Assalamualaikum, Wr Wb
Proses pemerolehan bahasa pada anak idealnya didukung faktor keluarga. Bahasa
anak yang pertama adalah bahasa ibunya, selembut, sekalem, sekeras, sesopan
anak tergantung orang tua, orang tua pendukung pemerolehan bahasa anak.
Namun muncul masalah ketika kualitas dan kuantitas komunikasi orang tua
dengan anak kurang dengan berbagai macam alasan dan keadaan (orang tua
sibuk kerja).
Silakan analisis masalah di atas berdasarkan pemerolehan bahasa anak serta
peran bapak/ibu sebagai pendidik untuk memaksimalkan kemampuan bahasa di
kelas rendah?
Jawab
Analisis masalah
Penguasaan Bahasa oleh anak dimulai dari ibunya atau sering disebut Bahasa ibu.
Selembut, sekalem,sekeras, sesopan anak tergantung orang tua, karena orangtua
pendukung pemeroleh Bahasa anak.Namun muncul masalah ketika kualitas dan
kuantitas komunikasi orang tua dengan anak kurang dengan berbagai macam
alasan dan keadaan. Hal ini juga mempengaruhi bagi proses pemerolehan Bahasa
padaanak. Bagi anak orang tua merupakan tokoh identifikasi. Anak akan meniru
perilaku orang tua termasuk dengan Bahasa yang dikeluarkan oleh orang tua akan
diikuti oleh anak. Anak akan meniru yang ia tangkap di keluarga dan
lingkungannya dan akan terbenak sebagai konsep perolehan Bahasa anak itu
sendiri. Apalagi dengan orang tua yang sibuk bekerja, anak terkadang dititipkan
atau diasuh oleh pengasuh, pemerolehan Bahasa pada anak tidak akan terkontrol
oleh orang tua.
Assalamualaikum, Wr Wb
Jawab
kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan berdasarkan
kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain adalah untuk menumbuhkan
kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya membaca. Nah, kegiatan literasi
itu sendiri bisa diwujudkan melalui program gerakan literasi di sekolah berikut ini:
1. Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan
Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan
literasiyang pertama yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa
diimplementasikan dengan cara menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga
setiap kelas bisa mengunjungi perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja,
tetapi wajibkan pula siswa untuk meminjam buku, menyusun resume dari
beberapa lembar buku yang telah dibacanya kemudian wajibkan pula siswa
untuk mengembalikan buku.
2. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara
mewajibkan siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun
di sekitar sekolah setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa
untuk membuat laporan, karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya
ataupun diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada mading kelas. Sebagai
langkah awal, program ini bisa dilakukan setiap seminggu sekali.
3. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel
ataupun buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan
lokal, nasionalisme dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap
perkembangan siswa.
4. Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara
yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
5. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun
yang ada pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas /
cita-cita siswa / karakter mulia yang harus dilakukan.
6. Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana
tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk
membaca. Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin,
depan ruang guru, samping mushola sekolah, dll.
7. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya
literasi siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
8. Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata
motivasi untuk menginspirasi siswa
KB 3
Assalamualaikum, Wr Wb
Jawab
Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan
bahasa tertentu yang menggambarakan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman
dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat
oleh orang dewasa ataupun anakanak. Sastra anak-anak bukan dibatasi oleh siapa
pengarangnya, melainkan untuk siapa karya itu diciptakan. Dengan demikian sastra
anak-anak boleh saja hasil karya orang dewasa, tetapi berisikan cerita yang
mencerminkan perasaan anak-anak, pengalaman anak-anak serta dapat dipahami
dan dinikmati oleh anak-anak sesuai dengan pengetahuan anak-anak. Bacaan
seperti itulah yang harus disediakan sebagai bahan pembelajaran bahasa di Sekolah
Dasar.
Sastra anak-anak sebagai sumber pembelajaran bahasa di sekolah dasar
terdiri atas berbagai genre, yaitu: buku bergambar, fiksi realistik, fiksi sejarah,
fantasi, fiksi ilmiah, sastra tradisional, puisi, biografi, dan otobiografi. Semua
genre tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran apresiasi asal disesuaikan
dengan kondisi dan tingkat perkembangan anak-anak (Huck, 1987; Rothelin,).
Yang harus saya perbaiki dari cara saya mengajarkan sastra anak selama
ini adalah bentuk strategi dan metode dalam proses pembelajaran sastra
anak
Adapun bentuk strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
sastra anak di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Bercerita
2. Berbicara
3. Bercakap-cakap
4. Mengungkapkan pengalaman
5. Membacakan puisi
6. Mengarang terikat & bebas
7. Menulis laporan, menulis narasi, deskripsi, eksposisi & argumentasi
8. Menulis berdasarkan gambar/visual
9. Mendramatisasikan karya sastra
Sedangkan metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
sastra anak di sekolah dasar adalah metode; menyimak, membaca (nyaring,
dalam hati, bersama dll) menonton, mengarang, roleplaying, bermain drama,
parafrase, dan berbagai permainan
KB 4
Assalamualaikum, Wr Wb
Jawab