Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu:
Drs. Ahmad Tijari, M.Pd.

Disusun oleh :

Wardatul Jannah (1107623118)


Fariha Nidaul Hasanati (1107623092)
Syifa Ainurrahmah (1107623096)
Najwa Kareenina (1107623114)
Afifah Ghaida (1107623049)
Ergy Hafizh Maulana (1107623079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
I

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dengan
judul "Pacasila Sebagai Sistem Etika".Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila. Berkat tugas yang
diberikan ini kami dapat memperdalam wawasan berkaitan dengan topik yang
diberikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan
dan penulisan masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, mohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Jakarta, 16 September 2023


II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika....................2

2.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Sistem Etika...........4

2.3 Mengenal Sumber Sosiologis, Historis, Politis tentang Pancasila Sebagai


Sistem Etika.................................................................................................5

2.4 Membangun Argumen dan Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai


Sistem Etika.................................................................................................7

2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika. . .9

2.6 Rangkuman Tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai


Sistem Etika ................................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................................10

3.2 Saran.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila memiliki peran-peran yang sangat penting bagi masyarakat
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Peran Pancasila sebagai dasar negara,
Pancasila sebagai cita-cita bangsa, Pancasila sebagai pedoman atau landasan
hidup bagi bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai sistem etika tujuannya untuk mengembangkan dimensi moral
pada setiap individu sehingga dapat mewujudkan sikap yang baik dalam
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Menurut Aristoteles, pengertian etika menjadi dua yaitu Terminius Technikus
dan Manner and Custom. Terminius Technikus merupaka etika yang dipelajari
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau
perbuatan manusia. Sedangkan Manner and Custom merupakan suatu pembabasan
etika yang berhubungan atau berkaitan dengan tata cara dan adat kebiasaan yang
melekat dalan kodrat manusia atau in herent in human nature yang sangat terkait
denag arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem etika?
2. Mengapa pancasila sebagai sistem etika diperlukan?
3. Bagaimana pancasila sebagai etika menurut sumber historis, sosiologis,
dan politis?
4. Apa saja esensi dan urgensi sebagai sistem etika?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem etika.
2. Menjelaskan alasan diperlukannya pancasila sebagai sistem etika.
3. Menjelaskan esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etika.
2

BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika


Konsep Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan dan
aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensional
ini menyebabkan Pendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai :
a. Pendidikan nilai dan moral,
b. Pendidikan kemasyarakatan,
c. Pendidikan kebangsaan,
d. Pendidikan kewarganegaraan,
e. Pendidikan politik,
f. Pendidikan hukum dan hak asasi manusia,
g. Pendidikan demokrasi

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila tidak


boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional
Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan
operasional Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Selain itu, tidak bolehjuga keluar dari koridor Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini yang
menyebabkan Pendidikan Pancasila sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila,
penyadaran akan norma dan konstitusi UUD, pengembangan komitmen terhadap
NKRI, dan penghayatan terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika.
Pendidikan Pancasila dimaksudkan sebagai upaya membentuk mahasiswa
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cintatanah air yang dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila.

Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena perlunya kesadaran


akan pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi. Diharapkan, dengan pemahaman yang semakin
mendalam akan nilai-nilai Pancasila, generasi muda dapat
3

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, Pendidikan Pancasila


juga diberikan karena adanya fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun gejala yang mencerminkan kemerosotan penghayatan nilai-
nilai Pancasila, seperti kerusuhan dan sengketa berlatar belakang SARA,
kesenjangan ekonomi, ketidakmampuan golongan rendah untuk masuk
kejenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi,berbagai macam dan tingkat
kriminalitas, diskriminasi perempuan, dan peraturan daerah yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
Sistem ekonomi Indonesia yang dalam Pancasila dan UUD 1945
dikenal sebagai demokrasi ekonomi berlandaskan gotong royong, pada
praktiknyakesenjangan ekonomi tampak jelas dalam sistem liberal seperti orang-
orang kayayang semakin kaya, sebaliknya orang miskin yang semakin terpuruk.
Pendidikan Pancasila diberikan karena kesadaran akan semakin derasnya
arusideologi asing, yang berkat sayap raksasa globalisasi menggempur seluruh
pelosok Indonesia tanpa henti. Materialisme, hedonisme, konsumtivisme, serta
gaya hidup yang dibentuknya telah menerjang sudut-sudut terpencil Indonesia.
Nilai-nilai asing yang sangat digandrungi generasi muda itu dikhawatirkan
akan semakin melunturkan nilai-nilai Pancasila. Sebab itu, dirasakan pendidikan
Pancasila sebagaisuatu keharusan. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk
memberikan pemahama nbenar akan Pancasila.
Oleh sebab itu, Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila
adalah Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis-konstitusional
dan obyektif-ilmiah. Secara yuridis-konstitusional Pancasila adalah dasar Negara
yang merupakan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara. Secara
obyektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat diuraikan dan diterima
secara rasional. Pendidikan menetapkan kurikulum tingkat Satuan
Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah Pendidikan agama, Pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Pendidikan
kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan
pengenalan mahasiswa terhadap teknologi mahasiswa.

2.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Sistem Etika


4

Alasan diperlukannya pendidikan Pancasila adalah untuk mempersiapkan


generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai
warga Negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai
generasi muda mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari dalam bermasyarakat sangat penting, sesuaidengan cita-cita
serta tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Pendidikan Pancasila diharapkan menjadi ruh dalam membentuk jati diri
mahasiswa guna mengembangkan jiwa profesionalitasnya sesuai dengan
bidang masing-masing. Beberapa pihak ada yang menganggap
pendidikan Pancasila kurang penting karena tidak terikat langsung
dengan jurusan/program studi yang diambilnya. Namun, pendidikan
Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia
yang profesional dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan banyaknya
pengaruh budaya asing yang mendatangi masyarakat Indonesia seiring
berkembangnya zaman.
Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan supaya masyarakat
tidak meninggalkan budaya mereka sendiri yang menjadi identitas suatu
bangsa dan sekaligus menjadi pembed aantara satu bangsa dan bangsa
lainnya.Selain itu, masyarakat mulai mengabaikan ketaatan terhadap
norma-norma sosial yang hidup dimasyarakat, menunjukkan
pentingnya penanaman nilai-nilai ideologimelalui pendidikan
Pancasila. Dalam kehidupan politik, para elit politik (eksekutif
danlegislatif) mulai meninggalkan budaya politik yang santun. Bahkan,
banyak politikusyang terjerat masalah korupsi yang sangat merugikan
keuangan Negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang
melibatkan generasi dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral
anak bangsa. Korupsi sangat merugikan keuangan Negara yang dananya
berasal dari pajak masyarakat. Karena terjadi penyalahgunaan keuangan
Negara tersebut, maka target pembangunan yang semestinya dapat
dicapai dengan dana tersebut menjadi terbengkalai. Hal tersebut
menunjukkan betapa pentingnya Pancasila diselenggarakan di perguruan
5

tinggi untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada


generasi penerus cita-cita bangsa. Dengan demikian, pendidikan
Pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik
mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman
masyarakat,antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan(solidaritas)nasiona,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnyakesehatan bangsa
6. Kesadaran pentingnya penegakkan hukum,
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terjadap ideologi pancasila.

2.3 Mengenal Sumber Historis, Politis tentang Pancasila Sebagai Sistem


Etika
a. Sumber Historis

Historis merujuk pada pemahaman suatu fenomena atau peristiwa dengan


mempertimbangkan konteks sejarahnya. Ini melibatkan penelusuran akar sejarah,
perkembangan, dan perubahan yang memengaruhi fenomena tersebut seiring
waktu. Misalnya, dalam arti historis, analisis revolusi politik akan memeriksa
peristiwa-peristiwa sejarah yang mengarah ke perubahan politik tersebut dan pada
kasus ini kita menggali Sumber Historis yang berhubungan tentang Pancasila
sebagai sistem etika

Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk
sebagai Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai
Pancasila belum ditegaskan ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah
terdapat pandangan hidup masyarakat. Masyarakat dalam masa orde lama telah
mengenal nilai-nilai kemandirian bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut
dengan istilah berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).

Pada zaman Orde Baru, Pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan


melalui penataran P-4 dan diinstitusionalkan dalam wadah BP-7. Ada banyak
6

butir 187 Pancasila yang dijabarkan dari kelima sila Pancasila sebagai hasil
temuan dari para peneliti BP-7.

b. Sumber Sosiologis

Sosiologis mengacu pada pemahaman atau interpretasi suatu fenomena


atau peristiwa dari sudut pandang sosiologi. Ini melibatkan analisis aspek-aspek
sosial dalam hubungan dengan fenomena tersebut. Misalnya, dalam konteks
sosiologis, studi mengenai ketidaksetaraan ekonomi akan melibatkan analisis
tentang bagaimana faktor-faktor sosial seperti kelas, gender, atau ras
memengaruhi ketidaksetaraan tersebut.

Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam


kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau
dalam hal bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata
oleh mufakat”. Masih banyak lagi mutiara kearifan lokal yang bertebaran di bumi
Indonesia ini sehingga memerlukan penelitian yang mendalam.

c. Sumber Politis

Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma


dasar (Grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundangan-
undangan di Indonesia. Hans Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu suatu
norma yang berbentuk piramida. Norma yang lebih rendah memperoleh
kekuatannya dari suatu norma yang lebih tinggi. Semakin tinggi suatu norma,
akan semakin abstrak sifatnya, dan sebaliknya, semakin rendah kedudukannya,
akan semakin konkrit norma tersebut (Kaelan, 2011: 487). Pancasila sebagai
sistem etika merupakan norma tertinggi (Grundnorm) yang sifatnya abstrak,
sedangkan perundang-undangan merupakan norma yang ada di bawahnya bersifat
konkrit.

Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga


dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur-struktur sosial, politik,
ekonomi. Etika politik memiliki 3 dimensi, yaitu tujuan, sarana, dan aksi politik
itu sendiri. Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan
masyarakat dan hidup damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan.
7

Dimensi sarana memungkinkan pencapaian tujuan yang meliputi sistem dan


prinsip-prinsip dasar pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan yang
mendasari institusi-institusi sosial. Dimensi aksi politik berkaitan dengan pelaku
pemegang peran sebagai pihak yang menentukan rasionalitas politik. Rasionalitas
politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan keutamaan. Tindakan politik
dinamakan rasional bila pelaku mempunyai orientasi situasi dan paham
permasalahan (Haryatmoko, 2003: 25 – 28)

Menggali aspek historis, sosiologis, dan politis tentang Pancasila sebagai


sistem etika memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya dan
kompleksitas nilai-nilai yang melandasi ideologi nasional Indonesia. Secara
historis, kita melihat akar sejarah dan perkembangan nilai-nilai Pancasila sebagai
hasil dari perjuangan panjang bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan
menyatukan keragaman budaya, agama, dan etnis. Secara sosiologis, kita
memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila mencerminkan aspirasi dan identitas
masyarakat Indonesia, serta bagaimana nilai-nilai tersebut memengaruhi tatanan
sosial dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dari
perspektif politis, Pancasila berfungsi sebagai dasar negara yang membimbing
kebijakan pemerintah, mengatur hak dan kewajiban warga negara, dan menjadi
dasar bagi sistem politik demokratis.

2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila


Sebagai Sistem Etika
a. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika
Beberapa argumen tentang dinamika Pancasila sebagai sistem etika dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama, pada zaman Orde Lama, meskipun pemilu diselenggarakan


dengan semangat demokrasi, pemerintahan cenderung otoriter dan tidak selalu
mengikuti sistem etika Pancasila. Hal ini tercermin dalam penggunaan sistem
demokrasi terpimpin yang dianggap terlalu liberal oleh pihak Orde Baru.
8

Kedua, pada zaman Orde Baru, sistem etika Pancasila diimplementasikan


melalui penataran P-4 dan konsep "manusia Indonesia seutuhnya." Hal ini
mencerminkan pandangan Orde Baru tentang manusia yang harus mencerminkan
nilai-nilai Pancasila dalam perilakunya.

Ketiga, pada era reformasi, Pancasila dan sistem etika politik terkesan
tenggelam dalam eforia demokrasi. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul
kesadaran bahwa demokrasi yang tidak didasari oleh sistem etika politik dapat
berujung pada penyalahgunaan kekuasaan dan machiavelisme.

Selanjutnya, Sofian Effendi, Rektor Universitas Gadjah Mada,


menggarisbawahi pentingnya moral bangsa yang didasarkan pada sila Ketuhanan
Yang Maha Esa sebagai dasar bagi pembangunan nasional.

b. Argumen tentang Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika


Hal-hal berikut ini dapat menggambarkan beberapa bentuk tantangan terhadap
sistem etika Pancasila.

Pertama, pada zaman Orde Lama, terjadi tantangan dalam bentuk sikap
otoriter dalam pemerintahan yang tidak selaras dengan sistem etika Pancasila
yang menekankan semangat musyawarah untuk mufakat, sementara pemerintahan
menerapkan sistem demokrasi terpimpin.

