Anda di halaman 1dari 39

BANGUN RUANG

Materi Diskusi Kuliah


Kapita Selekta Matematika Sekolah
Dosen pengampu : Drs. Toto Bara Setiawan, M.Si.

Oleh
Kelompok 8 :
1. Farida Fauziyah

(120210101018)

2. Alfiah Islamiah

(120210101019)

3. Muh. Mahfut

(120210101047)

4. Anto Nurdiansyah

(120210101052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

pada mata kuliah

kapita selekta matematika sekolah yang berjudul bangun ruang sisi datar dengan
tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai bentuk untuk memenuhi syarat
pembelajaran mata kuliah Kapita Selekta Matematika Sekolah. Dalam kesempatan
ini, kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Toto Bara Setiawan,
M.Si selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta Matematika Sekolah yang telah
membimbing serta membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami juga
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah Kongruensi dan Kesebangunan Pada Segitiga ini dapat
bermanfaat untuk pembaca, tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.

Jember, April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1

Latar Belakang..................................................................................................... 4

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3

Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB 2. PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6
2.1

Definisi Bangun Ruang ................................................................................... 6

2.2

Macam- macam Bangun Ruang ..................................................................... 6

2.2.1

Bangun Ruang Sisi Datar ......................................................................... 6

2.2.2

Bangun Ruang Sisi Lengkung ................................................................. 25

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 38

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai bentuk-bentuk bangun
ruang baik itu pada rumah, sekolah, maupun benda benda yang ada di sekitar
kita. Misalnya rubik berbentuk kubus, almari berbentuk balok, atap rumah
berbentuk prisma dan piramida di Mesir berbentuk limas. Dan masih banyak lagi
benda benda di sekitar kita yang menyerupai bangun ruang sisi datar layaknya
kubus, balok, prisma, dan limas
Untuk lebih mengetahuinya, kita akan mempelajari bangun ruang sisi datar
melalui pembahasan berikut ini. Bangun ruang sisi datar memiliki 4 bangun
yaitu kubus, balok, prisma, dan limas. Tiap tiap bangun memiliki definisi
masing masing dan sifat - sifat yang khas. Dan setiap bangun memiliki unsur
unsur seperti titik sudut, rusuk, sisi, diagonal ruang, diagonal sisi, dan bidang
diagonal.

Mempelajari bangun-bangun ini menjadi kebutuhan tersendiri bagi

setiap individu, dengan mempelajari sifat-sifat dari bangun-bangun ini


diharapkan dapat memudahkan dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari
yang berhubungan dengan dan bangun ruang
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bangun ruang dan macam-macamnya?
2. Bagaimana unsur-unsur pada bangun ruang sisi datar dan lengkung?
3. Bagaimana cara membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar dan
lengkung?
4. Bagaimana cara menghitung luas permukaan pada bangun ruang sisi datar
dan lengkung?
5. Bagaimana cara menghitung volume pada bangun ruang sisi datar
lengkung?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian bangun ruang dan macam-macamnya.
2. Mengetahui unsur-unsur pada bangun ruang sisi datar dan lengkung.
4

3. Mengetahui cara membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar dan


lengkung.
4. Mengetahui cara menghitung luas permukaan pada bangun ruang sisi datar
dan lengkung.
5. Mengetahui cara menghitung volume pada bangun ruang sisi datar dan
lengkung.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1

Definisi Bangun Ruang


Bangun ruang menurut Sumanto (2008:58) disebut juga bangun tiga

dimensi. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang
dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan model yang membatasi bangun tersebut
menentukan nama dan bentuk bangun tersebut. Misalnya bangun yang dibatasi
oleh 6 sisi yang sama ukuran dan bentuknya disebut kubus, bangun yang dibatasi
oleh 6 sisi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar atau berbentu persegi
panjang disebut balok dan prisma, serta bangun yang dibatasi oleh sisi lengkung
dan dua buah lingkaran disebut tabung. Jumlah serta model sisi yang dimiliki oleh
sebuah bangun tertentu merupakan salah satu sifat bangun ruang tersebut. Jadi,
sifat suatu bangun ruang ditentukan oleh jumlah sisi, model sisi, dan lain-lain.
2.2

Macam- macam Bangun Ruang


Bangun ruang terbagi dalam dua macam yaitu bangun ruang sisi datar dan

bangun ruang sisi lengkung.


