Anda di halaman 1dari 38

LANDASAN SOSIAL-BUDAYA, PERKEMBANGAN ILMU

DAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Di susun oleh:

Fajar Arung Samudra (2019005023)

Eduardus Bani Lelo (2019005005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Landasan Sosial-Budaya, Perkembangan Ilmu dan Teknologi Dalam
Pengembangan Kurikulum" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bu
Daimul Hasanah, M.Pd. pada Bidang Studi Telaah Kurikulum. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang "Landasan Sosial-
Budaya, Perkembangan Ilmu dan Teknologi Dalam Pengembangan Kurikulum"
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bu Daimul Hasanah, M.Pd., selaku


dosen Bidang Studi Telaah Kurikulum yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i

Daftar Isi .................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................2

C. Tujuan .........................................................................................................2

BAB II Landasan Sosial-Budaya, Perkembangan Ilmu dan Teknologi Dalam


Pengembangan Kurikulum

A. Pendidikan dan masyarakat .........................................................................3

B. Perkembangan masyarakat ..........................................................................6

C. Perkembangan ilmu pengetahuan .............................................................12

D. Perkembangan teknologi ...........................................................................15

E. Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi ............................................24

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ...............................................................................................34

B. Kritik dan Saran ........................................................................................34

Daftar Pustaka .......................................................................................................35

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses budaya untuk meningkatkan harkat dan


martabat manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi
insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik
dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai
dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi
manusia yang berbudaya.

Disisi lain bahwa pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik


(siswa) menghadapi kehidupan yang selalu mengalami perubahan dengan
pesat dan bahkan sulit untuk ditebak. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Teknologi adalah
aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk
memcahkan masalah-masalah praktis. Ilmu dan teknologi tidak bisa
dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat
seiring lajunya perkembangan masyarakat.

Dengan kedua alasan tersebut di atas, maka agar kurikulum sebagai


program pendidikan maupun kurikulum sebagai pengalaman yang
diterapkan dalam proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan, selain
menggunakan kedua landasan yang telah dibahas sebelumnya yaitu
landasan filosofis dan psikologis, juga harus menggunakan asumsi-asumsi
atau landasan lainnya yaitu landasan sosial-budaya dan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK).

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan antara pendidikan dengan masyarakat dalam


pengembangan kurikulum?

2. Bagaimana pengaruh perkembangan masyarakat mempengaruhi


dalam sektor pendidikan peserta didik?

3. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari awal


hingga saat ini?

4. Bagaimana sejarah perkembangan teknologi dari awal hingga saat


ini?

5. Bagamana pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi pada


beberapa sektor di masyarakat?

C. Tujuan

1. Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan masyarakat


dalam pengembangan kurikulum.

2. Mengetahui pengaruh perkembangan masyarakat dalam sektor


pendidikan peserta didik.

3. Mengetahui sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari awal


hingga saat ini.

4. Mengetahui sejarah perkembangan teknologi dari awal hingga saat


ini.

5. Mengetahui pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi pada


beberapa sektor di masyarakat.

2
BAB II

LANDASAN SOSIAL-BUDAYA, PERKEMBANGAN ILMU DAN


TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu


rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita ketahui
bahwa pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan
masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai
perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Anak-anak berasal dari masyarakat,
mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan
masyarakat, dan diarahkan bagi kehidupan dalam masyarakat pula. Kehidupan
masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya, menjadi
landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.

Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain


dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti,
dan mampu membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan, dan
perkembangan masyarakat tersebut.

A. Pendidikan dan Masyarakat

Ada tiga sifat penting pendidikan. Pertama, pendidikan mengandung nilai


dan memberikan pertimbangan nilai. Hal itu disebabkan karena pendidikan
diarahkan pada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dan diharapkan masyarakat. Karena tujuan pendidikan
mengandung nilai, maka isi pendidikan harus memuat nilai. Proses
pendidikannya juga harus bersifat membina dan mengembangkan nilai.
Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi rnenyiapkan anak untuk
kehidupan dalam masyarakat. Generasi muda perlu mengenal dan
memahami apa yang ada dalam masyarakat, memiliki kecakapan untuk

3
dapat berpartisipasi dalam masyarakat, baik sebagai warga maupun
sebagai karyawan. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan
didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.
Kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan, karena
pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Proses
pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan
masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya, politik,
keamanan, dan lain-lain.

Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi


muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan
produktif. Hal itu merefleksikan konsep adanya tuntutan individual
(pribadi) dan sosial dari orang dewasa kepada generasi muda. Tuntutan
individual merupakan harapan orang dewasa agar generasi muda dapat
mengembangkan pribadinya sendiri, mengembangkan segala potensi dan
kemampuan yang dimilikinya. Tuntutan sosial adalah harapan orang
dewasa agar anak mampu bertingkah laku, berbuat dan hidup dengan baik
dalam berbagai situasi dan lingkungan masyarakat.

Konsep pendidikan bersifat universal, tetapi pelaksanaan pendidikan


bersifat lokal, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Pendidikan dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu berbeda dengan
lingkungan masyarakat lain, karena adanya perbedaan sistem sosialbudaya,
lingkungan alam, serta sarana dan prasarana yang ada.

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem sosial-


budaya yang berbeda. Sistem sosial-budaya ini mengatur pola kehidupan
dan pola hubungan antar-anggota masyarakat, antara anggota dan lembaga,
serta antara lembaga dan lembaga. Sistem sosial-budaya di daerah
perkotaan berbeda dengan di pedesaan, di daerah pesisir berbeda dengan di
pegunungan, di pusat perindustrian berbeda dengan di daerah pertanian.

4
Sistem sosial-budaya pada suatu daerah juga berbeda dari suatu periode
waktu dengan waktu yang lainnya, karena masyarakatnya berkembang.

Salah satu aspek yang cukup penting dalam sistem sosial-budaya adalah
tatanan nilai-nilai. Tatanan nilai merupakan seperangkat ketentuan,
peraturan, hukum, moral yang mengatur cara berkehidupan dan
berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut bersumber dari
agama, budaya, kehidupan politik, maupun dari segi-segi kehidupan
lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat juga selalu berkembang, dan mungkin pada suatu
saat perkembangan begitu drastis, sehingga tidak jarang menimbulkan
perbedaan bahkan konflik nilai. Konflik nilai bisa juga diakibatkan adanya
perbedaan sudut pandang karena adanya variasi sumber-sumber nilai
tersebut.

Perbedaan ataupun konflik nilai tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan


tatanan yang berakar pada perbedaan pola-pola kebudayaan Menurut Tylor
(1871), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, serta
kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Dalam arti yang lebih


mendasar, pendidikan merupakan suatu proses kebudayaan. Setiap
generasi manusia menempatkan dirinya dalam urutan sejarah kebudayaan.
Menurut Israel Scheffler (1958), melalui pendidikan manusia mengenal
peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban masa sekarang dan
membuat peradaban masa yang akan datang.

Proses pembudayaan tidak dapat berlangsung secara sendirian, melainkan


harus dalam interaksi dengan orang lain, interaksi dengan lingkungan.
Status dan peranan manusia dalam kelompok, apakah kelompok usia, jenis

5
kelamin, sekolah, pekerjaan, kemasyarakatan, dan lain-lain, menentukan
jenis interaksi dan tingkat partisipasinya dalam proses pembudayaan.

Kehidupan masyarakat tidak dapat terlepas dari tempat masyarakat itu


berada. Masalah tempat menyangkut lingkungan alam dan keadaan
geografis. Lingkungan alam dan keadaan geografis mempengaruhi
perilaku dan pola hidup para anggota masyarakat. Masyarakat yang hidup
di daerah tropis berbeda pola hidupnya dengan di daerah subtropis atau
daerah dingin. Demikian juga masyarakat di daerah kepulauan berbeda
dengan di daerah daratan, di daerah gurun pasir berbeda dengan di daerah
padang rumput atau rawa. Kondisi alam dan geografis mempengaruhi cara
hidup, cara berpikir, cara bekerja, cara mempertahankan diri, cara
bermasyarakat, dan lain-lain.

