Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGEMBANGAN NILAI ASWAJA AUD

Tentang :

“Pengertian, Sejarah, dan Landasan Ahlussunnah Wal Jama’ah”

Dosen Pembimbing :
Waspada, M.M

Disusun oleh :
Khasina Zannuba Al Maghtani
Putri Chintya Anggarini

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat-Nya yang telah diberikan sehingga
tugas ini dapat tersusun dan dikumpulkan tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada yth. Bapak Waspada,M.M yang telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan tugas dengan bahasan materi tentang “Pengertian,
Sejarah, dan Landasan Ahlussunnah Wal Jama’ah” sehingga kami mendapatkan
tambahan ilmu yang insyaallah bermanfaat.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan di dalam makalah ini baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meminta maaf dan
dengan berlapang dada menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki
kesalahan serta tidak mengulanginya di kemudian hari.

Kami berharap makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan serta
memberikan inspirasi bagi yang membacanya kelak.

Bogor, 6 Mei 2019

(....…………………………….)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………...……………………….
DAFTAR ISI…………………………………..……........................
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang…………………………………...……………………..
b. Rumusan Masalah…………………………………….............................
c. Tujuan Penulisan…………………………………...................................
BAB II. ISI
a. Apa itu Ahlussunnah Wal Jamaah…………………................................
b. Sejarah Singkat dan Landasan Ahlussunnah Wal Jamaah……...............
BAB III. PENUTUP
a. Kesimpulan…………………………………..………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang telah diprediksikan oleh Nabi Muhammad SAW. bahwa umatnya akan
terpecah menjadi 73 golongan dan hanya ada 1 golongan saja yang kelak akan selamat.
Sedangkan yang lainnya akan binasa. Ketika beliau ditanya oleh para sahabat : “Siapakah
mereka yang akan selamat?” Rasulullah SAW. pun menjawab :”Mereka adalah orang-orang
yang mengikuti ajaranku dan ajaran para sahabatku”.
Dari pernyataan diatas maka kita mengetahui bahwa ada satu golongan yang kelak akan
selamat dari api neraka. Golongan itu dikatakan adalah golongan atau sekelompok orang yang
mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan ajaran para sahabatnya. Dan golongan tersebut
disebut dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Apa itu Ahlussunnah Wal Jama’ah? Dan bagaimana
sejarah singkat mengenai golongan yang disebut Nabi Mbhammad SAW sebagai satu golngan
yang akan selamat dari

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah?
2. Bagaimana sejarah singkat dan landasan mengenai Ahlussunnah Wal Jamaah?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian Ahlussunnah Wal Jamaah.
2. Mengetahui sejarah singkat dan landasan mengenai Ahlussunnah Wal Jamaah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASWAJA (AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH)

KH. Nawawi Abdul Aziz di dalam bukunya mengatakan, bahwasannya ASWAJA atau
ahlus Sunnah wal jamaah merupakan akronim daripada ahlus Sunnah dan ahlul Jama’ah. Ahlus
Sunnah ialah orang-orang Islam yang di dalam tauhidnya mengikuti madzhab Imam Abul Hasan
al-Asy’ari al Basri (260 H-330 H) atau madzhab Imam Abu Mansur al Maturidi as Samarqandi
(wafat 332 H). Dan yang dimaksud dengan ahlul jama’ah adalah orang-orang Islam yang di
dalam fiqih-nya mengikuti salah satu dari madzhab Imam Empat, yaitu;
1. Imam Abu Hanifah / Hanafi
2. Imam Malik bin Anas / Maliki
3. Imam Muhammad bin Idris bin Syafi’I / Syafi’I
4. Imam Ahmad bin Hanbal / Hambali.1
Dilengkapi dengan pengertian ASWAJA menurut Syaikh Ahmad Amin bahwa
Ahlussunnah Wal Jama’ah terdiri dari 3 kata, yaitu;

1. Ahlul / Ahlun yang artinya keluarga, golongan atau pengikut.


2. As Sunnah, berarti sabda, perbuatan atau ketetapan Nabi Muhammad SAW, dan
3. Al Jama’ah yang berarti kumpulan atau kelompok para sahabat Nabi2
Dari kedua penjelasan mengenai pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah tersebut, dapat
kami simpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah ialah golongan
atau orang-orang yang selalu setia mengikuti dan berpegang teguh pada sunnah Rasulullah
SAW., sebagaimana dipraktekkan bersama para sahabat. Baik dalam perkataan, perbuatan
maupun ketetapan daripada Nabi Muhammmad SAW.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin
Amr bin Ash, Rasulullah memperkirakan bahwasannya umat Islam kelak akan terpecah menjadi
73 golongan dan satu diantaranya adalah golongan yang selamat. Ketika ditanyakan kepada
Beliau, siapakah golongan yang selamat itu? Beliau menjawab, “ma ana ‘alaihil yauma wa ash
habi” yang artinya, mereka yang selalu setia mengamalkan apa yang aku dan sahabatku perbuat
hari ini. 3

Dengan demikian istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai ajaran sebenarnya sudah
dikenal sejak masa Nabi Muhammad SAW.. Istilah tersebut mengandung arti ajaran Islam murni
sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW. bersama para sahabat.
1
KH. Nawawi Abdul Aziz. Alaikum Bissawadil A’dhom. 2008
2
Prof. Dr. KH. Said Aqiel Sirok, Ma. Nu Sejak Lahir
3
H.Muhammad Daud, S.Pd. Hadits Arba’in. 2012.
Sesudah masa sahabat, istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah juga digunakan untuk
membedakan dengan golongan syi’ah, itu berarti, Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan
selain Syi’ah.

Kemudian dalam perkembangan berikutnya, muncul istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah


sebagai alliran “Asy’ariyah” dan “Maturidiyah”. Ini menjelaskan bahwa Ahlussunnah Wal
Jama’ah sebagai firqah dalam Islam adalah para pengikut Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan
Imam Abu Manshur Al Maturidi.

Dikatakan demikian karena kedua imam tersebut telah berjasa mengumpulkan dan
merumuskan dengan rapi aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW.. Baik Imam Abul Hasan Al-
Asy’ari maupun Imam Abu Manshur Al Maturidi, berusaha menggali aqidah Islam yang
bersumber dari Al-Quran dan Al- Hadits. Aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada para
sahabat dan diwariskan kepada seluruh umatnya.

Sejak saat itu, Ahlussunnah Wal Jamaah menjadi nama salah satu firqah dalam Islam dan
dinamakan aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah, yang artinya pengikut daripada dua imam
tersebut.

