Dibuat Oleh :
MATEMATIKA
FAKULTAS EKSATA
UNIVERSITASS NAHDLATUL ULAMA BLITAR
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kami kesempatan menulis makalah ini.Maka, tidak terkira ucapan syukur kami kepada-Nya.
Sholawat serta salam tetap tercurah kan kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Semoga di yaumul qiyamah nanti kita semua mendapatkan Syafaat-Nya.Makalah ini
membahas tentang “Memahami Kondisi Keuangan Perusahaan”.Dalam penyusunan makalah
ini kami mencari dari berbagai referensi.Kami mencantumkan materi insyallah sesuai dengan
pokok bahasan.
Dalam penyusunan makalah ini pastinya ada campur tangan dari berbagai pihak, tak
lupa kami menyampaikan terimakasih kepada:
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun.
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
a. Latar Belakang.....................................................................................................2
b. Rumusan Masalah...............................................................................................2
c. Tujuan..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
a. Simpulan............................................................................................................18
b. Saran..................................................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Pertama-tama sebelum membahas persoalan diatas lebih jauh, terlebih dahulu kita
bedakan pengertian Ahhlusunnah Wal Jama’ah dan Annahdiyah.,semoga semuanya akan
menjadi gambling dan jelass serta tidak akan terjadi keragu-raguan mengenai amalan ibadah
yang masih dalam bingkai Aswaj Annahdliyah,
Semoga kiranya dapat dijadikam salah satunalat untuk bekal bagi umat Islam
khususnya dan khususnya bagi warga Nahdlatul Ulama tentang ajaran dan amalan
Ahlisunnah wal jama’ah.Akibtnya banyak orang terkecoh dan lalu kemudian menjadi
pengikutnya tanpa didasari sebelumnya.
b. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Ahlusunnah wal-jama’ah terdiri dari tiga kata ahlun artinya golongan, sunnah artinya hadis,
dan jama’ah artinya mayoritas. Maksudnya golongan orang-orang yang ibadah dan tingkah lakunya
selalu berdasarkan pada Alqur’an dan hadits, sementara pengambilan hukum Islamya mengikuti
mayoritas ahli fiqih (sebagian besar ulama ahli hukum Islam). Dalam menjalankan ritual
keagamaanya kaum sunni, (sebutan kaum yang mengikuti paham Ahlusunnah wal jama’ah)
menganut salah satu dari satu mazhab mempat : Hanafi, Maliki, Ayafi’I, dan Hambali, serta mengikuti
Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam alMaturidi dalam bidang akidah keduanya di pandang sebagai ulama
besar yang telah berjasa mengibarkan bendera “Ahlusunnah Wal Jama’ah” dan menyatakan diri
keluar dari paham Mu’tazilah.
Bermazhab 3 bermadzhab artinya mengikuti salah satu madzhab. “Madzhab” itu sendiri
artinya aliran atau jalan bagi orang NU, kalau tidak mau mengikuti madzhab maka bukan termasuk
orang NU. Oleh karena itu bagi orang NU beragama harus memakai dasar al-qur’an dan hadits dan
para alim ulama pun sepakat imam yang layak untuk dijadikan sebagai panutan hanya empat imam
mujtahid. Ulama tersebut diatas telah diakui para ulama seluruh dunia yang termasuk tingkatan
Mujtahid karena kedalaman ilmu agamanya, mereka berhak mengambil ketentuan ijtihad hukum
Islam dari sumbernya, yakni al-qur’an dan hadits. Hal yang demikian tentu saja tidak menafikan
sebagian kecil yang mengangkat imam Mujtahid hanya dengan dukungan beberapa ulama saja.
Setiap orang Islam sebaiknya memperhatikan golongan mayoritas muslim di negerinya, yang sudah
tentu konotasinya muslim yang akidahnya betul, (Ahlusunnah wal jama’ah), dan orang Islam tidak
diperkenankan menyendiri, dalam artian membuat.
Bagi para Rosululloh S.A.W.yang hidup se-zaman dengan beliau tidaklah terlalu sulit
mendapatkan kemurnian ajaran agama islam, karena jarak waktu dan jarak fisik yang sanat
dekat. Namun, semakin jauh jarak fisik denggan sumber pertama, maka menjadi sulit untuk
mendapatkan kemurnian As-Sunnah Wal Jama’ah, terutama karena besarnya mendapatkan
gangguan-gangguan yang membahayakan kemurnian tersebut.
Oleh karenanya , tidak semua orang mampu memahami sendiri dan menyimpulkan
pendapatnya mengenai suatu masalah dari al-Qur’an dan al-Hadist, secara besar sehingga
dapat dipertaggung jawabkan kemurniannya. Diperlukan sistem yang dapat dipertanggung
jawabkan, bagi seorang yang perlu punya pendapatb atau perlu melakukan sessuatu hal
mengenai ajaran agama.
1. Bagi yang memenuhi syarat dan saran untuk mengambil kesimpulan pendapat
( istimbath ) sendiri dapat menggunakan sistem ijtihad.
2. Bagi yang tidak memenuhi syarat atau yang meragukan kemampuannya sendiri, tidak
ada yang dapat dilakukan kecuali mengikuti hasil ijtihad atau istimbath orang lain yang
mampu, yang disebut dengan istilah sistem taqlid.
C. Ancaman dan tantangan Aswaja.