Kehidupan masyarakat juga dipengaruhi oleh tingkat kemajuan yang telah


dicapainya. Masyarakat yang telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi
dalam segi ilmu, teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan segi-segi
kehidupan yang lainnya, akan memiliki sistem dan fasilitas yang lebih
mapan dibandingkan dengan masyarakat yang kemajuannya rendah.
Sistem dan fasilitas yang tersedia akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat.

B. Perkembangan Masyarakat

Salah satu ciri dari masyarakat adalah selalu berkembang. Mungkin pada
masyarakat tertentu perkembangannya sangat cepat, tetapi pada
masyarakat lainnya agak lambat bahkan lambat sekali. Karena adanya
pengaruh dari perkembangan teknologi, terutama teknologi industri
transportasi, komunikasi, telekomunikasi dan elektronika, masyarakat kita
dewasa ini berkembang sangat cepat menuju masyarakat terbuka,
masyarakat informasi dan global.

Dalam kondisi masyarakat demikian, perubahan-perubahan terjadi dengan


cepat, mobilitas manusia dan barang sangat tinggi, komunikasi cepat,

6
lancar, dan akurat. Perubahan yang cepat hampir terjadi dalam semua
aspek kehidupan, sosial-budaya, ekonomi, politik, ideologi, nilai-nilai etik
dan estetik. Perubahan-perubahan masyarakat ini akan mempengaruhi
perkembangan setiap individu warga masyarakat, mempengaruhi
pengetahuan, kecakapan, sikap, aspirasi, minat, semangat, kebiasaan
bahkan pola-pola hidup mereka.

Mobilitas yang tinggi mempercepat pertemuan antarsuku dan antarbangsa,


membuka daerah-daerah yang terisolasi, meningkatkan pemerataan
pembangunan. Komunikasi sangat cepat, lancar, dan akurat memudahkan
perolehan informasi, yang sangat berharga baik bagi kepentingan bisnis,
pemerintahan, penelitian, rekreasi, maupun hobi. Pertemuan antarsuku
bangsa, antar bangsa, dan antar ras dengan berbagai kebudayaan,
kemampuan masyarakat makin sering terjadi. Maka itu terjadilah proses
pembauran budaya, tradisi, nilai-nilai, pengetahuan, dan lain-lain malah
terjadi pembauran suku, bangsa, atau ras. Di samping pembauran,
pertentangan atau konflik antar sektor sosial-budaya ada kalanya juga
terjadi. Melalui proses alkulturalisasi, pertentangan atau konflik-konflik
ini berangsur-angsur berkurang.

1. Perubahan pola pekerjaan

Karena pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan


yang cukup drastis dalam pola pekerjaan. Masyarakat secara
berangsur-angsur, terutama di perkotaan sering terjadi loncatan,
berubah dari kehidupan yang berpola agraris ke pola kehidupan
industri. Pola kehidupan agraris memiliki kesamaan, hidup yang
lebih santai, cara kerja yang teratur, rasa kerja sama yang tinggi,
perubahan yang lamban, dan sebagainya.

Dalam pola kehidupan masyarakat industri, sifat-sifat yang dimiliki


masyarakatnya jauh berbeda. Diversifikasi pekerjaan dan tugas-
tugas dalam satu pekerjaan melahirkan spesialisasi yang menuntut

7
profesionalisme dalam setiap spesialisasi tersebut. Hal itu
mengakibatkan adanya keragaman tugas dan pekerjaan. Tugas-
tugas dalam suatu spesialisasi sering tidak dipahami oleh
spesialisasi lain. Penerapan teknologi di bidang industri relatif
lebih maju dibandingkan di bidang pertanian, dan menuntut
profesionalisme yang lebih tinggi pula. Bekerja di bidang industri
tidak lagi bergantung pada musim (hujan atau kemarau, panas, atau
dingin), bisa bekerja sepanjang masa, malah bisa bekerja siang dan
malam. Oleh karena itu, hidup santai telah ditinggalkan, diganti
dengan pola kerja keras mengejar target meningkatkan produksi.

Dalam bekerja di sektor industri telah ada pembagian tugas


masing-masing, menghadapi mesin dan peralatan lain yang
berbeda, yang menuntut konsentrasi perhatian dan kegiatan. Oleh
karena itu, sifat gotong royong mulai menipis, diganti dengan kerja
sama sesuai dengan alur kerja. Penggunaan peralatan berteknologi
tinggi tidak menuntut banyak orang, tetapi sedikit orang dengan
kemampuan tinggi. Pola padat karya yang dikerjakan secara gotong
royong dalam kehidupan agraris telah beralih pada padat teknologi
yang dikerjakan secara profesional. Sifat kompetitif, baik dengan
sesama karyawan maupun dengan waktu atau prestasi sebelumnya,
lebih mewarnai kehidupan dalam masyarakat industri. Dalam pola
kehidupan industri perubahan sangat cepat terjadi. Perubahan ini
bukan saja karena adanya peralatan baru atau jenis pekerjaan yang
baru, tetapi karena dunia industri berorientasi pada pasar. Dengan
demikian, strategi, taktik, kebijakan baru yang melahirkan produk
dan layanan baru selalu muncul.

2. Perubahan peranan wanita

Dewasa ini jumlah wanita yang berpendidikan relatif seimbang


dengan dengan pria, sebagai akibat ernansipasi yang membuka

8
kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan.
Diperkuat dengan perubahan pandangan tentang kedudukan wanita,
wanita tidak lagi hanya bekerja di rumah, mengurus anak dan
keluarga seperti pada pola kehidupan lama. Wanita memiliki
peluang yang sama dengan pria, bekerja hampir pada seluruh
sektor pekerjaan. Keadaan ini membawa beberapa implikasi, baik
bagi kehidupan sosial-pribadi para wanita, kehidupan keluarga,
maupun dalam situasi kerja.

Dengan bekerja di luar rumah, wanita lebih bebas bergerak,


berkarya, dan berkreasi dibandingkan apabila hanya bekerja di
rumah tangga. Wawasan dan pengetahuan mereka menjadi lebih
luas, potensi-potensi yang dimilikinya dapat diwujudkan dan
disalurkan. Memang banyak pekerjaan-pekerjaan tertentu yang
lebih berhasil bila dikerjakan oleh wanita. Wanita yang bekerja
juga dapat menambah penghasilan keluarga, sehingga
kesejahteraan ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Kehadiran
wanita dalam lingkungan kerja juga dapat menimbulkan suasana
lain dibandingkan apabila semua karyawannya pria.

Di samping sejumlah kebaikan dari para wanita yang bekerja,


sejumlah masalah dan kesulitan juga muncul. Masalah pertama
berkenaan dengan kehidupan sosial-pribadi wanita. Wanita yang
bekerja apabila telah menikah mempunyai tugas ganda,
menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan dan tugas-tugas keluarga.
Penyelesaian kedua tugas tersebut bukan masalah ringan,
membutuhkan pemikiran dan tenaga yang dengan sedikit
ketidakmampuan membagi tugas dapat membengkalaikan salah
satu tugas, bahkan kedua- duanya.

Masalah kedua berkenaan dengan kehidupan keluarga. Wanita


betapapun tinggi tingkat pendidikan dan jabatan yang dipegangnya,

9
tidak bisa dilepaskan dari kodratnya sebagai wanita, sebagai istri
dan ibu. Sampai batas tertentu masih tetap harus melayani suami,
mendidik anak, dan mengatur rumah tangga. Tugas yang banyak
menyita waktu, tenaga, dan perhatian dalam pekerjaan atau karier,
bagaimanapun akan menelantarkan pelaksanaan tugas-tugasnya
dalam rumah tangga. Hal itu bisa mengakibatkan keluarga tidak
harmonis, pendidikan anak terbengkalai, kesejahteraan rumah
tangga terabaikan, dan mungkin terjadi

perpecahan keluarga (brooken home). Perpecahan keluarga ada dua


macam, pecah secara struktur yaitu cerai antara suami dan istri,
atau pecah secara lungsi tidak bercerai tetapi masing-masing pihak
tidak melaksanakan lungsi yang semestinya. Rumah hanya
berfungsi sebagai tempat parkir .1tau lebih parah sebagai tempat
bertengkar.

