Anda di halaman 1dari 12

LANDASAN SOSIAL-BUDAYA DAN TEKNOLOGI DALAM

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Disusun Oleh : Catur Cari Putra Oktovian


(21030003)

STKIP AL ISLAM TUNAS BANGSA


2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesahatan sehingga kami bisa
menyelesaikan maka mata kuliah “Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Jasmani’ Solawat serta salam kita sampaikan untuk Nabi Muhammad Saw yang
kita nantikan syafaat nya kelak di yaumil akhir.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kewiraan.
Selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Herpratiwi, M.Pd.
sebagai Dosen pengampu.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis menunggu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Bandar Lampung, 7 Oktober 2022


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh
setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara,
khususnya oleh guru dan kepala sekolah.1 Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan
pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar. Penyusunan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan oleh
hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam dan sesuai dengan
tantangan zaman. Karena kurikulum ibarat sebuah rumah yang harus
mempunyai pondasi agar dapat berdiri tegak, tidak rubuh dan dapat
memberikan kenyamanan bagi yang tinggal di dalamnya, pondasi tersebut ialah
landasan-landasan untuk kurikulum sebagai rumahnya, agar bisa memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi peserta didik untuk menuntut ilmu dan
menjadikannya produk yang berguna bagi dirinya sendiri, agama, masyarakat
dan negaranya.2
Oleh karena itu kurikulum dalam pendidikan perlu mempunyai perhatian
yang besar baik bagi pemerintah sebagai penanggung jawab umum atau pihak
sekolah yang turun langsung mengimplementasikan kurikulum tersebut ke
peserta didik, dengan berlandaskan pada filosofis, psikologis, sosial budaya,
perkembangan ilmu dan teknologi agar tujuan pendidikan bisa tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui lebih lanjut akan dibahas maksud
dari landasan sosial budaya, perkembangan ilmu dan teknologi dalam
pengembangan kurikulum dalam makalah ini secara jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana landasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan
kurikulum?
1

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Sosial-Budaya dalam Pengembangan Kurikulum
Landasan sosial budaya adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi
yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa
kurikulum harus berlandaskan kepada landasan soaial-budaya? Anak-anak
berasal dari masyarakat, mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun
nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun
dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyarakat dan budaya
dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam
melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan
perkembangan masyarakat tersebut.3
Sosiologi dalam pembahasannya mencakup secara garis besar akan
perkembagan masyarakat dan budaya yang ada pada setiap ragam masyarakat
yang ada di Indonesia ini. Karena beraneka ragamnya budaya masyarakat
yang ada di negeri ini, sehingga kurikulum dalam perumusannya juga harus
menyesuaikan pada budaya masyarakat yanga akan menjadi objek pendidikan
dan penerima dari hasil pendidikan tersebut. Dilihat dari subtansinya, faktor
sosiologis sebagai landasan dalam mengembangkan kurikulum dapat dikaji
dari dua sisi yaitu, dari sisi masyarakat dan kurikulum serta dari unsur
kebudayaan dan kurikulum.4
1. Masyarakat dan Kurikulum
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan
mereka sendiri ke dalam kelompok-kelompok berbeda. Dalam setiap
kelompok masyarakat memiliki kebudayaan sendiri-sendiri yang
membedakan kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya. Sebagai
akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang pada hakikatnya adalah hasil
kebudayaan manusia, maka kehidupan manusia semakin luas, sehingga
semakin meningkat pula tuntutan hidup masyarakat. Maka, Pendidikan
3

4
harus mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga dapat mempersiapkan
anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi masyarakat.5
Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program Pendidikan harus
dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu guru,
pembina dan pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi
perkembangan masyarakat agar apa yang diberikan kepada siswa relevan
dan dapat berguna bagi kehidupan siswa di masyarakat. Pengembangan
kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat. Tyler, Taba, Tanner dan tanner menyatakan tuntutan
masyarakat adalah dasar dalam pengembangan kurikulum. Disinilah
tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan
kurikulum. Calhoun, Light dan Keller memaparkan tujuh fungsi sosial
pendidikan, yaitu:
a. Mengajar keterampilan,
b. Mentransmisikan budaya,
c. Mendorong adaptasi lingkungan,
d. Membentuk kedisiplinan,
e. Mendorong bekerja berkelompok,
f. Meningkatkan perilaku etik, dan
g. Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.6
2. Kebudayaan dan Kurikulum
Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan ide atau gagasan,
cita-cita, pengetahuan, kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan nilai yang
telah disepakati oleh masyarakat. Secara umum Pendidikan pada dasarnya
bermaksud mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi
dengan anggota masyarakat yang lain. Hal ini membawa implikasi bahwa
kurikulum sebagai salah satu alat mencapai tujuan Pendidikan bermuatan
kebudayaan yang bersifat umum, seperti nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, kecakapan dan kegiatan yang bersifat umum yang sangat

5
6
penting bagi kehidupan bermasyarakat.7 Faktor kebudayaan merupakan
bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum dengan pertimbangan:
a. Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan dan sebgainya. Semua itu dapat diperoleh
individu melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga,
masyarakat sekitar dan lingkungan Pendidikan. Oleh karena itu,
Lembaga Pendidikan/sekolah mempunyai tugas khusus untuk
memberikan pengalaman kepada peserta didik dengan salah satu alat
yang disebut kurikulum.
b. Kurikulum pada dasarnya mengakomodasi aspek-aspek sosial dan
budaya. Aspek sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial
masyarakat yang sangat beragam, seperti masyarakat industry, pertanian,
nelayan, dan sebagainya. Pendidikan seolah pada dasarnya bertujuan
mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi dan
beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan
kualitas hidupnya sebagai makhluk berbuadaya. Hal ini membawa
implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-
nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.
c. Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat disebut kebudayaan. Oleh
karena itu kebudayaan dapat dikatakan sebagi suatu konsep yang
memiliki kompleksitisat tinggi. 8
Secara lebih rinci, kebudayaan diwujudkan dalam tiga gejala, yaitu:
1) Ide, konsep, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain. Wujud
kebudayaan ini bersifat abstrak yang berada dalam alam pikiran manusia
dan warga masyarakat di tempat kebudayaan itu berada.
2) Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dalam bermasyarakat.
Tindakan ini disebut sistem sosial. Dalam sistem sosial, aktivitas manusia
bersifat konkrit, bisa dilihat, dan diobservasi. Tindakan berpola manusia

8
tentu didasarkan oleh wujud kebudayaan yang pertama. Artinya, sistem
sosial dalam bentuk aktivitas manusia merupakan refleksi dari ide,
konsep, gagasan, nilai, dan norma yang telah dimilikinya.
3) Benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang ketiga ini ialah
seluruh fisik perbuatan atau hasil karya manusia di masyarakat. Oleh
karena itu wujud kebudayaan yang ketiga ini adalah produk dari wujud
kebudayaan yang pertama dan kedua.9

B. Perkembangan IPTEK dalam Pengembangan Kurikulum


Pendidikan merupakan usaha menyiapkan peserta didik menghadapi
lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. 10 Teknologi
adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk
memecahkan masalah-masalah praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) berkembang pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.
Pengaruh dari perkembangan IPTEK ini cukup luas, meliputi segala bidang
kehidupan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, keagamaan, keamanan,
pendidikan dan lain sebagainya.11
Dalam bidang Pendidikan, untuk menunjang pelaksanaan program
Pendidikan, dibutuhkan dukungan alat-alat hasil dari perkembangan teknologi
industry, seperti komputer, LCD, Proyektor dan lain sebagainya. Mengingat
Pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan
perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah
berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.12
Di sisi lain, perkembangan IPTEK itu sendiri berlangsung semakin cepat,
bersamaan dengan persaingan antar bangsa semakin meluas, sehingga
diperlukan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan IPTEK, yang pada
gilirannya mengandung implikasi tertentu terhadap pengembangan sumber

10

11

12
daya manusia (SDM), supaya memiliki kemampuan dalam penguasaan dan
pemanfaatan serta pengembangan dalam bidang IPTEK.13 Dalam hal ini,
implikasi IPTEK dalam pengembangan kurikulum, antara lain:
1. Pengembangan kurikulum harus dapat meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik untuk lebih banyak menghasilkan
teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman dan karakteristik
masyarakat Indonesia.
2. Pengembangan kurikulum harus difokuskan pada kemampuan peserta didik
untuk mengenali dan merevitalisasi produk teknologi yang telah lama
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
3. Perkembangan IPTEK berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum
yang di dalamnya mencakup pengembangan isi atau materi pendidikan,
penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem
evaluasi. Ini secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk
dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan
masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.14
Dalam setiap perkembangan atau kemajuan, pasti selalu ada dampak
yang timbul, baik itu dampak positif maupun negatif. Begitu juga dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak terhadap
pengembangan kurikulum.
1. Dampak Positif
a. Pembelajaran Jarak Jauh. Masyarakat Indonesia sudah banyak
memanfaatkan produk teknologi dalam pendidikan, seperti computer,
internet, dan mesin hitung. Internet merupakan salah satu bentuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat membantu
kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Dengan