B. SEJARAH KELAHIRAN DAN LANDASAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Sepeninggal Rasulullah SAW. agama Islam tersebar luas ke luar Jazirah Arab. Bangsa-
bangsa yang semula telah memiliki agama dan keyakinan tertentu kemudian masuk Islam. Di
antara mereka terdapat kelompok yang berkeinginan memasukkan ajaran dan keyakinan mereka
kedalam ajaran Islam. Ini mengakibatkan munculnya aliran-aliran sesat yang mengancam
kemurnian ajaran Islam.
Semula aliran-aliran itu muncul karena perselisihan politik yang terjadi pada akhir
pemerintahan Khalifah Usman bin ‘Affan. Kemudian berlanjut pada masa pemerintahan
Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Pada akhir pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib, muncul dua aliran (golongan) yang
saling berlawanan. Mereka ialah Syi’ah dan Khawarij. Golongan Syi’ah mengagungkan
Sayyidina Ali, sedang Khawarij sangat membencinya dan bahkan ada yang sampai
mengkafirkannya. Kemudian muncul golongan Murji’ah yang mengambil jalan tengah dan tidak
melibatkan diri dalam pertentangan politik antara golongan Syi’ah dan Khawarij.
Pada perkembangan berikuttnya, muncul beberapa aliran seperti Jabariyah, Qadiriyah dan
Mu’tazilah. Dari ketiga golongan tersebut, Mu’tazilah merupakan golongan yang paling
berpengaruh karena didukung oleh khalifah Al-Makmun dari dinasti Abbasiyah.
Khalifah Al-Makmun menjadikan Mu’tazilah sebagai madzhab resmi Negara. Seluruh
umat Islam dipaksa untuk mengikutinya. Di antara ajaran yang dipaksa oleh Al-Makmun ialah
bahwa Al Quran adalah makhluk. Untuk memaksakan kehendaknya, Al-Makmun melakukan uji
aqidah yang dikenal dengan peristiwa “Mihnah”. Banyak ulama yang menolak seruan Al-
Makmun sehingga mereka yang menolak dimasukkan ke dalam penjara. Di antaranya adalah
Imam Ahmad bin Hambal dan Muhammad bin Nuh.
Dalam keadaan tersebut, muncullah seorang ulama besar bernama Abul Hasan Al- Asy’ari.
Semula beliau mengikuti aliran Mu’tazilah karena beliau adalah murid Al-Jubai, salah satu tokoh
Mu’tazilah. Akan tetapi, setelah membandingkan ajaran-ajaran Mu’tazilah dengan nash-nash Al-
Quran dan Al-Hadits, Imam Abul Hasan Al-Asy’ari berkesimpulan bahwa ajaran-ajaran
Mu’tazilah telah menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Oleh karena itu, beliau menyatakakn diri keluar dari golongan Mu’tazilah dan merumuskan
aqidah Islamiyah sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits serta ajaran yang dikembangkan oleh
para sahabat dan tabi’in. Inilah yang disebut dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Di daerah Samarkand, muncul tokoh Ahlussunnah Wal Jama’ah bernama Imam Abu
Manshur Al-Maturudi. Ajaran yang dikembangkan ditulis dalam buku-buku karya beliau.
Ajaran yang dibangun oleh kedua tokoh tadi kembali dikembangkan oleh ulama-ulama
terkenal seperti Imam Al-Ghazali dan Imam Sanusi.Dengan demikian ajaran Ahlussunnah Wal
Jama’ah dapat dikembangkan ke seluruh dunia Islam. Dan sampai sekarang, ajaran ini diikuti
oleh sebagian besar umat Islam di dunia, termasuk Indonesia.
Itulah sebabnya golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah disebut juga sebagai “Assawadul
A’dham” yang artinya golongan terbesar umat Islam. Disebut demikian juga karena golongan
Ahlussunnah Wal Jama’ah terdiri dari para salafus shalihin dan para ulama pembela kebenaran
(ahlul haq) dari berbagai macam bidang ilmu, baik ilmu aqidah, fiqih maupun ilmu akhlak dan
tasawuf.

Nahdlatul Ulama sebagai Jamiyyah Diniyyah Islamiyyah berakidah Islam menurut paham
Ahlussunnah Wal Jama’ah mengikuti salah satu madzhab empat :Imam Hanafi , Imam Maliki,
Imam Hambali, dan Imam Syafi’i
Ahlussunnnah Wal Jama’ah merupakan system nilai yang mendasari semua perilaku dan
keputusan yang berlaku di NU. Oleh karena itu, paham Ahlussunnah Wal Jama’ah/ ASWAJA,
tidak hanya dijadikan landasan dalam kehidupan keagamaan NU, namun merupakan landasan
moral dalam kehidupan sosial politik. Dalam hal ini, ada empat prinsip yang menjadi landasan
dalam kehidupan kemasyarakatan bagi NU yaitu;
1. Tawasuth
2. Tasamuh
3. Tawazun
4. Amar ma’ruf nahi mungkar4

4
Ali Khaidar. 1995. Nahdlatul Ulama dan Islam Indonesia; Pendekatan Fiqih dalam Politik. Jakarta :Gramedia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ASWAJA atau yang sering kita sebut Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan golongan atau
orang-orang yang selalu setia mengikuti dan berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW.,
sebagaimana dipraktekkan bersama para sahabat. Baik dalam perkataan, perbuatan maupun
ketetapan daripada Nabi Muhammmad SAW.

Anda mungkin juga menyukai