Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1


Ayat 14 menyatakan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
di tunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun, yang dilakukan dengan
upaya pemberian rangsangan pendidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sementara itu
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28 Ayat 3,
menyatakan bahwa (1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang
Pendidikan Dasar. (2) Pendidikan Anak USia Dini dapat diselenggarakan melalui jalan
Pendidikan formal, nonformaldan/atau informal. (3) Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur
formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lainnya
yang sederajat. (4) Pendidikan Anak Usia Dini nonformal berbentuk Kelompok Bermain
(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lainnya yang sederajat. (5) Pendidikan
Anak Usia Dinipada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.

Dilihat dari segmentasi usia Pendidikan Anak Usia Dini, sesuai dengan pasal 1 ayat 4
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, secara spesifik menangani anak-anak usia 0-4 tahun. Disamping itu Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini, tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, telah memberikan rambu-rambu
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini agar sejalan dengan standar pelayanan minimum
yang diamanatkan undang-undang. Dalam tataran teknis, rambu-rambu yang diuraikan pada
Permendiknas tersebut perlu diuraikan lebih lanjut, agar mudah dipahami dan di
implementasikan dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak USia Dini pada jalur noformal,

Berdasarkan pertimbangan di atas, dipandang perlu disusun berbagai pedoman,


khusus nya pedoman yang terkait dengan aktifitas pembelajaran, yang merupakanpenjabaran
lebih lanjut dari ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini ini. Sesuai dengan sifat
dan karakteristik lingkungan dimana kegiatan tersebut berlangsung.

Pedoman Penilaian di PAUD 1


Salah satu pedoman penting yang perlu disusun adalah pedoman penilaian. Pedoman
ini akam membantu guru dalam melaksanakan penilaian terhadap anak maupun
penyelenggaraan pendidikannya itu sendiri. Penilaian terhadap anak di fokuskan pada tingkat
pencapaian perkembangan anak, sesuai denganstandar yang ditetapkan dalam Permendiknas
Nomor 58 tahun 2009, termasuk proses pencapaiannya. Sementara itu penilaian terhadap
penyelenggaraan kegiatan difokuskan tingkat ketercapaian berbagai standar pelayanan
penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.

Penilaian proses dan hasil kegiatan terhadap peserta didik dilakukan oleh para
pendidik, termasuk langkah – langkah analisis dan tindak lanjutnya. Sementara itu, penilaian
terhadap penyelenggaraan kegiatan dapat dilakukan oleh pendidik, pengawas PAUD, dan /
atau pihak – pihak lain yang relevan, termasuk orangtua peserta didik dan masyarakat.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman ini bertujukan untuk memberikan acuan kepada para guru
penyelenggarapendidikan Anak Usia Dini dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil
kegiatan.

C. Fungsi

Sejalan dengan tujuannya, pedoman penilaian ini berfungsi sebagai rambu – rambu
bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian baik dalam pemilihan instrument,
pelaksanaan penilaian, pelapor serta tindak lanjut hasil penilaian pada Pendidikan Anak Usia
Dini.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman penilaian ini meliputi seluruh kegiatan penilaian yang
dilakukan pada Pendidikan Anak Usia Dini yang meliputi seluruh aspek perkembangan anak,
yaitu aspek perkembangan nilai – nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan social
emosional, teknik serta prosedur penilaian, serta pelaporan dan tindak lanjut hasil – hasil
penilaian.

Pedoman Penilaian di PAUD 2


BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN
DI PAUD

A. Pengertian

Tiga istilah yang banyak digunakan dalam kegiatan penilaian di PAUD adalah
pengukuran, penilaian dan asesmen. Pengukuran lebih mengarah pada upaya mengetahui
perkembangan anak dengan cara mngukur dan bersifat kuantitif, misalnya mengukur
perkembangan tinggi dan berat badan, mengukur jauh lompatan, mengukur jumlah potongan
yang terangkai, dan aktifitas mengukur lainnya.

