Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat rahmat dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang sejarah, hakikat pendidikan kewarganegaraan dan implementasinya.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan bantuan beberapa
pihak,serta beberapa sumber yang terkait. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
sebanyak-banyaknya atas konstribusinya selama ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih terdapat beberapa kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,kami sangat
menghargai saran atau kritik untuk dapat memperbaikinya di masa mendatang.

Akhir kata, kami berharap semoga makalahyangtelah kami buat ini bermanfaat dan
dapat menjadi sumber referensi/inspirasi.

Malang,September 2017

Penyusun
LATAR BELAKANG

semua negara pasti memiliki sejarah, begitu pula dengan negara Indonesia.
Perjuangan dari pejuang terdahulu banyak memuat nilai nasionalisme,patriotisme
dan lainya.Tidak dipungkiri hal-hal tersebut mengikat erat pada setiap individu
mayarakatnya. Dengan perkembangan zaman yang pesat seperti era sekarang,
membuat masyarakat semakin melupakan nilai nilai tersebut. Untuk itu, perluya
pembelajaran mengenai pendidikan kewarganegaraan kepada setiap warga negara,
agar setiap warga negara dapat menimplementasikan pada kehidupan sehari –
harinya.

Rumusan masalah dan tujuan pengkajian

1. Bagaimana sejarah Pendidikan kewarganegaraan?


2. Apa hakikat Pendidikan kewarganegaraan?
3. Apa tujuan pendidikan kewarganegaraan ?
4. Bagaimana perkembangan Pendidikan kewarganegaraan di indonesia?
5. Bagaimana cara mengimplementasikan pendidikan kewarganegaraan dalam
kehidupan sehari-hari?

Tujuan :

1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan kewarganegaraan


2. Untuk mengetahui hakikat pendidikan kewarganegaraan
3. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan kewarganegaraan
4. Untuk mengetahui perkembengan pendidikan kewarganegaraan di indonesia
5. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan pendidikan kewarganegaraan
dalam kehidupan sehari-hari?

Manfaat

1. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar dapat


diterapkan oleh generasi muda dan masyarakat Indonesia
2. Dapat menjadi pribadi yang mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga
negara Indonesia.
3. Dapat menjadi pribadi yang berfikir kritis dan bertoleransi tinggi.
4. Dapat menjadi masnyarakat yang berpartisipasi dalam kehidupan politik.
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 SEJARAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Terbentuknya Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali di ajarkan di


Amerika Serikat tahun 1970 dengan tujuan “civics” menjadi sebuah identitas
bagi Amerika Serikat.
Kewarganegaraan di Indonesia diperkenalkan pada zaman Soekarno tahun
1957. Namun, “civics” masuk ke dunia pendidikan Indonesia pada tahun 1961
yang kemudian berubah nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan pada tahun
1968 bersamaan dengan resminya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dalam kurikulum pendidikan. Dalam Kurikulum SD 1968 mata pelajaran
inimencakup sejarah indonesia, geografi indonesia, dan civics (pengetahuan
kewarga negaraan). Sedangkan dalam kurikulum SMP 1968 berisikan sejarah
Indonesia dan Konstitusi termasuk UUD 1945.
Istilah Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak bertahan lama, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengubahnya menjadi Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) pada kurikulum pendidikan tahun 1975 yang berisikan materi
Pancasila sesuai dengan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4).
Dan merupakan mata pelajaran wajib bagi SD, SMP, SMA, SPG dan Kejuruan.
Kurikulum PPKn 1994 materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan P4,
tetapi konsep P4 yang mengartikulasikan nilai sila sila Pancasila.
Pada tahun 2004 diberlakukannya Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, yang mengubah Pendidikan Kewarganegaraan
menjadi Kewarganegaraan didalam kurikulum berbasis Kompetensi tahun 2004.
Nama Kewarganegaraan berubah kembali menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan, isi dari mata pelajaran ini tidak banyak yang berubah. Hanya
saja pengembangan kurikulum diwenangkan kepada masing masing institusi
pendidikan. Oleh karena itu kurikulum ini lebih dikenal menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pada kurikulum 2013 nama mata pelajaran pendidikan kewwrganegaraan di
perbarui menjadi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Isi dari mata
pelajaran ini tidakberbeda jauh dengan KTSP 2006. Hanya sistem pembelajaran
dari masing masing Kurikulum yang berbeda.
2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang dasar Republik Indonesia dan


perubahaannya (UUD 1945 dan Perubahaannya),khususnya pada alinea ke-4
yang menyatakan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia
dimaksudkan:’’….melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia,yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia dan
Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Penddikan Nasional(UU


RI NO.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas)Khususnya pada :
A. Pasal 3 yang menyatakan bahwa’’Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,Berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Pasal 4 mengatakan sebagai berikut:


1) pendidikan selengarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi Hak Asasi Manusia,Nilai
Keagamaan,Nilai Kultur,dan Kejemukan Bangsa.
2) Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik
dengan sistemte terbuka dan multimakna
3) Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjan hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan,membangun kemauan, dan mengembangakan kreatifitas
peserta didik dalam proses pembelajaran
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca,menulis,dan berhitung bagi segenap warga masyarakat
6) Pendidikan diselenggarakan dengan memperdayakan semua
komponen Masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.

