Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASWAJA

METODE BERPIKIR ASWAJA

Disusun Oleh:
• M. Roisul Huda
• Banu Faza
• Ardian Maulana
• Sofyan Hidayat
• M. Taqwa

Dosen Pengampu:
Lufti Chakim
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tema “Metode Berpikir
ASWAJA”.

Saya sebagai penulis sangat berterima kasih kepada teman-teman yang meng fasilitasi agar
terselesaikannya tugas makalah ini. Dan saya sebagai penulis juga berharap semoga makalah
ini sangat bermanfaat dan membantu para pembaca dan terutama bagi saya agar kedepannya
lebih baik lagi.

Dan saya sebagai penyusun merasa masih banyak sekali kesalahan dan kekeliruan dalam
menyusun makalah ini. Maka dari itu saya meminta kritik dan saran dari bapak ibu dosen
sekalian agar menyempurnakan makalah ini.

Selamat membaca

Ngroto,29 oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1

Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2

Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

Pengertian ASWAJA ......................................................................................................... 3

Pemahaman ASWAJA ........................................................................................................ 5

Pembentukan Paham ASWAJA .......................................................................................... 6

Metode Pimikiran ASWAJA .............................................................................................. 8

Pemikiran ASWAJA Dalam Berbagai Bidang .................................................................. 10

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12

KESIMPULAN ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Metode berfikir Aswaja, atau yang dikenal dengan Ahlussunnah wal Jamaah,
merupakan suatu pendekatan pemikiran dalam Islam yang mengambil landasan pada
ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Aswaja bukanlah sekadar suatu aliran
atau faham, melainkan representasi dari tradisi Islam yang memiliki keakraban dengan
Al-Qur'an dan Hadits, serta terus mengembangkan pemahaman keagamaan melalui
pengikutan para salafusshalih (pendahulu yang saleh).
Pemikiran Aswaja membawa gagasan bahwa keselamatan dan petunjuk hidup
dapat ditemukan dengan menjalani ajaran Islam sesuai dengan pemahaman para
sahabat Rasulullah dan generasi awal umat Islam. Metode berfikir Aswaja mengemuka
sebagai upaya untuk memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dengan
kesungguhan dan keakraban terhadap sunnah (tradisi) Nabi Muhammad SAW.
Dalam konteks ini, penelitian mengenai metode berfikir Aswaja menjadi
relevan karena menawarkan pandangan mendalam terkait bagaimana umat Islam dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama secara autentik. Dengan merinci prinsip-
prinsip dasar metode berfikir Aswaja, kita dapat memahami bagaimana tradisi ini
membentuk pandangan dunia umat Islam dan memberikan panduan dalam menghadapi
perubahan zaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi aspek-aspek kunci metode berfikir
Aswaja, termasuk prinsip-prinsipnya dalam menafsirkan Al-Qur'an dan Hadits,
pengaruh salafusshalih dalam pembentukan pemahaman, serta relevansi dan aplikasi
pemikiran ini dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik. Melalui pemahaman yang
lebih dalam terhadap metode berfikir Aswaja, diharapkan dapat tergambar secara lebih
jelas kontribusi dan signifikansi pemikiran ini dalam menjaga keutuhan dan keaslian
ajaran Islam

1
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan ahlusunnah wal jama’ah (ASWAJA)?
2. Apa pemahaman ahlussunnah wal jamaah?
3. Bagaimana pembentukan paham ahlussunnah wal jamaah?
4. Bagaimana metode pemikiran ahlussunnah wal jamaah?
5. Bagaimana pemikiran ahlussunnah waljamaah dalam berbagai bidang?
3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemahaman dan karakter ahlussunnah waljamaah.
2. Memahamai pembentukan faham metode pemikiran dan pemikiran
ahlusunnah wal jama’ah dalam berbagai bidang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ahlusunnah wal jama’ah (ASWAJA)