13

14
kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan
siswa dengan guru secara langsung, tapi lewat internet misalnya, maka
siswa sudah bisa mendapatkan materi tanpa harus bertemu langsung
dengan guru. Ini akan mempermudah penyampaian materi serta
kurikulum menjadi mudah dilaksanakan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Misalnya saja seperti
penggunaan LCD dalam pembelajaran. Sebelum teknologi berkembang,
guru cenderung menggunakan metode ceramah yang terkadang membuat
siswa merasa bosan. Namun penyampaian materi dengan metode
ceramah, yang kemudian dibantu juga dengan LCD, akan membuat siswa
lebih memperhatikan materi pembelajaran dan tidak merasa bosan.
c. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan
terbaru di bumi bagian manapun melalui Internet. Internet dapat
digunakan sebagai alat yang efektif untuk memperoleh
pengetahuan. Semua pengguna web dapat mencari pengetahuan yang
diinginkan di internet. Siswa dapat menggunakan internet untuk
mendapatkan semua informasi tambahan yang mereka butuhkan untuk
meningkatkan basis pengetahuan mereka.
d. Teknologi menawarkan media audio-visual yang interaktif pada proses
pembelajaran. Presentasi PowerPoint dan perangkat lunak animasi dapat
digunakan untuk memberikan informasi kepada siswa secara interaktif.
Efek visual yang diberikan membuat siswa lebih tertarik untuk
belajar. Selain itu, software ini berfungsi sebagai alat bantu visual untuk
para guru dan memfasilitasi siswa untuk melihat informasi secara lebih
jelas. Media Interaktif telah terbukti bermanfaat dalam meningkatkan
tingkat konsentrasi siswa.
2. Dampak Negatif
a. Penyalahgunaan teknologi yang lainnya adalah pengetahuan untuk
melakukan tindak kriminal dan tidak dibenarkan. Seperti yang diketahui
bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang
berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah.
b. Menurunnya motivasi dan prestasi belajar serta berkurangnya jumlah jam
belajar para remaja, dan rela membolos saat jam sekolah demi bermain
game di warnet-warnet.
c. TV merupakan salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menampilkan informasi, hiburan, serta banyak hal-hal menarik
lainnya. Namun, segi negatif yang lain dari media TV untuk pendidikan
anak adalah, kecenderungan anak untuk mengadakan peniruan dan
identifikasi tokoh/idola dalam program-program TV. Padahal tidak
semua tingkah laku tokoh tersebut baik, apalagi idolanya itu adalah tokoh
dalam film-film Barat yang mungkin tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia.15

15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Landasan sosial budaya adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi
yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Anak-anak berasal
dari masyarakat, mendapat pendidikan baik informal, formal, maupun
nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan
perkembangan masyarakat tersebut. Terdapat dua faktor sosiologis sebagai
landasan dalam mengembangkan kurikulum yaitu, masyarakat dan kurikulum
serta kebudayaan dan kurikulum.
Di sisi lain, perkembangan IPTEK berlangsung semakin cepat,
bersamaan dengan persaingan antar bangsa semakin meluas, sehingga
diperlukan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan IPTEK, yang pada
gilirannya mengandung implikasi tertentu terhadap pengembangan sumber
daya manusia (SDM), supaya memiliki kemampuan dalam penguasaan dan
pemanfaatan serta pengembangan dalam bidang IPTEK untuk menunjang
pelaksanaan program Pendidikan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca senantiasa penulis harapkan, yang nantinya dapat dijadikan sebagai
usaha perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : PT Bumi
Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2008. Ilmu Pendidikan : Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sukirman, Dadang. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT. Rajawali
Pers.
Sukmadinata, N.S. 2017. Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Winarso, Widodo. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon: CV.
Confident.

Anda mungkin juga menyukai