Masalah ketiga berkenaan dengan situasi pekerjaan. Pekerjaan atau


karier bukan tempat beristirahat, tetapi tempat berkarya, berkreasi,
berprestasi, dan berkompetisi. Situasi demikian menuntut sikap,
penampilan, pemikiran, dan unjuk kerja yang optimal. Kalau
karyawati itu belum berkeluarga atau melepaskan din i dari tugas-
tugas rumah tangga, mungkin tuntutan pekerjaan tersebut dapat
dipenuhi secara optimal. Bila tidak maka hambatan karier yang
akan terjadi. Situasi ini dapat menimbulkan konflik
berkepanjangan. Masalah tersebut akan bertambah lagi apabila
terjadi situasi-situasi yang tidak sehat atau menyimpang.
Bagaimanapun dalam situasi kerja akan terjadi konkurensi, tidak
semua pria menerima kedudukan di bawah wanita, apalagi bila
latar belakang pendidikan dan kemampuan terasa sama. Dalam
lingkungan kerja yang ada wanita dan pria, bisa saja terjadi hal-hal
yang tidak diharapkan, mulai dari pelecehan sampai dengan

10
skandal. Hal ini tentu menimbulkan masalah, baik bagi wanita
yang bersangkutan, keluarga, maupun unit kerja.

3. Perubahan kehidupan keluarga

Perkembangan kehidupan keluarga sejalan dengan perkembangan


masyarakat. Pola kerja masyarakat modern (industri) menuntut
waktu kerja yang tidak teratur, melebihi waktu biasa. Dalam
masyarakat modern, orang tidak lagi bekerja dari pukul 7.00
sampai pukul 14.00. Walaupun ketentuan sampai pukul 16.00,
kenyataannya jam kerja kadang-kadang sampai pukul 22.00
bahkan lebih. Bekerja bukan lagi dari Senin sampai Jumat dan
pulang tiap hari, melainkan dari Senin sampai Minggu dan pulang
seminggu sekali, bahkan beberapa minggu tidak pulang. Hal
seperti itu mungkin hanya dialami oleh para bapak/suami, tetapi
mungkin juga dialami oleh para ibu/istri, bahkan oleh kedua-
duanya.

Dalam keluarga, anak juga mempunyai masalah sendiri. Anak-anak


yang belum bersekolah tinggal di rumah bersama pembantu.
Mereka lebih banyak hidup dan bergaul dengan pembantu daripada
dengan orang tuanya. Anak yang bersekolah sebagian waktunya
digunakan di sekolah, tetapi sebagian besar digunakan di rumah
atau di luar rumah dengan teman-temannya. Kesempatan anak
remaja di rumah lebih sedikit, umumnya berada di luar rumah
untuk menyelesaikan tugas sekolah atau bergaul dengan teman.\

Banyaknya waktu yang digunakan untuk bekerja akan seimbang


dengan penghasilan yang diperoleh. Apalagi bila suami dan istri
bekerja, penghasilan mereka jauh lebih banyak. Penghasilan tinggi
akan meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan
keluarga. Fasilitas keluarga lebih lengkap dan lebih baik, semua

11
kebutuhan hidup terpenuhi, bahkan bisa menabung dan berlibur ke
luar kota secara berkala.

Di samping memperoleh nilai lebih dari pola kerja pada


masyarakat modern, beberapa masalah juga dihadapi dalam
kehidupan keluarga. Kesibukan kerja/karier dalam batas-batas
wajar memungkinkan anggota keluarga melaksanakan tugasnya
dengan baik. Kesibukan di luar batas kewajaran bisa
mengorbankan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Bapak tidak
lagi melaksanakan tugas sebagai kepala keluarga, demikian juga
ibu dan anak. Hubungan harmonis antara suami dan istri,
komunikasi pedagogis antara orang tua dan anak bisa sangat
terbatas, bahkan mungkin hilang. Karena sangat sibuknya setiap
anggota keluarga, bisa terjadi rumah hanya berfungsi sebagai
tempat parkin Dalam situasi demikian, berbagai masalah keluarga
bisa timbul.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat.


Masa setelah abad pertengahan sering disebut zaman modern.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini banyak didasari oleh
penemuan dan basil pemikiran para filsuf purba, seperti Thales,
Phythagoras, Leucipos, Demokritos, Socrates, Plato, Aristoteles, Euclid,
Archimides, Aristarhus yang hidup sebelum Masehi, sampai kepada A1-
Khawarizmi yang hidup pada abad ke-9. Perkembangan ilmu pengetahuan
modern tidak dapat dilepaskan dari peranan ilmuwan Muslim, seperti
dikemukakan Briffault dalam Making of Humanity (dalam C.A. Qodir,
1995 : 2).

Orang Yunani mengadakan sistematisasi, generalisasi, dan menyusun teori,


namun ketekunan melakukan pengamatan dan penyelidikan eksperimental
yang saksama dan lama bukanlah watak mereka … apa yang kita sebut

12
ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat metode eksperimen baru, yang
diperkenalkan ke Eropa oleh orang Arab .... Ilmu pengetahuan modern
merupakan sumbangan paling penting bagi peradaban Islam.

Selama beberapa abad, sampai dengan abad ke-13, pengembangan ilmu


pengetahuan didominasi oleh ilmuwan muslim. Dalam bidang geografi
dikenal nama Al-Kindi sampai dengan Musa Al-Khawarizmi dan Al-
Beruni sebagai penemu geodesi. Ilmu pengetahuan alam dikembangkan
oleh Al-Beruni, Al-Kindi, Jabin Ibn Hayan, Ibn Bajjah. Al-Bagdadi adalah
ahli botani terkenal. Dalam matematika dikenal Jamshid Al-Kashmi (ahli
matematika), A1-Khawarizmi dan Omar Khayyam (Aljabar). Bidang
astronomi juga banyak dikembangan ilmuwan muslim di berbagai negara.
Salah satu pusat penelitian astronomi terkenal, Observatorium Maragah,
didirikan oleh Al-Tusi tahun 1259. Teleskop ditemukan oleh Ibn Yunus
jauh sebelum Galileo. Dalam bidang kedokteran, Ibn Sina dan Al-Rani
adalah dua tokoh yang sangat terkenal. Dalam bidang anatomi, nama Al-
Baydawi tidak dapat dilupakan. Dalam ilmu kimia, Imam Jaffar dan Al-
Razi adalah para ilmuwan pengembang pertama ilmu Kimia.

Mulai akhir abad ke-13 ada kemunduran dalam mengembangkan ilmu


pengetahuan di negara-negara Islam. Setelah perang antara negara-negara
Islam dengan negara-negara Eropa, terjadi pergeseran perkembangan ilmu
pengetahuan dari Timur Tengah ke Eropa. Sejak awal abad ke-14 sampai
dengan akhir abad ke-19 terdapat perkembangan ilmu pengetahuan,
terutama ilmu pengetahuan murni yang begitu pesat. Pada abad ke-20,
perkembangan yang sangat pesat terjadi pada ilmu pengetahuan terapan
dan teknologi.

Perang antara negara Arab dan Eropa pada awal abad ke-14 banyak
menimbulkan percampuran dan pertukaran kebudayaan dan ilmu
pengetahuan antara Barat dan Timur.

13
Berikut ini adalah beberapa perkembangan besar ilmu pengetahuan pada
zaman mi. Copernicus 1473-1543 M, seorang ahli astronomi,
mengembangkan lebih jauh prinsip heliocentrisme. Semua planet dan
bumi berputar mengelilingi matahari. Teori Copernicus ini bukan hanya
menyangkal teori geocentrisme, juga membalikkan prinsip hornocentrisme
dari ajaran agama. Homocentrisme merupakan padangan yang
menganggap bahwa matahari, bulan, dan bintang-bintang berputar
mengelilingi manusia sebagai tanda kasih Tuhan. Semua itu disediakan
untuk manusia. Teori Copernicus ini mendapatkan banyak tantangan dari
golongan gereja.

Tycho Brache (1546-1601), Johannes Keppler (1571-1630), dan Galileo


(1546-1642) adalah para ahli astronomi. Mereka banyak dipengaruhi
gagasan Copernicus dan melanjutkan gagasan itu. Tycho Brache dalam
mengamati jalannya bintang-bintang menggunakan teropong yang besar-
besar. la juga membangun observatorium yang dilengkapi alat,
perpustakaan, serta pendukung lainnya. Usaha Tycho Brache itu
diteruskan oleh Keppler.

Dari dua sarjana tersebut banyak temuan baru tentang orbit planet. Galileo
menemukan planet, hukum pergerakan, serta tata bulan planet Jupiter. Ia
juga berhasil membuat teropong bintang yang lebih sempurna. Selain ahli
astronomi, Galileo juga mendalami fisika. Ia banyak mempelajari tentang
pergerakan. Temuannya tentang lintasan lengkung diterapkan dalam
menentukan lintasan peluru. Dengan demikian, teori lintasan tersebut
menjadi bagian ilmu peperangan. Galileo juga banyak mengadakan
pengamatan langsung.

Fermat (1601-1665) dan Pascal (16234662) adalah ahli matematika dan


fisika. Fermat mengembangkan teori Aljabar mengenai bilangan-bilangan,
kini terkenal dengan perhitungan diferensial integral (kalkulus). Fermat
dan Pascal mengembangkan dasar-dasar statistika (teori kemungkinan).

14
Newton (1643-1727) adalah seorang pujangga besar, ahli matematika,
astronomi, dan fisika. Newton banyak menyumbangkan ilmunya bagi per-
kembangan ilmu pengetahuan yang hingga sekarang banyak digunakan.
Sumbangan terbesarnya adalah teori gravitasi, perhitungan kalkulus
(diferensial integral), serta teori cahaya atau optika.

Lavoisier (1743-1794) adalah ahli fisika, yang mendasari ilmu kimia.


Lavoisier berbeda dengan para ahli lainnya, ia melakukan percobaan
dengan cara kuantitatif. Percobaan-percobaan Lavoisier mendasari
perkembangan kimia analitik dan kimia organik.

Perkembangan ilmu pengetahuan terus berlangsung, apakah menghasilkan


suatu teori/ hukum baru atau menggugurkan teori/hukum yang ada.
Einstein (1905-1911) menemukan teori kenisbian, teori relativitas. Dalton
(1766-1844) menemukan dasar ilmu kimia yang ditekankan pada teori
atom. Henry Becquerel (1852-1908), Curie (1859-1906), dan Thomson
1897 menemukan radium, logam yang dapat berubah menjadi logam lain.

Thomson menemukan elektron, yang menggugurkan teori atom sebagai


bagian terkecil yang tak dapat dibagi lagi. Dengan penemuan-penemuan
tersebut berkembanglah ilmu baru dalam bidang kimia-fisika, yaitu ilmu
fisika nuklir. Perkembangan selanjutnya menghasilkan teoriteori baru
dalam kenisbian, elektron, dan energi.

D. Perkembangan Teknologi

Dari para ahli, kita sering mendengar pernyataan bahwa ilmu bukan hanya
untuk ilmu. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan
suatu ilmu pengetahuan tidak hanya ditujukan kepada perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri, melainkan juga diharapkan dapai mem herikan
sumbangan kepada bidang-bidang kehidupan atau ilmu yang lainnya.
Sumbangan yang berupa penggunaan atau penerapan suatu bidang ilmu
pengetahuan terhadap bidang-bidang lain disebut teknologi, seperti
dinyatakan Kast dan Rosenweig (1962, hlm. 11) Technology is the art of

15
utilizing scientific knowledge, sedangkan menurut Charles Susskind (1973:
1) ... how we do things is technology. Iskandar Alisyahbana (1980, hlm. 1)
merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi, Teknologi ialah
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
bantuan alat dan akal (hardware dan software) sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindera, dan otak manusia.

Sebenarnya sejak dahulu, teknologi sudah ada atau manusia sudah


menggunakan teknologi. Kalau manusia zaman dulu memecahkan kemiri
dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka
sudah menggunakan teknologi yaitu teknologi sederhana. Mengapa
manusia menggunakan teknologi, karena manusia berakal. Dengan
akalnya itu ia ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, lebih
sejahtera.

Penemuan teknologi pertama yang cukup penting adalah teknologi api.


Dengan teknologi ini manusia mendapatkan penerangan pada malam hari,
bisa menghangatkan badan, dan mengolah berbagai bahan makanan.
Ilerkat api, makanan menjadi lebih lunak, lebih lezat, dan lebih sehat.
Ienemuan teknologi api mendasari pengembangan teknologi lain pada
masa-masa berikutnya, umpamanya teknologi penerangan, teknologi
pemadam kebakaran, teknologi pembuangan asap, dan yang paling penting
dan banyak mendasari pengembangan teknologi lebih lanjut adalah
teknologi logam. Dengan teknologi api, bijih timah, besi, mangan,
lembaga, perak, mas, dan lain-lain, dapat diolah menjadi batangan
kemudian diolah lebih lanjut menjadi berbagai alat kebutuhan manusia.
pengembangan suatu teknologi sering berdampak negatif, karena itu perlu
Iemuan teknologi lain untuk mengatasinya, seperti teknologi untuk
mengatasi kebakaran, mengurangi polusi, dan sebagainya.

16
Teknologi penting lain yang ditemukan selanjutnya adalah teknologi
pertanian. Dengan teknologi ini, manusia membudidayakan bermacam-
macam tanaman dan binatang yang sebelumnya tumbuh liar di alam bebas.
Teknologi ini memberikan kesejahteraan kepada manusia karena hasil
pertanian lebih banyak dan mudah didapat. Teknologi budidaya ini mampu
mengubah pola hidup berpindah-pindah menjadi menetap. Karena manusia
hidup menetap, mereka berkumpul, kemudian berkembang tambah banyak,
maka terbentuklah masyarakat dengan berbagai aturan dan sistem
kehidupan sosial.

Perkembangan teknologi lain yang sangat penting dan banyak membawa


perkembangan pada teknologi lain adalah teknologi industri. Mulanya
teknologi ini berkembang secara individual dalam lingkungan kecil dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kemudian berkembang
menjadi kongsi ditujukan untuk memenuhi lingkungan yang makin meluas
sampai bersekala ekspor. Penemuan-penemuan di bidang ilmu
pengetahuan mempercepat pertumbuhan teknologi industri.

Perkembangan yang begitu cepat pada beberapa dekade terakhir adalah


perkembangan teknologi transportasi, teknologi komunikasi dan
informatika, serta teknologi media cetak. Perkembangan teknologi industri
transportasi berkembang pesat, baik transportasi darat, laut, maupun udara.
Berbagai jenis alat transportasi yang bermutu tinggi dengan perlengkapan
mutakhir telah tersedia, memungkinkan orang dan barang bisa berpindah
dari suatu tempat ke tempat lain dengan mudah dan cepat. Jarak geografis
tidak menjadi hambatan lagi untuk hubungan antarorang, antarkelompok,
dan antarbangsa. Perkembangan alat transportasi bukan hanya ditujukan
untuk mobilitas orang dan barang, melainkan untuk kepentingan penelitian
dan penemuan-penemuan teknologi lebih lanjut. Alat transportasi yang
banyak mendapat perhatian dari negara-negara maju adalah pesawat
angkasa luar. Pengembangan teknologi angkasa luar ini, bukan saja
membuktikan bahwa manusia bisa ke luar dari orbit bumi, menuju planet

17
lain, tetapi juga bisa menempatkan berbagai satelit untuk memantau apa
yang terjadi di bumi dan memperlancar komunikasi antardaerah di bumi.

