Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat
serta hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dari hasil telaahan terhadap Jurnal dengan berkunjung ke sumber
pembelajaran bebasis website dengan issue materi yang ditentukan.
Terimakasih kepada Ibu Dr., Nina Nurani, , S.H. M.SI selaku Dosen Pengampu pada
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu Penulis dalam penyelesaian makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1 LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI
2.2 NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI ORIENTASI (CORE VALUE) PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA
BAB III KASUS
3.1 PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SALAH SATU KAMPUS DI SUMATERA
UTARA 0
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 PEMBAHASAN KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SALAH SATU
KAMPUS DI SUMATERA UTARA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN2
5.1 KESIMPULAN2
5.2 SARAN2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Memahami dan dapat menjelaskan latar belakang serta tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan pada kampus.
2. Membahas serta menelaah kasus yang berhubungan dengan materi.
3. Dapat menyimpulkan serta memberi saran bagi pembaca atas materi yang
sudah dibuat.
1
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2
2. Pengertian Alasan di Perlukannya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi
3
kecerdasan spiritual yang menjadi dasar bagi pengembangan kecerdasan bangsa
dalam bentuk kecerdasan ideologis.
4
1) Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
2) Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3) Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila
dan UUD Negara RI Tahun 1945.
4) Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilainilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa,
serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan
bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan
dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara telah disepakati oleh the founding fathers
sejak tahun 1945. Namun nilai-nilai Pancasila tidak berarti telah terinternalisasi
dalam diri bangsa Indonesia. Untuk beberapa lama, Pancasila seperti hanya
5
menjadi ungkapan simbolis kenegaraan tanpa jelas implementasinya, baik dalam
kehidupan kenegaraan maupun kemasyarakatan. Penafsiran Pancasila pun
kadang menjadi bermacam-macam tergantung golongannya bahkan tergantung
pada arus politik yang berkuasa.
Upaya untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila telah dilakukan pada
masa pemerintahan Presiden Soekarno di tahun 1960-an, dalam kerangkan nation
and character building. Upaya ini dilakukan untuk meng-Indonesiakan orang
Indonesia yang disesuaikan dengan visi dan misi politik penguasa pada masa itu.
Oleh karena itu, bahan-bahan yang diberikan pun bukan hanya tentang Pancasila
dan UUD 1945, tetapi juga bahan-bahan yang berisi pandangan politik penguasa
masa itu. Upaya nation and character building ini bukan hanya untuk masyarakat
luas pada umumnya, namun juga dilakukan melalui jalur pendidikan formal,
misalnya melalui mata pelajaran Civics. Sejarah mencatat, bahwa pada periode
selanjutnya, yakni pada masa Orde Baru, apa yang dilakukan oleh rezim Orde
Lama itu dipandang sebagai sebuah upaya indoktrinasi.
Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai nasionalisme melalui jalur
sekolah lebih diperjelas lagi dengan keluarnya Kurikulum 1975, di mana terdapat
mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sebagai pengganti nama PKN.
Dari namanya saja sudah tersirat bahwa mata pelajaran ini dimaksudkan untuk
menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada para pelajar. Upaya
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila secara meluas kepada semua lapisan
masyarakat, birokrasi, dan persekolahan dilakukan oleh penguasa Orde Baru
dengan ditetapkannya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). P4
pada awalnya dilandasi oleh upaya dari pemerintah yang menginginkan agar
nilai-nilai Pancasila dapat dengan mudah dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh
seluruh warga negara. P4 juga berpengaruh pada kurikulum persekolahan dan
perguruan tinggi. Kurikulum PMP tahun 1984 dan terutama kurikulum PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) 1994 secara jelas menjabarkan
nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme yang telah diuraikan di dalam P4.
Kurikulum Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, juga tidak lepas dari
pengaruh P4. Diseminasi P4 melalui jalur pendidikan formal bukan hanya
melalui kurikulum melainkan juga melalui penataran P4 untuk siswa dan
mahasiswa baru.
6
2. Era Orde Lama
7
f. Pada saat orde baru berkuasa, Pancasila merupakan seperangkat ideologi
untuk menopang kekuasaan rezim yang otoriter.
g. Anggota, tokoh, maupun organisasi yang berusaha menyuarakan suara
kritis terhadap kebijakan pemerintah Soeharto akan dicap sebagai anti-
Pancasila (tidak pancasilais).
4. Era Reformasi
Tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran jika bangsa itu tidak
percaya kepada sesuatu, dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu
memiliki dimensi moral guna menopang peradaban. (John Gardner:1992)
8
Para pendiri bangsa Indonesia sadar bahwa mendirikan sebuah bangsa
perlu pedoman hidup. Mereka sangat sadar bahwa negara-bangsa yang
akan mereka bentuk memerlukan sebuah citacita, arah-tujuan, dan filosofi
dasar pembentukannnya.
Proses perumusan Pancasila bukan proses yang tiba-tiba, melainkan suatu
proses perenungan mendalam (refleksi) dari para pendiri negara (Kaelan,
2008: 38-44).
Pancasila sebagai pandangan hidup berakar dalam kepribadian bangsa
yang merupakan cerminan dan jiwa bangsa Indonesia (Kaelan, 2008: 28).
Dalam artian, nilai-nilai Pancasila telah ada dan hidup dalam alam
pikiran dan tindakan bangsa indonesia, bahkan sebelum kemerdekaan.
9
BAB III
KASUS
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
BAB V
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
Sebagai mahasiswa seharusnya dapat memahami secara sungguh-
sungguh latar belakang dan tujuan Pendidikan Pancasila serta menjadikan nilai-
nilai Pancasila sebagai orientasi pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
12