C. Pasal 37 ayat (1) yang menyatakan bahwa”kurikulum pendidikan dasar


dan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan
kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olah
raga,Keterampilan/Kejujuran, dan Muatan Lokal. Ayat (2)
Memuat:Pendidikan Agama,Pendidikan Kewarganegaraan,dan Bahasa.

D. Pasal 38 ayat yang menyatakan bahwa”Kurikulum Pendidikan Dasar dan


Menengah dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan Pendidikan dan komite sekolah /madrasah di bawah kordinasi dan
supervise Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten
/kota untuk Pendidikan Dasar dan Propensi untuk Pendidikan menengah.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pNomor 19 tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan (PP RI NO 19 Tahun 2005 tentang SNP)

4. Pasal 6 ayat (4) menyatakan bahwa “setiap kelompok Mata Pelajaran


sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dilaksanakan secara holistic sehingga
pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran ikut mewarnai
pemahaman dan atau penghayatan peserta didik

5. Pasal 7 ayat (2) Menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran


Kewarganegaraan dan kepribadian pada :

SD/MI/SDLB/Paket A

SMP/MTs/SMPLB/Paket B

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket Catau bentuk lain yang sederajat

Dalam konteks itu, Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan


Menengah,sekolah seyogyanya di kembangkan sebagai pranata atau tatanan
sosialPedagogis yang kondusif atau memberi suasana bagi tumbuh
kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Sekolah sebagai bagian
intergral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,yang mampu memberi
keteladanan,membangun kemauan,dan mengembangkan kreatifitas peserta
didik dalam proses pembelajaran demokratis.

Dalam rngka semua itu mata pelajaran PPKn harus berfungsi sebagai wahana
kurikuler pengembangan karakater warga negara Indonesia yang demokratis
dan bertanggung jawab. Peran PPKn dalam proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,melalui pemberian
keteladanan,pembangunan kemauan,dan pengembangan kreatifitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.

3.1 TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Berdasarkan Keputusan DIRJEN DIKTI Nomor 43/Dikti/Kep/2006, tujuan


Pendidikan Kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi, misi, dan kompetisi
sebagai berikut: Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah
merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia seluruhnya. Misi Pendidikan Kewarganegaraan
di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan rasa
tanggung jawab.
4.1 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
INDONESIA

Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah,pendidikan kewarganegaraan terus


berkembang sesuai dengan kepentingan negara juga perubahan yang terjadi sesuai
kebutuhan. Pendidikan kewarganegaraan dimulai dengan diperkenalkannya mata
pelajaran Civics dalam kurikulum SMA tahun 1962 yang berisi materi tentang
pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945). Pada saat itu,
mata pelajaran Civics atau kewarganegaraan, berisi pengalaman belajar yang digali
dan diambil dari disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato
presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Istilah Civics sebenarnya tidak dijumpai dalam Kurikulum tahun
1957 dan Kurikulum tahun 1946. Namun dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun
1957 terdapat mata pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946
terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya terdapat pengetahuan
mengenai pemerintahan.

Kemudian pada kurikulum tahun 1968 dan 1969 istilah civics dan Pendidikan
Kewargaan Negara digunakan secara bertukar-pakai (interchangeably). ). Secara
umum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara membahas tentang
nasionalisme, patriotisme, kenegaraan, etika, agama dan kebudayaan.

Pada Kurikulum 1975 istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah


menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP berisi Pancasila sebagaimana diuraikan
dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini
dilakukan kaena adanya sebuah misi pendidikan sesuai dengan Tap. MPR
II/MPR/1973. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) adalah mata pelajaran wajib untuk
SD, SMP, SMA, SPG dan Sekolah Kejuruan dan terus dipertahankan sampai
diberlakukannya Kurikulum 1984 yang penyempurnaan dari Kurikulum 1975.

Kurikulum tahun 1994 memberikan misi baru pendidikan dengan


memperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau
PPKn. Kurikulum PPKn 1994 berbeda dengan kurikulum sebelumnya,materi
disusun bukan lagi berdasarkan butir-butir P4,tetapi bedasarkan inti dari P4 dan
sumber resmi yang disusun dengan pendekatan spiral meluas atau spiral of concept
development

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)didominasi oleh proses value


incucation dan knowledge dissemination terlihat dari materi pembelajarannya
berdasarkan butir-butir Pancasila.
Setelah berlakunya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003,Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama
menjadi Kewarganegaraan. Tahun 2006 namanya berubah kembali menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan tidak terdapat perubahan berarti, hanya kewenangan
pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan,
maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).

Pada kurikulum 2013,PKn diubah menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan) sebagai pengembangan kurikulum 2006. Kurikulum 2013
memiliki tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia

5.1 CARA MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN


KEWAGANEGARAAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Tujuan adanya pendidikan kewarganegaraan salah satouna adalah agar
menumbuhkan sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai pancasila atau
pendidikan kewarganegaraan,seperti:
a. Melakukan musyawarah sampai mufakat untuk mencapai suatu
keputusan
b. Belajar terus menerus agar mencapai tujuan bangsa yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa
c. Melakukan gotong royong dan kerja bakti untuk mempererat
persaudaraan
d. Bertoleransi sesama warga negara, tanpa membeda-bedakan satu sama
lain
e. Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik
f. Menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai