Anda di halaman 1dari 36

1

SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL)


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aljabar Linear
Dosen Pengampu: Dr. H. Supratman., Drs., M.Pd.

Oleh:
Desarah Nur Azizah
Fika Alma Nurhusni
Novi Pebriawati
Dzikri Nashrul Fauzi
Intan Nurjanah

(142151206)
(142151179)
(142151044)
(142151021)
(132151155)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah berjudul Sistem
Persamaan Linear. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Aljabar Linear.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dihadapkan pada suatu masalah
perhitungan yang melibatkan beberapa variabel. Sebagai contoh, berapa harga
minyak /liter jika yang diketahui adalah harga /tong, atau berapa jumlah bahan
bakar yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu, dan sebagainya.
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan sistem persamaan
linear. Sistem persamaan linear adalah gabungan dua atau lebih persamaan linear
yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak
bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dan memberikan dorongan
oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyaknya-banyaknya.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

Tasikmalaya, 29 Agustus 2016


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Makalah.........................................................................................2
D. Kegunaan Makalah....................................................................................3
BAB II

PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Sistem Persamaan Linear...........................................................................4


B. Operasi Baris Elementer............................................................................9
C. Sistem Persamaan Linear Homogen........................................................16
BAB III PENUTUP............................................................................................20
A. Simpulan..................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang dibutuhkan oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung mapun tidak
langsung. Berbagai hal yang terdapat di alam semesta ini telah ada ukurannya,
hitungannya, dan teoremanya. Seseorang yang ahli matematika tidak membuat
sesuatu teorema. Mereka hanya menemukan teorema tersebut. Oleh karena itu,

apabila di dalam kehidupan ditemukan suatu permasalahan manusia harus selalu


berusaha untuk menemukan solusinya. Pembuktian kebenaran suatu teorema
harus selalu ada pada saat menemukan teorema tersebut. Apabila kebenaran
teorema tersebut belum jelas, maka kita tidak boleh mengikutinya.
Untuk membuktikan kebenaran sesuatu (pernyataan/berita), maka diperlukan
pengetahuan matematika. salah satu cabang dari pengetahuan matematika adalah
aljabar. Aljabar linear mempelajari sistem persamaan linear dan solusinya, vektor,
dan tranformasi linear.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dihadapkan pada suatu masalah
perhitungan yang melibatkan beberapa variabel. Sebagai contoh, berapa harga
minyak /liter jika yang diketahui adalah harga /tong, atau berapa jumlah bahan
bakar yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu, dan sebagainya.
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan sistem persamaan
linear.
Penyelesaian masalah perhitungan menggunakan sistem persamaan linear,
sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sistem persamaan linear bahkan sudah
digunakan sejak 4000 tahun yang lalu (sekitar tahun 2000 SM) pada masa
Babylonian (Babel). Meskipun babel sudah menggunakan sistem persamaan linear
dalam kehidupan sehari-hari mereka, namun istilah Sistem Persamaan Linear
(Linear Equation) sendiri baru muncul sekitar abad ke-17 oleh seorang
matematikawan Perancis bernama Rene Decartes.
Pada abad kedelapan belas tidak ada studi tentang persamaan linear tentang
determinan, sehingga tidak ada pertimbangan diberikan untuk sistem di mana
jumlah persamaan berbeda dari jumlah tidak diketahui. Sehubungan dengan
penemuan tentang metode kuadrat terkecil (diterbitkan dalam a paper in 1811
dealing with the determination of the orbit of an asteroid), Gauss paper pada tahun
1811 berkaitan dengan penentuan orbit asteroid), memperkenalkan prosedur yang
sistematis, dan sekarang disebut eliminasi Gaus untuk solusi sistem persamaan
linear.
Namun, metode eliminasi Gauss dirasa kurang efisien untuk menyelesaikan
sebuah SPL, sehingga pada perkembangannya metode ini disempurnakan menjadi
eliminasi Gauss-Jordan. Motede tersebut dinamai Eliminasi Gauss-Jordan untuk
menghormati Carl Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan.

Wilhelm Jordan (1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli dalam
bidang geodesi. Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku
populernya, Handbuch de Vermessungskunde (Buku panduan Geodesi) pada
tahun 1988.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem persamaan linear?
2. Bagaimana menyelesaikan sistem persamaan linear?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem persamaan linear homogen?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini yaitu
1.
2.
3.

untuk mengetahui dan mendeskripsikan :


Pengertian sistem persaam linear;
Cara menyelesaikan sistem persamaan linear;
Sistem persamaan linear homogen.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat bagi:

1.