Perkembangan teknologi terbesar dalam pertengahan abad ke-20


berkenaan dengan penjelajahan angkasa luar. Peluncuran Sputnik I tahun
1958 oleh Uni Soviet (sebelum bubar - red) menarik banyak masyarakat
dunia, dan merupakan awal babak baru dalam bidang angkasa luar.
Program penerbangan angkasa luar Amerika Serikat yang dimulai dengan
Mercury 1962, Gemini 1963-1965, Apollo yang dimulai tahun 1964
berhasil mendaratkan para astronot di bulan. Uni Soviet dengan program
Soyus-nya selalu berlomba dengan Amerika Serikat dalam menjelajahi
angkasa luar.

Eropa Barat juga tak mau kalah dalam pengembangan teknologi angkasa
luar, dengan program Arian-nya yang dimotori oleh Perancis. Arian
berhasil menempatkan sejumlah satelit negara-negara Eropa dan beberapa
negara lain, termasuk Indonesia yang berhasil mengorbitkan Palapa C2
pada tahun 1996 pada posisi yang direncanakan. Setelah berhasil dengan
Apollo, Amerika Serikat melaksanakan program Voyager. Voyager
mengangkasa sejauh 680 juta kilometer dari bumi dan berhasil
mendapatkan data gambar dan bentuk lain dari planet Yupiter. Voyager II
yang akan menyusul Voyager I akan meneruskan penerbangan ke Saturnus
dan ken-Indian keluar dari tata surya kita. Pada tahun-tahun terakhir,
Amerika Serikat mengembangkan program Challenger kemudian
Discovery dengan pesawat ulang-aliknya walupun pernah mengalami
kegagalan, tetapi basil hasil van); dicapainya luar biasa. Dengan kemajuan
teknologi angkasa luar ini, manusia berhasil meneliti planet- planet yang
paling jauh bukan dengan renungan atau spekulasi atau peneropongan,
melainkan dengan pesawatpesawat yang berawak manusia. Penerbangan
angkasa luar bukan hanya ditujukan untuk meneliti planet-planet luar, juga
digunakan untuk meneliti dan membuat beberapa peralatan bagi
kepentingan bumi. Melalui penggunaan berbagai satelit, diadakan berbagai

18
pengamatan dan penelitiaan tentang bumi. Umpamanya pengamatan dan
penelitian daerahdaerah yang mengandung minyak atau bahan-bahan
mineral, masalah arus laut, cuaca, dan iklim. Satelit merupakan sarana
komunikasi massa, telekomunikasi, dan internet.

Temuan-temuan di bidang fisika, kimia, dan matematika mengembangkan


teknologi ruang angkasa dan kemiliteran. Perkembangan teknologi di
bidang kemiliteran bukan hanya menghasilkan teknologi senjatasenjata
biasa, juga teknologi senjata mutakhir, peluru kendali antarbenua, misil,
born hidrogen, born nuklir, dan lain-lain, merupakan perkembangan
teknologi yang banyak menimbulkan ancaman dan kekhawatiran manusia.

Teknologi lain yang perkembangannya sangat cepat pada beberapa dekade


terakhir adalah teknologi komunikasi dan informatika. Teknologi ini
berkembang sangat pesat berkat temuan-temuan di bidang eletronika.
Perkembangan radio dan televisi telah membuka bagian-bagian dunia yang
terbelakang menjadi daerah terbuka karena arus informasi. Apa yang
terjadi di suatu daerah atau negara, dalam waktu beberapa menit, sudah
dapat diketahui oleh orang-orang di bagian dunia lainnya.

Selain kemajuan di bidang komuniksi massa, kemajuan bidang


telekomunikasi pun mengalami kemajuan yang begitu pesat. Kemajuan di
bidang telepon, faksimil, yang dikombinasikan dengan kemajuan di bidang
komputer, menghasilkan sistem komunisikasi gaya baru, internet. Dengan
komunikasi massa, kita hanya bisa memperoleh informasi yang disiarkan,
artinya sangat bergantung pada jam siar. Tetapi dengan internet, jam siar
ini hilang. Orang bisa memperoleh hampir semua informasi dari setiap
negara tanpa dibatasi waktu. Oleh karena itu, dewasa ini dunia disebut
dunia global, sebab dengan perantaraan komunikasi massa dan komunikasi
batas-batas pemisah antarnegara dan antar daerah menjadi hilang. Melalui
internet, setiap saat orang bisa masuk, tanpa permisi, ke Library of
Congres Amerika Serikat, ke Gedung Putih, bahkan ke Pentagon.

19
Teknologi media cetak, walaupun jangkauan dan kecepatan sebarannya
tidak seluas dan secepat komunikasi massa dan telekomunikasi,
mempunyai keunggulan sendiri. Penemuan alat-alat cetak modern, dengan
kemampuan cetak yang sangat cepat, telah menghasilkan barang cetakan,
seperti buku, majalah, dan surat kabar, yang bermutu tinggi. Barang-
barang cetakan ini bisa didokumentasikan untuk waktu yang lama, kalau
bahannya cukup baik, tahan sampai ratusan tahun. Untuk dokumentasi-
dokumentasi yang menggunakan tempat terlalu besar, sekarang ada
teknologi microfilm dan microfiche untuk mengecilkannya.

Dalam bahasan tentang perkembangan teknologi pada awal bagian ini,


banyak dikemukakan contoh-contoh perkembangan teknologi yang
berbentuk material. Sesungguhnya teknologi tidak hanya menyangkut
halhal material, tetapi juga yang immaterial, konsep, kaidah, pendekatan,
sistem kerja, dan pola hubungan.

Santoso S. Hamijoyo (1975, hlm. 2) membedakan teknologi tersebut


menjadi teknologi jenis hardware, software, dan hubungan antar orang.

1. Transformasi teknologi

Pengembangan ilmu dan teknologi tidak berarti harus mencari dan


menemukan sendiri serta harus mulai dari awal. Apabila cara itu
ditempuh, akan banyak waktu terbuang dan kita akan semakin jauh
tertinggal. Cara yang lebih tepat dan memungkinkan untuk
mengejar ketinggalan adalah dengan transformasi teknologi.
Transformasi teknologi merupakan suatu proses pengalihan,
penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara teratur (B.J. Habibie, 1983). Proses pengalihan tidak berarti
mengambil dan menerapkan teknologi, seperti keadaan aslinya di
negara yang mengembangkannya, tetapi mencakup juga
penyesuaian, modifikasi, dan pengembangannya lebih lanjut.

20
Menurut B.J. Habibie (1983), ada lima prinsip yang menjadi
pegangan dalam transformasi teknologi (industri): 1) perlu
diselenggarakan pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri
untuk menyiapkan para pelaku transformasi; 2) perlu
dikembangkan konsep yang jelas dan realistic tentang masyarakat
yang akan dibangun serta teknologi-teknologi yang diperlukan
untuk mewujudkannya; 3) teknologi hanya dapat dialihkan,
diterapkan, dan dikembangkan lebih lanjut jika benar-benar
diterapkan; 4) bangsa yang ingin mengembangkan diri secara
teknologis harus berusaha sendiri memecahkan setiap masalahnya;
5) pada tahap-tahap awal transformasi, setiap negara harus
melindungi perkembangan kemampuan nasionalnya, hingga saat
tercapainya kemampuan bersaing secara internasional.

Transformasi teknologi tidak bisa dilakukan secara serempak dan


langsung pada tahap akhir, disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi,
dan kemampuan. Ada tiga tahap penting transformasi teknologi
menurut B.J. Habibie (1983).

Tahap pertama, penggunaan teknologi yang ada digunakan untuk


proses nilai tambah produksi barang di pasaran. Teknologi
produksi dan manajemen digunakan untuk mengubah bahan baku
atau barang setengah jadi menjadi barang-barang yang bernilai jual
lebih tinggi. Proses ini disebut proses nilai tambah.

Tahap kedua, tahap integrasi teknologi digunakan untuk desain dan


produksi barang baru. Pada tahap ini dikembangkan desain dan
cetak biru sehingga ada elemen baru, elemen penciptaan.

