Disusun oleh :
NAMA : F. ANGGI PERMANA PUTRA
NIM : 041816781
UPBJJ : MALANG
ALAMAT : POJKAR AMANAH BLITAR RAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Pemilihan Kepala Daerah adalah Pemilu untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Pemilihan
langsung Kepala Daerah menjadi consensus politik nasional, yang merupakan salah satu
instrument penting penyelenggaraan pemerintahan setelah digulirkannya otonomi daerah di
Indonesia. Sedangkan Indonesia sendiri telah melaksanakan Pilkada secara langsung sejak
diberlakukannya Undang-undang nomor 32 tahun 2004. tentang pemerintahan daerah. Hal ini
apabila dilihat dari perspektif desentralisasi, Pilkada langsung tersebut merupakan sebuat
terobosan baru yang bermakna bagi proses konsolidasi demokrasi di tingkat lokal.
Pilkada langsung akan membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat dalam
proses demokrasi untuk menentukan kepemimpinan politik di tingkat lokal. Sistem ini juga
membuka peluang bagi masyarakat untuk mengaktualisasi hak-hak politiknya secara lebih baik
tanpa harus direduksi oleh kepentingan-kepentingan elite politik, seperti ketika berlaku sistem
demokrasi perwakilan. Pilkada langsung juga memicu timbulnya figure pemimpin yang
aspiratif, kompeten, legitimate, dan berdedikasi. Sudah barang tentu hal ini karena Kepala
Daerah yang terpilih akan lebih berorientasi pada warga dibandingkan pada segelitir elite di
DPRD.
Pada dasarnya Pilkada langsung adalah memilih Kepala Daerah yang profesional,
legitimate, dan demokratis, yang mampu mengemban amanat otonomi daerah dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selayaknya Pilkada di Indonesia dilaksanakan
dengan efektif dan tetap menjunjung tinggi asas demokrasi dan hukum.
KAJIAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang
dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung,umum,bebas,rahasia,jujur dan adil.
Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara Republik Indonesia
yangmemenuhi syarat tertentu. Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepla daerah yang
memperolehsuara lebih dari 50% jumlah suara sah ditetaplah sebagai pasangan calon terpilih.
Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuh, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah yang memperoleh suara lebih dari 25% dari jumlah suara sah, pasangan calon yang
memperoleh suaranya terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.
Apalagi tidak ada yang mencapai 25% dari jumlah suara sah, dilakukan pemilihan
putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua. Pasangan calon kepala
daerah dan wakil kepaa daerah yang memperoleh suara terbanyak pada putaran kedua dinyatakan
sebagai pasangancalon terpilih.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman
hutang luar negeri dari Mentri keuangan atas nama pemerintah pusat setelah memperoleh
pertimbangan Mentri dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penteraan modal pada
suatu Badan Usaha Milik Negera (BUMN) atau Perusahaan Milik Daerah (BUMD) yang
pembenukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan pembubarannya ditetapkan dengan
Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan dan
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan dasar
pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember. Kepala daerah mengajukan rancangan peraturan daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Cara pertama, disebut
dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan
pemerintah ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara
dekosentrasi.sentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara
sederhana didefinisikan sebagai pengaturan kewenangan. Diindonesia sistem sentralisasi
pernah diterapkan pada zaman kemerdekaaan hingga orde baru. Cara kedua, dikenal
sebagai desentralisasi, yakni segala urusan, tugas,dan wewenang pemerintah diserahkan
seluas luasnya kepada pemerintah daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam
keorganisasian yang secara sederhana didefinisikan sebagai penyerahan kewenangan.
Pelimpahan wewenang dengan cara berkonsentrasi dilakukan melalui
pendelegasian wewenang kepada perangkat yang dibawah hirarkinya didaerah.
Pelimpahan wewenang dengan cara disentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan
kepada daerah otonom. Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan,
tugas, dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dalam
peraturan pemerintah nomor 84 tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi
kesempatan untuk membentuk lembaga lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan
daerah.
Adapun tujuannya adalah untuk melayani secara adil dan merata dalam berbagai
aspek kehidupan. Fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan ,
pengatur , dan pemberdayaan masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah provinsi , kabupaten , dan kota / antara provinsi dan kabupaten
dan kota diatur dalam UUD dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah .
Hubungan keuangan , pelayanan umum , pemanfaatan sumber daya alam , dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan
secara adil dan selaras berdasarkan undang undang.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah memilih Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945[5]. Sebelum diberlakukannya
undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Namun sejak Juni 2005
Indonesia menganut system pemilihan Kepala Daerah secara langsung.
Pemilihan kepala daerah (Pilkada atau Pemilukada) dilakukan secara langsung oleh
penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah
dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah.
4.2 Saran