini berarti tidak hanya memahami
bagaimana pekerja dapat berinteraksi dengan mesin, peralatan, dan sistem,
tetapi juga mengidentifikasi kompetensi teknis, sosial dan metodologis yang

9
diperlukan untuk melatih orang-orang yang akan berinteraksi dalam
lingkungan inovatif ini. Ini tidak cukup hanya dengan mengetahui
keterampilan mana yang harus diajarkan, tetapi memiliki kejelasan
bagaimana keterampilan tersebut harus diajarkan dan diperoleh oleh siswa
untuk diterapkan pada Industri 4.0. dengan demikian, pada pembahasan
selanjutnya akan dibahas mengenai pendidikan kejuruan, revolusi industri
4.0, tantangan dan peluang, serta profesional seperti apa yang dibutuhkan
untuk era ini. pendidikan kejuruan, yaitu sebagai berikut;
1. Dalam dunia kerja orientasi ditekankan pada individu.
2. Penilaian khusus didasarkan pada apa yang sedang dibutuhkan
dilapangan.
3. Aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif menjadi fokus utama
pengembangan kurikulum.
4. Sekolah bukan satu-satunya tempat yang menjadi tolak ukur
keberhasilan seseorang.
5. Sarana dan prasaarana yang ada disekolah harus memadai.
6. Melibatkan guru BK sebagai pihak yang membantu perencanaan karier
siswa serta adanya dukungan masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah penyusun menyelesaikan makalah ini, pada akhirnyapun dapat
disimpulkan oleh penysusun bahwasannya:
1. Kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi
kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi.
Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan
praktek/terapan dibanding yang sifatnya teoritis. Peserta didik diberikan
kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan
kreativitas berbasis potensi individu.
2. Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam menunjang
kualitas proses belajar mengajar. Media juga dapat membuat
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Salah satu media
pembelajaran yang sedang berkembang saat ini adalah media
audiovisual.
3. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu.
4. Sejalan dengan pentingnya pendidikan vokasi (kejuruan) di Indoensia,
tentunya para instansi harus selalu mendukung perkembang siswa-
siswanya melalui pemilihan media pembelajaran dan juga model
pembelajaran yang tepat kepada siswa-siswanya saat sedang melakukan
proses kegiatan belajar mengajar

B. Saran
Saran penyusun untuk makalah ini adalah supaya kedepannya hal-hal
kecil yang bersangkutan dengan pendidikan vokasi (kejuruan) harus selalu

11
diperhatikan dan juga dimanfaatkan untuk nantinya dijadikan sebuah celah
peluang bagi para siswa yang sedang menuntuk ilmu dibangku Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) guna mendapatkan urgensi dari pendidikan
vokasi itu sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adam. Steffi dan Muhammad Taufik Syastra. 2015. Pemanfaatan Media


Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X
Sma Ananda Batam. CBIS Journal, Volume 3 No 2: 79.
Apri Nuryanto. 2013. Materi Media Pembelajaran.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azwandi Yosfan. 2007. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
A. Januszewski dan Molenda. 2008. Educational Technology: A Definition with
Complementary. New York: Lawrence Erlbaum Associates.
Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Basri, Hasan.2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Hamzah, Nina Lamatenggo. 2011. Teknologi Komunikasi & Informasi
Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
I Nyoman Sudana Degeng. 1990. Ilmu Pembelajaran: Taksonomi Variabel.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Joni Purwono, dkk. 2014. Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri1
Pacitan. Dalam Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran
Vol 2 No 2: 127.
Lautfer. Ruth. 1999. Pedoman Pelayanan Anak. Malang Indonesia: Yayasan
Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia.
Muliawan, J.U. 2005. Pendidikan Islam Integrative: Upaya Mengintegrasikan
Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nunu Mahnun. 2012. Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah
Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran).
Dalam Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1: 27.
Pavlova, M. 2009. Technology And Vocational Education For Sustainable
Development: Empowering Individuals For The Future.
Australia: Springer.
Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana. 2013. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sanjaya Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Wilkins, Stephen. 2001. Human Resources Development thourgh Vocational
Education in The United Arab Emirets: The caseof Dubai
Polytechnic. Journal of Vocational technical Education and
training Vol. 54 No 1.
Fikrianto dalam (https://republika.co.id/berita/nuzwlo336/urgensi-pendidikan-
vokasi-part1) diakses pada 07/04/20.

Anda mungkin juga menyukai