Anda di halaman 1dari 11

PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : Sartika Tambunan, M. Pd.

Oleh :

Kelompok 6

Sintia Siallagan (310922026)


Nabila Putri Utami (310922034)
Yeni Rahmaisyah Sitanggang (311022004)

FAKULTAS HUKUM DAN PENDIDIKAN


PGSD DAN PGPAUD
UNIVERSITAS BATTUTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang berjudul “Pandangan Filsafat Pendidikan
Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional” dengan tepat waktu.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasama dari banyak pihak khususnya dari kelompok 6. Oleh karena itu kami
menghanturkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah berpartisipasi serta
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Utamanya kepada dosen pengampu
mata kuliah Filsafat Pendidikan, Sartika Tambunan, M.Pd. yang telah
membimbing serta mengarahkan kami selama proses yang dilaksanakan.
Kami menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi format penyusunan maupun materi yang termuat di dalamnya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kebaikan penyusunan makalah berikutnya dikemudian hari.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Pengertian Filsafat Pancasila.....................................................................2
2.2 Peran Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di Indonesia......................2
2.3 Pandangan Filsafat Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional......3
BAB III PENUTUP................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan


hidup yang merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek
kehidupan dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecuali aspek
pendidikan. Filsafat yang di kembangkan harus berdasarkan filsafat yang
di anut oleh suatu bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara
atau mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai fisafat
tersebut.
Namun yang menjadi masalah apa yang diamanatkan dalam
pembukaan UUD 1945 belum dapat dilakukan sepenuhnya dengan
konsekuen. Para penyelenggara negara hendaknya harus memperhatikan
bahwa prioritas utama dalam membangun bangsa adalah pendidkan.
Masyarakat juga harus memahami pendidikan adalah hal yang teramat
penting karena mencerdaskan bangsa telah menjadi tujuan bangsa sejak
Indonesia lahir.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan?


2. Apa peran pancasila terhadap pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana pandangan filsafat pancasila terhadap sistem pendidikan
Nasional?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari makalah ini adalah


untuk mengetahui pengertian Filsafat Pancasila beserta bagian-bagianya.
Makalah ini juga menjelasakan mengenai pandangan Filsafat Pancasila
terhadap Pendidikan di Indonesai dan Pendidikan Nasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pancasila

Fisafat berasal dari kata Philosopy yang secara epistimologis


bearasal dari philos atau phileinyang artinya cinta dan shopia yang berarti
hikmat atau kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi fisafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam atri yang sedalam-dalamanya.
Filsafat pendidikan merupakan penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai
dasar dan pandangan hidup bernegara.
Dalam prinsipnya, Pancasila sebagai Filsafat merupakan perluasan
manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi, merambah hingga
produk filsafat. Pancasila sebagai produk filsafat berarti digunakan sebagai
pandangan hidup dalm kegiatan praktis. Ini berarti filsafat pancasila
mempunyai fungsi dan peranaan sebai pedoman dan pegangan dalam sikp,
tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai filsafat juga berarti bahwa pancasila mengandung pandangan,
nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi pancasila.

2.2 Peran Filsafat Pancasila terhadap Pendidikan di Indonesia

Pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan


merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa
dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan
berbagai problema atau persoalan dan pertannyaan yang mungkin timbul
dalam pelaksanaannya.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai hasil, dimana pendidik itu
merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai tingkat
perkembangan optimala sesuai dengan potensi pribadinya sehingga
menjadi mausia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas
hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri
kemanusiaannya. Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang-
cabangnya merupakan llandasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan yang
terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan sesuai
dengan perannya, merupakan landasan filososfi yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan da pelaksanaan pendidikan.
Sebagaimana yang tercantum dalam udang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan

2
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan,akhlak
mulia,sereta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk
aktif mengembangkan dirinya sendiri; yang aktif adalah peserta didik.
Sedangkan pendidik berperan sebagai fasilitator, organisator, dan
motivator; memfalisitasi pelajaran, mengarahkan atau menuntun dan
mendorong peserta didik dalam aktifitas belajarnya agar berlangsung
efektif dan efisien.
Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 bab 2 pasal 3 dijelaskan tujuan
pendidikan sebagai berikut; pendiddikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan utuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap TYME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pendidikan berlangsung dikeluarga, dirumah, di
sekolah dan di masyarakat. Dalam pendidikan berlangsung komunikasi
jujur, terbuka, fungsional, dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan. Pendidik harus memiliki kemampuan atau kompetensi
untuk berkomunikasi.
Pendidikan berlangsung di keluarga, di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat. Pendidikan harus berlangsung dengan keteladanan dan
komunikasi. Orang tua adalah pendidik di keluarga, di rumah; guru dan
tenaga kependidikan lainnya adalah pendidik di sekolah; tokoh atau
pemuka masyarakat, alim ulama, pejabat, mulai dari jabatan paling rendah
sampai pada jabatan yang paling tinggi yang ada di masyarakat dan negara
adalah pendidik sekaligus sebagai teladan bagi peserta didik.

2.3 Pandangan Filsafat Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional

Tata cara bernegara di Indonesia di atur dalam UUD 1945 yang


selama ini belum pernah mengalami amandemen kecuali setelah berukir
reformasi tahun 1998.
Dengan tidak adanya perubahan terhadap pembukaan UUD 1945,
menunjukan bahwa bangsa Indonesia tetap memiliki komitmen yang kuat
untuk melakukan upaya sebagai langkah mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa indonesia di mata
dunia internasional.

3
Acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional UUD 1945 Pasal
31 hasil amandemen 2002, yaitu:
1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.yang diatur dengan undang-undang.
3. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya duapuluh persen dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.

Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya pendidikan adalah


suatu proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Dengan demikian pendidikan secara nyata merupakan proses
sosialisasi antar warga melalui interaksi insani menuju masyarakat yang
berbudaya. Nana Sudjana (1989) menyebutkan tiga gejala yang
diwujudkan dalam kebudayaan umat manusia yaitu berupa:
1. Ide dan gagasan seperti: konsep, nilai, norma, peraturan sebagi
hasil ciptaan dan karya manusia.
2. Kegiatan seperti tindakan yang berpola dari manusia dalam
bermasyarakat.
3. Hasil karya cipta manusia

Pendidikan merupakan suatu proses budaya, maka senantiasa dalam


upaya membina dan mengembangkan cipta, rasa dan karsa ke dalam tiga
wujud di atas.
Wujud pertama, yaitu ide dan gagasan sifatnya cenderung abstrak.
Adanya dalam pikiran manusia dan warga masyarakat di tempat
kebudayaan itu berada. Gagasan itu menjadi motivasi, pendorong, serta
memberi jiwa dan makna bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat
sehingga pola pikir tersebut menjadi suatu sistem yang dianut. Wujud
yang kedua adalah kegiatan yang berpola dari manusia, yaitu aktivitas
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam pemahaman yang hampir sama, Daoed Joesoef dalam Raka
Joni (1983: 40) menyebutkan bahwa Sumber ratusan ribu nilai yang ada
dalam masyarakat untuk dikembangkan melalu proses pendidikan ada tiga
hal, yaitu :
1. Pikiran atau logika

4
2. Perasaan atau estetika
3. Kemauan (etika)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu
karakteristik perkembangan sosial budaya masyarakat akan memberi corak
dan warna terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
pendidikan. Sebab Pendidikan adalah sebagai sutu investasi bagi
pengembangan sumber daya manusia sebagai individu dan anggota
masyarakat.

