Anda di halaman 1dari 8

BAB 6, LANDASAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM

PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pendidikan merupakan suatu yang sangat urgent bagi kehidupan manusia, karena pendidikan
merupakan sarana untuk mengembangkan karakter serta upaya memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Dalam pendidikan terdapat ‘’kurikulum’’ yang mencakup
peraturan dan pedoman untuk berjalannya sebuah sistem pendidikan.

Dalam kurikulum tidak hanya berisi sistem peraturan saja. Tetapi mencakup landasan-
landasan umum yang menjadi kerangka utama sehingga membentuk kurikulum. Salah
satunya adalah landasan sosial budaya.

 Kenapa Landasan sosial budaya sangat penting?


Masyarakat yang terus berkembang menyebabkan budaya dan nilai gaya hidup juga
berkembang dan berubah. Sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir kita terhadap
kehidupan. Oleh karena itu kenapa alasan utama landasan sosial budaya sangat penting
karena karena anak-anak berasal dari masyarakat.
Dari setiap lingkup masyarakat yang menghasilkan kebudayaan yang berbeda atau disebut
dengan Kebudayaan Lingkungan Masyarakat yang memiliki volume individu dengan
karakteristik nya masing2. sehingga menciptakan masyarakat yang majemuk [berbeda-
beda]. sehingga dengan landasan sosial budaya ini, peserta didik mendapat pendidikan baik
informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan agar
mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan
masyarakat tersebut.
makanya disini ada ‘’Sosiologi dalam pembahasannya mencakup secara garis besar akan
perkembangan masyarakat dan budaya yang ada pada setiap ragam masyarakat yang ada di
Indonesia. Karena beraneka ragamnya budaya masyarakat yang ada di negeri ini, sehingga
kurikulum dalam perumusannya juga harus menyesuaikan pada budaya masyarakat yang
akan menjadi objek pendidikan dan penerima dari hasil pendidikan tersebut’’. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa dalam circle masyarakat itu berbeda2 sehingga kurikulum
berlandasan sosial budaya ini dituntut agar dapat memberikan pembekalan terhadap
peserta didik supaya ketika mereka terjun ke dunia masyarakat itu tidak kaget.
Maka dari itu kurikulum yang dipandang sebagai rancangan pembelajaran untuk
mempersiapkan peserta didik terjun ke masyarakat.

Karena banyaknya budaya suku bangsa. Kita tidak mengharapkan munculnya manusia yang
terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan kurikulum yang
berlandaskan sosial budaya ini, diharapkan lahirnya manusia yang dapat lebih mengerti dan
mampu membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat. kurikulum yang dikembangkan juga sudah
seharusnya mempertimbangkan, merespon dan berlandaskan pada perkembangan sosial-
budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global. Yang
mencakup Nilai-nilai dari segala aspek seperti agama, budaya, politik atau segi-segi
kehidupan lainnya.
 Implikasi Sosial Kultural Bagi Penyusunan Kurikulum
1) Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial kultural dari masyarakat .
Penyusunan kurikulum tidak semata-mata berdasarkan pada nilai-nilai, adat
istiadat, cita-cita dari masyarakat, namun juga harus berlandaskan pada semua
dimensi kebudayaan, kehidupan keluarga, ekonomi, politik, pendidikan dan
sebagainya.
Apa yang terjadi jika kurikulum tidak sesuai dengan kondisi
masyarakat?
Sistem kurikulum jadi tidak relevan [sekaligus gk nyambung]. Karena jika
tidak relevan dengan kebutuhan dan
karakteristik masyarakat maka kurikulum tersebut tidak bisa membekali para
peserta didik dengan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya, sehingga mereka tidak dapat
menjadi anggota masyarakat yang baik.
2) Penyusunan kurikulum harus memperhatikan unsur fleksibel dan bersifat
dinamis. sehingga kurikulum tersebut senantiasa mengandung relevansi yang
tepat dengan masyarakat. Upaya merevisi perubahan kurikulum juga harus
mempertimbangkan perkembangan dan perubahan sosial kultural yang ada
pada masa itu. Penerapan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa
suatu kurikulum harus dirancang secara fleksibel atau luwes sehingga pada
saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan perubahan untuk
disesuaikan dengan kondisi yang tidak terprediksi saat kurikulum itu
dirangcang.
3) Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya
dalam masyarakat. Kurikulum disusun secara sistematis, jelas, dan
rinci dengan tujuan agar mudah dipahami dan digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kemajuan dalam bidang
teknologi akan memberikan bahan yang memadai dalam rangka penyampaian
teknologi baru kepada para siswa yang sekaligus mempersiapkan para siswa
agar mampu hidup dalam perubahan teknologi tersebut. Hal itu membuktikan
bahwa sekolah benar-benar bisa mengemban peranan dan fungsinya sebagai
lembaga modernisasi.
4) Kurikulum di sekolah-sekolah harus disusun berdasarkan pada kebudayaan
nasional yang berlandaskan pada falsafah Pancasila. Dalam falsafah Pancasila,
perkembangan kebudayaan daerah telah tercakup di dalamnya. Untuk
melakukan pengembangan kurikulum, pihak pengembang harus berlandaskan
pada suatu pegangan yang jelas sehingga kurikulum dapat terarahkan dengan
baik. Apabila tidak memiliki landasan, akibatnya terjadi pada hasil kurikulum
itu sendiri yaitu sumber daya manusia tidak dapat terbentuk dengan maksimal.
Mengapa pengembangan kurikulum harus didasarkan pada
landasan filsafat?
Filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan,
sedangkan praktik- praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi
pertimbangan filosofis. Keduanya sangat berkaitan erat. Hal inilah yang
menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum

CONTOH NYA ; PANCASILA MERUPAKAN FILSAFAT SEKALIGUS


IDEOLOGI

Pancasila disebut sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung


pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh the founding father, yang dituangkan dalam suatu sistem. Pancasila
memang memiliki sistem nilai yang berasal dari penggalian dan
pengejawantahan dari nilai kebudayaan Indonesia yang mendasar sepanjang
sejarah, yang berasal dari unsur budaya eksternal yang sesuai untuk menyatu
dengan budaya bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila. Pancasila yang terdiri
atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.

Integritas kebudayaan nasional akan tercermin dalam isi dan organisasi


kurikulum, apa yang dimaksud organisasi kurikulum?. organisasi kurikulum adalah
pola dan susunan komponen-komponen kurikulum yang di organisasi menjadi mata
pelajaran, program, lessons, topik, unit yang tujuannya untuk mempermudah siswa
memahami apa yang diajarkan sehingga menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
karena sistem pendidikan kita bermaksud membudayakan anak didik berdasarkan
kebudayaan masyarakat dan bangsa kita sendiri. Seperti diuraikan berikut ini:

1) Keluarga sebagai institusi kebudayaan


Keluarga merupakan suatu institusi kebudayaan yang bersifat universil dan telah ada
sejak masa silam. Terbentuknya keluarga berdasarkan hubungan keturunan, darah
atau melalui proses perkawinan. Di Indonesia masalah keluarga memegang peranan
dominan dalam masyarakat. Berkat Pendidikan, peran keluarga sudah banyak
mengalami perubahan. Keluarga timbul sebagai manifestasi kebudayaan. Pola - pola
kebudayaan kita telah memanifestasikan bentuk keluarga yang sesuai dengan adat
istiadat, nilai-nilai, cara berfikir, sikap dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat itu
sendiri. Perkembangan masyarakat memberikan pengaruh terhadap keluarga seperti
UU Perkawinan.
KENAPA TUH BANG? Keluarga memegang peran yang sangat penting sebagai
institusi pendidikan yang utama dan dalam kehidupan sehari-hari seorang anak.
karena melalui kelurga inilah kehidupan seseorang terbentuk. Sebagai lembaga sosial
terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai
dari keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi.
Note ; apa itu manifestasi? Manifestasi yang dimaksud adalah perwujudan dari
perkembangan budaya yang menjadi objek sosialisasi.
2) Pendidikan sebagai dimensi kebudayaan
Dalam masyarakat unsur pendidikan dan unsur kebudayaan merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Pendidikan adalah aktivitas dari kebudayaan dan merupakan akitivitas
pembudayaan. Jadi pendidikan adalah aktivitas yang menunjuk kebudayaan sebagai objek
aktivitas pendidikan. Pendidikan bersifat mengabadikan kebudayaan sehingga
memungkinkan generasi bangsa yang berbudaya

Mengapa pendidikan dikaitkan dengan kebudayaan?


Pendidikan juga merupakan proses kebudayaan, sebab proses pendidikan terjadi dalam
konteks kebudayaan. Proses pendidikan yang berfungsi merekonstruksi kebudayaan yang
artinya, proses pendidikan yang memungkinkan peserta didik mampu memberi makna
(meaning) terhadap lingkungan atau dunia kehidupan.
Mengapa budaya memiliki peran penting dalam pendidikan?
Tentu antara pendidikan dan budaya tidak bisa dipisahkan, budaya dengan pendidikan
saling berkaitan. Dalam pendidikan, budaya sangat penting karena dapat mendukung
pembelajaran siswa, dengan adanya budaya dalam pendidikan, potensi peserta didik
semakin berkembang.

Karena hakikatnya, Kebudayaan merupakan sekumpulan gagasan yang digunakan


untuk memahami lingkungan serta pengalaman yang ada pada diri manusia yang
menjadi suatu pandangan hidup dari sekelompok orang, pandangan hidup tersebut
dapat berupa kepercayaan, nilai, perilaku maupun simbol-simbol yang mereka
terima dan pahami dari proses pendidikan.

3.) Politik sebagai dimensi kebudayaan


Relevansinya dengan kebudayaan, pemerintah mempunyai fungsi pokok yakni
memelihara ketertiban di dalam masyarakat, melindungi masyarakat dari bahaya-
bahaya yang mengancam dari luar dan mengorganisir serta membimbing keinginan-
keinginan masyarakat. Ketiga fungsi ini berjalan dan dilandasi oleh pola kebudayaan
masyarakat. Maka, akan menghasilkan sebuah Budaya politik merupakan pola
perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi
negara, politik pemerintahan, hukum, norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh
anggota masyarakat setiap harinya.

4.) Ekonomi sebagai dimensi kebudayaan

Kehidupan ekonomi pada dasarnya berpangkal pada kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi. Kehidupan ekonomi yang baik ialah sistem ekonomi yang dipergunakan
bagi masyarakat luas. Karena itu masalah ekonomi tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan sosial, fungsional dan struktural. ciri-ciri tersebut menegaskan nilai-nilai
kultural bangsa yang mendasari ekonomi kita atau dengan kata lain sistem ekonomi
pada dasarnya merupakan suatu dimensi dari kebudayaan nasional. Contohnya
hubungan ekonomi dalam budaya yang memperkenalkan masing-masing budaya, dan
mengedukasi pelajar tentang budaya yang terdapat di negara serta melestarikan
budaya. Oleh karena itu, variabel budaya memiliki peranan yang cukup signifikan
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
5.) Agama sebagai dimensi kebudayaan
Pada hakekatnya Agama berfungsi melayani kebudayaan individual dan kebudayaan
keluarga. Agama membantu individual memahami dirinya, sekitarnya dan kehidupan sesudah
mati. Nilai agama mendasari hidup dan tingkah laku manusia. [stop]

Karena dari agama juga membentuk pola perilaku dan kebudayaan akan norma-norma yang
sesuai dengan ajaran agama.

6.) Teknologi sebagai dimensi kebudayaan


Teknologi adalah aspek material dari kebudayaan. Merupakan alat atau benda yang
dipergunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Kemajuan teknologi
justru menandai kemajuan kebudayaan dan peradaban suatu bangsa. Melalui
teknologi merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan hal yang positif
terutama memperkenalkan tentang kebudayaan suatu bangsa sehingga dari teknologi
menghasilkan kebudayaan teknologi., yaitu nilai-nilai budaya yang mendorong
perkembangan teknologi : daya kreativitas, rasionalitas, mental produktif, dan
berorientasi ke depan.

Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum, antara lain:

1. Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan
lingkungan, budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan sekolah/lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan
pengalaman kepada para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
2. Kurikulum pada dasarnya mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya. Aspek sosiologis
adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat beragam. Pendidikan
sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup
berintegrasi dan beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya Hal ini membawa implikasi
bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan bermuatan
kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan
kecakapan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya peradaban adalah kebudayaan itu
sendiri dan peradaban senantiasa berkembang. Bahkan dalam perkembangan mengandung prinsip
kontinu berkelanjutan dinamis, pertumbuhan dan perubahan dalam periode perkembangan dapat
saja terjadi ketegangan dan konflik antara unsar-unsur kebudayaan dalam peradaban. Dan
Perubahan sosial masyarakat merupakan suatu proses yakni proses yang senantiasa berada dalam
perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial masyarakat, baik perubahan yang terjadi secara
menyeluruh maupun pada unsur-unsur bagian dari masyarakat (external maupun internal).
BAB 7, KOMPONEN TUJUAN DALAM KURIKULUM.
Dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah jantungnya pendidikan karena kurikulum akan
menentukan jenis dan kualitas pendidikan, sehingga kurikulum harus disusun dan disempurnakan
dengan melihat kondisi sekarang. pendidikan nasional, terlebih pendidikan formal. Berdasarkan
tingkatannya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang bersifat umum sampai khusus dan dapat
diukur. Tujuan kurikulum dapat dibagi menjadi 4 (empat) yakni ;