Penulis, sebagai tempat penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya

2.

tentang sistem persamaan linear;


Pembaca, sebagai media informasi tentang sistem persamaan linear.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Persamaan Linear
Suatu persamaan linear yang mengandung n peubah x1,x2,,xn
dinyatakan dalam bentuk a1x1+ a2x2+ + anxn= b dengan a1, a2, , an, b
adalah konstanta riil dan a1,a2 tidak keduanya nol. Persamaan linear tidak
mengandung hasil kali atau akar dari variabel. Seluruh variabel yang ada
hanya dalam bentuk pangkat pertama dan bukan merupakan argumen dan
fungsi trigonometri, fungsi logaritma ataupun fungsi exponensial.
Contoh 2.1.1:
a. x + y = 4 persamaan linear dengan 2 peubah
b. 2x 3y = 2z+1 persamaan linear dengan 3 peubah
c. 2 log x + log y = 2 bukan persamaan linear
d. 2ex = 2x+ 3 bukan persamaan linear
Definisi SPL : Himpunan berhingga dari persamaan linear atau suatu
sistem yang memiliki m persamaan dan n variabel.
( Bilangan yang tidak diketahui ).

SPL mempunyai m persamaan dan n variable.


Matris yang diperbesar (augmented matrix)

Contoh :

2 3 4
3 4 5

Menyelesaikan persamaaan linear dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya:

1. Eliminasi
Contoh:
x 1+3 x 2=7
x1 +x 2=3
Penyelesaian:

x 1 +3 x 2=7
x 1 + x 2=3

2 x 2=4
x2 =2
x 1 +3 x2 =7
3 x 1 +3 x2=9

2 x 1=2
x2 =1

2. Substitusi
Contoh:
x 1+3 x 2=7
x 1+ x 2=3
Penyelesaian:
x 1+3 x 2=7
x 1=73 x 2
-

x 1+ x 2=3

( 73 x 2 ) +x 2=3
3 x 2 + x 2=7 +3

2 x 2=4
x 2=2
x 1=73 x 2

x 1=73 ( 2 ) =76=1

3. Campuran (eliminasi dan substitusi)


Contoh:
x 1+3 x 2=7
x1 +x 2=3
Penyelesaian:
#Eliminasi

x 1 +3 x 2=7
x 1 + x 2=3

2 x 2=4
x2 =2

#Substitusi
x 1+ x 2=3
x 1+2=3
x 1=1
4. Grafik
Contoh :
x 1+ x 2=3

persamaan 1

x 1+3 x 2=7 persamaan 2


Untuk persamaan 1
x 1+ x 2=3
Jika

x 1=0
x 2=0

maka
maka

x 2=3
x 1=3

Grafik yang terbentuk adalah

Untuk persamaan 2
x 1+3 x 2=7
Jika

x 1=0
x 2=0

maka
maka

x 2=

7
3

x 1=7

Grafik yang terbentuk adalah

Titik potong daripertemuan kedua grafik

Dengan menggunakan Eliminasi akan dicari titik potong kedua grafik tersebut
x 1+3 x 2=7
x1 + x 2=3
Penyelesaian:

x 1 +3 x 2=7
x 1 + x 2=3

2 x 2=4
x2 =2
x 1 +3 x2 =7
3 x 1 +3 x2=9

2 x 1=2
x2 =1

Jadi, titik potong yang terbentuk yaitu di

x 1=1

dan

x 2=2

5. Operasi Bilangan Elementer (OBE),dll


Solusi ( Pemecahan ) SPL
Solusi dari persamaan linear adalah suatu urutan dari n bilangan s1,s2,
sedemikian rupa sehingga persamaan tersebut akan terpenuhi jika menggantikan
x1=s1, x2=s2, , .Solusi (pemecahan) di bagi menjadi 2, yaitu :
1

Konsisten

Solusi Tunggal, jika garis l 1 dan l2 berpotongan pada satu titik

Solusi Banyak, jika garis l1 dan l2 berhimpitan

Tidak Konsisten, jika garis l1 dan l2 sejajar. Kedua garis tidak berpotongan
dan konsekuensi sistem tidak memiliki solusi

Contoh : Solusi Tunggal


2 x +3=6
Penyelesaian:
2 x +3=6
2 x =63
2 x =9
9
x= 2

(Penyelesaian tunggal/Satu Penyelesaian)