Hafid Abbas (2002) menyebutkan sisdiknas belum dapat berfungsi


untuk mempersatukan manusia Indonesia. Agar dapat berfungsi, maka :
1. Pendidikan harus dikelola dengan prinsip keadilan.
2. Pengelolaan pendidikan harus terbuka dalam rangka
mengakomodir partisipasi masyarakat banyak.
3. Pengelolaan pendidikan harus bersifat inklusif dan hindari jauh-
jauh ekslusif berlebihan.
4. Pengelolaan pendidikan di semua tingkatan harus secara
profesional
5. Pengelolaan pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder
dalam rangka pengayaan dan demokratisasi pendidikan
6. Pendidikan nasional hendaknya benar-benar mendorong
tercapainya pemerataan pendidikan

Pendidikan telah menjadi watak dan karakter budaya bangsa,


namun sejauh ini hasilnya belum seperti yang diharapkan. Walaupun
demikian dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dilihat
dari aspek kuantitatif secara nasional pemerintah telah mengambil
berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan seperti :

1. Perubahan kurikulum pendidikan nasional.


2. Undang-undang dan peraturan mengenai pendidikan, termasuk
undang-undang guru dan dosen dan standarisasi pendidikann dan
undang-undang lainnya.
3. Peningkatan angka partisipasi belajar anak usia sekolah pada
semua jenjang sekolah.
4. Penambahan anggaran pendidikan oleh daerah, sesuai dengan
amanat pembukaan Undang-undang Dasar 1945
5. Konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah, standarisasi
pendidikan dsb.

5
Pendidikan di Indonesia bersipat multikuktural. (Furnivall, 1944:
468-469). Dia juga menyebutkan bahwa masyarakat plural Asia Tenggara
terutama Indonesia setelah PD II dapat dapat menyatu dalam satu kesatuan
unit politik tunggal. Lebih lanjut Furnivall menyatakan bahwa masyarakat
prular Asia Tenggara akan terjerumus ke dalam anarki jika gagal
menemukan formula federasi pluralis yang memadai (Furnivall, 1944:468-
469). Dia juga menyebutkan bahwa masyarakat plural Asia Tenggara
terutama Indonesia setelah PD II dapat menyatu dalam satu kesatuan unit
politik tungggal. Sistem pendidikan nasional indonesia yang berlatar
belakang plural harus dapat memahamkan bahwa manusia itu beraneka
ragam, hendaknya saling memahami, mengargai, menerima, dan kerja
sama dengan peraturan yang adil dan propesional, mengambangkan
kerjasama demi kejayaan bnagsa. Dengan model pendidikan seperti ini
diakui adanya keberagaman budaya, dan setiap sub-budaya diberikan
kesempaan seluas-luasnya untuk berkembang dan dipelihara. Model
pendidikan multikultural semakin di perkuat lagi dengan adanya otonomi
daerah, sehingga masing-masing budaya etnis yang ada di dalam
masyarakat dapat berkembang dan dikembangkan dengan seluas-luasnya.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat indonesia yang


di dalamnya memuat lima dasar yang didalam isinya merupakan jati diri
bangsa Indonesia. Sila-sila dalam pancasila menggambarkan tentang
pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila adalah falsafah yang merupakan
pedoman berperilaku bagi bangsa indonesia yang sesuai dengan kultur kita
bangsa indonesia. Dan dengan memperhatikan pengertian dan penjelasan
atau batas-batas yang di jelaskan di atas yang memang pada sebenarnya
masih banyak lagi yang belum di cantumkan, dapat di ambil kesimpulan
bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu
yang da secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan
akal atau pikiran. Dan pandangan filsafat pancasila sangantlah menjadi
landasan bagi sistem pendidikan nasional di Indonesia. Dalam arti
pendidikan indonesia berdasar akan pancasila.

3.2 Saran

Menurut pendapat kami pandangan pancasila terhadap sistem


pendidikan nasional haruslah tetap di jaga, karena pancasila merupakan
dasar yang teguh dalam menjalankan pendidikan di Indonesia. Dengan
melestarikan pendidikan di Indonesia maka pola pikir masayarakat
Indonesia semakin maju serta cara kerja Indonesai juga akan semakin
berkembang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward. 2013. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press

Purba, Edward, Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed Press

iii

Anda mungkin juga menyukai