Anda di halaman 1dari 68

KUMPULAN

MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Nama :

Eldina Ayu Trisnawati (2019210169)

KELAS D

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MADURA
Kelompok 1 : :

Niken Yudha Safitri (2020210033)


Eldina Ayu Trisnawati (2019210169)
Bima Fikri Aditya (2020210065)
Achmad (2020210028)

“Pendidikan Kewarnegaraan sebagai Mata kuliah Pengembangan Kepribadian”

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


• Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
• Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara.

Pendefinisian mengenai pendidikan kewarganegaraan terdiri atas beberapa pengertian yang


dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. John Mahoney, 1976
Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan meliputi seluruh kegiatan sekolah, termasuk
kegiatan ekstra kurikuler seperti kegiatan di dalam dan di luar kelas, diskusi, dan organisasi
kegiatan siswa. Pendidikan kewarganegaraan diupayakan memuat nilai-nilai moral yang
berguna bagi pembentukan kepribadian peserta didik sebagai bekal hidup bermasyarakat
masa kini dan masa datang.
b. Soedijarto
Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi warganegara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem
politik yang demokratis.
c. Merphin Panjaitan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik
generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu
pendidikan yang diagonal.
d. M. Nu’man Somantri (2001)
adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-
sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah,
masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk
berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan, cinta tanah air, dan membentuk warga negara yang baik.

Dari pengertian-pengertian diatas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, bisa kita
simpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang memuat
nilai-nilai moral untuk membentuk kepribadian siswa agar menjadi warga negara yang baik
sekaligus akan paham hak dan kewajiban dalam konteks kehidupan yang demokratis, dan
kelak dapat membangun sistem politik yang demokratis.
o Secara historis, PKN di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang
bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka.
o Secara sosiologis, PKN Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin
di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
o Secara politis, PKN di Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah
kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.

B. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pengembangan Kepribadian


a. Mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
b. MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian) adalah suatu program pendidikan nilai yang
dilaksanakan melalui proses pembelajaran di Perguruan Tinggi dan berfungsi sebagai model
pengembangan jati diri dan kepribadian para mahasiswa serta bertujuan membangun manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian baik, mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
c. Konsekuensi PKN sebagai MPK yaitu keseluruhan materi program pembelajaran PKN
disirati nilai-nilai Pancasila. Pengertian nilai dasar harus difahami bahwa nilai-nilai Pancasila
harus dijadikan sebagai pedoman dan sumber orientasi pengembangan kekaryaan setiap
lulusan Perguruan Tinggi.

C. Tujuan program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi:


1. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai moral-
etika dan religius.
2. Menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3. Menumbuhkan jiwa semangat nasionalisme dan rasa cinta pada tanah air.
4. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggung jawab serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

D. Peran nilai-nilai dalam setiap Sila Pancasila adalah sebagai berikut :


1. Nilai Ketuhanan dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : Sila ini menempatkan manusia
dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya. Faham nilai ketuhanan dalam Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa tidak memberikan ruang bagi faham anti Tuhan dan yang
sejenisnya.
2. NIlai Kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab : Sila ini memberi arah
dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu harus didasarkan pada fungsinya
semula yaitu untuk mencerdaskan, mensejahterakan, dan memartabatkan manusia, tanpa
memandang kelompok atau lapisan tertentu.
3. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia : Sila ini mencakup pengakuan perbedaan
dalam kesatuan, hidup berdampingan secara damai, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi,
dan menegakkan hukum di posisi tertinggi.
4. Nilai Kerakyatan dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan : Sila ini mencakup penerapan dan penyebaran ilmu
pengetahuan yang harus dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian
sampai penerapan masal. Sila ini memiliki esensi menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi
yang berkeadaban. Tidak memberi ruang bagi faham egoisme keilmuan, liberalisme, dan
individualsime.
5. Nilai Keadilan dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia : Sila ini menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu
tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu.

Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam penyusunan dan
pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan pendidikan demokrasi, HAM, dan persoalan
kewarganegaraan lainnya berperspektif Pancasila. Jadi, arah pengembangan kompetensi
keilmuan PKN di perguruan tinggi Indonesia memiliki karakter sendiri

Universitas memberikan Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MPK) sebagai


pengembangan kepribadian karena pendidikan kewarganegaraan dapat membantu
mahasiswa-mahasiswi menjadi warga negara yang baik sekaligus paham antara hak dan
kewajiban, dapat hidup berdemokrasi, nasionalis, dengan dibekali nilai-nilai moral, norma-
norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pelajaran yang
menyelenggarakan pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikultural, dan
kewarganegaraan bagi mahasiswa guna mendukung terwujudnya warga Negara yang sadar
akan hak dan kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan
untuk membangun bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai bidang
keilmuan dan profesinya.

Bukti Undang- Undang serta pasal, mengapa hal ini diwajibkan :


o Hal ini diperkuat juga dengan, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 37 Ayat (1) huruf b yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Demikian pula pada ayat (2) huruf b dinyatakan
bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Bahkan
dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi lebih eksplisit dan tegas dengan
menyatakan nama mata kuliah kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib.
o Keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK) ditetapkan melalui: (1) Kepmendiknas No. 232/U/2000, tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,
menetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi. (2)
Kepmendiknas No.045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi menetapkan bahwa
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
kelompok Mata Kuliah Pegembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelmpok program studi. (3) Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No.
43/Dikti/Kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian di perguruan tinggi, menetapkan status dan beban studi kelompok
mata kuliah Pengembangan Kepribadian. Bahwasannya beban studi untuk Mata Kuliah
Pendidikan Agama, Kewarganegaraan dan Bahasa masing-masing sebanyak 3 sks.
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh gambaran bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai MPK karena PKn merupakan bagian kelompok MPK.

Menurut Iriyanto, Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MPK) adalah suatu


program pendidikan nilai yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran di Perguruan
Tinggi dan berfungsi sebagai model pengembangan jati diri dan kepribadian para mahasiswa,
bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri, serta mempunyai
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain maka
Pendidikan Nasional Indonesia perlu dikembangkan searah dengan perubahan pendidikan ke
masa depan. Pendidikan nasional memiliki fungsi sangat strategis yaitu “mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) di perguruan tinggi sebagai
kelompok MPK diharapkan dapat mengemban misi fungsi dan tujuan pendidikan nasional
tersebut. Melalui pengasuhan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi yang
substansi kajian dan materi instruksionalnya menunjang dan relevan dengan pembangunan
masyarakat demokratik berkeadaban, diharapkan mahasiswa akan tumbuh menjadi ilmuwan
atau profesional, berdaya saing secara internasionasional, warganegara Indonesia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pergeseran nilai dapat terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal adalah pengaruh dari adanya globalisasi yang masuk kedalam
bangsa kita. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang bersumber dari bangsa Indonesia
sendiri. Contoh dari faktor eksternal adalah globalisasi yang di semangati liberalisme
mendorong lahirnya sistem kapitalisme di bidang ekonomi dan demokrasi liberal di bidang
politik. Munculnya sistem baru seperti ini mampu menggeser tatanan dunia lama yang lokal
regional menjadi tatanan dunia baru yang bersifat global. Masuknya nilai dan sistem – sistem
baru dari luar seperti ini menyebabkan terjadinya loncatan atau pergeseran dalam sistem tata
nilai kita. Muncul suatu keraguan untuk menerima nilai – nilai baru tersebut atau
mempertahankan nilai – nilai dasar yang dipegang oleh negara kita.
Sedangkan contoh dari faktor internal adalah faktor yang bersumber dari bangsa
Indonesia sendiri. Hal seperti ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman seorang warga
negara dalam memahami Pancasila. Pancasila dianggap sebagai sebuah alat legitimasi
kekuasaan Orde Baru yang tidak dapat menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi oleh
negara. Pemikiran seperti ini membuat semakin banyak orang yang menganggap remeh
Pancasila, bahkan menjadi anti Pancasila. Kesalahpahaman seperti ini menjadikan
masyarakat telah kehilangan sumber dan sarana orientasi terhadap nilai sikap anti Pancasila
seperti ini dapat menimbulkan masalah baru dalam masyarakat, yaitu berkurangnya sikap
nasionalisme.
Kita semua tahu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana warga
negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana
sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat setiap
generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan
karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga tecakup
dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari tanpa
menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini di
manfaatkan untuk pengembangan diri seluas-luasnya. Rasa kewarganegaraan yang tinggi,
akan membuat kita tidak akan mudah goyah dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya
hanya sementara. Selain itu kita tidak akan mudah terpengaruh secara langsung budaya yang
bukan berasal dari Indonesia dan juga menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku
di negara kita. Memiliki sikap tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar.
Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di masa
depan harus segera dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi, metode
dan evaluasi pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar
akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya
dengan cara demokratis dan juga terdidik.