Kedua, pada zaman Orde Baru, tantangan terkait dengan masalah


Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi (NKK) yang bertentangan dengan prinsip
keadilan sosial Pancasila. Praktik NKK hanya menguntungkan kelompok tertentu
dan merugikan masyarakat luas.

Ketiga, pada era Reformasi, tantangan muncul dalam bentuk eforia


kebebasan berpolitik yang dapat mengabaikan norma-norma moral. Misalnya,
terdapat anarkisme yang mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi, yang dapat
mengancam ketertiban sosial.

Secara keseluruhan, tantangan-tantangan ini mencerminkan perbedaan


antara idealisme sistem etika Pancasila dan realitas pelaksanaannya dalam praktek
politik dan pemerintahan di berbagai periode sejarah Indonesia. Perubahan zaman
9

dan konteks politik telah memunculkan tantangan baru terhadap implementasi


nilai-nilai Pancasila, yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan moral, sosial, dan
politik yang diamanatkan oleh Pancasila.

2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


Pendidikan Pancasila diberikan karena perlunya kesadaran akan
pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Pendidikan Pancasila juga diberikan karena adanya fakta kemerosotan
Penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Pancasila diberikan karena kesadaran akan semakin derasnya
arus ideologi asing, yang berkat sayap raksasa globalisasi menggempur seluruh
pelosok Indonesia tanpa henti.
Materialisme, hedonisme, konsumtivisme, serta gaya hidup yang
dibentuknya telah menerjang sudut-sudut terpencil Indonesia. Nilai-nilai asing
yang sangat digandrungi generasi muda itu dikhawatirkan akan semakin
melunturkan nilai-nilai Pancasila. Sebab itu, dirasakan pendidikan Pancasila
sebagai suatu keharusan.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk memberikan pemahaman benar akan
Pancasila. Oleh sebab itu Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila
adalah Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis-
konstitusional dan objektif-ilmiah. Secara yuridis-konstitusional Pancasila adalah
dasar Negara yang merupakan dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan
Negara. Secara objektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat
diuraikan dan diterima secara rasional. Pendidikan menetapkan kurikulum tingkat
Satuan Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama,
Pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris.
Pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan
pengenalan mahasiswa terhadap ideologi negara.

2.6 Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila sebagai


Sistem Etika
10

Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan
mata kuliah pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan
pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa
Indonesia.
Di Indonesia, arah perkembangan Pendidikan Pancasila tidak boleh keluar dari
landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan landasan operasional Undang -
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
yang menyebabkan pendidikan pancasila sebagai pendidikan nilai dan moral
Pancasila, penyadaran akan norma dan konstitusi UUD, pengembangan
komitmen kepada NKRI, dan penghayatan terhadap filosofi Bhinneka
Tunggal Ika.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai sistem etika merupakan petunjuk moral yang dapat
diaktualisasikan kedalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek
kehidupan.
2. Pancasila sebagai sistem etika sangat penting bagi bangsa Indonesia karena
Pancasila merupakan sumber norma atau landasan hidup untuk mengatur
perilaku masyarakat Indonesia. Dengan demikian kehidupan masyarakat
Indonesia menjadi lebih teratur dan berbagai perilaku menyimpan bisa
dihindari.

3.2 Saran
11

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Pembaca maupun penulis sebaiknya meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang pendidikan pancasila secara utuh dan mendalam,
dengan tidak hanya sekadar menghafal pancsila, tetapi juga memahami
makna, konteks, dan aplikasinya dalam kehidupan nyata.

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempura, untuk ke depannya
kami sebagai penulis akan berusaha ntnk menbuat makalah dengan ebih
baik lagi. Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca sekalian. Kami mohon maaf jika ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas.
kurang dimengerti dan lugas. Dan kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca sekalian demi kesempuraan makalah ini
12

DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/etika-adalah/

https://wwxv.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html

https://ummaspul.e-joumal_ id/Edupsycouns/article/view/1327

https://ummaspul.e-joumal.id/Edupsycouns/article/view/1327

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-malang/pancasila-
education-pancasila-education/makalah-pancasila-sebagai-sistem-etika/23134423

https://id.scribd.com/document/487008716/MAKALAH-PANCASILA-
SEBAGAI-SISTEM-ETIKA

Anda mungkin juga menyukai