Contoh : Solusi Banyak


2 x 1 + x 2=4
4 x 1 +2 x2 =8
Penyelesaian:
2 x 1 +x 2=4

2 4 x 1 +2 x2 =8

4 x 1 +2 x2 =8

1 4 x 1 +2 x2 =8 _
0

= 0 (Solusi Banyak)

Contoh : Tidak Konsisten


x 1+2 x 2=3
2 x 1 +4 x2 =5
Penyelesaian:
x 1+2 x 2=3

2 2 x 1 +4 x2 =6

2 x 1 +4 x2 =5

1 2 x 1 +4 x2 =5 _
0 1 (Tidak konsisten/ tidak ada

solusi)

0 = Konstanta
B. Operasi Baris Elementer
Pada bagian ini kita akan memberikan prosedur yang sistematik untuk
memecahkan sistem-sistem persamaan linear; prosedur tersebut didasarkan
kepada gagasan untuk mereduksi matriks yang diperbesar menjadi bentuk
yang cukup sederhana sehingga sistem persamaan tersebut dapat
dipecahkan dengan memeriksa sistem tersebut.

1 0 01
0 1 02
0 0 13

]
Matriks di atas adalah contoh matriks yang dinyatakan dalam bentuk

eselon baris terreduksi (reduced row-echelon form). Supaya berbentuk


seperti ini, maka matriks tersebut harus mempunyai sifat-sifat berikut.
1

Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari nol, maka bilangan taknol pertama

dalam baris tersebut adalah 1. (Kita namakan 1 utama).


Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka semua baris

seperti itu dikelompokkan bersama-sama di bawah matriks.


Dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak terdiri
dari nol, maka 1 utama dalam baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh

ke kanan dari 1 utama dalam baris yang lebih tinggi.


Masing-masing kolom yang mengandung 1 utama mempunyai nol di
tempat lain.
Matriks yang memiliki sifat-sifar 1,2 dan 3 dapat dikatakan dalam
bentuk eselon baris (row-echelon form).

Berikut ini adalah beberapa contoh matriks dalam bentuk seselon baris terreduksi.

1 0 0 4
0 1 0 7
0 0 1 1

] [ ]
1 0 0
0 1 0
0 0 1

[ ]
0 1 2 0 1
00 0 13
00 0 00
00 0 00

[ ]
0 0
0 0

Matriks-matriks berikut adalah matriks dalam bentuk eselon baris.

1 2 39
0 1 56
0 0 12

] [ ] [
1 1 0
0 1 0
0 0 0

0 1 260
0 0 120
0 0 001

Tidak sukar untuk memantau apabila matriks dalam bentuk eselon baris harus
mempunyai nol di bawah setiap 1 utama. Bertentangan dengan hal ini, matriks dalam
bentuk eselon baris terreduksi harus mempunyai nol di atas dan di bawah masingmasing 1 utama.
Prosedur untuk meredusi matriks menjadi bentuk eselon baris
tereduksi

dinamakan

eliminasi

Gauss-Jordan,

sedangkan

untuk

mereduksi matriks menjadi bentuk eselon baris dinamakan eliminasi


Gauss.
Contoh 1:
Pecahkanlah dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan.
x1

+ 3x2 2x3

2x1

+ 6x2 5x3 2x4 + 4x5 3x6 = 1


5x3

2x1

+ 6x2

+ 2x5
+ 10x4

=0
+ 15x6 = 5

+ 8x4 + 4x5 + 18x6 = 6

Maka matriks yang diperbesar dari sistem tersebut adalah

1
2
0
2

3 2 0 2 0 0
6 52 4 31
0 5 10 0 15 5
6 0 8 4 18 6

Dengan menambahkan -2 kali baris pertama pada baris kedua dan keempat maka
akan mendapatkan

1
0
0
0

3 2 0 2 0 0
0 12 0 3 1
0 5 10 0 15 5
0 4 8 0 18 6

Dengan mengalikan dengan -1 dan kemudian menambahkan -5 kali baris kedua


kepada baris ketiga dan -4 kali baris kedua kepada baris keempat maka akan
memberikan

1
0
0
0

3 2 0 2 0 0
0 1 2 0 31
0 0 0 0 00
0 0 0 0 62

Dengan mempertukarkan baris ketiga dengan baris keempat dan kemudian


mengalikan baris ketiga dari matriks yang dihasilkan dengan 1/6 maka akan
memberikan bentuk eselon baris

