Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah ................................................................................... 5
B. Sejarah Ahlussunnah Wal Jama’ah ........................................................................................ 6
C. Ajaran-Ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah ............................................................................ 6
D. Karakteristik dan Keistimewaan Ahlussunnah Wal Jama’ah ............................................. 8
E. Hakikat dan Dinamika Ahlussunnah Wal Jama’ah .............................................................. 9
F. Peran Ahlussunnah Wal Jama’ah Dalam Pendidikan ........................................................ 10
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah manusia yang baik akhlaknya, sangat peduli
terhadap kesucian jiwa dengan berbuat ketaatan kepada Allah SWT, paling luas
wawasannya, paling jauh pandangannya, paling lapang dadanya dengan khilaf (perbedaan
pendapat), dan paling mengetahui tentang adab-adab dan prinsip-prinsip khilaf. yang
dimaksud dengan Aswaja adalah kaum yang konsisten mengikuti amaliyah Nabi
Muhammad saw., dan para sahabatnya, dan tidak mendistorsi ajaran Nabi Muhammad saw.,
dan tidak mendiskreditkan sebagian sahabat atau seluruh sahabat nabi.
Ahlussunnah Wal Jama’ah sudah ada sejak zaman nabi Muhammad saw. tetapi tidak
merujuk pada kelompok tertentu atau aliran tertentu. Yang dimaksud dengan Ahlus sunnah
wal Jama'ah adalah orang-orang Islam secara keseluruhan. Ada sebuah hadits yang
mungkin perlu dikutipkan telebih dahulu, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya bani Israil akan terpecah menjadi 70 golongan dan ummatku terpecah
menjad 73 golongan dan semuanya masuk neraka kecual satu golongan Para Shohabat
bertanya. Siapa yang satu golongan itu? Rasulullah SAW menjawab yaitu golongan
dimana Aku dan Shahabatku berada."
Ahlus sunnah wal jama'ah adalah suatu gokngan yang menganut syariat islam yang
berdasarkan pada al qur'an dan al hadits. Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) merupakan
salah satu aliran pemahaman ideologis (aqidah) dalam agama Islam. Dan aliran
pemahaman ini diyakini oleh sebagian umat, banyak dari kita yang mengikuti faham ini
namun tidak mengerti apa arti dan bagaimana sejarah tentang aswaja itu sendiri. Untuk itu
pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah?
2. Bagaimana Sejarah Ahlusunnah Wal Jama’ah?
3. Apa saja ajaran-ajaran yang terdapat dalam Ahlussunnah Wal Jama’ah?
4. Apa saja karakteristik dan keistimewaan Ahlussunnah Wal Jama’ah?
5. Bagaimana hakikat dan dinamika Ahlussunnah Wal Jama’ah?
6. Apa peran Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam Pendidikan?
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah?
2. Mampu memahami Sejarah Ahlussunnah Wal Jama’ah?
3. Mampu mengetahui ajaran-ajaran yang terdapat dalam Ahlussunnah Wal Jama’ah
4. Mampu mengetahui karakteristik dan keistimewaan Ahlussunnah Wal Jama’ah
5. Mampu mengetahui hakikat dan dinamika Ahlussunnah Wal Jama’ah
6. Mampu mengetahui peran Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah
Terdapat tiga kata dalam kata ini, yaitu:
1. Ahl, yang memiliki arti keluarga, golongan atau pengikut.
2. Al-Sunnah, secara bahasa bermakna sabil atau jalan, adapun menurut istilah as sunnah
adalah suatu cara untuk nama yang diridhoi dalam agama, yang telah ditempuh oleh
Rasulullah saw. dan dari kalangan orang orang yang mengerti tentang Islam, seperti
para sahabat Rasulullah saw.
3. Al-Jamaah berasal dari kata jama'ah artinya mengumpulkan sesuatu, dengen
mendekatkan sebagian Pengertian ahlussunnah wal jamaah ke bagian lain. Jama'ah
berasal dari kata ijtima' (perkumpulan).
Adapun pengertian aswaja atau ahlussunnah wal jama'ah secara terminologi adalah
golongan yang mengikuti ajaran rasulullah dan para sahabatnya.
Pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah Menurut Ulama'
1. Menurut Imam Asy'ari, Ahlussunnah wal jama'ah adalah golongan yang berpegang
teguh kepada Al- Qur'an, hadits, dan apa yang diriwayatkan sahabat, tabi'in, imam-
imam hadits, dan apa yang disampaikan oleh abu abdillah Ahmad ibn Hambal.¹
2. Menurut KH. M. Hasyim Asy'ari, Ahlus sunnah wal jama'ah adalah golongan yang
berpegang teguh kepada sunnah nabi,para sahabat, dan mengikuti warisan dari para
nabi dan ulama'. Secara spesifik, Ahlus sunnah wal- jama'ah yang berkembang di Jawa
adalah mereka yang dalam fiqih mengikuti Imam As-Syafi'i, dalam Aqidah mengikuti
Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari, dan dalam Tasawwuf mengikuti Imam al-Ghozali dan
Imam abu al- Hasan al-Syadzili.
3. Menurut Muhammad Khalifah al-Tamimy, Ahlus sunnah wal jama'ah adalah para
sahabat, tabi'in tabi'ut-thobi'in dan siapa saja yang berjalan menurut pendirian imam-
imam yang memberi petunjuk dan orang-orang yang mengikutinya dari seluruh
umatnya.
4. Syaikh Adb al-Qodir al-Jailani (471-561 H/1077-1166 M) seorang tokoh besar sufi
legendaris menjelaskan al- Sunnah adalah apa yang telah dianjurkan oleh Rasulollah
saw. (meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau). Sedangkan al-jama'ah adalah
segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan para sahabat Nabi saw, pada masa
Khulafaur rosyidin yang empat, yang telah diberi hidayah (semoga Allah memberi
rahmat kepada mereka semua).
Jadi, Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah mereka yang berpegang teguh pada Sunnah nabi
Muhammad Saw. dan sahabatnya, dan orang orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka,
baik dalam hal aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga mereka yang istiqomah
(konsisten) dalam mengikuti Sunnah nabi dan menjauhi perbuatan bid'ah.
B. Sejarah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Secara historis, para imam Ahlussunnah wal Jama'ah di bidang aqidah atau kalam telah
ada sejak zaman sahabat Nabi SAW (sebelum Mu'tazilah ada). Imam Ahlussunnah wal
Jama'ah di zaman itu adalah Ali bin Abi Thalib, yang berjasa membendung pendapat
Khawarij tentang al-wa'd wa al- wa'id (janji dan ancaman) dan membendung pendapat
Qadariyah tentang kehendak Tuhan (masyi'ah) dan daya manusia (istitha'ah) serta
kebebasan berkehendak dan kebebasan berbuat. Selain Ali Bin Abi Thalib, ada juga
Abdullah ibn Amr, yang menolak pendapat kebebasan berkehendak manusia dari Ma'bad
al-Juhani..
Di masa tabi'in, muncul beberapa imam yang mengemban misi Ahlussunnah wal
Jama'ah, seperti Umar ibn 'Abd al-Aziz yang menulis "Risalah Balighah fi al-Radd 'ala al-
Qadariyyah, Zayd ibn Ali Zayn al-'Abidin, Hasan al-Bashri, al-Sya'bi dan al-Zuhri. Dari
para fuqaha (ahli hukum Islam) dan imam mazhab fiqh, juga ada para imam ilmu kalam
Ahlussunnah wal Jama'ah, seperti Abu Hanifah dan Imam Syafi'i. Abu Hanifah berhasil
menyusun sebuah karya untuk mengcounter paham Qadariyah berjudul 'Al- Fiqh al-Akbar,
sedangkan al-Syafi'i meng-counter-nya melalui dua kitab 'Fi Tashih al-Nubuwwah wa al-
Radd 'ala al-Barahimalt, dan Al-Radd 'ala al-Aluwa'. Setelah periode Imam Syafi'i, ada
beberapa muridnya yang berhasil menyusun paham aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, di
antaranya adalah Abu al-'Abbas ibn Suraij. Generasi imam dalam kalam Ahlussunnah wal
Jama'ah sesudah itu diwakili oleh Imam Abu al-Ilasan al-Asy'ari yang populer disebut
sebagai salah seorang penyelamat aqidah keimanan, lantaran keberhasilannya
membendung paham Mu'tazilah.
Dari mata rantai data di atas, yang sekaligus sebagai dalil historis, dapat dikatakan
bahwa aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah secara substantif telah ada sejak zaman sahabat.
