Anda di halaman 1dari 24

URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Uswatun Hasanah, M.Pd.

Oleh:

Kelompok 1

1. Ahmad Zaini (20221282010525)

2. M. Kafa Bihii Saaiqulhaq (20221282010524)

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUSTANUL ULUM

KRAI - YOSOWILANGUN - LUMAJANG

OKTOBER 2022
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

KATA PENGANTAR

ii
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

B. Tujuan Pembelajaran Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan...............................................................
C. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi...................................................................................
D. Visi Misi, dan Materi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan...............................................................
E. Manfaat Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan...............................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................8

B. Saran........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

iii
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila secara garis besar terbagi atas beb
erapa tingkatan.yang
pertama adalah nilai dasar,nilai instrumental,dan nilai praktis. Selain
nilai yang terkandung di dalam pancasila terdapat juga moral,dan norma.

Diterimanya pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memba
wa konsekuensi logis bahwa
nilai nilai pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok,landasan fundamental
bagi pengaturan serta penyelenggaraan negara.Selain itu pancasila juga
mempunyai fungsi untuk mempersatukan bangsa Indonesia dengan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.bangsa Indonesia yang memiliki berbagai macam
suku bangsa,ras,agama,dan berbagai macam kebudayaan sangat membutuhkan
sekali alat atau sarana untuk mengikat keberagaman tersebut.

R. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia?
3. Apa dari fungsi bahasa Indonesia?
S. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui apa dari fungsi bahasa Indonesia.

2
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
Republik Indonesia seperti tercantum dalam alenia ke keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga
tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai
wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai
individu, maupun sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan
Nasional (Sidiknas) Pasal 2 dan Pasal 3 dikatakan bahwa: “Pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

3
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berupaya
mengantarkan warganegara Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi warga negara
demokratis yang berkeadaban; yang memiliki daya saing: berdisiplin, dan
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila. PPKn adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin
hak-hak warga masyarakat (Zamroni, dalam ICCE, 2003)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan adalah bentuk pengemblengan individu-individu agar
mendukung dan memperkokoh komunitas politik sepanjang komunitas politik
itu adalah hasil kesepakatan. David Kerr,1999 mengindikasikan PPKn
Indonesia dan Pendidikan kewarganegaraan suatu negara akan senantiasa
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tujuan pendidikan sebagai faktor struktural
utama. PPKn bukan semata-mata membelajarkan fakta tentang lembaga dan
prosedur kehidupan politik tetapi juga persoalan jati diri dan identitas bangsa
(Kymlicka, 2001).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting
menunjang tujuan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. PPKn berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. PPKn merupakan bagian
integral dari ide, instrumentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia (Udin Winataputra,2008) Pendidikan
nasional pada hakikatnya adalah PPKn untuk melahirkan warga negara
Indonesia yang berkualitas baik dalam disiplin sosial dan nasional, dalam etos
kerja, dalam produktivitas kerja, dalam kemampuan intelektual dan

4
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

profesional, dalam tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan,


kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan kepribadian (Soedijarto, 2008).
Kehadiran kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
berupaya menanamkan sikap kepada warga negara Indonesia umumnya dan
generasi muda bangsa khususnya agar: (1)Memiliki wawasan dan kesadaran
kebangsaan dan rasa cinta tanah air sebagai perwujudan warga negara
Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan
negara; (2)Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman
masyarakat Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka
meperkuat integrasi nasional; (3)Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan
dalam melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab dan peran sertanya
sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter; (4)Memiliki
kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta kewajiban
dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara secara adil dan
tidak diskriminatif;(5)Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia
yang demokratis dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang
bersumber pada Pancasila; (6)Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola
perilaku yang mendukung ketahanan nasional Indonesia serta mampu
menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman demi kemajuan
bangsa.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara
sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang dimana pada masanya nanti bibit
ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan
moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami
proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip
diri. Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk
dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.
Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari
masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan

5
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah


masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut
memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya
pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan
image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk
melindungi serta mempertahankan Negara kita.Pendidikan kewarganegaraan
adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran secara langsung
tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada mahasiswa.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni
sikap menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas.
Pendidikan itu mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka
identitas nasional. Seperti yang pernah diungkapkan salah satu rektor sebuah
universitas, “tanpa pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan lahir
masyarakat egois.Tanpa penanaman nilai-nilai kewarganegaraan, keragaman
yang ada akanmenjadi penjara dan neraka dalam artian menjadi sumber
konflik. Pendidikan, lewat kurikulumnya, berperan penting dan itu terkait
dengan strategi kebudayaan.”
Beliau menambahkan bahwa ada tiga fenomena pasca perang dunia II,
yaitu :
1. Fenomena pertama, saat bangsa-bangsa berfokus kepada nation-building
atau pembangunan institusi negara secara politik. Di Indonesia, itu
diprakarsai mantan Presiden Soekarno. Pendidikan arahnya untuk
nasionalisasi.
2. Fenomena kedua, terkait dengan tuntutan memakmurkan bangsa
yangkemudian mendorong pendidikan sebagai bagian dari market-builder
atau penguatan pasar dan ini diprakarsai mantan Presiden Soeharto.
3. Fenomena ketiga, berhubungan dengan pengembangan peradaban dan
kebudayaan. Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia sudah menampakkan
fenomena tersebut dengan menguatkan pendidikannya untuk mendorong
riset, kajian-kajian, dan pengembangan kebudayaan.

6
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana


untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak
dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan
bangsa dan negara.Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa,
memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati
diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga
kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.
Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan antara lain agar mahasiswa mampu menjadi warga negara
yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan
HAM, agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai, agar
mahasiswa memilik kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya
menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral,
agama, dan nilai-nilai universal, agar mahasiwa mampu berpikir kritis dan
objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar
mahasiswa mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai
persoalan kebijakan publik, agar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai
dasar secara bijak (berkeadaban).
Pendidikan Kewarganegaraan lah yang mengajarkan bagaimana seseorang
menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab.Karena kewarganegaraan
itu tidak dapat diwariskan begitu saja melainkan harus dipelajari dan di alami
oleh masing-masing orang. Apalagi negara kita sedang menuju menjadi
negara yang demokratis, maka secara tidak langsung warga negaranya harus
lebih aktif dan partisipatif.Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus
memepelajarinya, agar kita bisa menjadi garda terdepan dalam melindungi
negara. Garda kokoh yang akan terus dan terus melindungi Negara walaupun
akan banyak aral merintang di depan.
Kita semua tahu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan
bagaimana warga negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara,
tetapi juga mengajarkan bagaimana sesungguhnya warga negara itu harus

7
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

toleran dan mandiri.Pendidikan ini membuat setiap generasi baru memiliki


ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan karakter
publik.Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga
tecakup dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan
tersebut bisa dipelajari tanpa menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan
lebih baik lagi jika Pendidikan ini di manfaatkan untuk pengambangan diri
seluas-luasnya.
Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah
goyah dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu
kita tidak akan mudah terpengaruh secara langsung oleh budaya yang bukan
berasal dari Indonesia dan juga menghargai segala budaya serta nilai-nilai
yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap tersebut tentu tidak bisa kita
peroleh begitu saja tanpa belajar. Oleh karena itu mengapa Pendidikan
Kewarganegaraan masih sangat penting untuk kita pelajari. Oleh karena itu
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di masa depan
harus segera dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi,
metode dan evaluasi pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun
kesadaran para pelajar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan
mampu menggunakan sebaik-baiknya dengan cara demokratis dan terdidik..

B. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca, agar memiliki motivasi bahwa Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta
kepentingan warganegara sebagai individu, anggota keluarga, anggota
masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad
dan bersedia untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta
mengembangkan potensi individu mereka sehingga memiliki wawasan, sikap,
dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

8
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk


menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,
memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan
filsafat bangsa Pancasila. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara
Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan
kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ke-
Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Secara konstitusional rakyat Indonesia, melalui MPR telah menyatakan
bahwa : Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
diarahkan untuk “meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri, mampu membangun
dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa“.
Disamping itu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan juga bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif. Terampil, berdisiplin,
beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada
hakikatnya merupakan sumber hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai
suatu sumber hukum dasar secara objektif Pancasila merupakan suatu
pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur
yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada
tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri
negara ini menjadi lima sila yang ditetapkan secara yuridis formal menjadi
dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Unsur-unsur yang merupakan materi pendidikan Pancasila diangkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila
tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,

9
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan


negara Indonesia.
Keanekaragaman suku,bangsa adat istiadat, dan agama yang berada pada
ribuan pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk
terjadi keanekaragaman kehendak dalam Negara karena tumbuhnya sikap
premordalisme sempit, yang akhirnya memungkinkan dapat terjadi konflik
yang negatif, oleh karena itu dalam pendidikan dibutuhkan alat perekat bangsa
dengan adanya kesamaan cara pandang tentang visi dan misi negara melalui
wawasan nusantara sekaligus akan menjadi kemampuan menangkal ancaman
pada berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kompentensi kehadiran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
adalah dimana masyarakat dan pendidikan suatu negara berupaya untuk
menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya dan
bermakna. Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi
hari depan bangsa yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, Negara, dan hubungan internasional.
Kompetensi lulusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah
didapatnya tindakan cerdas yang penuh tanggung jawab dari seorang warga
negara dalam berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah
hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dengan menerapkan konsepsi
falsafah bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan dapat membuahkan sikap mental
yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab. Sikap ini disertai dengan perilaku
yang : Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghayati
nilai–nilai falsafah bangsa; berbudi pekerti luhur, berdisiplin; rasional,
dinamis, dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara; serta
bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berupaya memberikan
semangat perjuangan kepada genegarasi muda bangsa Indonesia dalam
mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi yang penuh tantangan.
Generasi muda sebagai warga negara Indonesia dan sebagai penerus cita-cita
bangsa perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, bersikap dan

10
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

berperilaku positif, cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa di atas kepentingan peribadi dan golongan dalam rangka bela negara
demi utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan
melalui: pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau
wajib dan pengabdian sesuai profesi Pasal 9 ayat (2) UU No.3 Tahun 2002
Tentang Pertahanan Negara:
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan adalah bentuk pengemblengan individu-individu agar
mendukung dan memperkokoh komunitas politik sepanjang komunitas politik
itu adalah hasil kesepakatan. PPKn senantiasa dipengaruhi oleh nilai-nilai dan
tujuan pendidikan (educational values and aims) sebagai faktor struktural
utama (David Kerr, 1999). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bukan
semata-mata membelajarkan fakta tentang lembaga dan prosedur kehidupan
politik tetapi juga persoalan jati diri dan identitas bangsa (Kymlicka, 2001).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting
menunjang tujuan bernegara Indonesia. Pendidikan Pancasila dan Kewarga-
negaraan secara sistematik adalah untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan dan berjalan seiring dengan
perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
diharapkanakan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah
dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam
hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk
bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang cinta tanah
air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan utama Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan

11
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik


Indonesia. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas,
kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab,
dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan pembekalan
kepada peserta didik di Indonesia yang diantaranya dilakukan melalui
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya
Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar (sebagai aplikasi nilai dalam kehidupan) yang
disebut kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam
komponen kurikulum perguruan tinggi.
Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negaraakan
terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi
demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–sungguh merupakan sesuatu yang
paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan
membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari
peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati
nilai–nilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga
negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, warga negara
Republik Indonesia diharapkan mampu “memahami, menganalisa, dan
menjawab masalah–masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan
negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan
tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945”.

12
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini
disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai
IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya
saing; memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; dan berpikir
obyektif rasional serta mandiri.

C. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi
Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
berupaya menanamkan sikap kepada mahasiswa sebagai calon intelektual dan
penerus cita-cita bangsa agar;
1. Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air
sebagai perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas
kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
2. Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman
masyarakat Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka
meperkuat integrasi nasional.
3. Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak,
kewajiban, tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang
cerdas, trampil dan berkarakter.
4. Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia
serta kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga
negara secara adil dan tidak diskriminatif.
5. Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis
dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber
pada Pancasila.
6. Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang mendukung
ketahanan nasional Indonesia serta mampu menyesuaikan dirinya dengan
tuntutan perkembangan zaman demi kemajuan bangsa.
Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003: " Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

13
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Tujuan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di perguruan tinggi (Menurut
SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002. Agar mahasiswa:
1. Memiliki motivasi menguasai materi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan
kedudukan serta kepentingannya, sebagai individu, anggota
keluarga/masyarakat dan warganegara yang terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai
berbangsa dan bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.

D. Visi Misi, dan Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


1. Visi Misi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Visi; Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan di perguruan
tinggi adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan
dan penyeleng-garaan program studi, guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya mejadi manusia Indonesia seutuhnya.
Misi; Pendidikan Pancasilan dan Kewarganegaraan adalah
membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai warga negara
Indonesia yang baik dan bertanggungjawab, tahu akan hak dan
kewajibannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
2. Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi
hubungan antara warganegara dan negara, serta pendidikan pendahuluan
bela negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar
filosofi bangsa. Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan
bernegara Indonesia, memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang
bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila. Pancasila sebagai

