Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter

Dosen Pengampu : Dinda Widyastika, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Kelompok 2

Sintia Siallagan (310922026)


Ahsani Abdina (310922025)
Nurul Muharani Siregar (310922053)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATTUTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Pendidikan Karakter yang berjudul “Pendidikan Karakter di
Sekolah” dengan tepat waktu.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasama dari banyak pihak khususnya dari kelompok 2. Oleh karena itu kami
menghanturkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah berpartisipasi serta
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Utamanya kepada dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Karakter, Dinda Widyastika, S.Pd, M.Pd. yang telah
membimbing serta mengarahkan kami selama proses yang dilaksanakan.
Kami menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi format penyusunan maupun materi yang termuat di dalamnya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kebaikan penyusunan makalah berikutnya dikemudian hari.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter di Sekolah..............................................3
2.2 Nilai – Nilai Pendidikan Karakter.............................................................3
2.3 Prinsip Prinsip Pendidikan Karakter.........................................................5
2.4 Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah..............................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu


yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk
memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang
sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah
harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.

 Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik


sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi
dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft
skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar
20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan
orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak
didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan
bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk
ditingkatkan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian pendidikan karakter di sekolah ?


2. Apa sajakah nilai – nilai pendidikan karakter ?
3. Apa sajakah prinsip - prinsip pendidikan karakter ?
4. Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar ?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui arti pendidikan karakter di sekolah.


2. Untuk mengetahui apa saja nilai – nilai pendidikan karakter.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip – prinsip pendidikan karakter.
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendidikan karakter di
sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter di Sekolah

Pendidikan karakter harus disosialisasikan, diinternalisasikan, dan


diintensifkan sejak dini di semua level kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lembaga pendidikan harus tampil sebagai pionir pendidikan karakter ini
dalam membangun karakter anak didik yang bermoral dan berakhlak,
dinamis, serta visioner. Mengapa harus lembaga pendidikan? Sebab,
tanggung jawab utama negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader
masa depan yang berkualitas dibidang ilmu, moral, mental, dan perjuangan
adalah dimulai dari lembaga pendidikan. Selain tiu lembaga pendidikan
formal selama ini disinyalir hanya mementingkan aspek kecerdasan
akademik, serta menganaktirikan aspek kesecerdasan emosi dan spiritual.

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan yang hanya


berbasiskan hard skill dan menghasilkan lulusan yang berprestasi dalam
bidangf akademis harus mulai dibenahi. Sekarang, pembelajaran juga
berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial).

2.2 Nilai – Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bukan hanya sekadar mengajarkan mana yang


benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha
menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta
didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah
menjadi kepribadiannya.

3
Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, antara lain
sebagai berikut:

a. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragam. Oleh karena
itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari
pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama.
Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya
dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah
yang berasal dari agama.
b. Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum,
ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
c. Budaya
Nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna
terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota
masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam
kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber
nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan
yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling
operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa.

4
2.3 Prinsip Prinsip Pendidikan Karakter

Menurut Asmani (2012:56-57), terdapat prinsip-prinsip yang harus


dijalankan untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, yaitu:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 


b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran , perasaan dan perilaku.
c. Menggunakan pendekatan yang tajam proaktif dan efektif untuk
membangun karakter. 
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mewujudkan
perilaku yang baik. 
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun
karakter mereka dan membangun mereka untuk sukses. 
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik. 
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral
yang berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter yang
setia pada nilai dasar yang sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan yang luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam usaha membangun karakter. Mengevaluasi karakter
sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter dan
manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

2.4 Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah

a) Pendekatan Pengembangan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran baru yang


berdiri sendiri, bukan pula dimasukkan sebagai standar kompetensi dan

5
kompetensi dasar baru, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada, pengembangan diri, dan budaya sekolah (Pusat
Kurikulum,2010), serta muatan lokal (Widyastono, 2010).

Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-


nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter ke dalam
Kurikulum 2013, Silabus, dan Rencana Program Pembelajaran (RPP)
yang sudah ada. Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter
dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor)
secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan
ke dalam kurikulum melalui hal-hal berikut ini :

1. Pengintegrasian dalam mata pelajaran.


Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa
diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata
pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.
Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-
cara :
a. Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-
nilai karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di
dalamnya;
b. Menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara
SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai
yang akan dikembangkan;
c. Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
dalam tabel kedalam silabus;
d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke
dalam RPP
e. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara
aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan

6
melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam
perilaku yang sesuai; dan
f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang
mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun
untuk menunjukkannya dalam perilaku.

2. Program Pengembangan Diri.


Dalam program pengembngan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam
kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal:
a. Kegiatan rutin sekolah.
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta
didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh
kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan,
pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan
lain-lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat
bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa
waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman;
b. Kegiatan spontan.
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan
pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat
guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus
dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya
perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga
guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak
akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan
itu: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak
sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku
tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh. Kegiatan

7
spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang
tidak baik dan yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya:
memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh
prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau
mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
c. Keteladanan.
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi
panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan
tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik
berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang lain
adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh
berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu.
Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya,
bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian
terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.

3. Pengkondisian.
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka
sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu.
Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu
bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan,
sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

b) Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk


mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak

8
sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingg a harus menjadi mata pelajaran tersendiri . Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan (BSNP, 2006). Dalam hubunga nnya deng a n
pendidikan karakter, muatan lokal dapat berupa Kesenian Daerah,
Nyanyian Daerah, Bahasa Daerah, Adat dan Budaya Daerah. Seperti
dinyatakan Anita Lie (2010) pada mata pelajaran kesenian daerah,
siswa diajak mengenal dan mempraktekkan beragam peninggalan seni
budaya daerah, falsafah budaya, dan manfaatnya.

c) Budaya Sekolah

Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta


didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor
dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar
anggota kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan
antar kelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika
bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan,
keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial,
kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab
merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.
Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter dalam budaya sekolah
mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta
didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

d) Pengembangan Proses Pembelajaran

Pembelajaran pendidikan karakter menggunakan pendekatan


proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat pada anak;
dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Kegiatan di Kelas, pengembangan nilai-nilai tertentu seper ti kerja
keras, jujur, tol eran si, disiplin, mandiri, se mangat kebangsaan, cinta

9
tanah air, dan gemar membaca dapat melalui kegiatan belajar yang
biasa dilakukan guru. Untuk pengembangan beberapa nilai lain seperti
peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif
memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki
kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
itu.

Kegiatan di Sekolah, Melalui kegiatan yang dapat dimasukkan ke


dalam program sekolah adalah lomba vocal group antar kelas tentang
lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema
budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya dan karakter
bangsa, lomba olah raga antar kelas, lomba kesenian antarkelas,
pameran hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa,
pameran foto hasil karya peserta didik bertema budaya dan karakter
bangsa, lomba membuat tulisan , lomba mengarang lagu, melakukan
wawancara kepada tokoh yang berkaitan dengan budaya dan karakter
bangsa, mengundang berbagai narasumber untuk berdiskusi, gelar
wicara, atau berceramah yang berhubungan dengan budaya dan karakter
bangsa.

Kegiatan di luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan


kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, yang
dirancang sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam
Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang
menumbuhkan rasa cinta terhad ap tanah air, menumbuhkan semangat
kebangsaan, melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan
kepedulian dan kesetiakawanan sosial.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga dan lingkungan sekolah.

3.2 Saran
Diharapkan dengan diterapkannya pendidikan karakter di SD dapat
membentuk pribadi siswa yang unggul dalam berperilaku dan memiliki
kepribadian yang sesuai dengan moral- moral pancasila dan agama.
Untuk itu penerapan pendidikan karakter di SD sangat diperlukan,
sehingga kita dapat menjadi orang yang bermoral dan berpancasila.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sri judiani. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui


Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010.

(PDF) Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui


Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Available from:
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/519
[accessed May 31 2023].

https://www.kajianpustaka.com/2017/12/nilai-tujuan-fungsi-dan-prinsip.html

iii

Anda mungkin juga menyukai