AhluSunnah wal Jama’ah (Aswaja) dapat dilihat dari duaaspek penting,
pertama dari segi bahasa atau etimologi, kedua dari segiperistilahan atau terminologi.
Secara etimologi, Aswaja berasal dari bahasa Arab ahl artinya keluarga. Al-sunnah,
berarti jalan, tabi’at dan perilaku kehidupan. Sedangkan al-jama’ah, berarti
sekumpulan.
ASWAJA adalah kepanjangan kata dari “Ahlus sunnah wal jama‟ah”.
Ahlus sunnah berarti orang-orang yang menganut atau mengikuti sunnah
NabiMuhammad SAW, dan Wal Jama‟ah berarti mayoritas umat atau
mayoritassahabat Nabi Muhammad SAW. Jadi definisi Ahlus sunnah wal jama‟ah
yaitu; “Orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan
mayoritassahabat (maa ana alaihi waashhabi), baik di dalam syariat (hukum Islam)
maupunakidah dan tasawuf.
Definisi Ahlus sunnah Wal jama‟ah ada dua bagian yaitu: definisi secara umum
dan definisi secara khusus:
1. Definisi Aswaja Secara umum adalah satu kelompok atau golongan yang
senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW. Dan Thoriqoh
parashabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik (fiqih) dan hakikat
(Tasawwufdan Akhlaq).
2. Definisi Aswaja secara khusus adalah Golongan yang mempunyai
I’tikad /keyakinan yang searah dengan keyakinan jamaah Asya‟iroh dan
Maturidiyah.

Menurut pengertian istilah (terminologi) al-sunnah, berarti penganutsunnah


Nabi Muhammad saw, yaitu mengikuti apa-apa yang datang dari Nabi Muhammad saw.
baik berupa perkataan, perbuatan, dan pengakuan (taqri‟r). Sedangkan al-jama’ah
berarti penganut i’tiqad para sahabat Nabi, yakni apa yang telah disepakati oleh para
sahabat Rasulullah pada masa khulafaur‟ al-rashidin (Abu Bakr al-Siddiq, Umar,
Ustman, dan Ali). Jadi, yang dimaksud dengan Aswaja adalah kaum yang mengikuti
amaliah Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.

3
Menurut Imam Asy‟ari, Ahlus sunnah Wal Jama‟ah adalah golongan
yangberpegang teguh kepada al-Qur‟an, hadis, dan apa yang diriwayatkan sahabat,
tabi’in, imam-imam hadis, dan apa yang disampaikan oleh Abu Abdillah
Ahmadibn Muhammad ibn Hanbal.

Menurut KH. M. Hasyim Asy’ari, Ahlusssunnah Wal Jamaah adalah golongan


yang berpegang teguh kepada sunnah Nabi, para sahabat, dan mengikuti warisan para
wali dan ulama. Secara spesifik, Ahlus sunnah Wal Jama’ah yang berkembang di Jawa
adalah mereka yang dalam fikih mengikuti Imam Syafi’i, dalam akidah mengikuti
Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, dan dalam tasawuf mengikuti Imam al-Ghazali dan
Imam Abu al-Hasan al-Syadzili.

Menurut Muhammad Khalifah al-Tamimy, Ahlus sunnah Wal Jama‟ah adalah


para sahabat, para tabi’in dan siapa saja yang berjalan menurut pendirian imam-imam
yang memberi petunjuk dan orang-orang yang mengikutinya dari seluruh umat
semuanya.

Shaykh ‘Abd al-Qadir al-Jaylani (471-561 H/1077-1166 M) seorang tokoh


besar sufi legendaris menjelaskan Al-Sunnah adalah apa yang telah dianjurkanoleh
Rasulullah saw.(meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau). Sedangkan al-
Jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan para habat Nabi saw.
pada masa khulafaur ar-rashidin yang empat, yang telah diberihidayah (mudah
mudahan Allah memberi rahmat kepada mereka semua)”.

Dengan demikian yang dimaksud dengan Aswaja adalah kaum yang konsisten
mengikuti amaliah Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya, tidak mendistorsi
ajaran Nabi Muhammad saw. dan tidak mendiskreditkan sebagian sahabat atau seluruh
sahabat Nabi. Pengertian ini dapat diperkuat dengan beberapa hadisth Nabi yang
diriwayatkan beberapa perawi dengan redaksi hadisth.