Tahap ketiga, adalah tahap pengembangan teknologi itu sendiri.


Dalam tahap ini teknologi-teknologi yang ada dikembangkan lebih
lanjut, begitupun teknologi baru. Tahap ini merupakan tahap
dilaksanakannya inovasi-inovasi, diciptakannya teknologi untuk

21
komponen produk-produk teknologi terbaik dalam bidang masing-
masing.

Tahap keempat, adalah tahap pelaksanaan penelitian dasar secara


besar-besaran. Tahap ini penting bagi negara-negara berkembang
yang menghadapi kendala keuangan, sumber daya manusia, serta
sarana dan prasarana. Oleh karena itu, banyak negara berkembang
melakukan penelitian dasar melalui perjanjian kerja sama dengan
negara-negara maju di bidang ilmu dan teknologi.

2. Perkembangan teknologi di Indonesia

Perkembangan teknologi terjadi di mana-mana, asal manusia


meng-gunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapi. Sejak lama teknologi di Indonesia
berkembang, tetapi yang dikembangkannya adalah teknologi
sederhana. Dalam beberapa hal mungkin dikembangkan teknologi
madya, namun jumlahnya masih terbatas. Perkembangan teknologi
tinggi yang cukup pesat terjadi pada masa pembangunan, sejak
dilaksanakannya Pelita I. Perkembangan teknologi ini diawali
dengan diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit Domestik
Palapa Al, yang sekarang sudah mencapai generasi C2. Pada
mulanya, pemanfaatan satelit ini terbatas pada bidang komunikasi
massa dan jangkauannya terbatas pada beberapa wilayah saja.
Dewasa ini pemanfaatan satelit tersebut semakin luas, misalnya
untuk kepentingan telekomunikasi dan jaringan internet, dengan
jangkauan bukan hanya negara-negara ASEAN dan negara-negara
di sekitar Indonesia.

Perkembangan teknologi yang lebih terencana dan terarah


tampaknya dimulai setelah B.J. Habibie menjabat sebagai menteri
sekaligus pemikiran pemimpin pengembangan teknologi di
Indonesia. Di bawah pimpinan Habibie pengembangan teknologi

22
benar-benar bertolak dari kondisi dan karakteristik wilayah dan
kebutuhan pembangunan Indonesia. Pengemkmgan teknologi
diarahkan bukan hanya pada kepentingan kemajuan ekonomi,
melainkan juga pada kepentingan politik (integritas bangsa), social
budaya, serta aspek-aspek lain.

Menurut B.J. Habibie (1983), ada delapan wahana transformasi


yang menjadi prioritas pengembangan teknologi terutama
teknologi industri, yaitu: 1) industri pesawat terbang, 2) industri
maritim dan perkapalan, 3) industri alat-alat transportasi darat, laut,
dan udara, 4) industri elektronika dan telekomunikasi, 5) industri
energi, 6) industri rekayasa, 7) industri alat- alat dan mesin-mesin
pertanian, dan 8) industri pertahanan dan keamanan.

Indonesia juga telah memiliki pusat-pusat pengembangan ilmu dan


teknologi. Pusat pengembangan terbesar adalah Pusat
Pengembangan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Puspitek) di Tanggerang, Jawa Barat. Pusat pengembangan ini
memiliki bidang dan fasilitas yang sangat lengkap. Ada sejumlah
laboratorium yang dimiliki Puspitek, antara lain: laboratorium uji
konstruksi; laboratorium aerodinamika, gas dinamika, dan getaran;
laboratorium termodinamika elan propulsi; laboratorium teknologi
proses; laboratorium fisika; laboratorium kimia; laboratorium
kalibrasi dan instrumentasi; laboratorium energi; laboratorium
metalurgi; serta reaktor penelitian serba guna dengan beberapa
laboratorium penunjangnya.

Untuk pengkajian dan penerapan teknologi, Indonesia mempunyai


badan khusus, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) yang kepemimpinannya dirangkap oleh Menteri Riset dan
Teknologi. Lembaga lain yang juga mengadakan pengkajian
tentang ilmu pengetahuan adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan

23
Indonesia (LIPI). Jauh sebelum didirikan Puspitek dan BPPT,
Indonesia juga memiliki pusat penelitian astronomi di Lembang,
Bandung, lebih dikenal dengan nama Peneropong Bintang. Di
bidang tenaga atom, Indonesia memiliki dua pusat reaktor atom,
yaitu Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pusat Reaktor Atom
Kartini di Yogyakarta.

Perguruan tinggi juga berperan dalam pengkajian dan


pengembangan ilmu dan teknologi sebagai realisasi dari salah satu
tridharmanya, yaitu dharma penelitian. Walaupun tahap
pengembangannya belum sama, fungsi penelitian dan
pengembangan pada perguruan tinggi telah berjalan. Ada beberapa
perguruan tinggi yang terkemuka dan ada pula perguruan tinggi
yang masih miskin dengan penelitian dan pengembangan yang
berarti. Beberapa perguruan tinggi yang cukup maju dalam
penelitian dan pengembangan adalah Universitas Indonesia untuk
bidang kedokteran dan ekonomi; Institut Pertanian Bogor untuk
bidang pertanian, kehutanan, dan peternakan; Institut Teknologi
Bandung untuk bidang rekayasa dan teknologi; Universitas
Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Airlangga
untuk bidang ekonomi.

E. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semua


aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, etika, dan
estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pada bagi.in
ini pembahasan dibatasi pada pengaruh perkembangan ilmu pengetalimm
din teknologi terhadap kehidupan masyarakat dan pendidikan.

Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh yang
baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kehidupan

24
masyarakat. Bidang-bidang tersebut adalah komunikasi, transportasi,
mekanisasi industri dan pertanian, serta persenjataan.

Komunikasi cukup berkembang pesat di Indonesia dan berpengaruh besar


terhadap kehidupan masyarakat. Dewasa ini di Indonesia terdapat
sejumlah media komunikasi massa yang perkembangannya sudah cukup
maju dan dapat menjangkau hampir seluruh pelosok tanah air. Media
komunikasi massa tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Di antara keempat media komunikasi massa tersebut yang paling luas
jangkauannya adalah radio. Dengan adanya teknologi transistor yang
diproduksi secara massal dengan harga yang relatif murah, maka radio
transistor telah dapat dimiliki oleh rakyat kecil yang tinggal di daerah
terpencil sekalipun. Urutan kedua yang juga cukup luas jangkauannya
adalah televisi. Setelah diluncurkannya SKSD Palapa, seluruh kota di
Nusantara dapat dijangkau oleh televisi. Sebagian besar ibu kota propinsi
telah mempunyai stasiun siaran TV sendiri. Tempat ketiga dan keempat
diduduki oleh surat kabar dan majalah. Surat kabar dan majalah belum
dapat terserap oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air.
Hal itu disebabkan karena kemampuan ekonomi serta motif membaca
yang masih kurang, di samping masih kurangnya kemampuan membaca
serta adanya kendala geografis karena banyak pulau-pulau terpencil.

Komunikasi massa terutama melalui radio dan teleyisi mempunyai


peranan dan pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat. Hal itu
karena kedua media tersebut bukan hanya berfungsi memberikan
informasi tetapi juga memberikan hiburan. Melalui situasi hiburan tersebut
secara tidak disadari banyak informasi, program dan kegiatan pem-
bangunan, mungkin juga konsep-konsep, gagasan-gagasan, nilai-nilai yang
terserap oleh masyarakat. Melalui media tersebut, budaya, tradisi, kegiatan,
kemajuan dart sebagainya yang telah dicapai oleh suatu golongan
masyarakat atau daerah tertentu dapat diketahui oleh masyarakat atau
daerah lain. Dengan demikian komunikasi massa dapat meningkatkan

25
pengetahuan masyarakat, bahkan sampai batas tertentu dapat mengubah
sikap masyarakat. Sudah tentu di samping nilai-nilai yang positif, media
massa dapat

pula menimbulkan efek negatif. Tentang efek negatif acara TV beberapa


ahli dan hasil penelitian menyatakan: banyak orang yang membuang
waktunya antara 4-6 jam tiap hari untuk mengikuti semua acara TV; film-
film banyak yang mempertunjukkan kejahatan, pembunuhan, perampokan,
dan sebagainya, iklan TV dapat menimbulkan penyakit the gimmees
terutama pada anak (penyakit merengek ingin dibelikan).

Perkembangan teknologi transportasi meningkatkan mutu dan kecepa tan


lalu lintas orang dan barang, mempermudah perhubungan baik lokal,
antara kota, antara pulau maupun antara negara, menyebabkan terbukanya
perhubungan dengan daerah-daerah yang asalnya terpencil. Pembukaan
perhubungan tersebut dapat memperlancar arus perdagangan dan
meningkatkan mobilitas penduduk. Kelancaran arus perdagangan berarti
barang-barang hasil bumi dari desa dapat dengan segera dikirimkan dan
dijual ke kota, dan sebaliknya penduduk desa juga dapat dengan mudah
mendapatkan barang-barang hasil industri. Mobilitas penduduk
memungkinkan terjadinya akulturasi, terutama penduduk desa dengan
cara-cara dan kehidupan orang-orang kota. Mobilitas penduduk atau
masyarakat bukan hanya dari desa ke kota tetapi juga dari kota atau daerah
yang satu ke kota atau daerah yang lain atau dari pulau yang satu ke pulau
yang lain. Hal itu, juga akan memberikan sumbangan dalam pembentukan
persatuan nasional, menghilangkan kesukuan, kedaerahan ataupun sikap
eksklusivisme.

Perkembangan transportasi juga dapat memberi beberapa efek sampingan


di antaranya: daerah-daerah pedesaan lebih konsumtif terhadap barang-
barang hasil industri, memperbesar terjadinya urbanisasi, masuknya
kebiasaan, cara-cara hidup, norma-norma kota yang belum tentu sesuai

26
dengan kehidupan di desa (menggeser kebiasaan desa yang baik), naiknya
harga-harga produksi desa di desanya.

Perkembangan teknologi di bidang pertanian belum sepesat bidang


industri, namun dampaknya terhadap peningkatan produksi dan
kesejahteraan para petani telah dirasakan. Ada beberapa hambatan yang
dihadapi dalam penerapan teknologi di bidang pertanian antara lain:
terutama di Pulau Jawa tidak banyak lahan pertanian yang luas, pemilikan
lahan pertanian yang sempit yang kurang menguntungkan bila diolah
secara mekanis, keadaan alam yang banyak

bergunung-gunung atau berawa-rawa, kemampuan permodalan dan


pengelolaan, pemasaran hasil pertanian dan sebagainya. Meskipun
demikian, pemerintah telah berusaha mengembangkan teknologi tepat
guna di bidang pertanian, untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Beberapa pertanian besar seperti rice estate di Palembang dan lain-lain
yang merupakan joint venture sudah menggunakan teknologi maju yang
serba mekanik. Penggunaan teknologi maju yang paling banyak adalah di
bidang industri, baik industry maupun hilir, industri besar, menengah
bahkan industri kecil. Dalam pengembangan teknologi industri ini,
kebijaksanaan yang diambil pemerintah tidak hanya diarahkan pada
pengembangan teknologi maju, tetapi juga teknologi tepat guna, yang
mungkin dapat diterapkan pada industri-industri menengah dan kecil.
Walaupun dalam beberapa kasus tidak dapat dihindari terjadinya
ketersisihan industri kecil oleh industri besar.

Mengenai ketersisihan industri-industri kecil yang menggunakan teknologi


tradisional oleh industri-industri besar yang mengginiakan teknologi
modern, Filino Harapah (1975, hlm. 8) mengemukakan pandangannya
sebagai berikut:

Dalam Pelita I kita telah melihat.terjadinya suatu eksperimentasi yang m


cukup berani, di mana teknologi modern yang belum kita miliki berada

27
berdampingan dengan teknologi tradisional yang masih terbelakang.
Teknologi modern tersebut masih sangat bergantung kepada unsurunsur
non-Indonesia. Dalam proses sudah berlangsung, kelihatan bahwa
teknologi tradisional bukannya kian meningkat, malahan sebaliknya;
seolah-olah terdesak. Bukti-bukti yang memperkuat pengamatan ini adalah
terdesaknya pabrik-pabrik rokok gulung (linting), usaha tenun bukan
mesin dan perusahaan minuman yang mempergunakan teknologi
tradisional sederhana, akibat saingan pabrik yang lebih modern dan unggul
teknologinya.

Penggunaan teknologi maju dalam industri mempunyai beberapa pengaruh


terhadap kehidupan masyarakat. Sebagai konsumen, masyarakat
mempunyai beberapa keuntungan dari industri besar tersebut, yaitu
barang-barang cukup banyak tersedia, kualitas barang cukup baik, harga
kemungkinan juga sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi
pabrik kecil. Masyarakat sebagai sumber tenaga kerja banyak menderita
kesulitan dengan adanya industri-industri teknologi maju tersebut. Suatu
pekerjaan yang sebelum menggunakan teknologi maju mungkin
membutuhkan 15-20 orang pegawai/buruh maka setelah menggunakan
teknologi maju dapat dikerjakan oleh 1 atau 2 orang saja. Dengan
demikian dapat memperbesar angka pengangguran. Bagi orang-orang yang
secara kebetulan dapat bekerja dengan teknologi maju tersebut dapat
menikmati keberuntungannya, tetapi sejumlah besar anggota masyarakat
yang lain menderita karena tidak mendapat pekerjaan. Mengenai
pengangguran atau kesempatan kerja tersebut, M. Ziemek mengemukakan
pendapat sebagai berikut:

Melihat angka-angka terakhir mengenai kesempatan kerja di Indonesia


yang menunjukkan bahwa 30% dari jumlah 44 juta angkatan kerja yang
benar-benar, memperoleh kesempatan kerja penuh, jelas bahwa untuk
mengurangi jumlah ini secara cukup berarti akan hampir tidak mungkin

28
dicapai dengan jalan mengadakan industrialisasi perekonomian menurut
pola di Barat.

Pendidikan, juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari ilmu dan
teknologi. Pendidikan sangat erat hubungan dengan kehidupan sosial,
sebab, pendidikan merupakan salah satu aspek sosial. Pendidikan tidak
terbatas pada pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan
nonformal, sebab pendidikan meliputi segala usaha sendiri atau usaha
pihak luar untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh
keterampilan dan membentuk sikap-sikap tertentu.

Pada bagian sebelum ini telah diungkapkan bahwa kemajuan di bidang


komunikasi massa sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Sebab media
massa juga merupakan juga media pendidikan. Dengan kata lain, melalui
media massa dapat berlangsung proses pendidikan. Baik tayangantayangan
yang berbentuk informasi ataupun tayangan yang bersifat hiburan juga
mempunyai nilai-nilai pendidikan. Kami kira tidak ada seorang penulis
skenario film, sinetron, atau sandiwara TV, ataupun penulis berita atau
cerita yang sengaja menulis suatu tema cerita atau tulisan dengan tujuan
merusak masyarakat. Meskipun penulis membuat ceritera tentang
kejahatan atau kekejaman, namun tujuannya justru menyadarkan
masyarakat bahwa perbuatan seperti itu tidak baik, yang jahat pasti
dihukum dan sebagainya. Dengan demikian semua acara tersebut
sebenarnya mempunyai maksud dan pesan yang positif, namun yang
diterima oleh pemirsa tidak selalu seperti maksud dan pesan tersebut (tidak
komunikatif). Sebagai penyebabnya mungkin saja karena adeganadegan
yang kurang terpuji tersebut lebih mendominasi dibandingkan degnan
adegan-adegan yang mengandung maksud dan pesan luhur. Dari pihak
pemirsa kebanyakan lebih memperhatikan adegan-adegan yang ramai
daripada mencari makna pesan luhur yang dibawa dengan keramaian
tersebut.

