Oleh:
Kelompok 1
JURUSAN TARBIYAH
YOSOWILANGUN – LUMAJANG
2022
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ...................................................................................................... 13
iii
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ahlussunnah wal jama'ah adalah istilah yang paling populer dalam dunia
Islam sekaligus paling ampuh digunakan untuk menyerang golongan lain yang
sesat dan tidak selamat (ghair an-najiah). Dalam cerita silat, Ahlussunnah
Wal Jama'ah mungkin bisa diibaratkan sebagai senjata pusaka peninggalan
seorang pendekar agung sakti mandraguna. Masing-masing pihak mengklaim
dirinya sebagai pewaris paling sah atas senjata itu. Mereka kemudian saling
bertempur mengeluarkan kemampuan masing-masing untuk membuktikan
klaimnya adalah yang benar, sedang yang lain keliru. Agar tidak menimbulkan
pertentangan di kemudian, tentu saja sang pendekar itu menyebutkan ciri-ciri
tertentu pewarisnya. Orang orang yang sesuai dengan kriteria-keriteria yang
diberikan sang pendekar itulah tentunya yang layak mewarisi senjata pusaka
itu.
Tak berbeda dengan itu, kita mungkin sepakat bahwa Ahlussunnah Wal
Jama'ah adalah ajaran-ajaran warisan Rasulullah saw. kepada umatnya.
Rasulullah saw. sendiri telah menyebutkan beberapa kriteria pengikut
pengikut sejatinya yang disinyalir oleh beliau sebagai golongan yang selamat
dari siksa neraka. Sejarah menginformasikan, pertentangan demi pertentangan
antarsesama muslim mengiringi perjalanan sejarah umat Islam sejak dahulu
hingga kini hanya gara-gara saling mengklaim sebagai pewaris paling sah
peninggalan Rasulullah saw. Dalam setiap pertentangan yang terjadi, vonis
kafir dan sesat meluncur dari masing-masing pihak. Pertentangan tidak hanya
terjadi dalam wilayah inteletual, melainkan berlanjut menjadi pertentangan
fisik hingga menimbulkan pertumpahan darah.
Tidak mudah mendefinisikan istilah ini secara konkret. Untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang istilah yang sudah
menyejarah ini, kita harus mengkajinya dari berbagai sudut pandang. Di sini,
kami berusaha untuk merumuskan pengertian ahlussunnah wal jama'ah
melalui beberapa tinjauan, yaitu kemunculan sejarah kemunculan istilah,
1
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
makna masing-masing kata pembentuk istilah, definisi para ulama, dan sejarah
perkembangan aliran ini.
B. Rumusan Masalah
1. Napak tilas munculnya istilah Ahlusunnah wal Jama'ah?
2. Arti Ahlusunnah wal Jama'ah?
3. Definisi para ulama tentang Ahlusunnah wal Jama'ah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kapan munculnya istilah Ahlusunnah wal Jama'ah
2. Untuk mengetahui arti Ahlusunnah wal Jama'ah
3. Untuk mengetahui definisi para ulama tentang Ahlusunnah wal Jama'ah
2
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
BAB II
PEMBAHASAN
،ٍ فزقتٍٛ ٔسبعٍُٛ فزقت ٔانُصبرٖ عهٗ اثٕٛٓد عهٗ إحدٖ ٔسبعٛ ملسو هيلع هللا ىلص افتزقج انٙقبل انُب
. تٛ ٔيٍ انُبج. مٛق.ٗت يُٓب ٔاحدة ٔانببقٌٕ عهٗ ْهكٍٛ فزقت انُبجٛ عهٗ ثال ث ٔسبعٙٔستفتزق أيت
ٕٙو ٔأصحببّٛ انٛ يب أَب عه، قبل، ٔيب انسُت ٔانجًبعت. مٛ ق، أْم انسُت ٔانجًبعت، قبل
ٖ انُبر ٔافتزقج انُصبرٙ انجُت ٔسبعٌٕ فٍٙ فزقت فٕاحدة فٕٛٓد عهٗ إحدٖ ٔسبعٛافتزقج ان
ٙدِ نتفتزقٍ أيتٛ انجُت ٔانذ٘ َفس دمحم بٙ انُبر ٔٔاحدة فٍٙ فزقت فبحدٖ ٔسبعٌٕ فٍٛ ٔسبعٛعهٗ ثُت
3
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
ب رسٕل هللا يٍ ْى قبلٚ مٛ انُبر قٙ انجُت ٔثُتبٌ ٔسبعٌٕ فٍٙ فزقت ٔاحدة فٛعهٗ ثالث ٔسبع
)زْىٛ ٔغَٙانجًبعت ( رٔاِ ابٍ يبجّ ٔأحًد ٔانطبزا
4
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
identitas pembeda antara ahl as sunnah dan ahl bid'ah. Jika dikatakan si fulan
ahli sunnah atau mengikuti sunah, maka ia adalah kebalikan apa-apa yang
terdapat dalam Al-Quran, ataupun sesuatu yang berasal dari Nabi saw., atau
berbeda dengan ijtihadnya ahli bid'ah. Disebutkan si Fulan itu mengikuti
sunah bila ia beramal sesuai dengan yang diamalkan Nabi saw.