14
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

filsafat bangsa dan negara Indonesia, mengandung makna bahwa dalam


setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus
berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
dan Keadilan sosial.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada
hakikatnya merupakan sumber hukum dasar dalam negara Indonesia.
Sebagai suatu sumber hukum dasar secara objektif Pancasila merupakan
suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral
yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia,
yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan
oleh para pendiri negara ini menjadi lima sila yang ditetapkan secara
yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain
adalah diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
sehingga bangsa ini merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar
negara, ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Tulisan ini berupaya memberikan semangat perjuangan kepada
bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi
yang mendunia. Generasi muda sebagai warga negara Indonesia dan
sebagai penerus cita-cita bangsa perlu memiliki wawasan dan kesadaran
bernegara, bersikap dan berperilaku positif, cinta tanah air serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan
peribadi dan golongan dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

E. Manfaat Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Sebagai warga negara yang baik perlu mengetahui apa urgensi dan
manfaat dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sesungguhnya banyak
manfaat yang bisa diambil dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pertama adalah untuk mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga negara

15
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

yang akhirnya dapat menempat diri pada posisi yang tepat sebagai warga
negara. Setelah mengetahui dan mengerti kewajiban yang harus dilakukan dan
hak yang mesti didapatkan, maka sebagai warganegara yang baik dapat
menjalankan perannya dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku serta menuntut hak – hak yang
mungkin belum terpenuhi sebagai warga negara. Setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lainnya tanpa terkecuali.
Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari
berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan
kehidupan. Manfaat yang kedua adalah dengan mempelajari pelajaran
kewarganegaraan dapat dijadikan motivasi untuk memiliki sifat nasionalisme
dan patriotisme yang tinggi. Artinya setelah mengerti peran dan keadaan
negara, seharusnya menjadi warga negara yang lebih cinta pada tanah air dan
baangsa serta rela berkorban demi bangsa dan negara. Dengan mempelajari
Pendidikan kewarganegaraan dapat memperkuat keyakinan kita terhadap
Pancasila sebagai ideologi negara dan mengamalkan semua nilai – nilai yang
terkandung di dalamnya. Disadari atau tidak, dasar negara Pancasila
mempunyai nilai – nilai luhur termasuk nilai moral kehidupan. Nilai moral
tersebut seharusnya menjadi pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah
laku. Nilai – nilai tersebut berkaitan erat dengan kualitas sumber daya
manusia. Kualitas SDM yang rendah merupakan salah satu indikasi juga
gagalnya pendidikan kewarganegaraan. Manfaat selanjutnya adalah suatu hal
yang masih berhubungan dengan nasionalisme dan patriotisme yaitu sebagai
warga negara diharapkan memiliki kesadaran dan kemampuan dalam usaha
bela negara. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis
bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara. Syarat-syarat tentang pembelaan negara diatur dengan
undang-undang.” Sebagai warga negara yang baik kita wajib ikut serta dalam
usaha bela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Membela negara bisa berarti luas dan dapat dilakukan dalam berbagai
bidang. Dengan hak dan kewajiban yang sama, setiap orang Indonesia tanpa

16
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

harus dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara.


Membela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan
dengan cara lain misalnya ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar
(seperti siskamling), ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri,
belajar dengan tekun mempelajari mata kuliah Pendidikan Pancasila
Kewarganegaraan atau mengikuti kegiatan ekstra klurikuler seperti Paskibra,
PMR dan Pramuka dan sebagainya. Itu semua merupakan manfaat yang
didapatkan setelah mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Tidak lupa semua hal yang sudah disebutkan tadi juga harus disesuaikan
dengan dinamika kehidupan bermasyarakat dan diharapkan dapat menjadi
sarana pembentukan kepribadian bangsa dalam rangka mempertahankan
keutuhan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara materi seperti yang dibahas di atas, tentu pendidikan
kewarganegaraan menjadi begitu penting dengan berbagai macam nilai di
dalamnya. Akan begitu besar manfaatnya ketika kita mengerti dan memahami
semua materi yang diajarkan. Tetapi hal itu akan sia – sia belaka ketika kita
hanya sekedar mengerti atau memahami saja tanpa adanya penindaklanjutan.
Dalam hal ini yang perlu tekankan adalah adanya suatu pengamalan dari suatu
ilmu, khususnya dalam hal ini ilmu yang dimaksud adalah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan itu sendiri.
Seperti kata pepatah “Amal tanpa ilmu buta” Ilmu tanpa amal, pincang…”
Amal tanpa ilmu akan membutakan karena ilmu merupakan petunjuk dan
pemberi arah amal yang akan dilakukan. Bagaimana mungkin kita tahu kalau
amal yang kita lakukan benar atau salah jika kita tidak tahu ilmunya. Hal itu
sama saja dengan kita berjalan tanpa tahu arah dan tujuan yang jelas. Dengan
menghubungkannya dengan topik yang kita bahas, pepatah itu tentunya
memberikan kesadaran bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yang merupakan suatu ilmu begitu penting sebagai petunjuk dan pemberi arah
untuk setiap tindakan. Begitu banyak orang yang tidak memahami ilmu ini
bisa jadi tidak sadar bahwa hal yang mereka lakukan itu salah dan pada
akhirnya yang terjadi adalah kekacauan di masyarakat.