Penilaian di PAUD merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan keputusan, pengakuan,
atau ketetapan tentang kondisi ( kemampuan anak ). Kegiatan pengumpulan dan pengolahan
informasi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan instrument yang relevan.
Contoh penilaian di PAUD mendeskripsikan kemampuan anak dalam melakukan tugas
tertentu, seperti menyebutkan warna, membedakan bentuk, menyebutkan cirri – cirri benda,
binatang, tumbuh – tumbuhan dan cirri – cirri lainnya. Penetapan tercapai atau tidaknya
kemampuan yang diharapkan, merujuk pada standar tingkat pencapaian perkembangan anak
yang terdapat dalam pedoman kurikulum PAUD.

Sedikit berbeda dengan penilain, sekalipun pada akhirnya bermuara pada pengambilan
keputusan, asesmen pada dasarnya bukanlah untuk mengetahui hasil belajar anak, akan tetapi
untuk merancang menu pembelajaran yang dibutuhkan dan sesuai dengan tahapan
perkembangan dan kebutuhannya. Ruang lingkup asesmen jauh lebih luas dibandingkan
evaluasi. Asesmen juga melihat tentang gaya belajar anak dan juga kebutuhan anak untuk
perkembangannya. Berbeda dengan penialaian yang memuat informasi anak tentang tingkat
atau hasil belajar saja. Asesmen yang dilakukan di PAUD meliputi asesmen terhadap
perkembangan anak Usia 0-4 tahun baik perkembangan fisik, bahasa, kognitif maupun
perkembangan social emosional. Contoh asesmen perkembangan fisik di PAUD diantaranya
asesmen terhadap proporsi pertumbuhan berat badan dengan tinggi badan dan usia anak,

Pedoman Penilaian di PAUD 3


asesmen terhadap fungsi deteksi alat indra. Contoh asesmen perkembangan bahasa
diantaranya deteksi terhadap kemampuan menyampaikan keinginan, gagasan atau pesan,
deteksi perkembangan kosakata dilihat dari usia anak, deteksi terhadap artikulasi bahasa.
Contoh asesmen perkembangan kognitif diantaranya deteksi terhadap pemahaman konsep,
bilangan, warna, waktu dan ukuran. Dalam konteks yang lebih spesifik terhadap
perkembangan kognitif dapat pula dilakukan terhadap gejala – gejala hambatan intelektual.
Contoh ases perkembangan emosional seperti mendeteksi anak – anak yang mengalami
hambatan social, seperti kurang percaya diri, sulit lepas dari orang tua, anak yang tidak bisa
berbagi dengan teman sebayanya, bentuk deteksi lainnya.

Sekalipun ketiganya memiliki karakteristik yang relative sama dan merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, dalam penggunaan selanjutnya dihimpun dengan istilah
penilaian.

B. Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui dan menindaklanjuti pertumbuhan dan


perkembangan yang dicapai peserta didik selama mengikuti pendidikan PAUD.

C. Fungsi Penilaian

Fungsi penilaian adalanh sebagai berikut :

1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran,


termasuk dalam penyusunan program kegiatan.
2. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan
terhadap peserta didik agar fisik maupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal.
3. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam
kegiata yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
4. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggung jawaban PAUD.
5. Memberikan informasi bagi orangtua untuk melakukan pendidikan keluarga yang
sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.

Pedoman Penilaian di PAUD 4


6. Memberikan bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan
selanjutnya terhadap peserta didik.

D. Prinsip – Prinsip Penilaian


1. Sistematis
Penilain harus dilakukan secara sistematis, artinya kegiatan penialaian dilakukan
secara teratur dan terprogram, sesuai dengan rencana yang telah disusun,
kebutuhan nyata yang ada di lapangan, dan atau karakteristik penggunaan
instrument yang akan digunakan.
2. Menyeluruh
Penilain mencakup semua aspek perkembangan anak yang meliputi : nilai – nilai
agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, serta social emosional. Disamping
aspek yang dinilai, sesuai sifat dan tingkat kedalamannya, kegiatan penilaian juga
dapat menggali data dari berbagaisumber yang relevan dengan aspek yang dinilai.
3. Berkesinambungan
Penilain dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
4. Objektif
Proses dan hasil – hasil penilaian dilakukan sesuai dengan kondisi anak yang
sebenarnya dan semata – mata untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan anak.oleh karenanya hal – hal lain yang tidak berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak tidak menjadi bagian dari pertimbangan
dalam penilaian.
5. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi peserta didik, orangtua,
guru dan pihak lain yang relevan.
E. Teknik Penilaian

Penilaian di PAUD dilaksanakan berdasarkan gambaran / deskripsi pertumbuhan dan


perkembangan, serta unjuk kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan berbagai

Pedoman Penilaian di PAUD 5


teknik penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran sehari – hari, penggunaan berbagai teknik
penilaian ini terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak harus
menggunakan instrument khusus. Untuk anak – anak yang menunjukkan perkembangan dan
perilaku yang khas, dan memerlukan penanganan secara khusus diperlukan instrument yang
khusus pula seperti disajikan dalam lempiran pedoman. Beberapa teknik penilaian yang dapat
dilakukan di PAUD, diantaranya :

1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk
mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai situasi dan
kegiatan yang dilakukan. Agar observasi lebih terarah, guru dapat menggunakan
instrument observasi, baik yang dikembangkan oleh guru sendiri maupun menggunakan
instrumen yang sudah tersedia, dengan tetap mengacu pada indicator pencapaian
perkembangan anak.
2. Catatan Anekdot
Catatan anekdot pada dasarnya merupakan bagian dari teknik observasi. Catatan anekdot
lebih memfokuska pada catatan tentang sikap dan perilaku anak yang terjadi secara
khusus atau peristiwa yang terjadi secara incidental / tiba – tiba.
3. Percakapan
Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau
penalaran anak mengenai sesuatu hal.
4. Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan
peserta didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya :
melakukan percobaan dengan menanam cabe, tomat dan kacang – kacangan, membuat
berbagai bentuk dengan bahan dasar plastisin, tanah liat, adonan (playdough) dan jenis
penugasan lainnya.
5. Unjuk Kerja (Performance)
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas
dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olahraga, menari dan
bentuk praktek lainnya.
6. Hasil Karya

Pedoman Penilaian di PAUD 6


Hasil karya adalah hasil kerja peserta didik setelah melakukan sesuatu kegiatan dapat
berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Hasil karya anak dapat dipajangkan dalam
bentuk mandiri atau bentuk pameran karya anak yang disajikan secara bersama – sama.
7. Pengembangan Perangkat Penilaian Sendiri
Seorang guru dimungkinkan untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau asesmen
sendiri, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, untuk mendapatkan gambaran secara lebih
rinci berkenaan dengan aktifitas anak, seorang guru dapat mengembangkan instrumen
observasi untuk mengamati aktifitas anak dalampercobaan sains, atau instrument untuk
mengetahui minat anak terhadap bahan bacaan.
8. Penggunaan Instrumen Standar
Disamping instrument yang dikembangkan oleh guru, instrument lain yang juga dapat
digunakan, khususnya dalam kegiatan asesmen dan untuk kasus – kasus yang perlu
penanganan khusus adalah instrument – instrument yang terstandar, seperti instrument
untuk mendeteksi tingkat kecerdasan atau kematangan anak. Penggunaan instrument ini
umumnya melibatkan pihak lain yang ahli di bidangnya.
9. Portofolio
Portofolio pada hakikatnya merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil
kegiatan atau catatan – catatan guru tentang berbagai aspek perkembangan anak dalam
kurun waktu tertentu, misalnya dalam kurun waktu satu semester atau satu tahun.
Berdasarkan data tersebut, guru melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan
tentang gambaran akhir perkembangan anak berdasarkan semua indicator yang telah
ditetapkan setiap semester.

F. Prosedur Penilaian
1. Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada tingkat pencapaian
perkembangan, capaian perkembangan, serta indicator yang hendak dicapai dalam
satu saruan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan
memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan.
2. Penilaian dilakukan secara integrative dengan kegiatan pembelajaran. Artinya guru
tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi menyatu dengan aktifitas
pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung. Dalam pelaksanaan penilaian sehari
– hari, guru mengacu pada indicator standar tingkat yang pencapaian perkembangan
yang merupakan penjabaran dari capaian perkembangan dan potensi perkembangan

Pedoman Penilaian di PAUD 7


peserta didik, yang akan dicapai seperti yang telahdiprogramkan dalam rencana
kegiatan harian (RKH).

3. Cara pencatatan hasil penilain harian dilaksanak sebagai berikut :


a. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom
penilaian di rencana kegiatan harian (RKH).
b. Anak yang belum berkembang (BB) perkembangan sesuai dengan indicator
seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu
dibantu guru, maka dalam kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda
satu bintang ( )
c. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indicator seperti yang
diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda dua bintang ( )
d. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indicator dalam RKH
mendapatkan tanda tiga bintang ( )
e. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indicator seperti yang
diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( )
Catatan :
Penggunaan tanda bintang merupakan symbol untuk menunjukkan tingkat pencapaian
perkembangan peserta didik dan hanya menjadi catatan guru.
4. Hasil catatan penilaian yang ada dalam rencana kegiatan harian (RKH) dirangkum
dan dipindahkan kedalam rekap bulanan pencapaian penilaian perkembangan peserta
didik berupa narasi singkat.
5. Rekaman hasil penilaian perkembangan anak, yang dirangkum pada bulanan, menjadi
referensi untuk menyusun laporan perkembangan anak dalam satu semester, yang
dibuat secara deskriptif.

G. Laporan Hasil Penilaian

Laporan hasil penilaian merupakan kegiatan merumuskan dan mengkomunikasikan


hasil penilaian guru tentang pertumbuhan dan perkembangananak, kepada orangtua dan pihak
– pihak yang relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dan penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini. Frekuensi pelaporan hasil penilaian, pengukuran, dan asesmen

Pedoman Penilaian di PAUD 8


terhadap peserta didik secara terprogram dilakukan satu semester satu kali. Sekalipun
demikian, dalam kondisi khusus, pelaporan dapat pula dilakukan dalam waktu – waktu
tertentu. Bahkan untuk permasalahan yang membutuhkan penaganan segera, pelaporan atau
konsultasi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan guru dengan orangtua
atau pihak – pihak lain yang relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

1. Bentuk Pelaporan
Berdasarkan hasil rangkuman pertumbuhan dan perkembangan peserta didik setiap
penggalan waktu tertentu, peniaian dilporkan dalam bentuk uraian (deskripsi) singkat
dari masing – masing aspek perkembangan, yaitu :
a. Perkembangan nilai – nilai agama dan moral
b. Perkembangan Motorik
c. Perkembangan Kognitif
d. Perkembangan Bahasa
e. Perkembangan Sosial emosional
Uraian (deskripsi) dirumuskan dan dibuat smungkin sehingga tidak menimbulkan
persepsi yang salah bagi orangtua / wali atau bagi yang berkepentingan dalam bentuk
Laporan Perkembangan Peserta Didik PAUD.
2. Pola Penulisan Laporan
Berdasarkan hasil penilaian guru tentang perkembangan anak selama satu semester maka
pola pelaporan yang dituangkan kedalam buku laporan perkembangan peserta didik
PAUD mengikuti criteria sebagai berikut :
a. Uraian perkembangan secara umum
b. Uraian perkembangan kemampuan anak yang masuk dalam klasifikasi berkembang
sangat baik (BSB) dan atau berkembang sesuai harapan (BSH) dan klasifikasi belum
berkembang pada semua aspek perkembangan.
3. Teknik Melaporkan Hasil Penilaian
Laporan Perkembangan Peserta didik PAUD dilaporkan oleh kepala / guru PAUD secara
lisan dan tertulis. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta
dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak PAUD dan
orangtua / wali. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
kemampuan guru dalam menjaga kerahasiaan data atau informasi. Artinya, data atau
informasi tentang peserta didik hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orangtua /
wali peserta didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan

Pedoman Penilaian di PAUD 9


selanjutnya. Sangat tidak relevan, data dan informasi tentangt peserta didik, terutama
yang berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya, dikomunikasikan pada pihak –
pihak yang tidak relevan.
Agar penyampain laporan berhasil dengan baik, beberapa langkah berikut perlu
dilakukan, yaitu :
a. Sampaikan pemberitahuan agenda pertemuan dengan orangtua, setidaknya 1 minggu
sebelum kegiatan berlangsung.
b. Siapkan tempat atau ruang pertemuan yang memungkinkan orangtua bebas bercerita.
Jika persoalannya bersifat pribadi, maka siapkan ruang khusus, agar orangtua tidak
ragu dalam menyampaikan permasalahannya.
c. Gunakan sikap badan dan ekspresi wajah (posture dan gesture) secara tepat.
d. Peliharalah kontak mata pada saatpenyampaian laporan dan konsultasi dengan
orangtua.
e. Jika memungkinkan, hindarkan aktifitas mencatat ketika kegiatan atau konsultasi
berlangsung. Buatlah rangkuman catatan segera setelah kegiatan konsultasi selesai
dilakukan.
f. Pada akhir pertemuan, sampaikanlah apresiasi pada orangtua, bahwa pertemuan ini
sangat produktif bagi perkembangan peserta didik.

Pedoman Penilaian di PAUD 10


BAB III

PENUTUP

Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun


2010 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 yang telah
mendorong disusunnya buku pedoman penilaian ini, hendaknya dipahami tidak sekedar
proses penyesuaian program kegiatan dengan tuntutan perkembangan, tetapi juga lebih pada
pergeseran pradigma pendidikan yang berorientasi pada proses dan hasil pendidikan. Sejalan
dengan hal tersebut, upaya mencapai Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan peserta
didik, hendaknya dilakukan melalui proses yang sejalan dengan prinsip pendidikan anak usia
dini itu sendiri. Cara – cara yang dilakukan oleh guru yang satu dengan guru yang lain, antara
satuan pendidikan yang satu dengan satuan pendidikan yang lain, dimungkinkan untuk
beragam, sepanjang satu jalur dengan prinsip – prinsip pendidikan anak usia dini.

Disamping itu dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai


sumber daya manusia yang bermutu sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan, maka
perlu dilakukan penilaian pross danhasil belajar secara sistematis dan berkelanjutan.
Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa kompetensi yang telah
ditetapkan benar – benar dikuasai dan dicapai peserta didik. Proses penilaian merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan bersifat menyeluruh (holistic) yang
mencakup semua aspek perkembangan peserta didik baik aspek kognitif, afektif, maupun
sensori-motorik.

Oleh sebab itu agar tujuan penilaian tersebut tercapai, guru hendaknya
memiliki pengetahuan berbagai metoda dan teknik penilaian sehingga ia dapat memiliki
keterampilanmemilih dan menggunakan dengan tepat metoda dan teknik yang dianggap
paling sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah
ditetapkan.

Pedoman ini disusun untuk diajukan acuan bagi para guru, tenaga pendidikan
dan penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan penilaian pendidikan di PAUD. Dengan
melaksanakan penilaian secara benar sesuai prinsip – prinsip penilaian, diharapkan peserta
didik dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sehingga mutu pendidikan di PAUD

Pedoman Penilaian di PAUD 11


lebih meningkat. Dalam pelaksanaanya guru dapat mengembangkan penilaian sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan dan kondisi daerah masing – masing.

Pedoman Penilaian di PAUD 12

Anda mungkin juga menyukai