Anda di halaman 1dari 14

Makalah

PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
MUSTAKIM, S.Ag., MM

Kelas 2D REGULER PAGI

Disusun oleh kelompok 1:

1. Zeny Rima Damayanti NPM 19630976


2. Muhammad Ferdy Hamdani NPM 19631108
3. Ahmad Subhan NPM 19630527

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-
BANJARY
BANJARBARU
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya lah kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Secara historis, pengertian ideologi mengalami
perubahan dari masa ke masa. Untuk itu, di sini diuraikan pengertian awal ideology, perubahan-
perubahan makna yang terjadi berikutnya, dan bahasan-bahasan tentang ideologi lainnya.Pada
kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.Akhir kata, tak ada gading
yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yangmembangun.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


.......................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. TUJUAN..................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
1. KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA.....................................5
2. ALASAN DI PERLUKANNYA PENDIDIKAN PANCASILA............................9
3. MENGGALI SUMBER HISTORY, SOSIOLOGI, POLITIK PENDIDIKAN
PANCASILA...........................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................13
A. PENUTUP...............................................................................................................13
B. KESIMPULAN........................................................................................................13
C. SARAN....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di
setiap jenjang pendidikan. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang berisikan materi yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini sering dikaitkan dengan penanaman moral,
ahklah, karakter peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan tujuan dari mata pelajaran pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yakni membentuk setiap insan menjadi warga negara yang baik,
taat akan hukum dan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendidikan
merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau tidaknya suatu bangsa, pendidikan
sekarang menjadi kebutuhan yang sangat diwajibkan untuk mengikuti perkembangan suatu
zaman. Perkembangan teknologi yang semakin pesat diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan karena dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran, oleh karena itu media
pembelajaran mempunyai peran sangat penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama berkaiatan dengan indra
penglihatan dan pendengaran seseorang. Media pembelajaran akan membuat proses
pembelajaran menjadi efektif dan efisien karena mudah diterima oleh peserta didik dengan cepat.
Diantara media audio visual yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan adalah media film.
Film merupakan media belajar yang murah karena dapat dilihat oleh semua orang, khususnya
dalam proses pembelajaran.

B.TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas matakuliah Pendidikan
Pancasila, selain itu dengan penyusunan makalah ini jugamerupakan sebagai suatu cara untuk
meningkatkan wawasan
pemahaman penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai bagaimana
nilai–nilai Pancasila diterapkan dalam kampus.

4
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep dan Urgensi Pancasila

1. Konsep Pendidikan Pancasila

Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan, program kurikuler,
dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensional ini menyebabkan Pendidikan
Pancasila dapat disikapi sebagai: pendidikan nilai dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan,
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan
demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila tidak boleh keluar dari
landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dan landasan operasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Selain itu, tidak boleh juga keluar dari koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan filosofi Bhinneka
Tunggal Ika. Hal ini yang menyebabkan secara terminologi untuk pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
digunakan istilah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mempunyai misi sebagai
pendidikan nilai dan moral Pancasila, penyadaran akan norma dan konstitusi UUD Negara Republik IndonesiaI
Tahun 1945, pengembangan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan penghayatan
terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimaksudkan sebagai upaya
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka
Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah
adalah upaya mengembangkan kualitas warga negara secara utuh dalam berbagai aspek sebagai berikut.

5
1. Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta didik sebagai warga
negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia
serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu.
2. Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yakni kemauan dan kemampuan
peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan diri dalam komunikasi sosial-kultural sesuai dengan
hak dan kewajibannya.
3. Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill and participation), yakni kemauan,
kemampuan, dan keterampilan peserta didik sebagai warga negara dalam mengambil prakarsa dan/atau
turut serta dalam pemecahan masalah sosial-kultur kewarganegaraan di lingkungannya.
4. Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), yakni kemampuan peserta didik sebagai warga negara
untuk berpikir secara kritis dan bertanggungjawab tentang ide, instrumentasi, dan praksis demokrasi
konstitusional Indonesia.
5. Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic participation and civic responsibility), yakni
kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung
jawab dalam berkehidupan demokrasi konstitusional. (Dokumen Standar Kkompetensi Guru Kelas mata
pelajaran PKn Depdiknas, 2004)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan para peserta
didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart dan good citizen) berdasarka nilai-nilai Pancasila. Warga
negara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes
and values), keterampilan (skills) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah
air sebagai wujud implementasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah terwujudnya warga negara yang
cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan
kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara tertib, damai, dan
kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. Para peserta didik dikondisikan
untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat,
warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas dan baik.
Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing), belajar
memecahkan masalah (social problem solving learning), belajar melalui perlibatan sosial (socio-participatory
learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.