Lebih rinci, Abu Fadlal as-Senori, penulis al-Kawakib al-Lama'ah ulama
kelahiran Tuban, Jawa Timur, mengungkapkan, setelah umat Islam terpecah
menjadi beberapa golongan, ternyata masih ada diantara mereka orang-orang
yang tetap berada dalam kebenaran dan memegang teguh sunah Nabi saw.
Munculnya istilah Ahlussunnah wal Jama'ah merupakan perwujudan atau
bukti dari sabda Rasulullah saw., "Selalu segolongan dari umatku
mendapatkan pertolongan. Mereka tidak tergoyahkan oleh siapa pun yang
akan menjerumuskannya sampai hari kiamat (H.R. Ibnu Majah). Untuk orang-
orang inilah, istilah Ahlussunnah wal Jama'ah ditujukan. Dengan kata lain,
Ahlussunnah wal Jama'ah adalah orang-orang yang memegang teguh sunah
Nabi saw. dan ajaran para sahabat, baik dalam masalah akidah, ibadah,
maupun etika batiniyah (tasawuf).
Di antara mereka (orang-orang yang tetap berada dalam kebenaran dan
memegang teguh sunnah Nabi saw.), ada yang bergelut dalam menegakkan
hujjah-hujjah naqliyah dan aqliyah. Mereka ini disebut mutakallimin (ahli
ilmu kalam). Yang bergelut dalam bidang ilmu peribadatan fisik, hukum dan
peradilan, mu'amalah dan lain-lain disebut fuqaha (ahli fiqh). Yang bergelut
dalam bidang pengumpulan hadis dan menentukan kualitas hadis (shahih dan
tidak) disebut muhadditsin (ahli hadis). Yang bergelut dengan memperbanyak
amal ibadah, pembersihan hati dari akhlak-akhlak tercela, dan menghiasi hati
dengan akhlak-akhlak terpuji, disebut shufiyah (ahli tasawuf). Empat golongan
ini pada masa perpecahan itu menjadi rujukan masyarakat guna menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi. Selain itu, pada masa ini, umat Islam belum
terikat kepada sosok-sosok tertentu seperti pada masa sesudahnya yang hanya
terikat pada empat mazhab. Mereka bebas memilih tokoh-tokoh yang mereka
sukai. Masa kebebasan memilih ini adalah periode tabi'in dan tabi' tabiin.
5
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
Meski sudah mengetahui sebab kemunculan istilah itu, namun Abu Fadhl
sendiri merasa kesulitan untuk menentukan secara pasti munculnya istilah
Ahlussunnah wal Jama'ah itu. Namun, jika kurun waktu yang bisa
menghilangkan kekaburan sejarah tentang kemunculan istilah itu terpaksa
harus dijelaskan, ia menyatakan barangkali periode tabi’in bisa dijadikan
pedoman. Sebab, kata Abu Fadhl, pada periode tabi'in lah umat Islam
terpecah-pecah menjadi berbagai golongan,
Beberapa pandangan di atas memberikan kesimpulan bahwa Ahlussunnah
wal Jama'ah merupakan istilah yang terbentuk dari kondisi keagamaan kaum
muslimin yang saat itu tengah dikelilingi berbagai macam paham
menyimpang (bid'ah). Adapun penggunaan istilah itu, menjadi semacam
identitas atau pembeda antara golongan pengikut sunah Nabi Muhammad saw.
dan golongan pelaku bid'ah.
Namun demikian, pada awal-awal kemunculannya, istilah Ahlussunnah
wal Jama'ah belum begitu populer dan mengakar di tengah tengah kaum
muslimin. Karena, wabah bid'ah belum begitu menjalar di tengah-tengah
masyarakat Islam. Belum meluasnya wabah bid'ah pada masa itu disebabkan
masyarakat waktu itu lebih mengikuti tabi'in para sebagai murid langsung dari
sahabat-sahabat Nabi saw. yang tentunya lebih terpercaya karena secara
keilmuan dan perilaku memiliki jalur yang lurus kepada Nabi saw. Selain itu,
sebagaimana telah kita ketahui dari sebelumnya, golongan Syi'ah dan
Khawarij tidak mengakui pemerintahan Bani Umayah. Bahkan, selalu ingin
memberontak kepada dinasti yang didirikan oleh Mu'awiyah ibn Abi Sufyan
ini. Karena itu, Bani Umayah memerangi dua kelompok ini yang membuat
keduanya selalu terkejar-kejar. Karena selalu diburu oleh penguasa Bani
Umayah, golongan Syi'ah dan Khawarij hampir tidak memiliki kesempatan
untuk mengembangkan pahamnya.