SUMBER :
http://legowojr.blogspot.com/2019/09/pendidikan-kewarganegaraan-pkn-sebagai.html

http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.com/2014/06/pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai.html

http://dosen.stiealanwar.ac.id/file/content/2020/10/Bab_1_PENDIDIKAN_KEWARGANE
GARAAN_SEBAGAI_MATA_KULIAH_PENGEMBANGAN_KEPRIBADIAN_nurrohm
an.pdf

Budimansyah, D & Winataputra. (2007). Civic education ‘konteks, landasan, bahan ajar, dan
kultur kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Seklah Pasca Sarjana
UPI.

Budiutomo, Triwahyudi. (2013). “Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter


Bangsa”. Jurnal Academy Of Education, 4

Abdul, Latief. (2016). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pendidikan Karakter
Peserta Didik kelas X Di SMK Negeri Paku. Jurnal Pepatuzdu, 11
Kelompok 2 :

WOWOK ANDAR SUDAS KOMARSAH (202121022)


ABDUL BASIT (2020210105)
AYU NOR RISTA MAULIDIA (2020210046)
RISA ANNISAL MANIK (2020210039)
TAUFIKURROHMAN (2020210190)

“ IDENTITAS NASIONAL “

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah kepribadian
nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu
dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbolsimbol kenegaraan seperti:

Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional
seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain. Dengan terwujudnya
identitas bersama sebagai bangsa dan Negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta
memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam
hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain.

Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta kepribadiannya Rasa
solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai
kejayaan bangsa dan negara di masa depan.1 Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap
eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas
nasional 1 yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan
kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam
era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme,
muncullah kebangkitan kembali kesadaran Nasional.

B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau factor objektif adalah faktor bawaan
yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan
demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antara wilayah
dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa Indonesia.

Sedangkan faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang


mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis,
sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
2 Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat
tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya
melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat itu.

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan


profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan
saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling ketergantungan
anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan
persatuan dalam masyarakat. 3 Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh
Emile Durkheim disebut Solidaritas Organis. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju
seperti Amerika Utara dan Eropa Barat. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik.
Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik.
Lembaga-lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal
usul dan golongannya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat
mempersatukan orang sebagai satu bangsa.
C. Identitas Negara Indonesia

Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik Negara Indonesia yang di
dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Setiap negara Indonesia memiliki identitas
untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indoenesia yang memiliki
identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas
Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat diantara negara-
negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama dan memiliki jiwa toleransi maupun
solidaritas tinggi. Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera
negara Sang Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta simbol-
simbol Pancasila, lagu kebangsaan dan Hukum.

a. Bendera Negara Sang Merah Putih Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24
Tagun 2009 pasal 4 sampai 24, bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada
tanggal 17 Agustb. Bahasa Negara Indonesia
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa melayu
yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), setelah itu diangkat dan
diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928.
Bangsa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas nasional
Indonesia.
c. Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-simbol Pancasila Pada tanggal 13 juli 1945,
dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar 1945. Salah seorang anggota panitia
bernama Parada Harahap mengusulkan tentang lambang negara . tanggal 16 November 1945
baru dibentuk panita Indonesia Raya, panitia ini bertugas menyelidiki arti lambang-lambang
dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian
tentang lambang negara.

Disebutkan dalam cerita ramayana dan bharatayuda. Adapun makna yang terkandumg dalam
simbol-simbol Pancasila

1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia.
2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab. Rantai
tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai 6 segi empat melambangkan laki-laki,
sedangkan yang
lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang saling berkaitpun melambangkan bahwa
setiap manusia, laki-laki dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu bersatu
sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia. Pohon beringin
melambaikan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila, Yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala banteng melambangkan
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana orang-orang harus
berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas merupakan
kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk
mencapai kemakmuran.
d. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-undang No. 24 Tahun 2009 mulai
Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada Kongres pemuda II
tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang diperdengar pada setiap
upacara kenegaraan. 4 us 1945. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan
dipelihara di Monumen Nasional Jakarta
e. Hukum
Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 setelah
diamandemen ketiga disahkan 10 November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini
bermakna, bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan dan
pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum. 5
SUMBER :

Ubaidillah, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta: IAIN


Jakarta Press, 2000.

Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Yogyakarta: Samudra


Biru, 2018.

Nikmah, Azah. “http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan


Bernegara, diakses pada selasa, 17 september 2017.

Sunarso, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi),


Yogyakarta: UNY Press, 2013.

Khon, Prof. Hans, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Erlangga, 1984.
Kelompok 3 :

DARUL KAMAL (2020210129)

IWAN ANDRIYANSYAH (2020210136)

ALIFIA NABILAH ISKANDAR (2020210204)

VIVI AFIANI (2020210189)

MOH HARIS (2020210088)

“NEGARA DAN KONSTITUSI”

A. Pengertian Negara

Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada
prinsipnya setiaap warga mayaraka menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada
kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di dalamnya, masarakat
ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu sepertti teerwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyrakat.

Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai pilarpilar
atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi Indonesia. Hampir
setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut telah dilaksanakan
dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah perangkat negara yang perannya tak bisa
dipandang sebelah mata.

Di dunia ini negara terbagi dalam macam macam bentuk negara. Negara besar atau kecil, kaya
atau miskin, kuat atau lemah dan maju atau berkembang. Tapi pada dasarnya macam macam terbagi
atas beberapa bentuk.berikut bentuk negara diantaranya:

1. Negara Kesatuan (unitaris) Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara
yang hanya berdiri satu Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.Dalam
pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua alternative
system, yaitu:Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan
kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi) Sistem sentralisasi: dimana
segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatu an di urus oleh pemerintah pusat,
termasuk segala hal yang menyangkut pemerintahan dan kekuasaan di daerah.
2. Negara Serikat (federasi) Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari
beberapa, kemudian menjadi negara-negara bagian dari pada suatu Negara serkat.

 Unsur-unsur Negara Menurut Oppenheim-Lauterpacht, unsur-unsur negara adalah:


a) Unsur pembentuk negara (konstitutif): wilayah/daerah, rakyat, pemerintah yang berdaulat
b) Unsur deklaratif: pengakuan oleh negara lain.

Secara yuridis, konstitusi merupakan naskah yang berisi segala bangunan serta sendi-sendi
pemerintahan dalam suatu negara.

Secara sosiologis dan politis, konstitusi merupakan sintesis faktor-faktor yang terjadi di dalam
masyarakat. Konstitusi menjelaskan hubungan antara kekuasaan yang berada di suatu negara, seperti
kabinet, parlemen, raja, parpol, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian konstitusi,
yakni konstitusi dalam arti sempit dan dalam arti luas.

1) Pertama, dalam pengertian sempit, konstitusi adalah Undang-Undang Dasar (hukum dasar
tertulis), yakni suatu dokumen yang berisi aturan serta ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaraan suatu negara.
2) Kedua, dalam arti luas, konstitusi merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan
dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis)
yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu
negara.

Pengertian Tujuan dan Fungsi Negara Secara Universal Antara tujuan dan fungsi negara
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun demikian keduanya memiliki
arti yang berbeda yaitu:

Apabila dihubungkan dengan negara, maka

Tujuan menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu negara, sedangkan Fungsi
adalah pelaksanaan cita-cita itu dalam kenyataan.

 Jenis Konstitusi dan Contohnya

Secara umum, terdapat 2 jenis konstitusi jika dilihat dari bentuknya. Kedua jenis itu adalah
konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis

1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata
negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.

Contoh konstitusi tertulis yang pernah berlaku di Indonesia adalah:

a) UUD 1945
a) UUDRIS
b) UUD Sementara
c) UUD 1945 Hasil Amandemen.

2. Konstitusi Tidak Tertulis

Konstitusi tidak tertulis disebut juga dengan konvensi, yakni kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul dalam sebuah negara.

Contoh konvensi dalam ketatanegaraan Indonesia, yakni:

Pengembalian keputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum MPR
bersidang, Presiden telah menyiapkan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang, Adat
istiadat.

B. Negara Konstitusional

Secara umum konstitusi dan negara merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya . Bahkan setelah abad pertengahan dapat dikatakan, tanpa konstitusi negara tidak
mungkin terbentuk . Setiap negara memiliki konstitusi tetapi tidak setiap negara mempunyai undang
undang dasar . Inggris tidak punya Undang Undang Dasar, namun bukan berarti Inggris tidak memiliki
Konstitusi . Konstitusi Inggris terdiri atas berbagai prisip dan aturan dasar yang timbul dan
berkembang selama berabad-abad sejarah bengsa dan negerinya (konvensi konstitusi) . Aturan dasar
tersebut antara lain tersebar dalam Magna Charta (1215), Bill of Rights (1689), dan Parliament Act
(1911) .