2.2.1

Bangun Ruang Sisi Datar


Bangun ruang sisi datar merupakan suatu bangun ruang yang sisi-sisnya

berupa bidang datar. Bangun ruang sisi terdiri atas empat bangun yaitu kubus,
balok, prisma, dan limas.
a. Kubus
Kubus adalah salah satu macam bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh 6
bidang datar berupa persegi yang kongruen (panjang sisi-sisinya sama).
Untuk setiap bangun ruang sisi datar, jaring-jaringnya dapat digambarkan.
Jaring-jaring kubus merupakan sekumpulan bidang datar yang bila disatukan
(dilipat) dapat membentuk kubus.
Ada berbagai macam jaring-jaring bangun kubus, salah satunya adalah

Gambar Kubus

Gambar Jaring-jaring Kubus

Dari gambar kubus dan jaring-jaringnya diatas dapat dilihat unsur-unsur yang
membangun suatu kubus. Unsur-unsur tersebut adalah :
Kubus memiliki 8 titik sudut : A, B, C, D, E, F, G, H
Kubus memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang kongruen (lihat pada gambar
jaring-jaring kubus)
Kubus memiliki 12 buah rusuk yang kesemuanya sama panjang :

Selain unsur-unsur diatas kubus juga memiliki unsur lain berupa diagonal.
Diagonal kubus dapat dibagi menjadi dua macam yaitu diagonal sisi dan
diagonal ruang. Diagonal sisi kubus merupakan garis diagonal dari sisi pada
kubus, sedangkan diagonal ruang merupakan garis diagonal dari sebuah bidang
diagonal. Kubus memiliki 12 buah diagonal sisi dan 4 buah diagonal ruang.
Berikut ini diperlihatkan bagaimaimana bentuk diagonal-diagonal kubus.

Setiap bidang sisi bangun kubus


memiliki 2 diagonal sisi. Jadi,
kubus memiliki 12 diagonal sisi,
yaitu :
,

kubus memiliki 4 diagonal


ruang, yaitu :

Dari gambar diatas sekarang dapat lebih dipahami bagian mana dari kubus
yang merupakan diagonal sisi dan bagian mana yang merupakan diagonal ruang.
Sebuah bidang dapat dibentuk dari diagonal sisi dan rusuk kubus. Bidang ini
disebut bidang diagonal. Kubus hanya memiliki 6 bidang diagonal, perhatikan
kembali gambar berikut.
Kubus memiliki 6 bidang
diagonal yaitu : BCHE, ADGF,
CDEF, ABGH, BDHF dan
AEGC
Setelah mengetahui bagaimana kubus itu, untuk selanjutnya akan dijelaskan
mengenai luas bangun ruang kubus atau sering disebut luas permukaan kubus.
Luas permukaan kubus adalah luas dari seluruh bidang sisi pada permukaan
kubus. Dari penjelasan sebelumnya, diketahui kubus memiliki 6 bidang sisi
sebagai unsur pembentuk dengan ukuran yang sama. Setiap sisinya merupakan
persegi. Jika demikian panjang sisi persegi akan sama dengan panjang rusuk
kubus,
Jaring jaring kubus
Jaring-jaring kubus diperoleh dengan cara membuka kubus tersebut sehingga
terlihat seluruh permukaan balok. Coba perhatikan alur pembuatan jaring-jaring
kubus yang digambarkan di bawah ini

Jaring jaring kubus yang diperoleh di atas. Tersusun atas rangkaian 6 buah
persegi yang kongruen. Terdapat berbagai macam bentuk jaring jaring kubus
diantaranya adalah sebagai berikut :
8

Luas permukaan kubus


Untuk menghitung luas permukaan kubus berarti kita menghitung satu demi
satu luas dari sisi sisi yang terdapat pada kubus. Dan itu bisa didapatkan dari
menganalisis jaring jaringnya. Coba perhatikan gambar kubus beserta jaring
jaringnya di bawah ini :

Terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan


kubus, berarti sama saja dengan menghitung luas buah persegi yang sama dan
kongruen maka:
Luas permukaan kubus
= 6 x (s x s)
=6x
L= 6
Jadi, luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Luas Permukaan kubus = 6 x

Volume kubus
Untuk mengetahui volume kubus perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar di atas menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda.


Kubus pada gambar (a) merupakan kubus satuan. untuk membuat kubus satuan
pada gambar (b) , diperlukan 2x2x2=8 kubus satuan, sedangkan kubus pada
gambar (c) , diperlukan 3x3x3=27 kubus satuan. dengan demikian, volume atau
isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus
tersebut sebanyak tiga kali. Sehingga:

Jadi, volume kubus dapat dinyatakan sebagai berikut

Dengan s merupakan panjang rusuk kubus.

b. Balok
Balok merupakan bangun ruang sisi datar yang mirip dengan kubus, akan
tetapi perbedaannya balok dibatasi oleh 6 bidang datar tidak semuanya
kongruen. Balok memiliki tiga pasang sisi berhadapan, masing-masing pasang
sisi berhadapan sama bentuk dan ukurannya.
Seperti halnya bangun ruang kubus, jaring-jaring balok dapat pula digambarkan. Jaring-jaring balok merupakan sekumpulan bidang datar yang bila
disatukan (dilipat) dapat membentuk balok. Ada berbagai macam jaring-jaring
bangun ruang balok , salah satunya adalah
10