Ketika pemerintahan Islam berada di tangan Bani Abbasiyah, wabah
bid'ah semakin meluas di tengah masyarakat, terutama bid'ah dari kaum
Mu'tazilah. Sebagian khalifah dinasti ini begitu menggandrungi pemikiran
rasionalisme Yunani. Saking gandrungnya, Khalifah Al-Ma'mun sampai
mendirikan lembaga penerjemahan yang diberi nama Baitul Hikmah untuk
6
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
7
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
tabi'in dan tabi' tabi'in. Di antara para penerus itu adalah Imam Abu Al-Hasan
Al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi.
Untuk menegakkan kembali akidah salafus-shalih, kedua imam ini
menyusun pokok-pokok akidah salafus-shalih yang sebelumnya tidak pernah
dilakukan oleh mereka. Dalam menyusun ilmu akidah, Al-Asy'ari dan Al
Maturidi menyertakan argumen-argumen rasional untuk medukung dan
memperkuat pemahaman akidah salafus-shalih. Abu Al-Hasan Al-Asy'ari dan
Abu Manshur Al-Maturidi sangat memahami bahwa kaum Mu'tazilah yang
rasionalis harus dihadapi dengan pemahaman rasional pula. Dalil-dalil
naqliyah yang menjadi landasan akidah ulama salafus-shalih harus didukung
dengan dalil-dalil aqliyah untuk melawan pemikiran-pemikiran rasional
Mu'tazilah. Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi kemudian
mengajarkan akidah salafus-shalih yang telah mereka rumuskan kepada
khalayak umum guna membentengi akidah umat Islam dari bid'ah yang
merajalela pada waktu itu. Berawal dari sinilah, kemudian lahir istilah
Asy'ariyah (pengikut Imam Al-Asy'ari) dan Maturidiyah (para pengikut Imam
Al-Maturidi).
Jika pada masa imam-imam mazhab, kaum muslimin menyandarkan setiap
permasalahan kepada mereka, baik permasalahan hukum syaiat, etika, maupun
akidah. Maka, setelah masa imam-imam mazhab lewat sedang wabah bid'ah
masih terus menjalar di tengah-tengah masyarakat, maka mayoritas kaum
muslimin menjadikan Al-Asy'ari dan Al-Maturidi sebagai wakil dari salafus-
shalih sebagai rujukan kebenaran dalam akidah. Oleh sebab itu, mayoritas
umat Islam menisbatkan Ahlusunnah wal jama'ah kepada golongan pengikut
Imam Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Manshur Al-Maturidi.
8
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
ini, lanjut as-Syathibi, merupakan antonim (lawan kata) dari bid'ah. Si fulan
disebut ahli sunah bila ia beramal sesuai dengan amal Rasulullah saw. yang
menjadi penjelas pertama dari Al Quran. Kebalikan dari itu, si fulan disebut
ahli bid'ah, bila ia beramal bertentangan dengan Rasulullah saw.
ٖ انُبر ٔافتزقج انُصبرٙ انجُت ٔسبعٌٕ فٍٙ فزقت فٕاحدة فٕٛٓد عهٗ إحدٖ ٔسبعٛافتزقج ان
ٙدِ نتفتزقٍ أيتٛ انجُت ٔانذ٘ َفس دمحم بٙ انُبر ٔٔاحدة فٍٙ فزقت فبحدٖ ٔسبعٌٕ فٍٛ ٔسبعٛعهٗ ثُت
ب رسٕل هللا يٍ ْى قبلٚ مٛ انُبر قٙ انجُت ٔثُتبٌ ٔسبعٌٕ فٍٙ فزقت ٔاحدة فٛعهٗ ثالث ٔسبع
)زْىٛ ٔغَٙانجًبعت ( رٔاِ ابٍ يبجّ ٔأحًد ٔانطبزا
لتأتٌن على أمتً ما أتى على بنً إسرائٌل حذو النعل بالنعل على إن كان منهم من أتى أمه
عالنٌة لكان فً أمتً من ٌصنع ذلك وإن بنً إسرائٌل تفرقت على ثنتٌن وسبعٌن ملة ملة وتفترق
أمتً على ثالث وسبعٌن ملة كلهم فً النار إال ملة واحدة قالوا ومن هً ٌا رسول هللا قال ما أنا علٌه
)وأصحابً (رواه الترمذي
9
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
Kata الجماعةpada hadis pertama bila ditemukan dengan hadis kedua yang
menggunakan redaksi ًما أنا علٌه وأصحاب. Dengan demikian pengertian al-
jamaah tak lain adalah glngan yang mengikuti Rasulullah dan sahabatnya.
Tapi tidak sesederhana itu kita memahami pengertian al-jamaah, kata Imam
asy-Syaitibi. Menurutnya, tidak cukup hanya mengandalkan hadis ما أنا علٌه
ً وأصحابuntuk memahami penegertian al-jamaah karena banyak hadis lain
yang menyebutkan kata al-jamaah seperti hadis Hadis sahih dari Ibnu Abbas.
تٛتت جبْهٛئب فًبث يبث يّٛ فإَّ يٍ فبرق انجًبعت شٛصبز عهٛكزّْ فهٚ ئبٛزِ شٛيٍ رأٖ يٍ أي
10
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
11
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
sunah serta mengikuti para sahabat dan tabi'in, baik dalam akidah maupun
amaliyah, meskipun mereka berbeda dalam permasalahan-permasalahan
ijtihadi (permasalahan yang tidak ada nash yang jelas dalam Al-Quran dan
hadis),
Ibnu Taimiyah mengartikan Ahlusunnah wal Jama’ah sebagai golongan
mayoritas umat Islam dan Sawadu Al A'zham. Menurutnya, barangsiapa yang
berbicara dengan berlandaskan pada Al-Quran, sannah, dan ijma', maka dia
termasuk golongan Ahlusunnah wal Jamaah
Berikutnya, Al Jarjani menisbatkan Ahlusunnah wal Jama’ah kepada
golongan ahl al-haq atau golongan yang selalu menyandarkan dirinya kepada
kebenaran menurut Tuhan mereka dengan hujjah- hujjah dan dalil-dalil yang
jelas. Selain itu, ahlu al-haq, menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-'Asqalani,
adalah golongan ahli ilmu. Maksudnya, golongan para mujtahid yang menjadi
panutan umat dalam urusan agama.
Mencermati seluruh definisi yang diberikan para ulama itu, nampaknya
seluruhnya sepakat bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah adalah golongan yang
berpegang teguh kepada al-Quran, as-sunnah, dan ijma’ para mujtahid. Hanya
saja terdapat perbedaan tentang golongan yang menyandang predikat
Ahlusunnah wal Jama’ah. Ada yang menyebut golongan Asy’ariyah,
Maturidiyah, dan golongan ahli hadis dan ahlu- ra'yi yang sepakat dalam
pokok-pokok akidah dan tidak saling mengafirkan dan menyesatkan tatkala
terjadi perbedaan dalam permasalahan-permasalahan ijtihadi.
12
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengkaji Ahlusunnah wal Jama’ah melalui tiga sudut pandang di atas
menghasilkan ketetapan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah merupakan ajaran
Rasulullah saw. yang diwarisi secara turun-temurun dari generasi ke generasi
yang meliputi tiga pokok ajaran Islam, iman (akidah), Islam (fiqh), dan ihsan
(tasawuf). Penelusuran di atas sentralnya berada di generasi salafus-shalih.
Maka, yang dikehendaki dengan "hanya satu golongan yang selamat (Al firqah
an-najah)" dalam hadis Rasulullah saw. tentang perpecahan umat menjadi 73
golongan adalah golongan Ahlusunnah wal Jama’ah ini.
Menghimpun seluruh pembahasan di atas, maka rumusan kita tentang
Ahlusunnah wal Jama’ah ialah ajaran yang dalam seluruh aspek agama Islam
memiliki beberapa karakter. Pertama, berpegang teguh kepada Al-Quran dan
sunah Rasulullah saw. Kedua, mengikuti kesepakatan para mujtahid. Ketiga,
mengikuti salafus-shalih. Keempat, tidak mengakafirkan perbedaan dalam
persoalan ijtihadi. Kelima, sepakat dalam pokok-pokok akidah.
Inilah lima karakter Ahlusunnah wal Jama’ah. Barangsiapa yang tidak
memiliki lima karakter ini, maka dalam pandangan kami tidak bisa dikatakan
sebagai kaum Ahlusunnah wal Jama’ah.
B. Saran
Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu
memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun
sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih
baik.
13
Pengertian dan Sejarah Ahlusunnah wal Jamaah
DAFTAR PUSTAKA
14