6
A. Urgensi Pendidikan pancasila
  Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat
pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan
pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap
bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan
kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah,
pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi
mutlak harus dipersatukan.
  Begitu banyak permasalahan yang sedang bangsa kita hadapi, mulai dari yang sepeles
amapi ke persoalan yang vital. Salah satunya adalah masalah pendidikan dan substansi dalam
pendidikan tersebut. Sudah jelas bagi kita bahwa pendidikan yang murah masih sulit didapatkan
bagi masyarakat yang dalam taraf kesejahteraan yang masih “sulit”.
Yang kedua adalah materi pendidikan yang belum memenuhi kebutuhan dunia global.
Selain belum sesuai dengan kebutuhan globalisasi juga belum siap menghadapi globalisasi. Pada
dasarnya materi atau kurikulum yang masih sering berubah-ubah di tiap jenjang pendidikan
menyebabkan tidak stabilnya sistem pendidikan Permasalahannya kurikulum belum sempat
dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh Indonesia namun sudah dirubah ke kurikulum yang
baru. Belum lagi isi materi yang diajarkan berbeda-beda tiap daerah. Sehinga memunculkan
ketidak merataan pendidikan bukan hanya dari segi akses namun juga dari segi pemerataan
kurikulum. Ada satu lagi yang cukup menjadi perhatian saat ini adalah materi pendidikan
kewarganegaraan khususnya Pancasila, muncul sebuah fenomena yang umum yaitu Pancasila
yanga hanya menjadi materi hafalan saja di kalangan para pelajar Belum lama ini Dirjen Dikti
mengeluarkan Keputusan No. 356/Dikti/ Kep/1995 tentang Kurikulum Inti Mata Kuliah Umum
Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia. Terhadap Keputusan Dirjen Dikti itu,
beberapa perguruan tinggi mempertanyakan kedudukan Matakuliah Filsafat Pancasila yang tidak
lagi bersifat wajib bagi setiap program studi. Ada perguruan tinggi dengan cepat menyatakan
bahwa mata kuliah tersebut tidak perlu dicantumkan dalamkurikulum, karena tidak ada ketentuan
yang mewajibkannya. Namun ternyata ada juga beberapa perguruan tinggi yang masih
menyelenggarakan perkuliahan Filsafat Pancasila Hal yang cukup memprihatinkan bahwa di
kalangan mahasiswa pengetahuan tentang Pancasila sedemikian terbatas mulai dari segi akses
tentang pendidikan Pancasila namun juga pemahaman secara mendalam tentang nilai-nilai

7
pancasila yang sesuai dengan kapsitas seorang mahasiswa. Dari sini muncul persoalan lagi
dimana nila-nilai dan esensi dari Pancasila telah dipolitisr untuk kepentingan pihak tertentu
dengan memanfaatkan sifat idealis mahasiswa yang ditunjang dengan terbatasnya pengetahuan
mereka tentang nilai-nilai Pancasila. Inilah yang menyebabkan banyak aksi protes yang
menggunakan Pancasila sebagai landasan atau sebagai alasan. Sehingga peran mahasiswa yang
seharusnya bisa menjadi problem solver malah menambah permasalahan dengan aksi atau
aktivitas yang berbau politik dan kepentingan dari pihak tertentu. Dari uraian diatas bisa diambil
sebuah permasalahan yang berkaitan dengan urgensi pendidikan pancasila di perguruan tinggi
yaitu seberapa jauh pentingnya pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dilaksanakan di perguruan
tinggi Pancasila berarti memahami makna Pancasila dan posisinya. Artinya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bahwa Pancasila mempunyai fungsi dan peranan tersendiri. Sudah jelas
bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun disamping itu Pancasila mempunyai fungsi sebagai
pandangan hidup bangsa.  Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari kristalisasi
nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad
untuk mewujudkannya. Pandangan hidup merupakan masalah yang sangat asasi karena di
dalamnya merupakan perwujudan dari watak dan cita-cita moral yang sudah sejak lama tumbuh
dan berkembangg dalam kehidupan bangsa(Indonesia). Sehingga dikatakan bahwa Pancasila
sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia karena merupakan bentuk konkrit dari nilai-nilai
yang sudah turun-temurun dari nenek moyang dan kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu
Pancasila sebagai dasar Negara disahkan dalam pembukaan UUD 1945 yang berrati kedudukan
pancasila yuridis-konstitusional yaitu bahwa Pancasila sebagai aturan dan norma tertinggi yang
harus dan memaksa semua yang ada dalam wilayah kekuasaan hukum negara RI mematuhinya,
mengembangkan dan melestarikannya. Dengan demikian kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara juga mempunyai makna bahwa Pancasila sebagai aturan tertinggi dimana semua aturan
wajib dan harus sesuai dengan Pancasila termasuk perturan perundang-undangan.