Artinya, paham akidah Ahlussunnah wal Jama'ah itu tidak sepenuhnya akidah bawaan
Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari yang berbeda dengan akidah Islam. Apa yang dilakukan
oleh Imam Abu al- Hasan al-Asy'ari adalah menyusun dan mengkodifikasi doktrin paham
aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah secara sistematis, sehingga menjadi pedoman atau
mazhab umat Islam. Sesuai dengan kehadirannya sebagai reaksi terhadap munculnya
paham-paham yang ada pada zaman itu.
2. Pendidikan Pemikiran
Yang dimaksud pendidikan pemikiran di sini ialah mendidik generasi muda Islam
dengan pola pikir Salaf, menankan paham-paham yang benar di dalam jiwa mereka,
dan mengingatkan mereka agar waspada terhadap paham-paham yang salah. Sistem
pendidikan pemikiran ini yang benar ini diharapkan akan membuahkan pemuda-
pemuda yang terdidik dengan pola pikir Salaf dan mengikuti cara Salaf dalam
memahami al-Qur‟an dan Hadits.
3. Pendidikan Iman
Yang dimaksud pendidikan iman ialah upaya untuk menambah iman kepada Allah
SWT dan hari akhir, memperdalam makna iman, dan meningkatkan kualitas hati
sampai pada level dia dapat merasakan manisnya iman, mencintai keta‟atan kepada
Allah SWT dan menjauhi kenakalan dan kemaksiatan.
4. Pendidikan Akhlak
Menurut Ibnu Masykawaih, akhlaq adalah kondisi kejiwaan yang mendorong manusia
melakukan sesuatu tanpa pemikiran dan pertimbangan. Kondisi ini terbagi menjadi 2
macam:
a. Kondisi alami yang berasal dari watak dasar seseorang.
b. Kondisi yang diperoleh melalui kebiasaan dan latihan. Kondisi ini terkadang
diawali dengan pertimbangan dan pemikiran, tetapi kemudian berlanjut sedikit
demi sedikit hingga menjadi tabi‟at dan perangai. Kondisi yang kedua inilah yang
dimaksud dengan pendidikan akhlak. Maksudnya mendidik generasi muda Islam
dengan akhlak-akhlak yang mulia, seperti jujur, amanah, istiqomah, itsar dan lain-
lain.
A. Kesimpulan
Ahlussunnah Wal Jama'ah adalah mereka yang berpegang teguh pada Sunnah nabi
Muhammad Saw. dan sahabatnya, dan orang orang yang mengikuti jejak dan jalan
mereka, baik dalam hal aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga mereka yang
istiqomah (konsisten) dalam mengikuti Sunnah nabi dan menjauhi perbuatan bid'ah.
Adapun Sejarah Ahlussunnah Wal Jama'ah telah ada sejak zaman sahabat. Artinya,
paham akidah Ahlussunnah wal Jama'ah itu tidak sepenuhnya akidah bawaan Imam
Abu al-Hasan al-Asy'ari yang berbeda dengan akidah Islam. Apa yang dilakukan oleh
Imam Abu al- Hasan al-Asy'ari adalah menyusun dan mengkodifikasi doktrin paham
aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah secara sistematis, sehingga menjadi pedoman atau
mazhab umat Islam. Sesuai dengan kehadirannya sebagai reaksi terhadap munculnya
paham-paham yang ada pada zaman itu.
Aswaja dalam bidang pendidikan islam sangat krusial atau penting sekali
dikembangkan sebagai nilai pendidikan islam di Indonesia, disamping itu pendidikan
Aswaja muncul karena kebutuhan masyrakat Indonesia, yaitu pendidikan agama dan
moral.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdil Hamid Al-Atsari. 2006. Intisari Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.
Cholid, N. 2015. Pendidikan Ke-NU-an. Semarang: CV Presisi Cipta Media.
Musa, A.M. 2004. Nasionalisme Kiai: Kontruksi Sosial Berbasis Agama. Surabaya: LKIS
Nafis, M.C. 2018. Hujjah Aqidah dan Amaliyah Kaum Nahdliyin. Jawa Timur: Lembaga
Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama.
Na'im, Z. 2022. Menyelami Hakikat Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Jawa Tengah : NEM.
Zahro, A. 2004. Tradisi Intelektual NU. Yogyakarta: LKIS.