1
0
0
0

0
3 2 0 2 0
1
0 1 2 0 3
1
0 0 0 0 1
3
0 0 0 0 0
0

Dengan menambahkan -3 kali baris ketiga pada baris kedua dan kemudian
menambahkan 2 kali baris kedua dari matriks yang dihasilkan pada baris pertama
maka akan menghasilkan bentuk eselon baris terreduksi

1
0
0
0

0
3 2 0 2 0
0
0 1 2 0 0
1
0 0 0 0 1
3
0 0 0 0 0
0

Sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian adalah


x1

+ 3x2
x3

+ 4x4 + 2x5

=0

+ 2x4

=0
x6

1
3

Dengan memecahkannya untuk peubah peubah utama, maka kita dapatkan


x1 = 3x2 4x4 2x5
x3 = 2x4

x6 =

1
3

Jika kita menetapkan nilai-nilai sebarang r, s, dan t berurutan untuk x2, x4, dan x5,
maka himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus-rumus
x1 = 3r 4s 2t , x2 = r , x3 = 2s , x4 = s , x5 = t , x6 =

1
3

Contoh 2:
Pecahkanlah dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan.
x 1+2 x 2+ X 3=6
x 1+3 x 2 +2 x 3=9
2 x 1 + x 2+ 2 x 3=12
Penyelesaian:
Maka matriks yang diperbesar dari sistem tersebut adalah:

1 2 16
1 3 29
2 1 2 12

Cara mereduksi matriks ini yaitu jumlahkan baris kedua dengan negatif satu kali
baris pertama, lalu jumlahkan baris ketiga dengan negatif dua kali baris pertama,
maka kita dapatkan

1 2 16
0 1 13
0 3 0 0

Karena baris kedua sudah terdapat satu utama, maka angka di bawah satu utama
harus nol. Oleh karena itu, jumlahkan baris ketiga dengan tiga kali baris kedua.
Maka diperoleh
1 2 16
0 1 13
0 0 39

[ ]

Buat satu utama dibaris ketiga dengan cara mengalikan baris ketiga dengan

1
3

[ ]
1 2 16
0 1 13
0 0 13

Karena ini merupakan eleminasi gauss Jordan, maka elemen-elemen di atas


diagonal utama harus bernilai nol. Oleh karena itu, jumlahkan baris pertama dan
kedua dengan negatif satu kali baris ketiga
1 2 03
0 1 00
0 0 13

[ ]

Jumlahkan baris pertama dengan negatif dua kali baris kedua, sehingga hasil dari
reduksi menjadi bentuk eselon baris tereduksi seperti ini
1 0 03
0 1 00
0 0 13

[ ]

Sistem persamaan yang bersesuaian adalah


x1 = 3
x2 = 0
x3 = 3
Maka himpunan penyelesaiannya adalah {3,0,3 } .
Terkadang lebih mudah memecahkan sistem persamaan linear
dengan menggunakan eliminasi Gauss untuk mengubah matriks yang
diperbesar menjadi ke dalam bentuk eselon baris tanpa meneruskannya ke
bentuk eselon baris terreduksi. Bila hal ini dilakukan, maka sistem
persamaan-persamaan yang bersesuaian dapat dipecahkan dengan sebuah
cara yang dinamakan substitusi balik (back-substitution). Kita akan
melukiskan metode ini dengan menggunakan sistem persamaan-persamaan
pada contoh 1.
Dari perhitungan dalam contoh 1, bentuk eselon baris dari matriks yang
diperbesar tersebut adalah

1
0
0
0

0
3 2 0 2 0
0
0 1 2 0 0
1
0 0 0 0 1
3
0 0 0 0 0
0

Untuk memecahkan sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian


x1

+ 3x2

2x3
x3

+ 2x5

=0

+ 2x4

+ 3x6 = 1
x6

1
3

maka kita memprosesnya sebagai berikut :


Langkah 1.
Pecahkanlah persamaan-persamaan tersebut untuk peubah-peubah utama.

x1 = 3x2 + 2x3 2x5


x3 = 1 2x4 3x6
x6 =

1
3

Langkah 2.
Mulailah dengan persamaan bawah dan bekerjalah ke arah atas, substitusikan secara
keseluruhan masing-masing persamaan ke dalam semua persamaan yang di atasnya.