Gambar Balok

Gambar Jaring-jaring Balok

Dari gambar Balok dan jaring-jaringnya diatas dapat dilihat unsur-unsur yang
membangun suatu balok. Unsur-unsur tersebut adalah :
Balok memiliki 8 titik sudut : A, B, C, D, E, F, G, H
Balok memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang yang tidak semuanya
kongruen (lihat pada gambar jaring-jaring balok)
Balok memiliki 12 buah rusuk yang panjangnya bisa berbeda-beda :

Selain unsur-unsur diatas balok juga memiliki unsur lain yaitu diagonal.
Macam diagonal balok ada dua yaitu diagonal bidang dan diagonal ruang.
Diagonal sisi balok merupakan garis diagonal dari sisi pada balok, sedangkan
diagonal ruang merupakan garis diagonal dari sebuah bidang diagonal. Balok
memiliki 12 buah diagonal sisi dan 4 buah diagonal ruang. Berikut ini
diperlihatkan bagaimaimana bentuk diagonal-diagonal balok.
Setiap bidang sisi bangun balok
memiliki 2 diagonal sisi. Jadi,
balok memiliki 12 diagonal
sisi,
yaitu
:
,

memiliki
ruang, yaitu :
balok

diagonal

Dari gambar diatas sekarang dapat jauh dipahami bagian mana dari balok
yang merupakan diagonal sisi dan bagian mana yang merupakan diagonal ruang.
11

Sebuah bidang dapat dibentuk dari diagonal sisi dan rusuk balok. Bidang ini
disebut bidang diagonal. Balok hanya memiliki 6 bidang diagonal, perhatikan
kembali gambar berikut.
Kubus memiliki 6
bidang diagonal yaitu :
BCHE, ADGF, CDEF,
ABGH, BDHF dan
AEGC

Setelah mengetahui bagian dari balok, untuk selanjutnya akan dijelaskan


mengenai luas bangun ruang balok atau secara umum disebut luas permukaan
balok. Luas permukaan balok adalah luas dari seluruh bidang sisi pada
permukaan balok. Dari penjelasan sebelumnya, diketahui balok memiliki 6 sisi
bidang pembentuk yang terdiri dari 3 pasang sisi yang saling berhadapan dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Coba perhatikan gambar balok berikut.

Pada balok ABCD.EFGH diatas,


Sisi ABCD berhadapan dengan sisi EFGH.
AB = CD = EF = GH
BC = AD = FG = EH
Sisi ADHE berhadapan dengan sisi BCGF.
AD = EH = BC = GF
AE = DH = BF = CG
Sisi ABFE berhadapan dengan sisi DCGH.
AB = EF = DC = GH
AE = BF = DH = CG
12

Jaring-Jaring Balok
Sama halnya dengan kubus, jaring-jaring balok diperoleh dengan cara
membuka balok tersebut sehingga terlihat seluruh permukaan balok. Coba
perhatikan

alur

pembuatan

jaring-jaring

balok

yang

digambarkan.

Jaring jaring balok yang diperoleh di atas. Tersusun atas rangkaian 6


buah persegi panjang. Rangkaian tersebut terdiri atas tiga pasang persegi panjang
yang setiap pasangnya memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Terdapat berbagai
macam bentuk jaring jaring balok diantaranya adalah sebagai berikut :

Luas permukaan balok


Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara mencari luas
permukaan kubus, yaitu dengan menghitung semua luas jaring - jaringnya
13

Misalkan rusuk rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t
(tinggi) seperti pada gambar. Demikian , luas permukaan balok tersebut adalah
Luas permukaan balok = luas persegi panjang 1 + luas persegi panjang 2 +
luas persegi panjang 3 + luas persegi panjang 4 + luas persegi panjang 5 +
luas persegi panjang 6
=
=

=2(
= 2(

)
)

Luas Permukaan Balok = 2(

Volume balok
Proses penurunan rumus balok memiliki cara yang sama seperti pada kubus.
Caranya adalah dengan menetukan saru balok yang dijadikan acuan untuk balok
yang lain. Proses ini digambarkan pada gambar di bawah ini :

