Oleh :
Kelompok 2
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Pendidikan Karakter yang berjudul “Pendidikan Karakter di
Sekolah” dengan tepat waktu.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasama dari banyak pihak khususnya dari kelompok 2. Oleh karena itu kami
menghanturkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah berpartisipasi serta
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Utamanya kepada dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Karakter, Dinda Widyastika, S.Pd, M.Pd. yang telah
membimbing serta mengarahkan kami selama proses yang dilaksanakan.
Kami menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi format penyusunan maupun materi yang termuat di dalamnya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kebaikan penyusunan makalah berikutnya dikemudian hari.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter di Sekolah..............................................3
2.2 Nilai – Nilai Pendidikan Karakter.............................................................3
2.3 Prinsip Prinsip Pendidikan Karakter.........................................................5
2.4 Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah..............................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, antara lain
sebagai berikut:
a. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragam. Oleh karena
itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari
pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama.
Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya
dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah
yang berasal dari agama.
b. Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum,
ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
c. Budaya
Nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna
terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota
masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam
kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber
nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan
yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling
operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
4
2.3 Prinsip Prinsip Pendidikan Karakter
5
kompetensi dasar baru, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada, pengembangan diri, dan budaya sekolah (Pusat
Kurikulum,2010), serta muatan lokal (Widyastono, 2010).
6
melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam
perilaku yang sesuai; dan
f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang
mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun
untuk menunjukkannya dalam perilaku.
7
spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang
tidak baik dan yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya:
memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh
prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau
mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
c. Keteladanan.
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi
panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan
tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik
berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang lain
adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh
berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu.
Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya,
bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian
terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
3. Pengkondisian.
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka
sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu.
Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu
bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan,
sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.
b) Muatan Lokal
8
sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingg a harus menjadi mata pelajaran tersendiri . Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan (BSNP, 2006). Dalam hubunga nnya deng a n
pendidikan karakter, muatan lokal dapat berupa Kesenian Daerah,
Nyanyian Daerah, Bahasa Daerah, Adat dan Budaya Daerah. Seperti
dinyatakan Anita Lie (2010) pada mata pelajaran kesenian daerah,
siswa diajak mengenal dan mempraktekkan beragam peninggalan seni
budaya daerah, falsafah budaya, dan manfaatnya.
c) Budaya Sekolah
9
tanah air, dan gemar membaca dapat melalui kegiatan belajar yang
biasa dilakukan guru. Untuk pengembangan beberapa nilai lain seperti
peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif
memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki
kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
itu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga dan lingkungan sekolah.
3.2 Saran
Diharapkan dengan diterapkannya pendidikan karakter di SD dapat
membentuk pribadi siswa yang unggul dalam berperilaku dan memiliki
kepribadian yang sesuai dengan moral- moral pancasila dan agama.
Untuk itu penerapan pendidikan karakter di SD sangat diperlukan,
sehingga kita dapat menjadi orang yang bermoral dan berpancasila.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/nilai-tujuan-fungsi-dan-prinsip.html
iii