Dengan mensubstitusikan x6 =

1
3

menghasilkan
x1 = 3x2 + 2x3 2x5
x3 = 2x4
x6 =

1
3

ke dalam persamaan kedua maka akan

Dengan mensubstitusikan x3 = 2x4 ke dalam persamaan pertama maka akan


menghasilkan
x1 = 3x2 4x4 2x5
x3 = 2x4
x6 =

1
3

Langkah 3.
Tetapkanlah nilai-nilai sebarang pada setiap peubah tak utama.
Jika kita menetapkan nilai-nilai sebarang r, s, dan t berurutan untuk x2, x4, dan x5,
maka himpunan pemecahan tersebut diberikan oleh rumus-rumus
x1 = 3r 4s 2t , x2 = r , x3 = 2s , x4 = s , x5 = t , x6 =

1
3

Ini sesuai dengan pemecahan yang diperoleh pada contoh 1.


Contoh 1:
Pecahkanlah dengan menggunakan eliminasi Gauss
x1 + x2 + x3= 6
x1 + 2x2 + 3x3= 14
x1 + 4x2 + 9x3= 36
Maka matriks yang diperbesar dari sistem tersebut adalah

1 1 16
1 2 3 14
1 4 9 36

Jumlahkan baris kedua dengan negatif baris pertama dan jumlahkan baris ketiga
dengan negatif baris pertama

1 1 16
0 1 28
0 3 8 30

Jumlahkan baris ketiga dengan negatif tiga baris kedua

[ ]
1 1 16
0 1 28
0 0 26

Sehingga sistem linear yang baru :


x1 + x2 + x3 = 6
x2 + 2x3 = 8
2x3= 6, x3= 3
Gunakan substitusi mundur untuk mengetahui nilai x1 dan x2
x2 + 2x3 = 8
x2 + 2(3) = 8
x2

= 8-6 =2

x1 + x2 + x3 = 6
x1 + 2+ 3 = 6
x1 = 6-5 =1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {1,2,3}
C. Sistem Persamaan Linear Homogen
Sebuah sistem persamaan-persamaan linear dikatakan homogen jika
semua suku konstan sama dengan nol; yakni sistem tersebut mempunyai
bentuk
a11x1 + a12x2 + + a1nxn = 0
a21x2 + a22x2 + + a2nxn = 0
:

am1x1 + am2x2 + + amnxn = 0


Tiap-tiap sistem persamaan linear homogen adalah sistem yang
konsisten, karena x1 = 0, x2 = 0,.., xn = 0 selalu merupakan pemecahan.
Pemecahan terebut, dinamakan pemecahan trivial (trivial solution); jika
ada pemecahan lain, maka pemecahan tersebut dinamakan pemecahan
taktrivial (nontrivial solution).
Karena sistem persamaan linear homogen harus konsisten, maka
terdapat satu pemecahan atau tak terhingga banyaknya pemecahan. Karena

salah satu di antara pemecahan ini adalah pemecahan trivial, maka kita
dapat membuat pernyataan berikut.
Untuk sistem persamaan-persamaan linear homogen, maka persis
salah satu di antara pernyataan berikut benar.
1
2

Sistem tersebut hanya mempunyai pemecahan trivial.


Sistem tersebut mempunyai tak terhingga banyaknya pemecahan tak
trivial sebagai tambahan terhadap pemecahan trivial tersebut.
Terdapat satu kasus yang sistem homogennya dipastikan mempunyai

pemecahan tak trivial ; yakni, jika sistem tersebut melibatkan lebih banyak
bilangan tak diketahui dari banyaknya persamaan. Untuk melihat mengapa
hanya demikian, tinjaulah contoh berikut dari empat persamaan dengan
lima bilangan tak diketahui.
Contoh 1:
Pecahkanlah sistem persamaan-persamaan linear homogen berikut
dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan.
2X + 2X2 X3

+ X5

=0

-X1 X2 + 2X3 X4 + X5 = 0
X1 + X2 2X3 - 5X5
X3 + X4 + X5
Matriks

yang

diperbesar

2
2 1 0 1 0
1 1 2 3 1 0
1 1 2
0 1 0
0 0 1
1 1 0

untuk

=0
=0

sistem

tersebut

adalah

Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris tereduksi, maka kita
dapatkan

1
0
0
0

1
0
0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

1
1
0
0

0
0
0
0

Sistem persamaan yang bersesuaian adalah


X1 + X2 + X5 = 0
X3 + X5 = 0
X4 = 0
Dengan memecahkannya untuk peubah-peubah utama maka akan menghasilkan
X1 = -X2 X5
X3 = -X5
X4 = 0
Maka himpunan pemecahan akan di berikan oleh
X1 = -s t,

X2 = s,

X3 = -t ,

X4 = 0,

X5 = t

Perhatikan bahwa pemecahan trivial kita dapatkan bila s = t = 0.