 Sifat Konstitusi

Konstitusi disamping bersifat yuridis juga memiliki makna sosiologis dan politis. Pandangan ini
sejalan dengan pendapat Herman Heller seorang sarjana Jerman, yang membagi pengertian konstitusi
ke dalam tiga pengertian :

1) Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan (Die
politische verfassung als gesellschaftliche Wirklichkeit) dan ia belum merupakan konstitusi
dalam arti hukum (ein Rechtsverfassung) atau dengan perkataan lain konstitusi itu masih
merupakan pengertian sosiologi atau politis dan belum merupakan pengertian hukum. Baru
setelah orang mencari unsur-unsur hukumnya dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat
itu untuk dijadikan sebagai suatu kesatuan kaidah hukum, maka konstitusi itu disebut
Rechtverfassung (Die verselbastandigte Rechtverfassung).
Kemudian orang mulai menulisnya dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.
Sementara K.C. Wheare F.B.A dalam buku Modern Constitution , menjelaskan istilah
konstitusi, secara garis besarnya dapat dibedakan ke dalam dua pengertian, yaitu:
a) Pertama, istilah konstitusi dipergunakan untuk menunjuk kepada seluruh rules mengenai
sistem ketatanegaraan.
b) Kedua, istilah konstitusi menunjuk kepada suatu dokumen atau beberapa dokumen yang
memuat aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan tertentu yang bersifat pokok atau dasar saja
mengenai ketetanegaraan suatu negara.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa pengertian konstitusi dan
undang undang dasar menunjuk kepada pengertian hukum dasar suatu negara, yang mengatur susunan
organisasi pemerintahan , menetapkan badan-badan negara dan cara kerja badan tersebut, menetapkan
hubungan antara pemerintah dan warga negara , serta mengawasi pelaksanaan pemerintahan .

Perbedaannya hanya terletak pada proses terjadinya konstitusi itu . Oleh karena itu, perbedaan
istilah antara konstitusi dan undang-undang dasar itu tidak menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini.
Di Indonesia sendiri pernah memakai kedua istilah tersebut, yaitu ketika tahun 1945 dan tahun 1950,
hukum dasar negara Indonesia diberi nama dengan istilah “undangundang dasar” yaitu Undang
Undang Dasar 1945 dan Undang Undang Dasar.

Sementara 1950. Sementara pada tahun 1949 negara Indonesia menggunakan istilah “konstitusi”
untuk menyebut hukum dasarnya yakni Konsitusi Republik Indonesia Serikat.

Konstitusi memiliki fungsi-fungsi yang oleh Jimly Asshiddiqie, guru besar hukum tata
negara, diperinci sebagai berikut :

a) Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.


b) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
c) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.
d) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
e) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kuasaan yang asli (yang dalam sistem
demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
f) Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan identitas dan
keagungan kebangsaan (identity of nation), serta sebagai center of ceremony.
g) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit hanya
dibidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan ekonomi.
h) Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat
SUMBER

Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia, Jakarta:


Grafity, 1995.

B.N. Marbun, Demokrasi Jerman, Perkembangan dan Masalahnya, Jakarta: Sinar


Harapan, 1983.

Carl J.Friedrich, Constitutional Government and Democracy: Theory and Practice in


Europe and America, Waltham, Massachusetts, Toronto-London: Blaidell Publishing Company,
Edisi IV, 1967

Carl Schmitt, Verfassungslehre, Duncer & Humbolt, Berlin Unverandester neudruk,


1954.

Daniel S. Lev, Hukum dan Politik di Indonesia, Kesinambungan dan Perubahannya,


Jakarta: LP3S, cet.1, 1990.

Dennis C.Mueller, Constitutional Democracy, Oxford University Press, 1996

Dicey, Introduction to the Study of the Law of the Constitution, London, 1971.

Djokosutono, Hukum Tata Negara, Dihimpun Harun Alrasid, Jakarta: Ghalia Indonesia,
Cet. Pertamja, 1982.

Eric Barendt, An Introduction to Constitutional Law, London: Oxford University Press,


1998

Greg Russell, Bentuk Pemerintahan Berdasarkan Konstitusi Amerika dan Negaranegara


Lain” dalam “Jurnal Demokrasi”, Office of International Informayion Programs U.S.
Departement af State, tanpa tahun,

M.Solly Lubis, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1978

Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum, Jakarta: Bulan Bintang,1992


Kelompok 4 :

ADI WAHYUDI (2018210030)


MOH.SOLIHIN (2020210208)
WARDATUL JANNAH (2020220205)
DIAH AYU OKTAVIANI (2021210001)
RARA AURELIA (2021210005)

“HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA”

A. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban. Contoh Hak
Warga Negara Indonesia ;

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.


2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia
atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang
berlaku.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan / kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Contoh Kewajiban
Warga Negara Indonesia ;

a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :

a. Membayar pajak.
b. Membela pertahanan dan keamanan.
c. Menghormati hak asasi.
d. Menjunjung hukum dan pemerintahan.
e. Ikut serta membela negara.
f. Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
g. Wajib mengikuti pendidikan dasar.

Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam
UUD 1945 ;

• Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-
undang.
• Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum
dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
• Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.

Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.

Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.

Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik


Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.

Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota
atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1)
UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara
dapat diklasifikasikian menjadi :

a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang
diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor
imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium.

1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan


salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan
menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di
atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:

o Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
o Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan


Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu
mempunyai kewarganeraan negara lain

1. Hak dan Kewajiban Negara/ Pemerintah


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
i. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
ii. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
iii. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
2. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
a. Melindungi wilayah dan warga negara.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
e. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
f. Membiayai pendidikan dasar.
g. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
h. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja
negara dan belanja daerah.
i. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
j. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
k. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional.
l. lMenguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hidup
orang banyak.
m. Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
n. Memelihara fakir miskin.
o. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
p. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

Pasal 27 Ayat 2 Uud 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .

Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan


pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan
yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar ,
seperti : pangan , sandang , dan papan .

2. Asas Kewarganegaraan
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium,
yaitu:
3. Kriterium kelahiran.
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
i. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis.
Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara
berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
ii. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas
ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di
mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara
tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius
Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap
(bi-patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride).
Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang
digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel
aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:

o Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel


aktif);
o Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel
pasif).
4. Naturalisasi atau pewarganegaraan
Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat
tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain.

Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam


pasal 26 UUD 1945, yaitu:
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
b. Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-undang.

Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya.

a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-


perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah warga negara Republik Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya, seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa
kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum
kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun, atau sebelum
ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila
ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada
waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan
ayahnya.
f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak
diketahui.
g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui
kedua orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang
tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak
mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.
j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-
undang ini.a menyebutkan: Warga Negara Republik Indonesia adalah:

Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan


bahwa kewarganegaraan RI diperoleh:

a. Karena kelahiran;
b. Karena pengangkatan;
c. Karena dikabulkan permohonan;
d. Karena pewarganegaraan;
e. Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
f. Karena turut ayah/ibunya;
g. Karena pernyataan.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini disebutkan: b,


c, d, dan e. Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI.
Sebagaimana telah diterangkan di atas dalam bab I huruf a yang menentukan status
anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan ataupun
(selama) tidak diketahui kewarganegaraannya, maka barulah ibunya yang
menentukan status anak itu. Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak
selalu mengadakan hukum secara yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan
ayahnya, setelah ayah itu mengadakan hubungan hukum kekeluargaan dan apabila
hubungan hukum itu baru diadakan setelah anak itu menjadi dewasa, maka ia tidak
turut kewarganegaraan ayahnya. Menjalankan ius soli supaya orang-orang yang
lahir di Indonesia tidak ada yang tanpa kewarganegaraan.

Kesimpulan :
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Kewajiban adalah segala
sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu
sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat . Warga
Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan
mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara
yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
wilayah negara itu.

Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :


1. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.

Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :


1. Melindungi wilayah dan warga negara.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Dsb

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama Penerbit.

Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sunarto, agung Hartono; Perkembangan Peserta Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002

Panut Panuju, Ida Umami ; Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1999

Hasbullah ; Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT. RajaGravindo Persada, Jakarta, 2001


KELOMPOK 5 :

ANNUR ROFIEK ALAMTHANI 2021210007

ANDIYONO ` 2021210025

MOH RIZEKI 2021210018

MOH FERIYANSAH 2021210017

DEMOKRASI INDONESIA

Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat
dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Berikut ini adalah
pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :

1. Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan


oleh tiga lembaga atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama,
legislatif yang merupakan pemegang kekuasaaan untuk membuat undang-undang, kedua,
eksekutif yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga
adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan undang-
undang. Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa dipengaruhi
oleh institusi lainnya.

2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

3. Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasan atau prinsip


demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa
saling berbagi kekuasaan didalam negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila
seseorang hidup tanpa kebebasan dalam memilih cara hidupnya, maka sama saja seperti
budak.

4. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat, karenanya
kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk
mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan
yang diserahkan untuk memerintah.

5. Demokrasi menurut International Commission of Juris tadalah bentuk pemerintahan


dimana hak dalam membuat suatu keputusan politik harus diselenggarakan oleh rakyat
melalui para wakil yang terpilih dalam suatu proses pemilu.

B. Prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik

a. Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif)

b. Pemerintahan konstitusional

c. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya


d. Pers yang bebas

e. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

f. Pengawasan terhadap administrasi negara

g. Peradilan yang bebas dan tidak memihak

h. Pemerintahan yang diskusi

i. Pemilihan umum yang bebas

j. Pemerintahan berdasarkan hukum

2. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)

a. Pemusatan kekuasaan

Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif menjadi satu dan dipegang


serta dijalankan oleh satu lembaga.

b. Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional

Pemerintahan dijalankan berdasarakan kekuasaan. Konstitusinya


memberi kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah.

c. Rule of Power

Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi kekuasaan


yang besar pada negara atau pemerintah..
d. Pembentukan pemerintah tidak berdasarkan musyawarah tetapi melalui
dekrit

e. Pemilihan umum yang tidak demokratis.

Pemilihan umum dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan


penguasa atau pemerintah negara.

f. Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab

g. Tidak ada dan atau dibatasinya kebebasan berpendapat, berbicara dan


kebebasan pers.

h. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan


penggunaan paksaan.

i. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering terjadi
pelanggaran hal asasi manusia.

j. Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas warga negara.

C. Jenis-jenis Demokrasi

Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Berikut beberapa jenis dari demokrasi :

1. Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat


a. Demokrasi Langsung

Merupakan sistem demokrasi yang memberikan kesempatan kepada


seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah
kebijakan umum dari negara atau undang-undang.

b. Demokrasi Tidak Langsung

Merupakan sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem perwakilan.

2. Demokrasi Berdasarkan PrinsipIdeologi

a. Demokrasi Liberal

Merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan mengabaikan


kepentingan umum

b. Demokrasi Rakyat
Merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham sosialisme dan
komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau negara.

c. Demokrasi Pancasila

Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan pada nilai- nilai


sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan
memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau warga negara.
Demokrasi pancasila fokus pada kepentingan dan aspirasi serta hati nurani
rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut demokrasi pancasila yang
bersumber pada falsafah pancasila.

D. Ciri-Ciri Demokrasi

Ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan oleh sistem demokrasi


seperti:

Pemerintahan didasarkan kehendak dan kepentingan semua rakyat.

Ciri konstitusional ialah hal yang berhubungan denag kepentingan, kehendak atau
kemauan atau kekuasaan rakyat yang dituliskan dalam konstitusi dan undang-undang
negara tersebut.

Ciri perwakilan yakni dalam mengatur negaranya kedaulatan rakyat akan diwakilkan
oleh beberapa orang yang sudah dipilih oleh rakyat itu sendiri.

Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk memilih
pihak dalam pemerintahan.

Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi media atau sarana untuk menjadi bagian dalam
melaksanakan sistem demokrasi.

Ciri kekuasaan ialah adanya pembagian dan pemisah kekuasaan.

Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung jawab dari pihal yang sudah dipilih
untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.

E. Contoh Demokrasi

1. Jenis-Jenis Demokrasi

Demokrasi Langsung

Contoh : Ikut mencoblos saat pemilu atau pilkada, dan memilih secara
langsung ketua kelas.
Demokrasi Perwakilan

Contoh : Pembuatan undang-undang yang diwakili oleh anggota DPR

2. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat dibagi 3 :

Referendum Wajib

Contoh : Pemungutan suara pemisahan Timor-Timur, dan persetujuan yang


diberikan oleh rakyat terhadap pembuatan UUD.

Referendum Tidak Wajib

Contoh : Peranan partai politik tidak begitu menonjol tetapi kehendak rakyat
dapat diketahui secara langsung dalam demokrasi.

Referendum Konsultatif

Contoh : Rayat sendiri kurang memahami tentang ini maka pada saat materi
UU rakyat hanya diminta persetujuan.

3. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas :


Demokrasi Formal

Contoh : adanya keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.


Demokrasi Material

Contoh : Mungkin keberadaan lembaga-lembaga perwakilan rakyat hanya

sebagai simbol saja, dan hanya mementingkan kepentingan negara saja


dibandingkan rakyat.

Demokrasi Campuran

Contoh : Rakyat memilih wakil di DPRD kemudian wakil itu dikontrol


oleh rakyat dengan sistem referendum.

4. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi :


Demokrasi Liberal

Contoh : Dalam demokrasi ini adanya sistem multi partai dan Demokrasi

ini telah mendorong untuk lahirnya partai-partai politik.

Demokrasi Rakyat adalah Demokrasi dimana rakyat yang menentukan


saat ada masalah penting.

Contoh : Pada saat pemilihan presiden dan wakil presiden


Kesimpulan :

1. Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan


persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

2. Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua yaitu Prinsip Demokrasi

Sebagai Sistem Politik dan Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)

3. Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Yaitu Demokrasi menurut cara aspirasi


rakyat (Demokrasi Langsung, Demokrasi Tidak Langsung) dan Demokrasi
(Berdasarkan Prinsip Ideologi, Demokrasi Liberal, Demokrasi Rakyat, Demokrasi
Pancasila)

Saran :

Demokrasi di indonesia harus di pahamin karna agar semua masyarakat

Indonesia bisa menggunakan demokrasi masing-masing dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pe
ngertian-demokrasi-dan-jenis-jenis.html

http://www.informasi-pendidikan.com/2016/02/ciri-ciri-
demokrasi.html

http://www.tugassekolah.com/2017/09/contoh-contoh-demokrasi-
dalam-kehidupan.html

https://guruppkn.com/contoh-perwujudan-demokrasi-di-lingkungan-
bangsa- dan-negara

31
Kelompok 6 :

Ahmad Soirinnas (2020210101)

Moh Arief Sodikin ( 2021210026)

Moh. Shofiyanto (2021210028)

Ira Susanty ( 2021210050)

Khoirotun Nisa’ (2021210052)

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. MAKNA NEGARA INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material tersebut
harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis, atau negara
kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para penyelenggara
negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan komprehensif
dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum
nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif
artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna
hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung
masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan
jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi
kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini menggambarkan
kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-
kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi
setiap anggota masyarakat.

32
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1
ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.

Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian


Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai
berikut :

1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat).


Negara Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan
belaka (Machtsstaat).

2) Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi


(hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang


kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam
wilayah Eropa Kontinental.

Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang
dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat
dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab
XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD
1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai


berikut :

Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.

Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi. Kedaulatan rakyat atau Prinsip
Demokrasi. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal
27 (1) UUD 1945).

33
Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).

Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil.

Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);

Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD
1945).

B. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN HAM

PENGERTIAN NEGARA HUKUM

Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat


yang sempurna (a perfect society). Negara pada hakikatnya adalah suatu
masyarakat sempurna yang para anggotanya mentaati aturan yang sudah berlaku.
Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni
internal dan eksternal. Kelengkapan secara internal, yaitu adanya penghargaan
nilai-nilai kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Saling menghargai hak
sesama anggotamasyarakat. Kelengkapan secara eksternal, jika keberadaan suatu
masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi masyarakat
yang lebih luas. Dalam konteks ini pengertian negara seperti halnya masyarakat
yang memiliki kedua kelengkapan internal dan eksternal, there exists onlyone
perfect society in the natural order, namely the state (Henry J. Koren(1995:24).

Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil dalam ragam
formulasinya, misalnya menurut tokoh; Socrates, Plato dan Aristoteles. Munculnya
keragam konsep teori tentang negara hanya karena perbedaan cara-cara pendekatan
saja. Pada dasarnya negara harus merepresentasikan suatu bentuk masyarakat yang
sempurnya. Teori klasik menginspirasikan lahirnya teori modern tentang negara,
kemudian dikenal istilah negara hukum. Istilah negara hukum secara terminologis

34
terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa
Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo–Saxon
menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of
law biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007).
Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para
pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-
kawan) sejak hampir satu abad yang lalu . Walaupun pembicaraan pada waktu itu
masih dalam konteks hubungan Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland.
Misalnya melalui gagasan Indonesia (Hindia Belanda) berparlemen,
berpemerintahan sendiri, dimana hak politik rakyatnya diakui dan dihormati. Jadi,
cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi dan berkembang dalam
pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia. Apabila ada pendapat
yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis pertama kali dikemukakan
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bisa menyesatkan. Para

pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan negara hukum. Ketika para
pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei –1 Juni 1945 dan tanggal
10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para
anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat
(Negara Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusant ara,
2010:2). Dalam sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep
alternatif tentang ketatanegaraan sepert i: negara sosialis, negara serikat
dikemukakan oleh para pendiri negara.

Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk
merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para
pendiri negara, menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum
menerima konsep negara hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).Semangat cita negara hukum para pendiri negara secara formal
dapatditemukan dalam setiap penyusunan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949
danUUDS 1950. Dalam konstitusi – konstitusi tersebut dimasukkan Pasal-

35
pasalyang termuat dalam Deklarasi Umum HAM PBB tahun 1948. Hal
itumenunjukkan bahwa ketentuan-ketentuan tentang penghormatan,
danperlindungan HAM perlu dan penting unt uk dimasukkan ke dalam
konstitusinegara (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2)Pengertian negara hukum
selalu menggambarkan adanyapenyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara
yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur unsur lembaga di dalamnya
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku.
Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasihukum) dan bertujuan
untuk menyelenggarakan ketert iban hukum. Dasar yuridis bagi negara Indonesia
sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945
(amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep negara
hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi
hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Menurut Winarno (2010),
konsepsi negara hukum Indonesia dapat di masukkan dalam konsep negara hukum
dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas. Pembuktiannya dapat kita
lihat dari perumusan mengenai t ujuan bernegara sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alenia IV. Bahwasannya, negara bertugas dan
bertanggungjawab tidak hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia tetapi juga memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Bukti lain yang
menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hukumIndonesia dalam arti material,
yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34UUD Negara RI 1945, bahwa negara
turut aktif dan bertanggungjawab atasperekonomian negara dan kesejahteraan
rakyat.

PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa
pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi

36
manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya.

Apabila melanggar HAM maka seseorang akan bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM.

Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum


terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia
dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah
Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari
Indonesia.

1. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia:

- Hak Asasi Pribadi / Personal Right:

- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat.

- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.

- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.

- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama


dankepercayaan yang diyakini masing-masing.

2. Hak Asasi Politik / Political Right:

- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.

- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.

- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasipolitik


lainnya.

- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum / Legal Equality Right:

37
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

-Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns.

- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi / Property Rigths:

- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.

- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.

- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll.

- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.

- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights:

- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.

- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan


penyelidikan di mata hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya / Social Culture Right:

- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.

- Hak mendapatkan pengajaran.

- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakatdan minat.

Jenis-Jenis HAM

Isi UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan (amandemen) mengatur hak


asasi manusia dalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34.
Namun setelah UUD 1945 dilakukan perubahan (amandemen) maka ada bagian
khusus tentang hak asasi manusia yaitu dengan rincian sebagai berikut:

Pasal 28 A

38
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

Pasal 28 B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Pasal 28 D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,

39
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.

Pasal 28 F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk


mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28 G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi.

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.

Pasal 28 H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.

40
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

Pasal 28 I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.

(4) Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia


adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28 J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang dijalankan.

Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi
manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan
suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan

41
kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak
azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap
orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai
pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di
Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

C. PRINSIP NEGARA HUKUM DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI


WARGA NEGARA

Prinsip Negara Hukum yang berkembang pada abad 19 cenderungmengarah


pada konsep negara hukum formal, yaitu pengertian negara hukumdalam arti
sempit. Dalam Prinsip ini negara hukum diposisikan ke dalamruang gerak dan
peran yang kecil atau sempit. Seperti dalam uraian terdahulunegara hukum
dikonsepsikan sebagai sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara
yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur - unsur lembaganya dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran
pemerintah sangat kecil dan pasif. Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum
mengarah pada pengembangan negara hukum dalam arti material. Arah tujuannya
memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembangan
jaman. Prinsip Negara Hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya
memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu
sebagai berikut :

HAM terjamin oleh undang-undang.

Supremasi hukum.

Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum.

Kesamaan kedudukan di depan hukum.

Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi.

Pemilihan umum yang bebas dan Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

42
D. UPAYA PENEGAKKAN HAM DI INDONESIA

Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan politik.
Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para
pelaku pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran HAM
berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi).

Upaya penegakan HAM melalui jalur Pengadilan HAM, mengikuti ketentuan-


ketentuan antara lain, sebagai berikut:

Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat tersebut di atas oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang berumur
di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.

Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkan UURI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
HAM adhoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc diusulkan oleh DPR
berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dibatasi pada tempat dan waktu perbuatan tertentu (locus dan tempos delicti )
yang terjadi sebelum diundangkannya UURI No. 26 Tahun 2000. Agar
pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan perkaranya
dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Lima orang
tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3
orang hakim ad hoc (diangkat di luar hakim karir). Sedang penegakan HAM melalui
KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara para pelaku mengungkapkan
pengakuan atas kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran HAM terhadap
korban atau keluarganya, kemudian dilakukan perdamaian. Jadi KKR berfungsi
sebagai mediator antara pelaku pelanggaran dan korban atau keluarganya untuk
melakukan penyelesaian lewat perdamaian bukan lewat jalur Pengadilan HAM.

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan


HAM, antara lain :

43
Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM;

Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta


rehabilitasi;

Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM;

Memberikan informasi kepada aparat penegak hokum dan lembaga – lembaga


HAM bila terjadi pelanggaran HAM;

Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan
Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang
berkepanjangan yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan harmonis
dalam bermasyarakat.

Sebagai negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM diatur


pelaksanaannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:

UUD 1945

UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak
mendapat pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-
gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi
tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan lain-lain.

Ketetapan MPR

TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk


membentuk lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan,
penelitian, dan mediasi tentang HAM. Maka dibentuklah KOMNAS HAM melalu
Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993.

Undang-Undang

UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka
manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar
peradilan HAM.

44
E. CONTOH KASUS YANG MELANGGAR HAM

Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan surat


edaran No. 50/Th. 1992 yang berisi himbauan kepada pengusaha agar menaikkan
kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20% gaji
pokok. Himbauan tersebut tentunya disambut dengan senang hati oleh karyawan,
namun di sisi pengusaha berarti tambahnya beban pengeluaran perusahaan. Pada
pertengahan April 1993, Karyawan PT. Catur Putera Surya (PT. CPS) Porong
membahas Surat Edaran tersebut dengan resah. Akhirnya, karyawan PT. CPS
memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut kenaikan upah
dari Rp1700 menjadi Rp2250.

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Surya yang aktif dalam
aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara
lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei
1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya
bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi
buruh. 4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan,
termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari menjadi
Rp2.250. Tunjangan tetap Rp550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima,
termasuk oleh buruh yang absen.

Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya
dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah
seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan
pihak perusahaan. Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang
dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim)
Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka
dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja.
Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan
keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu,

45
sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan
Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah
menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

Marsinah adalah salah satu korban pelanggaran HAM di negeri ini. Marsinah
memperjuangkan haknya sebagai buruh untuk meningkatkan kesejahteraan seperti
tertera dalam surat edaran gubernur. Namun demikian perusahaan kiranya memiliki
pandangan berseberangan dengan kaum buruh tersebut. Perusahaan cenderung
untuk tetap tidak memberikan hak buruh berupa kenaikan gaji. Atas keadaan
tersebut buruh bereaksi dengan berdemonstrasi beberapa kali. Demonstrasi buru
tersebut direaksi dengan aksi represif oleh pihak perusahaan. Dengan menggandeng
pihak militer mereka memaksa kaum buruh untuk menghentikan aksinya. Tekanan-
tekanan dari pihak perusahaan kiranya tidak menyurutkan langkah mereka, hingga
akhirnya perusahaan memutuskan untuk membunuh para pimpinan yang dianggap
sebagai penggerak demonstrasi tersebut. Sepertinya kasus ini adalah suatu hasil
konspirasi tingkat tinggi, karena penyelidikan polisi seolah membentur tembok.
Hingga saat ini, kasus pembunuhan Marsinah menjadi satu kasus misterius tak
terpecahkan. Padahal sebenarnya boleh jadi cukup mudah untuk mengungkap
kebenaran kasus ini, akan tetapi adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan
kasus ini terungkap berusaha serapat mungkin menutupi kasus ini.

A. KESIMPULAN

Pengertian Negara hukum yang berbeda beda memiliki makna yang sama
yaitu Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang
menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut
dengan hukum Formil dan hukum Materil,hukum formil dapat di sebut juga dengan
hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang
brita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,memeriksa
perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum
materil sedangkan hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum dasar yang tidak

46
terulis (Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Negara
hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari
perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang
politik,sosial,ekonomi dan kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak
memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu kekuasaan apapun.

Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu sama
lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan
semestinya sebab itu yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu
keadialan,perlindungan dan pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu
Negara yang adil makmur dan sejahtera.

