Kelas : 29 F
Nim : 1947242040
Jawab :
b)Pasal 27 (3) (II), setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Pasal 30 ayat (1) (II), tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 31 ayat (1) (IV),
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pasal 28 A-J tentang Hak
Asasi Manusia.
b)Pasal 19 ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap
warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
(1)Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam
gerakan Pramuka.
(2)Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan
Tinggi.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/agusprasetyo/550ad6e4813311490eb1e69a/landas
an-tujuan-visi-misi-dan-kompetensi-penyelenggaraan-pendidikan-
kewarganegaraan-di-perguruan-tinggi#:~:text=Kompetensi%20lulusan
%20pendidikan%20kewarganegaraan%20adalah,Filsafat%20Pancasila%2C
%20menerapkan%20Konstitusi%20Negara
Setiap kali kita mendengar kata kewarganegaraan, secara tidak langsung otak
merespon dan mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran kewarganegaraan
pada saat sekolah, dan mata kuliah kewarganegaraan pada saat kita kuliah. Bisa
jadi kata kewarganegaraan di dalam memori otak tersimpan kuat karena setiap
tahun dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas ada pelajaran
kewarganegaraan yang harus dipelajari, dan ternyata saat kuliah juga ada. Dan di
dalam bangku perkuliahan kita akan mempelajari lebih dalam seberapa
pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar
bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni
sikap menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas.
Pendidikan itu mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas
nasional.
a. Perjuangan para pahlawan dari berbagai pelosok tanah air untuk melawan
penjajahan, Pangeran Diponegoro, Untung Surapati, Imam Bonjol, Hasanuddin,
Cut Nyak Dien.
Arus informasi yang berdampak pada goyahnya jati diri bangsa, diperlukan
komitmen kebangsaan untuk mewujudkan cintah tanah air, kesadaran bela negara,
persatuan nasional dalam suasana saling menghargai keberagaman, persatuan
dalama keberagaman budaya, adat istiadat , tradisi harus dibina dan ditingkatkan
secara demokratis, terpola dan terus menerus.
Jawab :
Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlaku dewasa ini di
Indonesia. KTSP diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007 yang menggantikan
kurikulum 2004 (KBK). Dalam kurikulum 2006 (KTSP) materi keilmuwan mata
pelajaran Pkn mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills),
dan nilai (values). Sejalan dengan ide pokok mata pelajaran Pkn yang membentuk
warga negara yang ideal yaitu warga negara yang memiliki keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-
nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip PKn. Pada gilirannya warga
Negara yang baik tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya masyarakat
yang demokratis.
Beberapa poin penting yang perlu dipahami dalam penyusunan kurikulum 2013
antara lain:
1. Penataan Ulang PKn menjadi PPKn
Salah satu langkah dalam penyusunan kurikulum 2013 adalah penataan ulang PKn
menjadi PPKn, dengan rincian sebagai berikut:
a. Mengubah nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
b. Menempatkan mata pelajaran PPKn sebagai bagian utuh dari kelompok
mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan. Mengorganisasikan
SK-KD dan indikator PPKn secara nasional dengan memperkuat nilai dan moral
Pancasila, nilai dan norma UUD NKRI Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka
Tunggal Ika, serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia
c. Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensi: (1) pengetahuan
kewarganegaraan, (2) sikap kewarganegaraan, (3) keterampilan kewarganegaraan,
(4) keteguhan kewarganegaraan, (5) komitmen kewarganegaraan, dan (6)
kompetensi kewarganegaraan.
d. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta
didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik secara utuh
e. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model penilaian proses
pembelajaran dan hasil belajar PPKn.
Nama PPKn sebenarnya bukan hal yang baru pada kurikulum pendidikan
nasional. Pada Kurikulum 1994 nama PPKn juga muncul, kemudian pada
kurikulum 2006 “hilang”, dan pada Kurikulum 2013 Pancasila dimunculkan
kembali. Pada kurikulum 2006 disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Sedangkan pada kurikulum 2013 Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan
untuk mengembangkan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air, yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.
Empat pilar kebangsaan merupakan empat nilai atau empat ajaran yang pada
mulanya disosialisasikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sejak
tahun 2009. Hal ini dilandasi atas keprihatinan semakin lunturnya kepribadian dan
jati diri bangsa. Bangsa Indonesia seolah-olah menjadi bangsa yang lupa terhadap
nilai-nilai yang dulu diperjuangkan para pendiri bangsa. Gejolak sosial terjadi di
banyak daerah. Kekerasan, pemaksaan kehendak, dan anarkisme menjadi headline
berita media. Kasus korupsi semakin mewabah dan seolah menjadi budaya.
Pancasila adalah kristalisasi kepribadian bangsa. Ajaran yang dinilai paling tepat
untuk kondisi bangsa Indonesia yang majemuk. Kedudukan Pancasila adalah
sebagai ideologi bangsa, falsafah bangsa, dan dasar negara Republik Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila harus dipelajari, dipahami, dan dilestarikan oleh seluruh
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari
kelima silanya. Masing-masing sila tidak dapat dipahami dan diberi arti secara
terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya dan menggambarkan adanya paham
persatuan.
Undang-undang Dasar 1945 adalah perjanjan luhur para pendiri negara yang
dijadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam
perjalanannya, pascabergulirnya reformasi tahun 1998, UUD 1945 mengalami
amandemen sebanyak 4 (empat) kali, yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.
Sementara pembukaan UUD 1945 disepakati tidak boleh diubah karena
pembukaan UUD 1945 adalah fondasi dari bangunan NKRI. Merubah pembukaan
UUD 1945 berarti mengubah bangunan negara.
Sumberr : https://sumargailham.blogspot.com/2017/10/pendidikan-
kewarganegaraan-dalam.html
Jawab :
Jawab :
( sumber : http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1320201&val=722&title=PERAN%20GURU%20PKn
%20DALAM%20PEMBINAAN%20PERILAKU%20SISWA
%20Studi%20Tentang%20Pengembangan%20Kecerdasan
%20Tanggung%20Jawab%20dan%20Partisipasi%20Siswa%20di
%20SMP%20Negeri%202%20Palu
5. Dalam materi perkuliahan yang telah kalian baca di syam-ok, Cogan
telah menjabarkan ada 8 (delapan) karakteristik warga negara abad
21. pertanyaannya, manakah karakteristik warga negara yang paling
urgen dan menonjol, dengan melihat kondisi kita saat ini? jelaskan
argumen anda!
Jawab :
"Artinya, setiap warga negara kalau akan melakukan sesuatu, maka sesuatu yang
akan dilakukan haruslah sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan ajaran
agama. Karena sila Ketuhanan Yang Maha Esa itu di dalam negara RI adalah
menjadi dasar dalam kehidupan bernegara,".
dalam Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 juga dinyatakan dengan tegas bahwa negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
"Itu artinya setiap pemeluk agama berhak dan dijamin oleh konstitusi untuk
melaksanakan ajaran dari agama yang dianutnya.