14

Gambar di atas menunjukkan beerbagai balok dari balok satuan. Gambar (a)
adalah balok satuan. Untuk nenbuat balok seperti pada gambar (b), diperlukan 2
x 2 x 2 = 8 balok satuan, sedangkan untuk membuat balok pada gambar (c)
diperlukan 3 x 2 x 3 = 18 balok satuan. Hal ini menunjukkan bahwa volume
satuan balok dapat diperoleh dengan cara mengalika ukuran panjang, lebar , dan
tinggi balok tersebut.
Volume balok = panjang x lebar x tinggi
=pxlxt

c. Prisma
Prisma sedikit berbeda dari bangun ruang sisi datar yang telah dijelaskan
sebelumnya karena prisma tidak harus memiliki sisi yang kesemua bentuknya
segi empat. Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 bangun datar yang
kongruen dan sejajar sebagai bidang alas dan bidang tutup, serta bidang lain
sebagai sisi tegaknya. Ada berbagai macam jenis prisma yang dibedakan
berdasarkan bentuk sisi bagian alas dan tutupnya. Misalnya saja prisma segitiga,
disebut demikian karena bentuk sisi alas dan tutupnya dalah segitiga, prisma
segiempat, prisma segilima dan seterusnya.
Jaring-jaring prisma merupakan sekumpulan bidang datar yang bila disatukan
(dilipat) dapat membentuk prisma. Jaring-jaring Prisma dapat digambarkan,
akan tetapi jaring-jaring prisma akan berbeda-beda tergantung dari bentuk sisi
bagian alas dan tutupnya. Berikut ini diberikan gambar jaring-jaring prisma
dengan alas segitiga.

Prisma Segitiga

Gambar Jaring-jaring Prisma Segitiga


15

Dari gambar Prisma dan jaring-jaringnya diatas dapat dilihat ciri unsur-unsur
yang membentuk suatu Prisma. Ciri-ciri tersebut adalah :
Prisma memiliki bentuk bidang yang menjadi alas dan tutup yang kongruen.
Prisma memiliki sisi samping berbentuk segiempat
Prisma memiliki rusuk tegak.
Prisma juga memiliki diagonal seperti bangun yang lainnya, baik diagonal
sisi, diagonal ruang ataupun hasil pembentukan bidang dari diagonal sisi dan
rusuk yang disebut bidang diagonal. Berikut ini akan ditunjukkan dengan contoh
bagian mana yang merupakan diagonal-diagonal prisma (contoh yang diambil
adalah prisma segilima).

Contoh diagonal sisi prisma segilima :

Contoh diagonal ruang prisma segilima :

16

Contoh bidang diagonal prisma segilima :


EBGJ, BDIG

Setelah mempelajari semua bagian dari prisma, selanjutnya akan dibahas


mengenai luas permukaan prisma.
Luas permukaan prisma adalah luas semua bidang yang menyusun suatu
prisma. Dari jaring-jaring prisma, diketahui bidang penyusun prisma adalah
bidang alas, bidang tutup dan bidang tegak, serta bidang alas dan bidang tutup
adalah kongruen.
Jaring jaring prisma
Jaring jaring prisma diperoleh dengan cara mengiris beberapa rusuk prisma
tersebut sedemikian sehingga seluruh permukaan prisma terlihat. Misalkan,
prisma yang akan dibuat jaring jaringnya adalah prisma segitiga. Berikut ini
adalah alur pembuatan jaring jaring prisma segitiga

Dari gambar di atas terlihat bahwa jaring jaring prisma memiliki tiga persegi
panjang sebagai sisi tegak dan dua segitiga sebagai sisi alas dan sisi atas.
Berikut adalah beberapa jaring jaring prisma segitiga yang lain
17

Terdapat beberapa macam bentuk jaring jaring prisma segitiga yang dapat
dibuat. Semuanya bergantung cara mengiris beberapa rusuk prisma segitiga
tersebut. berikut jaring jaring prisma yang lain

18

Luas Permukaan Prisma


Tidak berbeda seperti kubusdan balok. Luas permukaan prisma dapat
diperoleh mengguanakan jaring jaring prisma tersebut. caranya adalah dengan
menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring jaring prisma tersebut

Dari gambar di atas terlihat bahwa prisma segitiga ABC.DEF memiliki


sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegi panjang sebagai sisi tegak.
Dengan demikian. Luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah
Luas permukaan = luas
= 2. Luas
= (2. Luas alas) + (luas bidang bidang tegak)
Jadi, luas permukaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Luas Permukaan Prisma = 2. Luas alas + luas bidang bidang tegak

Volume prisma
Untuk mengetahui rumus volume prisma, perhatikan gambar di bawah ini

19

Gambar di atas memperlihatkan sebuah balok ABCD.EFGH yang dibagi dua


secara meliintang. Ternyata hasil belahan balok tersebut membentuk bangun
prisma segitiga seperti pada gambar (b). Dengan demikian, volume prisma
segitiga adalah setengah kali volume balok.
Volume prisma BCD.FGH =

volume balok ABCD.EFGH

=
=
= luas alas

tinggi

Jadi, volume prisma dapat dinyatakan dengan rumus berikut.

Volume Prisma = luas alas x tinggi

d. Limas
Limas adalah bangun ruang sisi datar yang paling berbeda dari bagun lainnya.
Limas merupakan bangun ruang yang terdiri dari bidang alas dan bidang sisi
tegak yang berbentuk segitiga. Sama halnya prisma, limas juga memiliki banyak
macam yang dibedakan berdasarkan bidang yang membentuk alasnya, contoh
limas misalnya, limas segitiga (disebut demikian karena alas pembentukknya
adalah segitiga), limas segiempat dst.
Untuk setiap bangun ruang, jaring-jaringnya dapat digambarkan. Jaring-jaring
limas merupakan sekumpulan bidang datar yang bila disatukan (dilipat) dapat
membentuk limas. Ada berbagai macam jaring-jaring bangun ruang limas, salah
satunya adalah jaring-jaring limas segilima berikut.

Gambar Limas

Gambar Jaring-jaring Limas


20

Dari gambar limas dan jaring-jaringnya diatas dapat dilihat ciri unsur-unsur
yang membentuk suatu limas. Ciri-cirinya adalah :
Limas memiliki bentuk bidang yang menjadi alas adalah sebuah segi-n
(polygon)
Limas memiliki sisi samping berbentuk segitiga
Rusuk tegak bukan merupakan tinggi limas, tinggi limas merupakan garis
yang dibentuk oleh titik perpotongan dari bidang sisi tegak dan proyeksi titik
tersebut pada alas limas.
Limas hanya memiliki diagonal sisi akan tetapi tidak memiliki diagonal
ruang. Namun, limas tetap memiliki bidang diagonal, karena bidang diagonal
merupakan hasil pembentukan bidang dari diagonal sisi dan rusuk. Berikut ini
akan ditunjukkan dengan contoh bagian mana yang merupakan diagonaldiagonal limas (contoh yang diambil adalah limas segilima).

Contoh diagonal sisi limas segilima :

Contoh bidang diagonal limas segilima :


TOQ, TOR, TPS dll.

Setelah mempelajari semua bagian dari limas, selanjutnya akan dibahas


mengenai luas permukaan limas. Luas permukaan limas adalah luas semua
bidang yang menyusun suatu limas

21

Jaring jaring limas


Seperti bangun ruang lainnya, jaring jaring limas diperoleh dengan mengiris
beberapa rusuknya, kemudian direbahkan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di
bawah ini

Gambar di atas memperlihatkan cara memperoleh jaring jaring limas


segiempat. Dan berikut jaring jaring limas yang lain :

Luas permukaan Limas


Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat diperoleh
dengan cara menentukan jaring jaring limas tersebut. kemudian menjumlahkan
luas bangun datar jaring jaring yang yang terbentuk. Untuk lebih jelasnya,
lihat gambar di bawah ini.

22

Gambar di atas memperlihatkan sebuah limas segiempat EABCD beserta


jaring jaringnya. Dengan demikian luas permukaan limas tersebut adalah
sebagai berikut.
Luas permukaan limas EABCD = luas ABCD + luas

+ luas

+luas

+luas
Secara umum, luas permukaan limas adalah sebagai berikut
Luas Permukaan Limas = luas alas + jumlah luas sisi sisi tegak

Volume limas
Misalkan ada sebuah kubus ABCD.EFGH. kubus tersebut memiliki 4 buah
diagonal ruang yang saling berpotongan di titik O. Jika diamati secara cermat,
keempat diagonal ruang tersebut membentuk 6 buah limas segiempat, yaitu
limas segiempat O.ABCD, OEFGH, OABFE, O.BCGF, O.CDHG, dan
O.DAEH. dengan demikian, volume kubus ABCD.EFGH merupakan gabungan
keenam limas tersebut
volume limas O.ABCD = volume kubus ABCD.EFGH
volume limas O.ABCD =
=
=
=
=
=
23

oleh karena

merupakan luas alas kubus ABCD.EFGH dan

merupaka

tinggi limasO.ABCD maka


volume limas O.ABCD =
tinggi
Jadi, rumus volume limas dapat dinyatakan sebagi berikut
Volume
Limas
= ruang dalam Pemecahan
tinggiMasalah
Penerapan
Konsep
Bangun

24

2.2.2

Bangun Ruang Sisi Lengkung

Bangun ruang sisi lengkung merupakan suatu bangun ruang yang memiliki
minimal satu sisi berupa bidang lengkung. Bangun ruang sisi lengkung terdiri
atas tiga bangun yaitu tabung, kerucut, dan bola.

a. Tabung
Pengertian Tabung
Tabung atau silinder adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh
dua buah lingkaran identik yang sejajar dan sebuah persegi panjang yang
mengelilingi kedua lingkaran tersebut. Sehingga jaring-jaring tabung terdiri dari
dua buah lingkaran dan sebuah persegi panjang.
Unsur-Unsur Tabung

Coba perhatikan bangun ruang tabung pada Gambar 2.2. Bangun ruang
tersebut mempunyai sisi atas (tutup) dan sisi bawah (alas) berbentuk lingkaran
yang kongruen (sama bentuk dan ukurannya). Garis AB dinamakan diameter
alas tabung. Garis PE, PA, dan PB dinamakan jari-jari alas tabung . Garis BC
dan AD dinamakan tinggi tabung . Adapun sisi samping (sisi lengkung)
dinamakan selimut tabung. Bidang yang meliputi sisi atas (tutup), sisi bawah
(alas), dan selimut tabung dinamakan permukaan tabung.

Jaring-Jaring Tabung
Perhatikan Gambar 2.3. Gambar 2.3(a) merupakan tabung yang mempunyai
jari-jari r dan tinggi t. Apabila tabung seperti pada Gambar 2.3(a) diiris
25

sepanjang garis tinggi (sepanjang AD atau BC) dan sepanjang rusuk lengkung
(sepanjang keliling lingkaran alas dan atau sepanjang keliling lingkaran tutup)
seperti pada Gambar 2.3(b) maka akan diperoleh jaring-jaring tabung seperti
pada Gambar 2.3(c).

Coba perhatikan kembali gambar jaring-jaring tabung tersebut. Sisi atas


(tutup) dan sisi bawah (alas) merupakan lingkaran yang mempunyai jarijari r. Adapun sisi lengkung (selimut tabung) merupakan persegi panjang
Luas
Permukaan Tabung
ABCD.
Menghitung luas permukaan tabung dengan cara menguraikannya menjadi
bangun datar atau jaring-jaring tabung terlebih dahulu, kemudian menghitung
luasnya.
Perhatikan Gambar 2.5. Pada Gambar 2.5 (b), dapat diamati bahwa jaringjaring tabung terdiri atas satu bangun datar persegi panjang dan dua bangun
datar lingkaran.

26

Selimut tabung (sisi lengkung) setelah diuraikan, ternyata diperoleh bangun


datar persegi panjang ABCD dengan ukuran:
Panjang selimut tabung (AB = DC) = keliling lingkaran sisi atas (tutup)
= keliling lingkaran sisi bawah (alas)
Lebar selimut tabung (AD = BC) = tinggi tabung (t).Sehingga diperoleh:
Luas selimut tabung = luas persegi panjang ABCD
= panjang selimut tabung lebar selimut tabung
= keliling lingkaran sisi atas (sisi bawah) tinggi
tabung
= 2r t.
Oleh karena permukaan tabung terdiri atas selimut tabung, sisi atas (tutup),
dan sisi bawah (alas) maka:
Luas permukaan tabung = luas selimut tabung + luas sisi atas (tutup) +
luas sisi bawah (alas)
= (2r t) +

= (2r t) + 2
= 2r(t + r).
Luas selimut tabung

= 2r t

Luas permukaan tabung

= 2r (t + r)

dengan = 3,14 atau =

, r = jari-jari tabung, dan t = tinggi tabung.

Volume Tabung
Cara mencari volume tabung identik dengan cara mencari volume prisma
pada bangun ruang sisi datar. Coba perhatikan Gambar 2.6.

27

Volume prisma beraturan = luas alas prisma tinggi prisma


Apabila alas prisma (tutup prisma) segi beraturan seperti pada Gambar 2.6
mempunyai segi yang sangat banyak maka bentuk alas prisma (tutup prisma)
akan mendekati bentuk lingkaran. Prisma yang mempunyai bentuk alas (tutup)
berupa lingkaran disebut tabung. Oleh karena itu, diperoleh volume tabung
sebagai berikut.
Volume tabung = luas alas tabung tinggi tabung
= luas lingkaran tinggi tabung
= (
=

)t
t.

Jadi, volume tabung adalah

t, dengan r adalah jari-jari tabung dan t adalah

tinggi tabung.

Volume tabung =
dengan

= 3,14 atau

, r = jari-jari tabung, dan t = tinggi

tabung.

Contoh Soal :
Luas selimut tabung adalah 1884 cm2 memiliki jari-jari = 10 cm, tentukan:
a. Tinggi Tabung
b. Luas Permukaan Tabung
c. Volume Tabung
Penyelesaian :
Diketahui : Luas Selimut Tabung = 1884 cm2, Jari-jari = 10 cm
Ditanya

a. Tinggi Tabung
b. Luas Permukaan Tabung
c. Volum Tabung
Jawab

:
28

a. Luas selimut tabung = 2 r t


1884

=2

942

= 10 t

94,2

= t

94,2

= 3,14

30

=t

10

Jadi, tinggi tabung adalah 30 cm.


b. Luas Permukaan Tabung
L

= 2 rt + 2 r2
= 1884 + 2 (3,14

102)

= 1884 + 2 (3,14

100)

= 1884 + 2 (314)
`

= 2512
Jadi, luas permukaan tabung adalah 2512 cm2.
c. Volume Tabung
V

= r2t
= 3,14

102

= 314

30

30

= 9420
Jadi, volume tabung adalah 9420 cm3.

b. Kerucut
Pengertian Kerucut
Kerucut adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah daerah
lingkaran dan sebuah bidang lengkung yang simetris terhadap porosnya yang
melalui titik pusat lingkaran tersebut.
Tabung dan kerucut hampir sama yaitu merupakan bangun ruang yang
dibatasi oleh bidang datar dan bidang lengkung. Perbedaan antara keduanya
29

hanya terletak pada adanya bidang atas pada tabung dan puncak pada kerucut.
Kerucut dapat dianggap sebagai limas yang banyaknya sisi tegak tak terhingga.

Unsur-Unsur Kerucut
Kerucut terdiri atas sisi lengkung yang dinamakan selimut kerucut dan sisi
bawah (alas) yang berupa lingkaran. Garis PA dan PC dinamakan jari-jari alas
kerucut, garis BP dinamakan tinggi kerucut , dan garis BA dan BC dinamakan
garis pelukis kerucut . Garis pelukis adalah garis yang menghubungkan puncak
kerucut dengan titik pada keliling alas.

Bidang lengkung kerucut diperoleh dari


juring lingkaran, dengan panjang busur
sama dengan keliling lingkaran alas.

Jaring-Jaring Kerucut
Perhatikan Gambar 2.9. Gambar 2.9(a) merupakan kerucut yang mempunyai
jari-jari alas r dan panjang garis pelukis s. Apabila kerucut seperti pada Gambar
2.9(a) diiris sepanjang garis pelukis s dan sepanjang rusuk lengkung pada alas
(sepanjang keliling lingkaran alas) maka akan diperoleh jaring-jaring kerucut
seperti pada Gambar 2.9(b).

Luas Permukaan Kerucut


30

Luas permukaan kerucut dapat dihitung dengan cara menghitung luas jaringjaringnya. Coba perhatikan Gambar 2.9(b). Ternyata, jaring-jaring selimut
kerucut merupakan sebuah juring lingkaran dengan ukuran:
Panjang jari-jari BC (BA) = garis pelukis kerucut (s)
Panjang busur AC

= keliling lingkaran alas kerucut


=

Oleh karena itu, luas selimut kerucut (luas juring lingkaran ABC dengan jarijari s) dapat ditentukan dengan perbandingan berikut:
=

=
Oleh karena permukaan kerucut terdiri atas selimut kerucut dan alas kerucut
maka:
Luas permukaan kerucut = luas selimut kerucut + luas alas kerucut
=

=
=
Luas permukaan kerucut

=
dengan

= 3, 14 atau

, r = jari-jari alas kerucut, dan s = garis

pelukis kerucut

Volume Kerucut
Coba kamu perhatikan Gambar 2.10

31

Apabila alas limas segi beraturan seperti pada Gambar 2.10 mempunyai segi
yang sangat banyak, maka bentuk alas limas segi beraturan tersebut akan
mendekati bentuk lingkaran. Limas yang mempunyai bentuk alas berupa
lingkaran disebut kerucut.
Volume limas =

luas alas limas tinggi limas

Oleh karena itu, volume kerucut yang mempunyai tinggi t adalah


Volume kerucut =

luas alas kerucut tinggi kerucut

= luas lingkaran yang berjari-jari r tinggi kerucut


=

Volume kerucut =
dengan

= 3, 14 atau

t.

t.
=

, r = jari-jari alas kerucut, dan t= tinggi

kerucut.
Contoh Soal :
Jari-jari dari alas kerucut 6 cm. Jika tinggi dari kerucut adalah 8 cm. Hitung :
a. Luas selimut kerucut
b. Luas permukaan kerucut
Penyelesaian :
Diketahui : r = 6 cm dan t = 8 cm
32

Ditanya

a. Luas selimut kerucut


b. Luas permukaan kerucut
Jawab

Panjang garis lukis kerucut sebagai berikut:


s

=
=
=
=
= 10

a. Luas selimut kerucur = rs


=
= 188,4
Jadi, luas selimut kerucut adalah 188,4 cm2.
b. Luas permukaan kerucut

= r(s + r)
= 3,14 6 (10 + 6)
= 18,84 16
= 301,44

Jadi, luas permukaan kerucut adalah 301,44 cm2.


c. Bola
Pengertian Bola
Bola merupakan satu-satunya bangun ruang yang hanya tersusun atas satu
bidang sisi. Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi
lengkung/kulit bola. Bola adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh
tak hingga lingkaran berjar-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang
sama. Bola dapat dibentuk dari bangun setengah lingkaran yang diputar sejauh
3600 pada garis tengahnya.

33

Luas Permukaan Bola


Tidak seperti tabung atau kerucut yang mempunyai rusuk lengkung, tidak
pula seperti kerucut yang mempunyai titik sudut, bola tidak mempunyai rusuk
lengkung dan titik sudut. Bola hanya mempunyai satu bidang sisi lengkung yang
disebut selimut bola (permukaan bola).

Luas permukaan setengah bola = 2 luas lingkaran.


Luas permukaan bola

= 2 luas permukaan setengah bola


= 2 (2 luas lingkaran)
= 2 (2.

= 4

Luas permukaan bola = 4


dengan

= 3, 14 atau

, r = jari-jari bola.

Volume Bola
Seperti halnya pada bangun ruang tabung dan kerucut yang mempunyai
rumus volume untuk menghitung daya tampungnya, pada bangun ruang bola
pun dapat di tentukan daya tampung bola menggunakan rumus volume bola.
Untuk menemukan rumus volume bola, kamu dapat memanfaatkan volume
kerucut yang telah di pelajari pada subbab sebelumnya.

34

Perhatikan gambar 2.12. gambar 2.12 (a) menunjukkan kerucut terbuka


dengan jari-jari alas r dan tinggi t = 2r. Kerucut tersebut diisi gula pasir hinnga
penuh. Selanjutnya, gula pasir dalam kerucut tersebut dipindahkan ke dalam
belahan bola gambar 2.12 (b). Jika percobaan dibawah dilakukan dengan
cermat, belahan bola dengan jari-jarir pada gambar 2.12 (b) terisi penuh oleh
gula pasir yang berasal dari kerucut yang bergambar 2.12 (a).

Diketahui volume kerucut adalah V =


Karena t = 2r , maka V =

t.

(2r) =

Ini berarti, volume belahan bola V =

Volume sebuah bola dengan jari-jari r dapat dirumuskan:


V=

Volume bola =

dengan

= 3,14 atau

, dan r = jari-jari bola

Contoh Soal :
Hitung luas permukaan dan volume bola dengan jari-jari 5 cm !
Penyelesaian :
Diketahui : r = 5 cm
Ditanya

:
a. Luas permukaan bola
35

b. Volume bola
Jawab

:
a. Luas permukaan bola
Luas permukaan bola = 4
= 4 x 3,14 x
= 12,56 x 25
= 314
Jadi, luas permukaan bola adalah 314 cm2.
b. Volume bola
Volume bola

x 3,14 x

x 392,5

= 523,33
Jadi, volume bola adalah 523,33 cm3.
Latihan Soal
1. Alas dari tabung memiliki jari-jari 14 cm. Jika luas selimut tabung adalah
3.432 cm2. Hitung volume tabung!
2.

Jika OA = 30 mm and TA = 5 cm, Hitung volume dari kerucut!

36

3.

Sebuah besi bulat memiliki jari-jari 3 cm , dimasukkan ke tabung yang


mengandung air sehingga air dalam tabung adalah naik . Jika jari-jari dasar
tabung 10 cm , berapa cm naiknya air tabung ?

Jawaban
1. Diketahui

: jari-jari
Luas permukaan tabung

Ditanya

: Volume tabung..?

Jawab

: luas permukaan tabung


3432

= 14 cm
= 3432 cm2
= 2r (r + t)
=2

. 14 (14 + t)

= 88 (14 + t)
= 1232 + 88 t
3432 1232

= 88 t

2200

= 88 t

= 25

Volume tabung

= r2t
=

. 142 . 25

= 15.400 cm3
Jadi, volume tabung adalah 15.400 cm3

2. Diket

: OA = r = 30 mm = 3 cm
TA = s = 5 cm

Ditanya

: Volume kerucut..?

Jawab :

t2

= s2 r2
= 52 32
= 25 9
= 16

=4

Jadi, tinggi kerucut = 4 cm.


37

= r2t

Volume kerucut

3,14 (3)2 4

= 37,68
Jadi, volume kerucut adalah 37,68 cm3
3. Diket

: jari-jari besi

= 3 cm

Jari-jari tabung

= 10 cm

Jadi volume besi =

Ditanya

: perubahan naiknya air tabung..?

Jawab

bentuk air yang naik mengikuti bentuk tabung, jadi volume

naik= r22 t
Volume air naik = volume bola
r22 t

r13

102 t = (3)3
100 t = 36
t

=
= 0,36

Jadi, tinggi air yang naik adalah 0,36 cm

Daftar Pustaka
Avianti, Nunik. 2007. Mudah Belajar Matematika 3: Untuk kelas IX Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah . Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Dris, J. 2011. Matematika Jilid 3 SMP dan MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat
Kurikulum Dan Perbukuan

38

Guntoro, Sigit. 2011. Aplikasi Kesebangunan Dalam Pembelajaran Matematika


SMP. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.
Masduki. 2007. Matematika IX Untuk SMP dan MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sulaiman, R. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wagiyo, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika 3: untuk SMP/MTs Kelas IX .
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

39

Anda mungkin juga menyukai