B. SARAN

Walau masih bangsa muda dibandingkan dengan Negara-negara barat,


namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi pemerintah kita untuk
mewujudkannya. Namun mari kembali lagi pada kenyataannya. Bangsa Indonesia
belum menjamin HAM warganya. Di butuhkan keseriusan pemerintah untuk
mempelopori penegakkan HAM di Indonesia. Tentu saja itu tidak cukup, hanya
pemerintah namun,partisipasi dan kerja sama warga nemasih sangat dibutuhkan
kerjasama warna Negara Indonesia yang semoga baik-baik saja. Kita sebagai
mahasiswa dan generasi penerus bangsa, sudah semestinya membantu pemerintah
untuk terus menegakkan HAM di Indonesia. Kondisi HAM di Indonesia sudah
saatnya dibenahi dan ditata ulang agar terbentuk good goverment. Segala jenis
hambatan dan tantangan yang dapat mengganggu terwujudnya pelaksanaan HAM
harus segera dihilangkan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Adib. MOHAMMAD. DKK. 2014. PENDIDIKAN PANCASILA &


KEWARGANEGARAAN.

Asshiddiqie, Prof. Dr. Jimly, S.H. Negara Hukum dan HAM. Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.

Kansil, CST.1983. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta:
balai Pustaka.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

48
Nama Kelompok 7 :

Elisa Suyanto (2021210053)

Salman Alfarisi (2021210058)

Farinilla Ramandhani (2021210087)

Nur Faidzi Putra (2020210096)

GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA

GEOPOLITIK

Geopolitik secara umum dapat dimaknai sebagai sebuah kebijakan politik


suatu negara yang memfungsikan geografi sebagai dasar penguasaan ruang hidup
untuk menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan kehidupan negara yang
bersangkutan.

A. Definisi Geopolitik

Geopolitik terdiri dari dua kata; “Geo” dan “Politik”. Mengutip pendapat
Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sebuah sistem dalam
hal menempati sebuah ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi
berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Adapun
“Politik”, bermakna sebagai kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk
mewujudkan tujuan nasional.

Secara khusus, geopolitik didefinisikan sebagai sistem politik atau


peraturan-peraturan yang berbentuk kebijaksanaan nasional dengan didukung oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada
pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu negara, yang
apabila dijalankan dan berhasil akan memberi dampak langsung kepada sistem

49
politik sebuah negara. Dalam makna lain, Geopolitik juga merupakan
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya berkaitan dengan masalah-
masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.

B. Unsur Geopolitik Indonesia

1. Wadah
Unsur ini terdiri dari wujud wilayah yang ditentukan oleh lautan dan
gugusan ribuan pulau, tata inti organisasi yakni sistem pemerintahan,
dan tata kelengkapan organisasi tentang kesadaran politik dan
bernegara.
2. Inti
Isi geopolitik di Indonesia tercermin dalam perspektif kehidupan
manusia Indonesia yang memiliki cita-cita bangsa Indonesia yang
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
3. Tata laku
Tata laku memiliki 2 unsur yakni, tata laku batiniah yang terbentuk
karena kondisi dalam pertumbuhan hidupnya dan tata laku lahiriah
yakni tentang tata perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan.

C. Teori-Teori Geopolitik

1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904)

Frederich Ratzel berpendapat bahwa negara diibaratkan sebagai organisme


yang hidup. Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang
membutuhkan ruang hidup (Lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan
subur. Ketika ruang hidup semakin luas, maka Negara akan semakin bertahan, kuat,
dan maju. Teori ini populer sebagai teori organisme atau teori biologis.

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922)

50
Menurut Rudolf Kjellen, Negara merupakan satuan dan sistem politik yang
menyeluruh dan meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial
politik, dan krato politik. Sebagai organisme yang hidup dan bersifat intelektual,
Negara wajib dan harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya
melalui ekspansi.

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896-1946)

Melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen, terutama pandangan tentang


Lebensraum (ruang hidup) dan paham ekspansionisme, Karl Haushofer
mengungkapkan bahwa jika jumlah penduduk suatu wilayah Negara semakin
banyak sehingga luas wilayah tidak dapat menampung lagi, maka Negara tersebut
harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi warga Negara.

Karl Haushofer yang memiliki latar belakang militer di Jepang juga pernah
meramalkan bahwa Jepang akan menjadi negara berjaya di dunia apabila dapat
menguasaibenua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada dasarnya dunia terbagi
menjadi empat kawasan benua dan dipimpin oleh negara adidaya.

WAWASAN NUSANTARA

A. Pengertian Wawasan Nusantara Secara Etimologis

Secara etimologis, Wawasan Nusantara terdiri dari kata Wawasan dan


Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang bermakna
sebagai tinjauan, pandangan, dan penglihatan indrawi. Dengan demikian, wawasan
adalah tinjauan, pandangan dan penglihatan indrawi, jika dikhususkan lagi,
memiliki makna sebagai cara melihat dan cara pandang.

Selanjutnya, Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau
atau kesatuan kepulauan. Antara bermakna menunjukkan letak antara dua unsur
atau diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta
dua samudra yakni Samudera Pasifik dan samudera Hindia). Jadi Nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang berposisi di antara dua benua, yaitu benua Australia dan

51
Asia, serta dua samudra, yaitu samudra Pasifik dan Hindia. Berdasarkan
pemahaman kontemporer, kata “Nusantara” digunakan sebagai penyebutan lain
dari nama Indonesia.

Hakikat Wawasan Nusantara adalah Keutuhan Nusantara atau Nasional,


dimaknai pula sebagai cara pandang yang utuh/menyeluruh dalam lingkup
nusantara dan demi kepentingan nasional. Hal Ini berarti, setiap warga dan aparat
negara harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam
lingkup dan demi kepentingan nasional, bangsa dan negara Indonesia.

B. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara memiliki kedudukan sebagai visi bangsa. Dalam


kaitannya dengan kedudukan, wawasan Nusantara merupakan visi bangsa
Indonesia dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
Wawasan Nusantara yaitu menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan
utuh pula.

Selain itu, dalam paradigma nasional, posisi atau kedudukan wawasan nusantara
adalah sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan


sebagai landasan idiil.
2. UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
3. GBHN (garis-garis besar haluan negara) sebagai politik dan strategi
nasional atau sebagai kebijakan dasar nasional yang berkedudukan sebagai
landasan operasioal.
4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional yang berkedudukan sebagai
landasan konsepsional.
5. Sebagai visi nasional yang berkedudukan sebagai landasan visional.

52
Konsep Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik IndonesiaGeopolitik kita
pahami sebagai pertimbangan dasar dalam penyelenggaraan negara berdasarkan
letak geografisnya. Untuk menjadi pemenang dalam suatu perlombaan, kita wajib
memahami medan sehingga mengetahui strategi terbaik apa yang harus dilakukan
di dalamnya. Suatu negara membutuhkan geopolitik untuk menentukan pembinaan
politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geografis untuk mencapai tujuan
negara tersebut.

Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa yang majemuk memiliki


geopolitik tersendiri, yaitu Wawasan Nusantara.

C. Peran Wawasan Nusantara

1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasi dan


selaras.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan lingkungannya.
3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional.
4. Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan
perdamaian.

D. Fungsi Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

1. Konsepsi Nusantara di forum internasional diterima dan diakui.


2. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.
3. Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang
keutuhan wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa
Indonesia.
4. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber
daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
5. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.

53
E. Tujuan Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

• Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang


serba berubah, dan ikut serta dalam mewujudkan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta
mengembangkan hubungan kerja sama dan saling menghormati.

• Tujuan ke dalam, yaitu menjamin persatuan dan kesatuan segenap aspek


kehidupan nasional, antara lain politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan.

Demikianlah penjabaran mengenai konsep geopolitik Indonesia dengan Wawasan


Nusantara.

Istana Merdeka (Sumber: Wikimedia Commons

54
Kelompok 8 :

Agus sugiarto (2020210128)

Moh alfan fairus syarikin (2021210098)

Ahmad maulana haqqul yaqien (2021210105)

Jalu prio s (2021210102)

Abdul jalil (2021210108)

Geo strategi atau tannas

A. Pengertian Geostrategi Indonesia

Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan


cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
bermartabat.

Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM
maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa
dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.

B. konsepsi Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan


untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap

55
negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara
untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk
pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan
pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya
dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

C. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno


pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang
dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah
NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang
berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis
pembangunan politik berupa “ Nation and character and building “ yang merupakan
wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa
bangsa.

D. Tujuan Geostrategi Indonesia

Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya


bertujuan untuk:

1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis


pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini
untuk upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. [1]

2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam :

a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)

b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity)

c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)

56
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social
justice)

e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the


people)

Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini
mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat
meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era
kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi
beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang
berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan
kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional.
Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang
sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.

E. Ketahanan Nasional

Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografis yang sangat
strategis di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara Indonesia
memiliki posisi yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era
global dewasa ini menjadi perhatian banyak negara di dunia. Ketahanan Nasional
adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dari ketangguhan,
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan rasional dalam
menghadapi dan mengatsi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan Nasional Indonesia.

Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk


mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan
nasioanal. Dalam hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan
nsional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai dengan falsafah, budaya dan
pengalaman sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia

57
Ketahanan Nasional di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu
Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya
merupakan hasil pemikiran seseorang saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah
hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara hal inilah yang menurut
Notonagaro disebut sebagai kuasa materialis Pancasila. Kemudian dalam proses
pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara
Indonesia ( founding fathers ), dan secara formal yudiris Pancasila ditetapkan
sebagai dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia, dan tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pengertian ini pancasila sebagai
suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis ketahanan nasional
Indonesia.

Kesimpulan

Geostrategi adalah metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan


tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.

Saran - saran

Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya ikut berpartisipasi dalam hal
pembangunan bangsa ini, agar tercapainya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

Sumber

Kaelan dan Zubaidi, Ahmad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Paradigma.

Sarbaini dan Akhyar, Zaini. 2013. Membina Karakter Warga Negara yang Baik.
Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

58
Kelompok 9:

Sitti Ruqayyah (2021210134)

Ishaq Maulana (2021210150)

Yulia Elok Wulandari (2021210114)

Apdi Rizal Efendi (2021210116)

Alvian Nur Islami (2021210113)

Integrasi Nasional

Definisi Integrasi Nasional

Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini
berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan,
mempersatukan atau menggabungkan.

Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi memiliki arti pembauran
sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan arti dari kata "nasional",
berarti bangsa. Jadi, integrasi nasional adalah proses persatuan wilayah yang di dalamnya
terdapat sebuah perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi suku, budaya, bahasa, ras, agama,
dan faktor kebangsaan lain. Berikut beberapa pengertian integrasi nasional menurut
beberapa ahli:

• Safroedin Bahar; Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa
dengan pemerintah dan wilayahnya.
• Myron Weiner; Intergrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu
identitas nasional.
• Howard Wriggins; Intergrasi nasional merupakan penyatuan bagian dalam suatu negara,
mulai dari keseluruhan masyarakat yang berbeda-beda menjadi sebuah kesatuan tanpa
memandang dari segi apa pun.

59
• J. Soedjati Djiwandono; Intergrasi nasional merupakan sebagai cara dan bagaimana
kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentuan
nasib sendiri.
• Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin; Intergrasi nasional merupakan proses penyatuan
suatu bangsa yang mencangkup semua aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.

Pengertian umum integrasi nasional adalah suatu upaya atau proses untuk
menyatukan perbedaan- perbedaan yang ada dalam suatu negara untuk menciptakan
kerukunan dan kerukunan nasional. Integrasi nasional penting untuk tercapainya persatuan
dan kesatuan bangsa. Intinya ialah keinginan dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
negara, negara Indonesia.

Konsep Integrasi Nasional

a. Konsep Vertikal
Konsep integrasi nasional secara vertikal melibatkan hubungan orang- orang
dengan pemerintah yang hubungannya saling terintegrasi secara vertikal. Konsep
integrasi ini juga mencakup bagaimana pemerintah pusat dan daerah dapat
terintegrasi.
b. Konsep Horizontal
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup penyatuan bangsa
Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang relatif tinggi. Bagaimana
membangun identitas
nasional yang sama, meskipun kelompok masyarakat, agama, suku, dan identitas
berbeda- beda.
c. konsep Politik
Pengertian Politik Integrasi Nasional adalah proses mengintegrasikan kelompok-
kelompok budaya dan sosial yang berbeda ke dalam satu kesatuan wilayah nasional,
yang membentuk identitas nasional.
d. Konsep Antropologis
Pengertian Antropologis integrasi nasional adalah proses mengadaptasi unsur-
unsur yang berbeda dari kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keselarasan fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat.

60
Faktor terbentuknya Integrasi Nasional

1. Perasaan Persatuan dan Perjuangan


Salah satu faktor dan kontributor terpenting bagi integritas dan persatuan nasional
adalah perasaan berbagi nasib dan persahabatan yang sama. Ini dimulai pada masa
kolonial ketika orang Indonesia, tanpa memandang suku, agama, ras, atau kelas,
bersatu untuk kemerdekaan dari keinginan yang sama.

2. Menginginkan Persatuan
Salah satu peristiwa yang menunjukkan keinginan Indonesia untuk bersatu adalah
peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia ingin
bersatu dengan semangat juang yang sama sesuai dengan cita-cita bangsa.

3. Cinta Tanah Air


Faktor- faktor yang mempengaruhi integrasi nasional juga disebabkan oleh kecintaan
masyarakat Indonesia terhadap tanah air. Hal ini terbukti sampai hari ini dalam
perjuangan penaklukan, pemeliharaan dan pendudukan Republik Indonesia.

4. Bentuk Idealisme Nasional


Integrasi Nasional merupakan bentuk ideologi nasional yang disepakati bersama.
Melalui ideologi Pancasila, Indonesia yang memiliki banyak perbedaan dan
keragaman dapat terus bersatu. Hal ini karena nilai- nilai Pancasila berlaku bagi
masyarakat, bangsa, dan kehidupan bangsa.

5. Budaya Gotong Royong


Faktor yang memungkinkan terjadinya integrasi nasional adalah adanya Budaya
Gotong Royong. Budaya Gotong Royong dikenal sebagai ciri khas dari individualitas
masyarakat Indonesia yang diturunkan secara turun temurun dan dilestarikan hingga
saat ini.

6. Memprediksi Ancaman Asing


Integrasi nasional juga penting dalam memprediksi ancaman eksternal. Bentuk
ancaman eksternal dapat berupa pendudukan wilayah atau pulau terluar Indonesia.

61
Syarat Integrasi Nasional

a. Terpenuhinya kebutuhan setiap anggota masyarakat oleh anggota masyarakat


lainnya.

b. Terciptanya kesepakatan bersama mengenai macam-macam norma yang berlaku di


masyarakat dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.

c. Nilai dan norma sosial yang ada dijadikan sebagai aturan baku dalam melangsungkan
proses integrasi sosial.

Jenis-Jenis Integrasi Nasional

1. Integrasi asimilasi adalah bentuk integrasi yang merupakan perpaduan dua budaya
atau lebih yang menghilangkan ciri- ciri budaya asli yang diterima masyarakat.
2. Integrasi akulturasi adalah perpaduan dua budaya atau lebih tanpa menghilangkan
ciri-ciri budaya asli di lingkungannya.
3. Integrasi normatif adalah integrasi yang didasarkan pada norma- norma yang
menghubungkan masyarakat.
4. Keterpaduan perangkat merupakan keterpaduan yang terbukti merupakan hasil
kesatuan individu dalam masyarakat.
5. Integrasi idealis adalah integrasi yang dilakukan dan dibuktikan dengan ikatan
spiritual yang kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi fungsional adalah integrasi yang berlangsung untuk fungsi tertentu semua
pihak dalam masyarakat.

Penghambat Integrasi Nasional

1. Masyarakat Indonesia Yang Beragam


Masyarakat yang ada sangat beragam dan mencakup berbagai suku, agama, ras dan
golongan lainnya. Bahkan terbukti ada ribuan suku bangsa di Indonesia yang
menghambat integrasi bangsa karena perbedaan yang tegas.

62
2. Luas wilayah Indonesia
Luas wilayah Indonesia juga dapat menghambat integrasi nasional. Indonesia dikenal
sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau yang dipisahkan oleh lautan
luas.

3. Pemahaman Etnosentrisme Yang Kuat


Etnosentrisme adalah bentuk fanatisme kelompok etnis yang mengakui budaya mereka
lebih unggul dari budaya lain. Hal ini memungkinkan semua suku bangsa Indonesia
untuk percaya bahwa budaya mereka lebih unggul dari suku-suku lain. Situasi ini dapat
menjadi ancaman bagi integrasi nasional.

4. Pembangunan yang Tidak Merata


Mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas, tantangan dalam melaksanakan
integrasi nasional adalah ketimpangan pembangunan. Wilayah Jawa dan Indonesia
bagian barat mungkin lebih berkembang daripada Indonesia bagian timur. Hal ini
dapat menyebabkan ketidakpuasan dengan beberapa pemangku kepentingan

5. Erosi Budaya Adat Dimulai


Indonesia Erosi budaya adat juga dapat menghambat integrasi nasional. Lemahnya nilai
budaya suatu negara bermula dari kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian negara tersebut, baik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung.

Manfaat Integrasi Nasional

• Menumbuhkan kesetiaan nasional.


• Menciptakan kesetiaan baru terhadap identitas nasional.
• Menumbuhkan rasa nasionalisme.
• Menumbuhkan rasa cinta tanah air.
• Menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan.
• Menumbuhkan rasa tenggang rasa, toleransi, gotong royong, dan solidaritas.
• Menghargai perbedaan.

63
Contoh Integrasi Nasional

Penerapan integrasi nasional dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut


ini adalah contoh integrasi nasional lingkungan sekolah dan juga masyarakat:

1. Seragam
Seragam sekolah berbentuk sama untuk semua anak sekolah. Terlepas dari kelas
orang tua, ekonomi, suku, ras atau agama, mereka berseragam sekolah. Biasanya
hanya karakter lembaga yang membedakan mereka. Jika sekolah muslim maka akan
menggunakan seragam dengan bentuk yang lebih tertutup atau berhijab untuk murid-
murid perempuannya. Ini semua berarti integrasi nasional di sekolah.
Menggabungkan semua elemen yang ada untuk mencapai tujuan bersama. Seragam
guru dan kepala sekolah serta siswa juga merupakan bagian dari integrasi nasional.

2. Pelaksanaan Gotong royong


Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang memiliki nilai kemanusiaan
yang sangat tinggi. Gotong Royong meninggalkan banyak perbedaan dalam
masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Bekerja sama menyederhanakan semua
masalah yang ada. Beratnya sama dengan membawanya, dan itu sama dengan
membawanya dengan ringan. Ini adalah istilah yang sering kita dengar dan baca.
Pelaksanaan gotong royong lebih rendah terjadi di masyarakat perkotaan. Hanya
sedikit orang yang melakukannya. Masih banyak daerah di masyarakat pedesaan di
mana segala sesuatu dinilai berdasarkan ketulusan, bukan materi.

3. Saling Menghargai
Saling menghargai dan menghormati adalah bentuk lain dari integrasi nasional. Hal
ini sangat penting dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia. Saling menghormati
dan berterima kasih di antara orang-orang yang berbeda suku, berbeda budaya,
berbeda adat, berbeda ras dan berbeda agama. Sikap ini membimbing manusia untuk
hidup rukun dan damai.

64
4. Akulturasi dan Akulturasi Budaya
Semua daerah di Indonesia memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Proses integrasi bangsa dari segi budaya terjadi melalui akulturasi dan asimilasi. Oleh
karena itu, semua budaya yang sejalan berusaha untuk bersatu dan beradaptasi.
Akulturasi dan asimilasi seringkali menciptakan budaya negara yang lebih maju tanpa
mengabaikan budaya lokal. Contoh akulturasi dan asimilasi paling terkenal
terjadi ketika pendatang dari Jawa menetap di Lampung. Dua budaya yang berbeda
disatukan dalam bidang yang sama. Awalnya, karena perbedaan suku dan perbedaan,
sering terjadi konflik antara kedua suku tersebut. Namun seiring berjalannya waktu,
masyarakat Lampung dan pendatang dari Jawa mampu hidup berdampingan secara
damai.

5. Kepatuhan Terhadap Hukum


Aturan dikeluarkan untuk kepentingan umum. Hal ini untuk memastikan bahwa
hak seseorang tidak bertentangan dengan hak orang lain. Dengan demikian, integrasi
nasional juga dicapai melalui kepatuhan terhadap peraturan. Misalnya, ikuti aturan
lalu lintas: Jika orang tidak saling mengikuti, jalan akan kacau, sehingga pada
persimpangan untuk pejalan kaki dan mobil memudahkan terjadinya kecelakaan.

6. Toleransi Beragama
Indonesia memiliki enam agama yang diakui sebagai agama negara. Hak asasi
manusia sangat dilindungi di sini. Agama dan kebebasan menjalankan agama sesuai
dengan keyakinannya berkembang dengan baik. Bangsa Indonesia yang memiliki
keragaman ras dan agama memiliki tingkat toleransi yang tinggi dibandingkan dengan
negara lain yang hanya memiliki keragaman ras. Teladan toleransi antarumat
beragama ini telah membawa keberhasilan integrasi nasional dalam beberapa dekade
kemerdekaan. Ingatlah bahwa pengampunan tidak berarti bahwa semua orang percaya
harus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan keagamaan. Toleransi berarti tidak
mengganggu ibadah atau kegiatan keagamaan lainnya.

7. Upacara Bendera
Contoh identitas nasional adalah upacara bendera. Ritual bendera yang
dilaksanakan setiap hari Senin di sekolah, berlangsung pada hari-hari libur tertentu,

65
seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Sumpah Pemuda, dan merupakan bagian dari
integrasi nasional. Saat ini, dengan mengibarkan bendera merah putih dan
menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu kebangsaan, rasa cinta tanah air dan sikap rela
berkorban merasuki para siswa. Dalam upacara bendera, siswa juga melatih
kedisiplinan tentang menaati peraturan, menaati guru, dan memakai seragam yang
merupakan bagian dari menaati peraturan.

Undang-Undang terkait Integrasi Nasional

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik. Artinya bahwa Bangsa Indonesia dimaksudkan agar selalu terikat dalam
persatuan dan kesatuan atau sering dikenal dengan istilah “integrasi”. Mengenai
kedudukan integrasi diperkuat lagi pengaturannya dalam peraturan dasar Negara
Indonesia (staatfundamentalnorm) yaitu Pancasila, tepatnya pada Sila Pancasila yang
ke-tiga yaitu “Persatuan Indonesia”. Namun di sisi lain Negara Indonesia juga
menegaskan bahwa guna menunjukan diri sebagai negara kebangsaan (nation state)
yang terdiri dari berbagai ikatan primordialisme (Suku, Agama, Ras, Antar golongan
(SARA)) yang ingin bersatu (berintegrasi) secara kokoh menghendaki agar negara
kebangsaan dibangun secara demokratis agar semua aspirasi berbagai ikatan
primordial tersebut mendapatkan saluran.

Dengan demikian dapat disimpulkan, jika Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 menekankan pada pentingnya “integrasi”, namun lain halnya dengan
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang lebih menekankan kepada
pentingnya “demokrasi”. Sehingga demikian dapat dikatakan bahwa Negara Indonesia
mengedepankan demokrasi dan juga integrasi, yang keduanya diharapkan dapat
berjalan secara seimbang tanpa saling berbenturan.

Menurut Clifford Geertz dalam tulisannya tentang sentimen primordial di negara-


negara baru mengatakan bahwa negara-negara kebangsaan (nation state) yang baru
biasanya dihadapkan pada dilema antara “integrasi” dan “demokrasi”. Dikatakan
dilema, karena negara kebangsaan (nation state) membutuhkan keduanya (integrasi

66
dan demokrasi) sekaligus, namun watak keduanya bertentangan. Integrasi berwatak
ingin mengikat persatuan dan kesatuan yang sekokoh mungkin, sedangkan demokrasi
berwatak membuka keran kebebasan agar semua aspirasi dapat tersalurkan.
Demokrasi mutlak dibutuhkan karena negara kebangsaan dari berbagai ikatan
primordial semua aspirasinya harus diagregasi secara demokratis, sedangkan integrasi
mutlak juga dibutuhkan karena 1 Moh. Mahfud MD. Konstitusi Dan Hukum Dalam
Kontroversi Isu (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), halaman 34 – 35. 3
demokrasi tanpa integrasi, negara bisa hancur. Tegasnya dilema itu muncul karena,
jika demokrasi dibuka maka integrasi bisa terancam, karena akan timbul ketegangan
antar-ikatan primordial, tetapi jika integrasi harus ditegakkan, maka demokrasi harus
relatif dikorbankan karena harus ada sentralisasi penguatan negara. Sebagai contoh,
India terpaksa pecah, ketika kelompok primordial Islam mendirikan Negara Pakistan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, jelaslah kiranya bahwa Negara Indonesia


sebagai negara kebangsaan membutuhkan integrasi dan demokrasi sekaligus,
walaupun watak keduanya saling bertentangan, namun tetap diharapkan dapat berjalan
seimbang tanpa saling berbenturan. Oleh karena, dasar Negara Indonesia adalah
Pancasila, di mana rumusannya dapat diketemukan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam secara yuridis
normatif mengenai peran Pancasila dan Undang-Undang DasarTahun 1945 di tengah
perjalanan integrasi dan demokrasi agar tidak saling berbenturan.

Kesimpulan

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak
positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara
bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru.

67
Saran

Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi
nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga
tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun
indonesia ini berbedabeda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah
negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.

Oleh karena itu, perlu kiranya kita sebangai bangsa Indonesia yang cinta akan
tanah air menerapkan ‘Bhinnika Tunggal Ika’. Meskipun kita berbeda-beda tetapi tetap
satu jua, sehingga dapat terwujudlah integrasi ini, Integrasi Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bola.com/ragam/read/4905461/pengertian-integrasi-nasional-faktor-syarat-
manfaat-jenis-dan-contoh-wujudnya

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/6bfed1ab6721a7e36e217799d60
17460.pdf

68

Anda mungkin juga menyukai