29
Bagaimanapun media massa mempunyai fungsi pendidikan. Tiap acara TV
atau radio, tiap berita atau tulisan dalam surat kabar atau majalah dapat
menambah pengetahuan pendengar, penonton, atau pembacanya,
memberikan kecakapan atau keterampilan serta membina sikap tertentu.
Dalam hal ini media massa mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan belajar dalam kelas, sebab dalam kelas, belajar berlangsung secara
disadari, diperintah dan diuji tetapi melalui media massa belajar terjadi
secara tidak sadar, tanpa paksaan atau perintah orang lain dan tidak ada
tekanan untuk ulangan atau ujian. Mar'at seorang psikolog dari Unpad
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

"TV mampu mengubah sikap, pandangan, dan perasaan seseorang. Dan


yang penting adalah fungsi TV-nya sendiri yang disesuaikan dengan
kemampuan masyarakat, sebagai media komunikasi visual dalam
meningkatkan pengetahuan, cara berpikir, dan cara menyelesaikan
masalah".

Segi negatif yang lain dari media TV untuk pendidikan anak selain yang
telah diungkapkan terdahulu adalah kecenderungan anak untuk
mengadakan peniruan dan identifikasi. Kita mengetahui bahwa anak suka
tneniru; dan pada masa tertentu terutama pada awal masa pubertas ada
masa anak untuk beridentifikasi dengan tokoh-tokoh pujaan tertentu.
Mudah kita pahami bahwa yang menjadi idola anak adalah tokoh-tokoh
terkenal atau jagoan-jagoan tertentu. Sering terjadi kalau anak sudah
menntio seorang tokoh, apa saja yang dilakukan oleh tokoh tersebut selalu
baik. Padahal mungkin saja tidak semua tingkah laku tokoh tersebut baik,
apalagi idolanya itu adalah tokoh dalam film-film Barat yang mungkin
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Perkembangan teknologi di bidang industri mempunyai hubungan timbal


balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi
berbagai macam alat-alat dan bahan yang secara langsung atau tidak

30
langsung dibutuhkan dalam pendidikan. Kegiatan pendidikan
membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti
komputer, televisi, radio, cassete tape recorder, video tape, buku-buku,
gambar-gambar, peta, berbagai bentuk alat peraga, alat-alat permainan,
alat tulis menulis, alat-alat berhitung, dan sebagainya.

Peningkatan pendidikan sangat membutuhkan bantuan hasil-hasil


teknologi industri tidak hanya yang bersifat hardware, tetapi juga
membutuhkan bantuan penggunaan hasil pengembangan teknologi yang
bersifat software. Sudah tentu penggunaan alat-alat hasil industri maju
dalam bidang pendidikan, menuntut pengetahuan dan kecakapan
gurugurunya. Hal itu berkenaan dengan segi software sebagai hasil
pengembangan teknologi. Penggunaan alat-alat belajar yang modern
dalam pendidikan akan mempengaruhi proses belajar. Dengan
menggunakan alat-alat belajar yang modern anak akan lebih aktif belajar.
Aktivitas belajar anak akan bergantung pada metode belajar-mengajar
yang digunakan, anak akan lebih aktif dibandingkan dengan kalau hanya
menggunakan kapur dan papan tulis saja.

Ada segi lain mengenai hubungan antara pendidikan dengan


perkembangan teknologi dalam industri. Perkembangan teknologi industri
menuntut peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan sumber daya manusianya. Hal itu berarti membuka pekerjaan
baru dan juga menuntut keahlian baru yang harus dipersiapkan dalam
pendidikan. Untuk menyelenggarakan suatu sekolah kejuruan tertentu
dituntut banyak hal. Sekolah kejuruan yang baru menuntut penyediaan
guru-guru dalam kejuruan tersebut, menuntut peralatan pendidikan atau
latihan yang baru yang mungkin tidak sama dengan peralatan bagi
pendidikan atau kejuruan yang telah ada. Sekolah kejuruan yang baru juga
mungkin menuntut sistem atau program yang baru, metode mengajar yang
baru, sistem penilaian yang baru, dan sebagainya. Dengan perkataan lain

31
perkembangan teknologi dalam industri dapat memberikan tuntutan
pembaharuan dalam pendidikan.

Telah dibicarakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


membawa beberapa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Beberapa
masyarakat terpencil, yang tertutup dengan adanya transportasi dan
komunikasi yang luas, berubah menjadi masyarakat yang terbuka dan
cukup berkomunikasi dengan daerah-daerah lain. Masyarakat yang pada
mulanya hanya konsumtif terhadap hasil-hasil pertanian telah berubah
menjadi masyarakat yang lebih konsumtif terhadap produksi industri.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah menimbulkan


banyak perubahan dalam nilai-nilai, baik nilai sosial, budaya, spiritual,
intelektual, maupun material. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga menimbulkan kebutuhan barn, aspirasi baru, sikap hidup
baru. Hal-hal di atas menuntut perubahan pada sistem dan isi pendidikan.
pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan lama,
tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada masa
kini dan yang akan datang.

Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


meyebabkan perkembangan pula pada dunia pendidikan. Pengaruh
perkembangan ilmu dan teknologi terhadap pendidikan selain yang
bersifat tidak langsung seperti yang telah dikemukakan terdahulu, juga
yang bersifat langsung. Perkembangan ilmu dan teknologi bukan hanya
yang bentuk hardware tetapi juga software dan hubungan antarmanusia.
Sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya, merupakan tempat
pemindahan teknologi yang bersifat software dan hubungan antarmanusia.
Di sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya, dipelajari
konsep-konsep, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, cara-cara dan
pendekatanpendekatan baru, untuk memahami dan memecahkan berbagai
persoalan dalam kehidupan di rumah dan di masyarakat, dalam pekerjaan

32
serta dalam hubungan-hubungan yang lebih luas. Hal-hal tersebut juga
menuntut selalu adanya perkembangan dari pendidikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung, maupun


tidak langsung menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah memberikan
isi/materi atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan. Pengaruh
tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat
menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan barn yang dikembangkan
dalam pendidikan.

33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan proses budaya, manusia yang akan dididik ialah


mahluk yang berbudaya dan senantiasa mengembangkan kebudayaannya.
Oleh karena itu kurikulum harus dikembangkan dengan didasarkan pada
norma-norma sosial atau budaya. Dengan demikian maka pendidikan akan
menjadi pewaris budaya, dan sekaligus berfungsi untuk mengembangkan
kehidupan sosial maupun budaya kearah yang lebih baik sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan masyarakat yang berbudaya.

Di lain pihak bahwa pendidikan dihadapkan pada perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat. Oleh karena
itu agar kurikulum dapat bertahan kuat, maka pengembangannya harus
didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat pula. Dengan
demikian kurikulum akan mampu menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berkembang baik dilihat dari segi perkembangan sosial
budaya maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Kritik dan Saran

kita ketahui bersama bagaimana isi dari beberapa landasan pengembangan


kurikulum diatas. Oleh karena itu, dalam pembuatan kurikulum alangkah
baiknya untuk menyesuaikan dengan keadaan berdasarkan pada landasan
yang ada demi sukses dan majunya pendidikan yang akan diberikan.
Penulis mengharapkan pembaca bisa mencari sumber lain untuk
penambahan wawasan dan gambaran yang lebih jelas lagi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Bisri, Ibnu Hasan. DKK. 2016. Landasan Pengembangan Kurikulum.


https://www.academia.edu/28877346/LANDASAN_PENGEMBANGAN_
KURIKULUM (di akses pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 09.05)

Sukirman, Dadang. 2007. Landasan Pengembangan Kurikulum.


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1962090619
86011-AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Landasan_Kurikulum.pdf
(diakses pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 09.15)

Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan praktik.


https://www.academia.edu/8745022/PENGEMBANGAN_KURIKULUM_t
eori_dan_praktik (di akses pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 08.58)

35

Anda mungkin juga menyukai