17
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Sebaliknya juga berlaku bahwa ilmu tanpa amal itu sesuatu yang sia – sia.
Dengan memegang prinsip itu dan menghubungkan dengan kenyataan yang
ada saat ini bahwa masih banyak orang yang hanya sekedar tahu dan mengerti
saja tanpa pengamalan. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kita jadi tahu banyak hal dalam kehidupan bernegara, tapi
mengapa dalam praktiknya nol. Karena banyak warga negara yang hanya
menganggap ilmu itu sebagai angin lalu yang tidak bermanfaat. Kita
cenderung menganggap pendidikan kewarganegaraan patut disepelekan
karena kurang begitu penting dibandingkan dengan ilmu yang lain. Itu akibat
yang terjadi ketika kita tidak tahu manfaat apa yang didapat setelah
mempelajarinya. Memang semenjak SD sudah diajarkan apa yang harus
dilakukan untuk menjawab soal – soal kewarganegaraan yang intinya harus
dipilih atau ditulis segala bentuk perbuatan yang baik – baik dan kenyataannya
semua itu cuma bertujuan untuk mendapatkan nilai yang tinggi tanpa ada
penerapan dalam kehidupan. Bisa dibayangkan berapa banyak biaya dan
waktu yang terbuang percuma ketika semuanya itu akan menguap begitu saja
tanpa meninggalkan manfaat apapun bagi diri kita. Tentunya itu akan
merugikan diri kita sendiri. Sebagai contoh adalah demonstrasi yang tidak
bertanggung jawab yang dilakukan oleh mahasiswa. Tidak ada yang melarang
siapapun untuk berdemonstrasi, tapi tentu saja semua itu ada aturannya.
Kekacauan yang terjadi selama ini adalah mereka tidak mengetahui secara
jelas aturan – aturan yang berlaku ( tidak tahu ilmunya ) sehingga mereka
cenderung seenaknya sendiri dalam mengungkapkan aspirasinya atau mungkin
saja mereka tahu tapi tidak mau tahu (pengamalan yang salah). Pada akhirnya
hal tersebut bukannya memperbaiki keadaan malah menjadikan keadaan
semakin terpuruk.
Karena itu pada intinya perlu adanya keseimbangan antara ilmu dan amal.
Ketika semua warga negara sudah mengerti betul apa yang harus dilakukan,
memiliki kesadaran tinggi untuk mengetrapkannya dan akhirnya benar – benar
melaksanakannya sesuai aturan yang berlaku, bahwa negara ini akan menjadi
negara yang aman, tentram, damai seperti apa yang sudah diidam – idamkan
oleh para pendiri negara ini.

18
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan bahasa Indonesia selalu memiliki keunikan tersendiri.
Kosakata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bertujuan untuk
memperkaya perbendaharaan dan varietas bahasa Indonesia. Walaupun
mengalami beberapa tahapan perkembangan dan penyerapan, kemurnian
bahasa Indonesia tetaplah sama dulu dan kini.
Pemahaman terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat
menjadi dasar menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar.
Dalam hal itu bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai
bahasa Nasional dan bahasa Negara.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional bahasa berfungsi sebagai
lambang kebanggaan kebangsaan, identitas Nasional, alat penghubung antar
warga, antar daerah, dan antar budaya, dan alat pemersatu suku, budaya, dan
bahasa di Nusantara.
Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, alat
perhubungan tingkat Nasional, dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia penulis mengajak kaum mudadan pelajar untuk menjaga
dan terus mengembagkan agar bahasa Indonesia terus bertahan dan
berkembang dalam masa yang akan datang.

B. Saran

19
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Sebagai kaum intelektual kita harus menjaga bahasa Indonesia agar


menjadi bahasa yang dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan efisien.
Dari makalah kami ini, kami juga berharap para pembaca mampu
memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun
sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih
baik.

20
Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Hamid. 2013. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


diakses pada 04 Oktober 2022 pukul 14.46 melalui
http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/urgensi-pendidikan-pancasila-
dan.html

21

Anda mungkin juga menyukai