8
B. Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila

Menurut saya, mata kuliah Pendidikan pancasila itu adalah sangat penting dan berguna
untuk mahasiswa/mahasiswi di Perguruan Tinggi, karena mata kuliah tersebut tidak hanya
dididapat atau dipelajari saat kita berada di bangku SD, SMP, & SMA bahkan saat kita sudah
tidak mengenyam pendidikan pun, Pendidikan Pancasila atau Kewarganegaraan haruslah kita
pelajari dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena kita harus tahu tentang hak &
kewajiban yang di dapat sebagai warga Negara Indonesia.
Pancasila adalah sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia. Sebab itu seluruh tatanan kehidupan masyarakat , bangsa, dan
Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik
buruk dan benar salahnya sikap, perubahan dan tingkah laku sebagai bangsa Indonesia
Hal-hal yang harus bisa para Mahasiswa/Mahasiswi lakukan saat telah sudah
mendapatkan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila saat di Perguruan Tinggi :
 Agar mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan komitmen
terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM.
 Agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan
berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai.
 Agar mahasiswa memiliki kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral, agama, dan nilai-
nilai universal.
 Agar mahasiwa mampu berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM,
dan demokrasi.
 Agar mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan
kebijakan publik.
 Agar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak (berkeadaban).
Pentingnya pendidikan Pancasila juga dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa
sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar) bagi calon
pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu,
agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah terpengaruh oleh
pahampaham asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila.
Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab tantangan dunia

9
dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan,
penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk
melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan pemegang estafet
kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara, badan-badan negara,
lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

C. Sumber Historis Pedidikan Pancasila 


Dilihat dari sisi historisnya, Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan
telah melalui proses panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan
melihat pengalaman-pengalaman bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan
tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri .
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya negara dan
bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-
kerajan.
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Sehingga asal nilainilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup yang
kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional. Hal ini
dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Dengan demikian, berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Pancasila memilki landasan historis yang kuat. Secara histories, sejak zaman
kerajaan unsur Pancasila sudah muncul dalam kehidupan bangsa kita. Agar nilai-nilai Pancasila
selalu melekat dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka . nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap Pancasila tersebut kemudian dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sebagai
sebuah dasar Negara, Pancasila harus selalu dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua peraturan perundang-undangan yang

10
ada juga tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 

D. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila 


Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di dalamnya mengkaji, antara
lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok
masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan
dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan
sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan
bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia
sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri
melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13). 

E. Sumber Politik Pendidikan Pancasila


Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena
kehidupan politik bangsa Indonesia. Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang
murni dan jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang mana dalam berpolitik harus
bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyarawatan/Perwakilan dan dengan penuh Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
tanpa pandang bulu. Etika politik Pancasila dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah
perilaku politik Negara, terutama sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau slaah
sebuah kebijakan dan tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan
pemerintah itu dengan makna sila-sila Pancasila.
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit
dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, legislatif,  yudikatif, para

11
pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bahwa legitimasi hukum dan legitimasi
demokratis juga harus berdasarkan pada legitimasi moral. Nilai-nilai Pancasila mutlak harus
dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan
berbagai penyimpangan seperti yang sering terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi,
kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika
sampai perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.

Dalam penerapan etika politik Pancasila di Indonesia tentunya mempunyai beberapa kendala-
kendala, yaitu :
1. Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika seseorang mengkritik
sebuah ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan-kelemahan dan kekurangannya, baik
secara konseptual maupun praksis. Hingga muncul sebuah keyakinan bahwa etika politik
menjadi satu-satunya cara yang efektif dan efisien dalam mengkritik ideologi, sehingga
etika politik menjadi sebuah ideologi tersendiri.
2. Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap disbanding etika politik
Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan kepada Pancasila oleh etika politik
Pancasila tidak mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak akan
membuahkan apa-apa.
Namun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu menjadi alat atau
cara menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan cara membuka lebar-
lebar pintu etika politik Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari manapun, sehingga ia tidak
terjebak pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi dengan menunjukkan kritik kepada
tingkatan praksis Pancasila terlebih dahulu, kemudian secara bertahap merunut kepada
pemahaman yang lebih umum hingga ontologi Pancasila menggunakan prinsip-prinsip norma
moral. 

12
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
 Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup ea ra Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
 Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dalam menata,
mengatur, serta menyelesaikan masalah-masalah ea ra, kebangsaan dan kenegaraan
termasuk juga masalah ea r. Sebagai dasar filsafat, maka Pancasila merupakan sebagai
pemersatu bangsa dan ea ra Indonesia.
 Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang dengan sendirinya
memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda-beda pula. Namun demikian bahwa
perbedaan itu harus disadari sebagai sesuatu yang memang senantiasa ada pada setiap
manusia (suku bangsa) sebagai makhluk pribadi, dan dalam masalah ini bersifat biasa.
Namun demikian dengan adanya kesatuan asas kerokhanian yang kita miliki, maka
perbedaan itu harus dibina ea rah suatu kerjasama dalam memperoleh kebahagiaan
bersama.

B.SARAN
Demikian makalah yang kami buat,semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca,penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna apabila ada kesalahan mohon dapat
memaafkan dan memakluminya.

DAFTAR PUSTAKA

13
A.Bakry,ms Noor.2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: CV Pustaka Pelajar
B.Kaelan.2012. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: CV Araska
C.Setijo,Pandji.2011. Pendidikan Pancasila. Bandung: CV cikal Sakti
D.Syarbaini, Syahrial.2014. Pendidikan Pancasila diperguruan Tinggi .Bogor: CV
E.Ghalia Indonesia cet.pertama ed. Ketiga

14

Anda mungkin juga menyukai