Secara substantif, Ahlus sunnah wal Jama'ah itu meliputi tiga aspek Islam,
yakni aspek akidah, fikih dan akhlak. Meskipun dikursus para ulama sering hanya
membicarakan aspek akidah dan syari'ah (fiqh), hal itu bukan berarti tidak ada aspek
akhlak. Menurut pandangan ini, pengalaman (practice) dari dua aspek
(yang disebut pertama) itu mengandung aspek akhlak atau tashawuf.

4
2. Pemahaman ASWAJA
Pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah (ASWJ) merujuk kepada suatu
pendekatan dalam Islam yang mengikuti ajaran Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan
generasi awal umat Islam. Berikut adalah beberapa poin kunci dalam pemahaman
Ahlussunnah wal Jamaah:
1. Aqidah (Keimanan):
• Tawhid (Keyakinan pada Keesaan Allah): Ahlussunnah wal Jamaah
meyakini sepenuhnya pada Tawhid, keyakinan akan keesaan Allah tanpa
sekutu.
• Sifat Allah: Memahami sifat-sifat Allah sebagaimana yang dijelaskan
dalam Al-Qur'an dan Hadits, tanpa menyalahi prinsip Tawhid atau
menyerupakan-Nya dengan makhluk-Nya.
2. Sunnah dan Hadits:
• Mengikuti Sunnah Rasulullah: Ahlussunnah wal Jamaah memandang
penting untuk mengikuti jejak dan tindakan Rasulullah SAW, yang
diwariskan melalui Hadits (ucapan, perbuatan, dan persetujuan beliau).
• Kedudukan Para Sahabat: Menghormati dan mengikuti pemahaman para
sahabat Rasulullah sebagai penjaga pertama ajaran Islam.
3. Ijma' (Kesepakatan Umat):
• Kesepakatan dalam Pemahaman Ajaran Islam: Ahlussunnah wal Jamaah
mengakui nilai Ijma', yaitu kesepakatan umat Islam dalam memahami dan
menerapkan ajaran Islam.
4. Qiyas (Analogi):
Penerapan Analogi dalam Hukum Islam: Ahlussunnah wal Jamaah
menggunakan metode qiyas (analogi) untuk menetapkan hukum-hukum Islam
dalam situasi yang tidak dijelaskan secara langsung dalam Al-Qur'an dan
Hadits.
5. Menolak Bid'ah (Inovasi):
Penolakan terhadap Perubahan yang Tidak Sesuai: Ahlussunnah wal Jamaah
menolak bid'ah (inovasi) dalam agama dan menganjurkan untuk
mempertahankan ajaran Islam sesuai dengan pemahaman para sahabat dan
salafusshalih.

5
6. Penghargaan terhadap Ilmu:
Pentingnya Pengetahuan dan Pendidikan: Ahlussunnah wal Jamaah menghargai
ilmu pengetahuan dan pendidikan, mengajarkan umat Islam untuk belajar dan
meningkatkan pemahaman agama.
7. Akhlak Mulia:
Pentingnya Etika dan Akhlak Mulia: Ahlussunnah wal Jamaah menekankan
pentingnya berperilaku baik dan memiliki etika yang mulia sesuai dengan ajaran
Islam.
8. Keteladanan dan Kepemimpinan:
Menghormati Pemimpin Umat: Ahlussunnah wal Jamaah menghormati
pemimpin umat asalkan mereka berpegang pada prinsip-prinsip Islam.
Pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah mencerminkan upaya untuk
mempertahankan ajaran Islam sebagaimana yang dipahami oleh Rasulullah
SAW dan para sahabatnya. Pemahaman ini menjadi dasar bagi banyak
kelompok dan mazhab dalam Islam yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
Ahlussunnah wal Jamaah.
3. Pembentukan Paham ASWAJA

Pembentukan paham Ahlussunnah wal Jamaah adalah hasil dari sejarah panjang
dan proses perkembangan dalam masyarakat Muslim setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW. Beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap pembentukan
paham ini melibatkan:

1. Era Sahabat Nabi:

Pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah memiliki akar yang kuat dalam pemikiran dan
praktik para sahabat Nabi. Mereka adalah orang-orang yang langsung mengenal dan
belajar dari Nabi Muhammad SAW.

Selama masa kehidupan Nabi, para sahabat secara aktif mendokumentasikan ajaran-
ajaran beliau melalui perbuatan, perkataan, dan persetujuan. Tradisi ini menjadi
landasan pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah.

2. Pemeliharaan Al-Quran dan Hadis:

6
Ahlussunnah wal Jamaah memegang teguh Al-Quran sebagai kitab suci dan sumber
utama hukum Islam. Pemeliharaan dan penyebaran Al-Quran adalah prioritas untuk
memastikan ajaran Islam yang murni.

Tradisi hadis juga menjadi sangat penting. Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah
berperan dalam mengumpulkan, menguji, dan menyampaikan hadis dengan rantai
sanad (rantai perawi) yang dapat dipercaya.

3. Konsolidasi Pemahaman Aqidah:

Saat munculnya berbagai aliran dan kelompok pemikiran di awal sejarah Islam,
Ahlussunnah wal Jamaah mengkonsolidasikan pemahaman aqidah (keyakinan) yang
bersumber dari Al-Quran dan hadis. Ini mencakup keyakinan kepada Allah, rasul-rasul,
kitab-kitab Allah, malaikat, hari kiamat, dan takdir.

4. Munculnya Madzhab Fiqh:

Empat madzhab utama (Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan Hanbali) muncul sebagai hasil dari
ijtihad (analisis hukum) para ulama dalam memahami dan mengaplikasikan hukum
Islam. Meskipun ada perbedaan dalam detailnya, keempat madzhab ini memiliki
landasan aqidah yang seragam.

5. Perkembangan Institusi Pendidikan:

Institusi-institusi pendidikan Islam, seperti madrasah dan universitas, memainkan peran


penting dalam menyebarkan pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah. Para ulama di sini
memberikan pelajaran dan membentuk generasi berikutnya dengan prinsip-prinsip
Ahlussunnah wal Jamaah.

6. Penyebaran Melalui Dakwah:

Dakwah atau upaya menyebarkan ajaran Islam secara luas juga memainkan peran kunci
dalam pembentukan paham Ahlussunnah wal Jamaah. Ulama dan dai (pendakwah)
berperan dalam mengajarkan prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jamaah kepada
masyarakat.

7
7. Penanganan Bid'ah (Inovasi):

Ahlussunnah wal Jamaah secara konsisten menolak bid'ah (inovasi dalam agama) dan
berusaha untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dari tambahan-tambahan yang tidak
didasarkan pada Al-Quran dan hadis.

Proses ini merupakan hasil kolaborasi dan kontribusi berbagai tokoh dan komunitas di
seluruh dunia Muslim selama berabad-abad, dan hal ini terus berlanjut hingga hari ini
dengan perkembangan dan penyebaran ilmu Islam.

4. Metode Pemikiran ASWAJA

Metode pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah melibatkan pendekatan tradisional


Islam terhadap pemahaman agama dan hukum. Meskipun tidak ada metode formal yang
diterapkan oleh seluruh komunitas Ahlussunnah wal Jamaah, ada beberapa prinsip dan
pendekatan umum yang dianut oleh kelompok ini dalam menjelajahi dan
mengaplikasikan ajaran Islam. Berikut adalah beberapa elemen utama metode
pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah:

1. Al-Quran dan Hadis:

Metode pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah didasarkan pada Al-Quran sebagai kitab
suci utama Islam dan hadis (tradisi) sebagai sumber kedua yang memuat ajaran dan
tindakan Nabi Muhammad SAW. Mereka memandang keduanya sebagai pedoman
utama untuk pemahaman agama.

2. Ijma (Konsensus):

Ahlussunnah wal Jamaah menganggap konsensus umat Islam sebagai sumber hukum
yang penting. Jika umat Islam mencapai kesepakatan tentang suatu masalah, hal
tersebut dianggap sebagai petunjuk otoritatif.

3. Qiyas (Analogi):

Qiyas atau analogi digunakan untuk menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam ke dalam
situasi-situasi baru yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran atau hadis. Ini melibatkan
membuat analogi berdasarkan kasus yang sudah diatur oleh hukum Islam.

4. Ijtihad (Penalaran Hukum):

8
Ijtihad, atau upaya penalaran hukum, dihargai sebagai sarana untuk menemukan solusi
hukum dalam konteks kontemporer. Meskipun ijtihad terbatas pada ulama-ulama yang
memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran Islam, konsep ini mencerminkan
keinginan untuk menghadapi tantangan zaman modern dengan prinsip-prinsip Islam.

5. Taklid (Taqlid):

Sementara ijtihad diperbolehkan, sebagian besar umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah
lebih suka taklid atau mengikuti pendapat-pendapat ulama yang dihormati. Ini
memastikan kestabilan dalam praktik keagamaan dan mencegah perpecahan di antara
umat Islam.

6. Aqidah (Keyakinan):

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah dalam bidang aqidah mencakup keyakinan kepada
Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan
takdir. Mereka mengikuti konsep-konsep ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-
Quran dan hadis.

7. Pentingnya Tradisi dan Warisan Ilmiah:

Ahlussunnah wal Jamaah sangat menghargai tradisi dan warisan ilmiah Islam. Mereka
mengandalkan pengetahuan dan pengajaran yang diwariskan dari generasi ke generasi
sebagai cara untuk memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam.

8. Moderasi dan Keseimbangan:

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah dikenal dengan pendekatan yang moderat dan
keseimbangan dalam praktik keagamaan. Mereka menghindari ekstremisme dan
menekankan toleransi dalam beragama.

9. Hormat Terhadap Kepemimpinan:

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah cenderung menghormati kepemimpinan yang


diakui oleh umat Islam, seperti konsep khilafah yang didasarkan pada prinsip syura
(musyawarah).

Meskipun metode ini mencerminkan pendekatan umum Ahlussunnah wal Jamaah, ada
variasi dalam penerapannya di berbagai kelompok dan komunitas, terutama terkait
dengan perbedaan pendapat di dalam madzhab-madzhab fiqh yang berbeda.

9
5. Pemikiran ASWAJA Dalam Berbagai Bidang

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah mencakup berbagai bidang dalam


kehidupan keagamaan, sosial, politik, dan hukum Islam. Di bawah ini adalah gambaran
singkat tentang pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah dalam beberapa bidang utama:

1. Aqidah (Keyakinan):

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah dalam bidang aqidah mencakup keyakinan kepada
Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan
takdir. Mereka mengikuti prinsip-prinsip ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-
Quran dan hadis.

2. Fiqh (Hukum Islam):

Dalam bidang fiqh, Ahlussunnah wal Jamaah mengikuti empat madzhab fiqh utama:
Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan Hanbali. Mereka menggunakan Al-Quran, hadis, ijma
(konsensus), dan qiyas (analogi) sebagai sumber hukum. Pendekatan ini memberikan
kerangka kerja untuk memahami dan mengaplikasikan hukum-hukum Islam dalam
berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

3. Tasawuf (Mystisisme Islam):

Ahlussunnah wal Jamaah mengakui keberadaan tasawuf atau mistisisme Islam.


Meskipun ada variasi dalam pendekatan terhadap tasawuf, banyak di antara mereka
menghargai nilai-nilai rohaniah, dzikir, dan tazkiyah al-nafs (pembersihan jiwa) dalam
mencapai kedekatan dengan Allah.

4. Politik:

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah dalam bidang politik mencakup dukungan


terhadap pemerintahan yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Konsep
khilafah yang didasarkan pada syura (musyawarah) dihormati. Namun, ada variasi
pendapat di kalangan mereka terkait dengan detail implementasi sistem politik ini.

5. Ekonomi:

Dalam bidang ekonomi, Ahlussunnah wal Jamaah cenderung mengikuti prinsip-prinsip


ekonomi Islam, seperti larangan riba (bunga) dan keadilan ekonomi. Mereka

10
memandang bahwa prinsip-prinsip ini mencerminkan nilai-nilai keadilan dan
keberpihakan terhadap masyarakat yang kurang mampu.

6. Sosial dan Moral:

Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah mencakup norma-norma moral dan etika yang
mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan sosial, keluarga,
dan individu. Keseimbangan dan moderasi ditekankan dalam perilaku dan interaksi
sosial.

7. Pendidikan:

Ahlussunnah wal Jamaah menghargai pendidikan dan pengetahuan sebagai sarana


untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Tradisi ilmiah dan intelektual
dihormati, dan pendidikan dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman
agama dan membentuk masyarakat yang berpengetahuan.

8. Hubungan Antarumat Beragama:

Dalam bidang hubungan antarumat beragama, pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah


cenderung menekankan toleransi dan kerjasama dengan pemeluk agama lain. Prinsip-
prinsip dialog dan pemahaman bersama dihargai untuk membangun hubungan yang
harmonis antarumat beragama.

9. Etika Perang dan Kemanusiaan:

Dalam konteks konflik dan perang, Ahlussunnah wal Jamaah memandang etika perang
dan kemanusiaan sebagai prinsip yang harus diikuti. Mereka menetapkan batasan-
batasan yang diambil dari ajaran Islam terkait perlakuan terhadap tawanan perang dan
populasi sipil.

Perlu dicatat bahwa sementara ada konsensus umum dalam prinsip-prinsip ini, terdapat
variasi dalam penerapannya di antara berbagai kelompok dan komunitas Ahlussunnah
wal Jamaah.

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
• Pengertian dan Ahlussunnah wal Jama'ah (ASWAJA): Ahlussunnah wal Jama'ah
(ASWAJA) adalah istilah yang merujuk pada salah satu aliran utama dalam Islam,
yang mencakup mayoritas umat Muslim. Paham ini menekankan pengikutannya
terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW, Al-Quran, hadis, ijtihad, dan konsensus
umat Islam.
• Pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah: Pemahaman ASWAJA melibatkan
keyakinan terhadap ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan hadis, penghormatan
terhadap tradisi ilmiah, penekanan pada keseimbangan dan moderasi, serta
pentingnya konsensus umat Islam. Mereka juga mengikuti empat madzhab fiqh
utama sebagai kerangka hukum Islam.
• Pembentukan Paham Ahlussunnah wal Jamaah: Paham ini terbentuk melalui
sejarah Islam, mulai dari masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, hingga
generasi berikutnya (tabi'in dan tabi'ut tabi'in). Paham ini berkembang melalui
pertarungan konseptual dengan aliran-aliran lain, perkembangan ilmu hadis dan
fiqh, serta konsolidasi identitas umat Islam.
• Metode Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah: Metode pemikiran ASWAJA
melibatkan pendekatan tradisional terhadap pemahaman agama dan hukum.
Mereka mengandalkan Al-Quran, hadis, ijtihad, konsensus, dan qiyas sebagai
sumber pemikiran. Selain itu, taklid atau mengikuti pendapat ulama juga
diterapkan dengan tujuan mempertahankan stabilitas dalam praktik keagamaan.
• Pemikiran Ahlussunnah wal Jamaah dalam Berbagai Bidang: Dalam berbagai
bidang, pemikiran ASWAJA mencakup aqidah, fiqh, tasawuf, politik, ekonomi,
sosial dan moral, pendidikan, hubungan antarumat beragama, serta etika perang
dan kemanusiaan. Mereka menekankan nilai-nilai keadilan, keseimbangan,
toleransi, dan moderasi dalam semua aspek kehidupan.

Secara keseluruhan, Ahlussunnah wal Jamaah mewakili kerangka pemikiran Islam


yang luas dan inklusif, dengan keberagaman interpretasi dan praktik di antara
komunitasnya.

12
Daftar Pustaka
"In the Shade of the Quran" oleh Sayyid Qutb.

"Islamic Jurisprudence According to the Four Sunni Schools" oleh ‘Abd al-Rahman al-
Jaziri.

"The Creed of Imam al-Tahawi" oleh Imam Abu Ja'far al-Tahawi.

"The History of Islamic Political Thought: From the Prophet to the Present" oleh
Antony Black.

"Ahl al-Sunnah TheAsh’aris: The Testimony and Proofs of the Scholars" oleh
Muhammad al-Amin al-Shanqiti.

"A History of Islamic Philosophy" oleh Majid Fakhry.

"The Cambridge Companion to Classical Islamic Theology" (Editor: Tim Winter).

13

Anda mungkin juga menyukai