Contoh 2:
Pecahkanlah sistem persamaan-persamaan linear homogen berikut
dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan.
x1 + 2x2 + 3X3

=0

2X1 + X2 + X3

=0

X1 + X2 + 2X3

=0

Penyelesaian:
Maka matriks yang diperbesar dari sistem tersebut adalah:

[ ]
1 2 30
2 1 10
1 1 20

Cara mereduksi matriks ini yaitu jumlahkan baris kedua dengan negatif dua kali
baris pertama, lalu jumlahkan baris ketiga dengan baris pertama, maka kita
dapatkan

1 2
3 0
0 3 5 0
0 1 1 0

Untuk membuat satu utama dari dari baris kedua maka baris kedua harus kali (x)
negatif

[
[

1
3

,maka diperoleh

1 2
3 0
0
0 1
5/3
1 0
0 1

Jumlahkan baris ketiga dengan baris pertama agar dibawah satu utama nol
1 2
3 0
0
0 1
5/ 3
2/ 3 0
0 0

Buat satu utama dibaris ketiga dengan cara kali(x) baris ketiga dengan

1 2
3 0
0
0 1
5/ 3
1 0
0 0

3
2

selisih baris dua dengan

5
3

baris ketiga dan selisih baris pertama dengan tiga

kali baris ketiga


1 2 00
0
0 1
0
10
0 0

Jumlah baris pertama dan negatif dua kali baris ketiga, sehingga hasil dari reduksi
menjadi bentuk eselon baris tereduksi seperti ini
1 0 00
0
0 1
0
10
0 0

Sistem persamaan yang bersesuaian adalah


x1 = 0
x2 = 0
x3 = 0
Maka himpunan pemecahan trivial dengan hasil nol.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem Persamaan Linear adalah suatu sistem yang memiliki m
persamaan dan n variabel (bilangan yang tidak diketahui). Suatu
persamaan linear yang mengandung n peubah x1,x2,,xn dinyatakan dalam
bentuk a1x1+ a2x2+ + anxn= b dengan a1, a2, , an, b adalah konstanta riil
dan a1,a2 tidak keduanya nol.
Persamaan linear tidak mengandung hasil kali atau akar dari
variabel.Prosedur yang sistematik untuk memecahkan sistem-sistem
persamaan linear dengan operasi baris elementer yaitu eliminasi gauss, dan
eliminasi gauss-jordan.
Sebuah sistem persamaan-persamaan linear dikatakan homogen jika
semua suku konstan sama dengan nol; yakni sistem tersebut mempunyai
bentuk
a11x1 + a12x2 + + a1nxn = 0
a21x2 + a22x2 + + a2nxn = 0
:

am1x1 + am2x2 + + amnxn = 0


B. Saran
Alangkah baiknya kita mengenal Matematika dulu sebelum kita
menganggap Matematika itu sulit, karena bila kita telah mengenal
Matematika dengan baik dan menikmati bagaimana Matematika itu
bekerja akan terasa bahwa Matematika itu tidaklah seburuk apa yang kita
pikirkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. (1987). Aljabar Linear Elementer. Jakarta: Erlangga.
Sofyana051. (2010). Sejarah Sistem Persamaan Linear. [Online]. Tersedia:
http://sofyana051.blogspot.co.id/2010/10/sejarah-sistem-persamaanlinier.html. [04 September 2016].

LAMPIRAN
A Soal dan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear (SPL)

1. Dengan Metode Campuran (eliminasi dan substitusi) tentukan nilai dari


12 xy dari sistem persamaan linear
Penyelesaian :

1
Misalkan : a= x

6 3
+ =21
x x

dan

7 4
=2 !
x y

1
dan b= y

Maka :
6 3
+ =21
x y

6 a+3 b=21 2 a+b=7 (persamaan 1)

7 4
+ =2 7 a+4 b=2 (persamaan 2)
x y
Eliminasi persamaan 1 dan 2:
2 a+b=7| 4|
7 a4 b=2|1|
8 a+4 b=28
7 a4 b=2
+
15 a=30
30
a=
15
a=2

Substitusi a=2 pada persamaan 1:


2 a+b=7
2.2+b=7
b=74
b=3
Maka nilai

x dan

adalah

1 1
x= = dan
a 2

1 1
y= =
b 3

1 1 12
Sehingga : 12 xy =12. 2 . 3 = 6 =2. Jadi, nilai 12 xy adalah 2.

2. Carilah Himpunan Penyelesaian dari Sistem Persamaan Linear berikut :


x+ 2 y z=3

2 x 3 y+z =6

x y + z=4
Penyelesaian :
Diketahui : x+ 2 y z=3
(persamaan 1)
2 x 3 y+z =6
.(persamaan 2)
x y + z=4

(persamaan 3)
Eliminasi persamaan 1 dan 2:
x +2 yz=3
2 x3 y + z=6
( persamaan 4)
+
3 x y=9
Eliminasi persamaan 2 dan 3:
2 x3 y + z=6
x y + z=4
( persamaan 5)

x2 y=2
Eliminasi persamaan 4 dan 5:
3 x y=9| 2|
x2 y=2| 1|
6 x2 y =18
x 2 y =2

5 x=16
16
x=
5
Substitusi

x=

16
5

pada persamaan 5:

x2 y=2
16
2 y =2
5
1016
2 y=
5
6
y=
10
3
y=
5
Substitusi

x dan

y ke dalam persamaan 1:

x+ 2 y z=3
16
3
+2. z=3
5
5
16 6
+ z=3
5 5
15 22
z=
5
5
7
z=
5
Jadi, nilai

x=

16
3
7
, y= , dan
5
5
5

3. Harga 2 buah buku dan 3 bolpoint adalah Rp 10.200,00 sedangkan harga 3


buku dan 4 bolpoint adalah Rp 14.400,00. Tentukan harga sebuah buku dan 2
buah bolpoint!
Penyelesaian :
Misal:
Harga 1 buku = x
Harga 1 bolpoint = y
Maka model matematikanya:
Harga 2 buku dan 3 bolpoint Rp 10.200,00 2 x +3 y=10.200
3 x +4 y=14.400
Harga 3 buku dan 4 buku Rp 14.400,00
Eliminasi :
2 x+ 3 y=10.200|3|
3 x+ 4 y=14.400| 2|
6 x+ 9 y=30.600
6 x + 4 y=28.800

y=1.800
Substitusi nilai

y=1.800

2 x +3. ( 1.800 )=10.200


2 x +5.400=10.200
2 x=10.2005.400
4.800
x=
2
x=2.400
Maka harga 1 buku dan 2 bolpoint :

x+ 2 y =2.400+2. (1.800 )
2.400+ 3.600
6.000
Jadi, harga sebuah buku dan 2 buah bolpoint adalah Rp.6.000,00.

4. Hitunglah himpunan penyelesaian dengan Eliminasi Gauss dari Sistem


Persamaan Linear:
4 x 12 x2=6
3 x1 + 4 x 2=1
x1 2 x 2=0
Penyelesaian :
Matriks diperbesar :

[ |]
4 2
3 4
1 2

6
1
0

b
4 1

()

[ |]

1
2
11
0
2
3
0
2
1

3
2
11
2
1

[ |]

1
2

0 1
0 0
1

3
2
1
0

b
11 2

( )

Sistem Persamaan Linear Baru:


1
3
x 2=1
x 1 x2=
dan
2
2
Substitusikan x 2=1 , maka:
1
3
x 1 x2=
2
2
1
3
x 1 (1)=
2
2

[ |]

1
2

3 4
1 2
1

3
2
1
0

b2 + (3 ) b1
b3 + (1 ) b1

[ |]

1
2
0 1
3
0
2
1

3
2
1
1

(0 )b3

1 3
x 1+ =
2 2
3 1
x 1=
2 2
x 1=

2
2

x 1=1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { 1,1 } .

5. Selesaikan dengan eliminasi gauss Jordan


2 x 1+ 2 x 2x 3 + x 5=0
x 1x 2 +2 x3 3 x 4 + x5 =0
x 1+ x22 x 3x 5=0
x 3 + x 4 + x 5=0

Penyelesaian:

[
[
[
[

|]
|]

2
1
1
0

2
1 0 1 0
1 2 3 1 0 b1 tukar dengan b3

1
2 0 1 0
0
1
1 1 0

1
1
2
0

1
2 0 1 0
1 2 3 1 0 b2 +b 1
2
1 0 1 0 b3 + (2 ) b 1
0
1
1 1 0

|]
|]

1
0
0
0

1 2 0 1 0
0 0 3 0 0 b2 tukar dengan b4
0 3
0 3 0

0
0 1
1 1

1
0
0
0

1 2 0 1
0 1
1 1
0 3
0 3
0 0 3 0

0
0

0 b3 + (3 ) b 2
0

[
[
[
[
[

|] ( )
|]

1
0
0
0

1 2 0 1
0 1
1 1
0 0 3 0
0 0 3 0

0
1
0 b3
3
0

1
0
0
0

1 2 0 1
0 1
1 1
0 0
1 0
0 0 3 0

0
0

0 b4 +3 b 3
0

|]
|]

1
0
0
0

1 2 0
0 1
1
0 0
1
0 0
0

1
1
0
0

0
0 b 2b3
0

1
0
0
0

1 2 0
0 1
0
0 0
1
0 0
0

1
1
0
0

0
0 b 1+ 2b 2

0
0

1
0
0
0

1
0
0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

Persamaan baru:
x 1+ x 2 + x 5=0
x 3 + x5 =0
x 4 =0
x 1=x 2x 5
x 3=x5
x 4=0

|]

1
1
0
0

0
0
0
0

Misalkan :

x 2= , x 5=

Hp={( x 1= ) , ( x 2= ) , ( x 3= ) , ( x 4=0 ) ,( x 5=) }

B Daftar Nilai
DAFTAR NILAI MATA KULIAH ALJABAR LINEAR
MATERI : SISTEM PERSAMAAN LINEAR (BAB II)
KELAS : VA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

NPM
142151053
142151054
142151058
142151060
142151061
142151062
142151065
142151068
142151069
142151070
142151071
142151073
142151076
142151088
142151101
142151104
142151163
142151164
142151166
142151168
142151172
142151176
142151177
142151201
142151220

NAMA
Liana Dewi
Tia Nur Septiani
Sari Yunita K
Wilda Dinnur Hikmah
Pepy Risman M
Siti Sopiah
Rahmat Jaelani
Cici Nurjanah
Ryyan M R
Yani Lilis Istiqomah
Arif Rohman
Dery Rizki Pratama
Inke Danike
Jajang Kurniawan
Muh. Fajar Fazriansyah
Thursina W. Somantri
Gina Aryani
Rima Turyani
Dede Roswati
Siti Salamah
Siska Puspawati
Santi Maryani
Nandhita Aprilianti N
Mega Herlinda
Rizky Ashqi

NILAI
100
100
95
100
93
100
100
100
90
100
100
100
98
100
100
95
98
98
100
95
90
90
100
90
82

KELAS : VC
No.
1
2
3
4
5
6

NPM
142151118
142151130
142151134
142151140
142151142
142151160

NAMA
Ghea Nur Fadhilah Eka Putri
Wiwit Nurul Akmalia
Rahmi Sri Wahyuni
Dita Oktavianty
Rina Nuraeni
Yusi Lestari

NILAI
82
66
79
84
82
82

KELAS : VD
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

NPM
142151001
142151002
142151003
142151005
142151006
142151008
142151009
142151010
142151011
142151012
142151013
142151015
142151016
142151017
142151018
142151019
142151023
142151024
142151027
142151029
142151030
142151031
142151033
142151034
142151035
142151036
142151087
142151146
142151151

NAMA
Nina Siti Kurniati
Muhammad Rizal
Ikke Siti Muflihah
Syifa Fauziah
Andini Sri R
Amelia Octaviani
Linda Fathirahma
Gini Alawiyah
Anisa Nurlita
Rima Apriani
Rizki Hikmalia Putri
Riska Mareta D
Tiara Kustira Rahayu
Mario K
Asep Gilang R
Rima Novia Purnama
Ulya Nur Rahma
Resmi Frawesti
Yoan Mega Wati
Ikbal Sigit P
Liza Adiati
Dede Pujawati
Neni Laelasari
Widianti
Risma Damayanti
Meli Sati Wati
Evi Novitasari
Ilham Prayoga
Dewi Fujianti

NILAI
100
93
100
100
100
100
100
100
100
93
100
100
100
95
63
100
85
100
100
95
100
100
90
100
100
100
90
80
63

KELAS : VE
No.
1
2
3

NPM
142151026
142151192
142151224

NAMA
Restu Rahayu
Risma Rismiawati
Nurul Ulfa Sholihan

NILAI
90
88
65

KELAS : VF
No.
1
2
3
4

NPM
132151154
132151163
132141165
132151169

NAMA
Tria Ermina N
Fitri Handayani
Asti W. Sari
Annisa Siti H

NILAI
100
100
100
100

Anda mungkin juga menyukai