1.) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)


TPN merupakan tujuan secara umum yang bermuatan filosofis dan harus dijadikan
pedoman oleh setiap pelaku usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan
penyelenggaraan, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
formal, informal maupun non formal di seluruh Indonesia harus mengacu pada tujuan
pendidikan nasional ini. Sehingga dapat dikatakan pula setiap lembaga pendidikan
tidak boleh membuat rumusan tujuan sendiri yang keluar dari Tujuan Pendidikan
Nasional. tertuang dalam Undang-undang RI terbaru yang telah disahkan oleh
anggota DPR RI. Sebagaimana dalam UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
SISDIKNAS: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003).” Yang dimana
itu menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia.

2.) Tujuan Institusional (TI)


Tujuan institusional ini merupakan kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik
setelah mereka menempuh atau menuntaskan program di suatu lembaga pendidikan
tertentu. Tujuan institusional adalah tujuan untuk mencapai tujuan umum yang dituangkan
dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang pendidikan Oleh karena itu, setiap sekolah
atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya sendiri – sendiri. Tidak seperti
tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional lebih bersifat kognitif. Tujuan institusional
ini dapat dilihat dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan.
Contoh tujuan institusional yang bersifat kognitif ;
 Mengetahui, yaitu mempelajari dan mengingat fakta, kata - kata, peristiwa, konsep
dan sebagainya.
 Memahami, yaitu menafsirkan sesuatu, menyatakan dalam kata - kata sendiri,
mengambil kesimpiulan berdasarkan apa yang diketahui dan sebagainya.
 Menerapkan, yaitu menggunakan apa yang dipelajari dalam situasi hari,
mentransfer.
 Menganalissis, yaitu menguraikan suatu keseluruhan dalam bagan- bagan untuk
melihat hakikatbagian - bagiannya serta hubungan antara bagian - bagian itu.
 Mensintesis, yaitu menggabungkan bagian - bagian dan secara kreatif membentuk
sesuatu yang baru.
 Mengevaluasi, yaitu menggunakan kriteria untuk melihat sesuatu.

3.) Tujuan Kurikuler (TK)


kurikuler adalah kegiatan pendidikan di dalam mata pelajaran dan pelayanan
konseling yang membantu pengembangan peserta didik sesuai kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat melalui pendidikan yang diselenggarakan tenaga kependidikan.
Tujuan kurikuler ini dapat dikatakan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki peserta
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya adalah tujuan yang dibuat untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan sehingga, setiap tujuan kurikuler harus sesuai
dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional karena tujuan kurikuler merupakan
salah satu cara untuk mewujudkan tujuan institusional.
Secara rasional tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki peserta didik setelah mereka menyelesaikan atau menempun bidang studi
atau mata pelajaran tersebut.

4.) Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP)

Tujuan instruksional ialah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki
oleh peserta didik setelah mereka melakukan proses pembelajaran dan merupakan syarat
mutlak yang harus dipahami oleh guru. Tujuan pembelajaran atau instruksional ini ialah
tujuan yang paling khusus atau spesifik. tujuan intruksional adalah bagian dari tujuan
kurikuler dan merupakan tujuan yang harus dicapai oleh guru dan peserta didik dalam satu
kali tatap muka atau satu kali pertemuan.

Tujuan instruksional dibedakan ke dalam dua jenis yakni

 tujuan instruksional umum (TIU)


 tujuan instruksional khusus (TIK)

TIU dirumuskan dengan kata-kata tingkah laku yang bersifat umum, sedangkan TIK
menggunakan kata-kata tingkah baku yang bersifat khusus, Dengan kata lain dapat
disebutkan bahwa TIU yang biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional,
sehingga memudahkan pengajar dalam mengukur hasil belajar.
dibandingkan bahwa TIK adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan
terinci.
 Komponen Kurikulum
Komponen adalah bagian-bagian yang saling bekerja sama sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu sistem yang utuh. Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang
mempunyai peranan penting dalam keseluruhan aspek yang berlangsung dalam suatu
proses untuk pencapaian tujuan. kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi.
kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan
masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan,
proses, isi dan evaluasi.
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang
yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang
saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu
komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
ada lima komponen kurikulum, yakni:
1. komponen tujuan
2. komponen isi/materi
3. komponen media (sarana dan prasarana)
4. komponen strategi [tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, guru dan pendidik, siswa, penilaian dan
evaluasi.]
5. komponen proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai