Nama :
KELAS D
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MADURA
Kelompok 1 : :
Dari pengertian-pengertian diatas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, bisa kita
simpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang memuat
nilai-nilai moral untuk membentuk kepribadian siswa agar menjadi warga negara yang baik
sekaligus akan paham hak dan kewajiban dalam konteks kehidupan yang demokratis, dan
kelak dapat membangun sistem politik yang demokratis.
o Secara historis, PKN di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang
bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka.
o Secara sosiologis, PKN Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin
di masyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
o Secara politis, PKN di Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah
kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.
Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam penyusunan dan
pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan pendidikan demokrasi, HAM, dan persoalan
kewarganegaraan lainnya berperspektif Pancasila. Jadi, arah pengembangan kompetensi
keilmuan PKN di perguruan tinggi Indonesia memiliki karakter sendiri
SUMBER :
http://legowojr.blogspot.com/2019/09/pendidikan-kewarganegaraan-pkn-sebagai.html
http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.com/2014/06/pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai.html
http://dosen.stiealanwar.ac.id/file/content/2020/10/Bab_1_PENDIDIKAN_KEWARGANE
GARAAN_SEBAGAI_MATA_KULIAH_PENGEMBANGAN_KEPRIBADIAN_nurrohm
an.pdf
Budimansyah, D & Winataputra. (2007). Civic education ‘konteks, landasan, bahan ajar, dan
kultur kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Seklah Pasca Sarjana
UPI.
Abdul, Latief. (2016). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pendidikan Karakter
Peserta Didik kelas X Di SMK Negeri Paku. Jurnal Pepatuzdu, 11
Kelompok 2 :
“ IDENTITAS NASIONAL “
Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah kepribadian
nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu
dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbolsimbol kenegaraan seperti:
Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional
seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain. Dengan terwujudnya
identitas bersama sebagai bangsa dan Negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta
memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam
hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain.
Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta kepribadiannya Rasa
solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai
kejayaan bangsa dan negara di masa depan.1 Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap
eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas
nasional 1 yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan
kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam
era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme,
muncullah kebangkitan kembali kesadaran Nasional.
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau factor objektif adalah faktor bawaan
yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan
demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antara wilayah
dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa Indonesia.
Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik Negara Indonesia yang di
dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Setiap negara Indonesia memiliki identitas
untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indoenesia yang memiliki
identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas
Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat diantara negara-
negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama dan memiliki jiwa toleransi maupun
solidaritas tinggi. Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera
negara Sang Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta simbol-
simbol Pancasila, lagu kebangsaan dan Hukum.
a. Bendera Negara Sang Merah Putih Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24
Tagun 2009 pasal 4 sampai 24, bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada
tanggal 17 Agustb. Bahasa Negara Indonesia
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa melayu
yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), setelah itu diangkat dan
diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928.
Bangsa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas nasional
Indonesia.
c. Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-simbol Pancasila Pada tanggal 13 juli 1945,
dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar 1945. Salah seorang anggota panitia
bernama Parada Harahap mengusulkan tentang lambang negara . tanggal 16 November 1945
baru dibentuk panita Indonesia Raya, panitia ini bertugas menyelidiki arti lambang-lambang
dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian
tentang lambang negara.
Disebutkan dalam cerita ramayana dan bharatayuda. Adapun makna yang terkandumg dalam
simbol-simbol Pancasila
1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama pancasila, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan
oleh Tuhan kepada setiap manusia.
2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan beradab. Rantai
tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai 6 segi empat melambangkan laki-laki,
sedangkan yang
lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang saling berkaitpun melambangkan bahwa
setiap manusia, laki-laki dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu bersatu
sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia. Pohon beringin
melambaikan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang menyatu di Indonesia.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila, Yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala banteng melambangkan
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah dimana orang-orang harus
berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas merupakan
kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk
mencapai kemakmuran.
d. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-undang No. 24 Tahun 2009 mulai
Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada Kongres pemuda II
tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang diperdengar pada setiap
upacara kenegaraan. 4 us 1945. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan
dipelihara di Monumen Nasional Jakarta
e. Hukum
Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 setelah
diamandemen ketiga disahkan 10 November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini
bermakna, bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan dan
pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum. 5
SUMBER :
Khon, Prof. Hans, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Erlangga, 1984.
Kelompok 3 :
A. Pengertian Negara
Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada
prinsipnya setiaap warga mayaraka menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada
kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di dalamnya, masarakat
ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu sepertti teerwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyrakat.
Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai pilarpilar
atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi Indonesia. Hampir
setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi tersebut telah dilaksanakan
dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah perangkat negara yang perannya tak bisa
dipandang sebelah mata.
Di dunia ini negara terbagi dalam macam macam bentuk negara. Negara besar atau kecil, kaya
atau miskin, kuat atau lemah dan maju atau berkembang. Tapi pada dasarnya macam macam terbagi
atas beberapa bentuk.berikut bentuk negara diantaranya:
1. Negara Kesatuan (unitaris) Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara
yang hanya berdiri satu Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.Dalam
pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua alternative
system, yaitu:Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan
kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi) Sistem sentralisasi: dimana
segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatu an di urus oleh pemerintah pusat,
termasuk segala hal yang menyangkut pemerintahan dan kekuasaan di daerah.
2. Negara Serikat (federasi) Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari
beberapa, kemudian menjadi negara-negara bagian dari pada suatu Negara serkat.
Secara yuridis, konstitusi merupakan naskah yang berisi segala bangunan serta sendi-sendi
pemerintahan dalam suatu negara.
Secara sosiologis dan politis, konstitusi merupakan sintesis faktor-faktor yang terjadi di dalam
masyarakat. Konstitusi menjelaskan hubungan antara kekuasaan yang berada di suatu negara, seperti
kabinet, parlemen, raja, parpol, dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian konstitusi,
yakni konstitusi dalam arti sempit dan dalam arti luas.
1) Pertama, dalam pengertian sempit, konstitusi adalah Undang-Undang Dasar (hukum dasar
tertulis), yakni suatu dokumen yang berisi aturan serta ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaraan suatu negara.
2) Kedua, dalam arti luas, konstitusi merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan
dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis)
yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu
negara.
Pengertian Tujuan dan Fungsi Negara Secara Universal Antara tujuan dan fungsi negara
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun demikian keduanya memiliki
arti yang berbeda yaitu:
Tujuan menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu negara, sedangkan Fungsi
adalah pelaksanaan cita-cita itu dalam kenyataan.
Secara umum, terdapat 2 jenis konstitusi jika dilihat dari bentuknya. Kedua jenis itu adalah
konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis
1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata
negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.
a) UUD 1945
a) UUDRIS
b) UUD Sementara
c) UUD 1945 Hasil Amandemen.
Konstitusi tidak tertulis disebut juga dengan konvensi, yakni kebiasaan ketatanegaraan yang
sering timbul dalam sebuah negara.
Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum MPR
bersidang, Presiden telah menyiapkan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang, Adat
istiadat.
B. Negara Konstitusional
Secara umum konstitusi dan negara merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya . Bahkan setelah abad pertengahan dapat dikatakan, tanpa konstitusi negara tidak
mungkin terbentuk . Setiap negara memiliki konstitusi tetapi tidak setiap negara mempunyai undang
undang dasar . Inggris tidak punya Undang Undang Dasar, namun bukan berarti Inggris tidak memiliki
Konstitusi . Konstitusi Inggris terdiri atas berbagai prisip dan aturan dasar yang timbul dan
berkembang selama berabad-abad sejarah bengsa dan negerinya (konvensi konstitusi) . Aturan dasar
tersebut antara lain tersebar dalam Magna Charta (1215), Bill of Rights (1689), dan Parliament Act
(1911) .
Sifat Konstitusi
Konstitusi disamping bersifat yuridis juga memiliki makna sosiologis dan politis. Pandangan ini
sejalan dengan pendapat Herman Heller seorang sarjana Jerman, yang membagi pengertian konstitusi
ke dalam tiga pengertian :
1) Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan (Die
politische verfassung als gesellschaftliche Wirklichkeit) dan ia belum merupakan konstitusi
dalam arti hukum (ein Rechtsverfassung) atau dengan perkataan lain konstitusi itu masih
merupakan pengertian sosiologi atau politis dan belum merupakan pengertian hukum. Baru
setelah orang mencari unsur-unsur hukumnya dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat
itu untuk dijadikan sebagai suatu kesatuan kaidah hukum, maka konstitusi itu disebut
Rechtverfassung (Die verselbastandigte Rechtverfassung).
Kemudian orang mulai menulisnya dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.
Sementara K.C. Wheare F.B.A dalam buku Modern Constitution , menjelaskan istilah
konstitusi, secara garis besarnya dapat dibedakan ke dalam dua pengertian, yaitu:
a) Pertama, istilah konstitusi dipergunakan untuk menunjuk kepada seluruh rules mengenai
sistem ketatanegaraan.
b) Kedua, istilah konstitusi menunjuk kepada suatu dokumen atau beberapa dokumen yang
memuat aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan tertentu yang bersifat pokok atau dasar saja
mengenai ketetanegaraan suatu negara.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa pengertian konstitusi dan
undang undang dasar menunjuk kepada pengertian hukum dasar suatu negara, yang mengatur susunan
organisasi pemerintahan , menetapkan badan-badan negara dan cara kerja badan tersebut, menetapkan
hubungan antara pemerintah dan warga negara , serta mengawasi pelaksanaan pemerintahan .
Perbedaannya hanya terletak pada proses terjadinya konstitusi itu . Oleh karena itu, perbedaan
istilah antara konstitusi dan undang-undang dasar itu tidak menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini.
Di Indonesia sendiri pernah memakai kedua istilah tersebut, yaitu ketika tahun 1945 dan tahun 1950,
hukum dasar negara Indonesia diberi nama dengan istilah “undangundang dasar” yaitu Undang
Undang Dasar 1945 dan Undang Undang Dasar.
Sementara 1950. Sementara pada tahun 1949 negara Indonesia menggunakan istilah “konstitusi”
untuk menyebut hukum dasarnya yakni Konsitusi Republik Indonesia Serikat.
Konstitusi memiliki fungsi-fungsi yang oleh Jimly Asshiddiqie, guru besar hukum tata
negara, diperinci sebagai berikut :
Dicey, Introduction to the Study of the Law of the Constitution, London, 1971.
Djokosutono, Hukum Tata Negara, Dihimpun Harun Alrasid, Jakarta: Ghalia Indonesia,
Cet. Pertamja, 1982.
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik
a. Membayar pajak.
b. Membela pertahanan dan keamanan.
c. Menghormati hak asasi.
d. Menjunjung hukum dan pemerintahan.
e. Ikut serta membela negara.
f. Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
g. Wajib mengikuti pendidikan dasar.
Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam
UUD 1945 ;
• Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-
undang.
• Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum
dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
• Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota
atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1)
UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara
dapat diklasifikasikian menjadi :
a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang
diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor
imigrasi.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
o Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
o Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
2. Asas Kewarganegaraan
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium,
yaitu:
3. Kriterium kelahiran.
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
i. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis.
Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara
berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
ii. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas
ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di
mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara
tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius
Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap
(bi-patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride).
Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang
digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel
aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya.
a. Karena kelahiran;
b. Karena pengangkatan;
c. Karena dikabulkan permohonan;
d. Karena pewarganegaraan;
e. Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
f. Karena turut ayah/ibunya;
g. Karena pernyataan.
Kesimpulan :
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Kewajiban adalah segala
sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu
sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat . Warga
Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut dan
mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara
yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
wilayah negara itu.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, agung Hartono; Perkembangan Peserta Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Panut Panuju, Ida Umami ; Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1999
ANDIYONO ` 2021210025
DEMOKRASI INDONESIA
Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat
dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Berikut ini adalah
pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :
2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
4. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat, karenanya
kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk
mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan
yang diserahkan untuk memerintah.
B. Prinsip Demokrasi
b. Pemerintahan konstitusional
a. Pemusatan kekuasaan
c. Rule of Power
i. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering terjadi
pelanggaran hal asasi manusia.
C. Jenis-jenis Demokrasi
a. Demokrasi Liberal
b. Demokrasi Rakyat
Merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham sosialisme dan
komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau negara.
c. Demokrasi Pancasila
D. Ciri-Ciri Demokrasi
Ciri konstitusional ialah hal yang berhubungan denag kepentingan, kehendak atau
kemauan atau kekuasaan rakyat yang dituliskan dalam konstitusi dan undang-undang
negara tersebut.
Ciri perwakilan yakni dalam mengatur negaranya kedaulatan rakyat akan diwakilkan
oleh beberapa orang yang sudah dipilih oleh rakyat itu sendiri.
Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk memilih
pihak dalam pemerintahan.
Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi media atau sarana untuk menjadi bagian dalam
melaksanakan sistem demokrasi.
Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung jawab dari pihal yang sudah dipilih
untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.
E. Contoh Demokrasi
1. Jenis-Jenis Demokrasi
Demokrasi Langsung
Contoh : Ikut mencoblos saat pemilu atau pilkada, dan memilih secara
langsung ketua kelas.
Demokrasi Perwakilan
Referendum Wajib
Contoh : Peranan partai politik tidak begitu menonjol tetapi kehendak rakyat
dapat diketahui secara langsung dalam demokrasi.
Referendum Konsultatif
Contoh : Rayat sendiri kurang memahami tentang ini maka pada saat materi
UU rakyat hanya diminta persetujuan.
Demokrasi Campuran
Contoh : Dalam demokrasi ini adanya sistem multi partai dan Demokrasi
Saran :
DAFTAR PUSTAKA
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pe
ngertian-demokrasi-dan-jenis-jenis.html
http://www.informasi-pendidikan.com/2016/02/ciri-ciri-
demokrasi.html
http://www.tugassekolah.com/2017/09/contoh-contoh-demokrasi-
dalam-kehidupan.html
https://guruppkn.com/contoh-perwujudan-demokrasi-di-lingkungan-
bangsa- dan-negara
31
Kelompok 6 :
Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material tersebut
harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dinamis, atau negara
kesejahteraan (welfare state), yang membawa implikasi bagi para penyelenggara
negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara luas dan komprehensif
dilandasi ide-ide kreatif dan inovatif.
Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum
nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif
artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna
hukum seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung
masyarakat. Adaptif, artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan
jaman, sehingga tidak pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi
kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti ini menggambarkan
kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-
kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi
setiap anggota masyarakat.
32
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1
ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.
Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang
dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat
dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab
XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD
1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi. Kedaulatan rakyat atau Prinsip
Demokrasi. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal
27 (1) UUD 1945).
33
Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD
1945).
Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil dalam ragam
formulasinya, misalnya menurut tokoh; Socrates, Plato dan Aristoteles. Munculnya
keragam konsep teori tentang negara hanya karena perbedaan cara-cara pendekatan
saja. Pada dasarnya negara harus merepresentasikan suatu bentuk masyarakat yang
sempurnya. Teori klasik menginspirasikan lahirnya teori modern tentang negara,
kemudian dikenal istilah negara hukum. Istilah negara hukum secara terminologis
34
terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa
Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara tradisi Anglo–Saxon
menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of
law biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007).
Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para
pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-
kawan) sejak hampir satu abad yang lalu . Walaupun pembicaraan pada waktu itu
masih dalam konteks hubungan Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland.
Misalnya melalui gagasan Indonesia (Hindia Belanda) berparlemen,
berpemerintahan sendiri, dimana hak politik rakyatnya diakui dan dihormati. Jadi,
cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama bersemi dan berkembang dalam
pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia. Apabila ada pendapat
yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis pertama kali dikemukakan
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bisa menyesatkan. Para
pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan negara hukum. Ketika para
pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei –1 Juni 1945 dan tanggal
10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para
anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat
(Negara Hukum) oleh Mr. Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusant ara,
2010:2). Dalam sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep
alternatif tentang ketatanegaraan sepert i: negara sosialis, negara serikat
dikemukakan oleh para pendiri negara.
Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk
merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para
pendiri negara, menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum
menerima konsep negara hukum dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).Semangat cita negara hukum para pendiri negara secara formal
dapatditemukan dalam setiap penyusunan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949
danUUDS 1950. Dalam konstitusi – konstitusi tersebut dimasukkan Pasal-
35
pasalyang termuat dalam Deklarasi Umum HAM PBB tahun 1948. Hal
itumenunjukkan bahwa ketentuan-ketentuan tentang penghormatan,
danperlindungan HAM perlu dan penting unt uk dimasukkan ke dalam
konstitusinegara (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2)Pengertian negara hukum
selalu menggambarkan adanyapenyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara
yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur unsur lembaga di dalamnya
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku.
Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasihukum) dan bertujuan
untuk menyelenggarakan ketert iban hukum. Dasar yuridis bagi negara Indonesia
sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945
(amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep negara
hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi
hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Menurut Winarno (2010),
konsepsi negara hukum Indonesia dapat di masukkan dalam konsep negara hukum
dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas. Pembuktiannya dapat kita
lihat dari perumusan mengenai t ujuan bernegara sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alenia IV. Bahwasannya, negara bertugas dan
bertanggungjawab tidak hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia tetapi juga memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Bukti lain yang
menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hukumIndonesia dalam arti material,
yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34UUD Negara RI 1945, bahwa negara
turut aktif dan bertanggungjawab atasperekonomian negara dan kesejahteraan
rakyat.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa
pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi
36
manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain
sebagainya.
Apabila melanggar HAM maka seseorang akan bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM.
37
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Jenis-Jenis HAM
Pasal 28 A
38
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
39
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
Pasal 28 F
Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman
dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
40
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang dijalankan.
Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi
manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan
suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan
41
kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak
azasi manusia adalah bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar kodrati setiap
orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan, dan ada sebagai
pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak azasi manusia di
Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.
Supremasi hukum.
Pemilihan umum yang bebas dan Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
42
D. UPAYA PENEGAKKAN HAM DI INDONESIA
Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan politik.
Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya menindak para
pelaku pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran HAM
berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi).
Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat tersebut di atas oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang berumur
di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.
Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkan UURI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
HAM adhoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc diusulkan oleh DPR
berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dibatasi pada tempat dan waktu perbuatan tertentu (locus dan tempos delicti )
yang terjadi sebelum diundangkannya UURI No. 26 Tahun 2000. Agar
pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan perkaranya
dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Lima orang
tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3
orang hakim ad hoc (diangkat di luar hakim karir). Sedang penegakan HAM melalui
KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara para pelaku mengungkapkan
pengakuan atas kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran HAM terhadap
korban atau keluarganya, kemudian dilakukan perdamaian. Jadi KKR berfungsi
sebagai mediator antara pelaku pelanggaran dan korban atau keluarganya untuk
melakukan penyelesaian lewat perdamaian bukan lewat jalur Pengadilan HAM.
43
Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM;
Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan
Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang
berkepanjangan yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan harmonis
dalam bermasyarakat.
UUD 1945
UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak
mendapat pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-
gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi
tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan lain-lain.
Ketetapan MPR
Undang-Undang
UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka
manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar
peradilan HAM.
44
E. CONTOH KASUS YANG MELANGGAR HAM
Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Surya yang aktif dalam
aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara
lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei
1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya
bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi
buruh. 4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan,
termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari menjadi
Rp2.250. Tunjangan tetap Rp550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima,
termasuk oleh buruh yang absen.
Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya
dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah
seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan
pihak perusahaan. Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang
dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim)
Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka
dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja.
Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan
keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu,
45
sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan
Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah
menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.
Marsinah adalah salah satu korban pelanggaran HAM di negeri ini. Marsinah
memperjuangkan haknya sebagai buruh untuk meningkatkan kesejahteraan seperti
tertera dalam surat edaran gubernur. Namun demikian perusahaan kiranya memiliki
pandangan berseberangan dengan kaum buruh tersebut. Perusahaan cenderung
untuk tetap tidak memberikan hak buruh berupa kenaikan gaji. Atas keadaan
tersebut buruh bereaksi dengan berdemonstrasi beberapa kali. Demonstrasi buru
tersebut direaksi dengan aksi represif oleh pihak perusahaan. Dengan menggandeng
pihak militer mereka memaksa kaum buruh untuk menghentikan aksinya. Tekanan-
tekanan dari pihak perusahaan kiranya tidak menyurutkan langkah mereka, hingga
akhirnya perusahaan memutuskan untuk membunuh para pimpinan yang dianggap
sebagai penggerak demonstrasi tersebut. Sepertinya kasus ini adalah suatu hasil
konspirasi tingkat tinggi, karena penyelidikan polisi seolah membentur tembok.
Hingga saat ini, kasus pembunuhan Marsinah menjadi satu kasus misterius tak
terpecahkan. Padahal sebenarnya boleh jadi cukup mudah untuk mengungkap
kebenaran kasus ini, akan tetapi adanya pihak-pihak yang tidak menginginkan
kasus ini terungkap berusaha serapat mungkin menutupi kasus ini.
A. KESIMPULAN
Pengertian Negara hukum yang berbeda beda memiliki makna yang sama
yaitu Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan Negara yang
menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu ada yang di sebut
dengan hukum Formil dan hukum Materil,hukum formil dapat di sebut juga dengan
hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang
brita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,memeriksa
perkara dan memberikan putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum
materil sedangkan hukum Materil dan di sebut juga dengan hukum dasar yang tidak
46
terulis (Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Negara
hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya tuhan dan pengakuan dari
perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang
politik,sosial,ekonomi dan kebudayaan serta peradilan yang bebas dan tidak
memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu kekuasaan apapun.
Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidah di pisahkan satu sama
lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka tidak akan berjalan dengan
semestinya sebab itu yang dapat membuat warga Negara Indonesia mendapat suatu
keadialan,perlindungan dan pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu
Negara yang adil makmur dan sejahtera.
B. SARAN
47
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Prof. Dr. Jimly, S.H. Negara Hukum dan HAM. Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.
Kansil, CST.1983. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta:
balai Pustaka.
48
Nama Kelompok 7 :
GEOPOLITIK
A. Definisi Geopolitik
Geopolitik terdiri dari dua kata; “Geo” dan “Politik”. Mengutip pendapat
Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sebuah sistem dalam
hal menempati sebuah ruang di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi
berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Adapun
“Politik”, bermakna sebagai kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk
mewujudkan tujuan nasional.
49
politik sebuah negara. Dalam makna lain, Geopolitik juga merupakan
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya berkaitan dengan masalah-
masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
1. Wadah
Unsur ini terdiri dari wujud wilayah yang ditentukan oleh lautan dan
gugusan ribuan pulau, tata inti organisasi yakni sistem pemerintahan,
dan tata kelengkapan organisasi tentang kesadaran politik dan
bernegara.
2. Inti
Isi geopolitik di Indonesia tercermin dalam perspektif kehidupan
manusia Indonesia yang memiliki cita-cita bangsa Indonesia yang
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
3. Tata laku
Tata laku memiliki 2 unsur yakni, tata laku batiniah yang terbentuk
karena kondisi dalam pertumbuhan hidupnya dan tata laku lahiriah
yakni tentang tata perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan.
C. Teori-Teori Geopolitik
50
Menurut Rudolf Kjellen, Negara merupakan satuan dan sistem politik yang
menyeluruh dan meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial
politik, dan krato politik. Sebagai organisme yang hidup dan bersifat intelektual,
Negara wajib dan harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya
melalui ekspansi.
Karl Haushofer yang memiliki latar belakang militer di Jepang juga pernah
meramalkan bahwa Jepang akan menjadi negara berjaya di dunia apabila dapat
menguasaibenua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada dasarnya dunia terbagi
menjadi empat kawasan benua dan dipimpin oleh negara adidaya.
WAWASAN NUSANTARA
Selanjutnya, Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau
atau kesatuan kepulauan. Antara bermakna menunjukkan letak antara dua unsur
atau diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta
dua samudra yakni Samudera Pasifik dan samudera Hindia). Jadi Nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang berposisi di antara dua benua, yaitu benua Australia dan
51
Asia, serta dua samudra, yaitu samudra Pasifik dan Hindia. Berdasarkan
pemahaman kontemporer, kata “Nusantara” digunakan sebagai penyebutan lain
dari nama Indonesia.
Selain itu, dalam paradigma nasional, posisi atau kedudukan wawasan nusantara
adalah sebagai berikut:
52
Konsep Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik IndonesiaGeopolitik kita
pahami sebagai pertimbangan dasar dalam penyelenggaraan negara berdasarkan
letak geografisnya. Untuk menjadi pemenang dalam suatu perlombaan, kita wajib
memahami medan sehingga mengetahui strategi terbaik apa yang harus dilakukan
di dalamnya. Suatu negara membutuhkan geopolitik untuk menentukan pembinaan
politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geografis untuk mencapai tujuan
negara tersebut.
53
E. Tujuan Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
54
Kelompok 8 :
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM
maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan
kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa
dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.
55
negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara
untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk
pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan
pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya
dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
56
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social
justice)
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini
mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat
meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era
kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi
beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang
berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan
kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional.
Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang
sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.
E. Ketahanan Nasional
Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografis yang sangat
strategis di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara Indonesia
memiliki posisi yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era
global dewasa ini menjadi perhatian banyak negara di dunia. Ketahanan Nasional
adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dari ketangguhan,
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan rasional dalam
menghadapi dan mengatsi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan Nasional Indonesia.
57
Ketahanan Nasional di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu
Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya
merupakan hasil pemikiran seseorang saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah
hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara hal inilah yang menurut
Notonagaro disebut sebagai kuasa materialis Pancasila. Kemudian dalam proses
pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara
Indonesia ( founding fathers ), dan secara formal yudiris Pancasila ditetapkan
sebagai dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia, dan tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam pengertian ini pancasila sebagai
suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis ketahanan nasional
Indonesia.
Kesimpulan
Saran - saran
Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya ikut berpartisipasi dalam hal
pembangunan bangsa ini, agar tercapainya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.
Sumber
Sarbaini dan Akhyar, Zaini. 2013. Membina Karakter Warga Negara yang Baik.
Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
58
Kelompok 9:
Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini
berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan,
mempersatukan atau menggabungkan.
Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi memiliki arti pembauran
sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan arti dari kata "nasional",
berarti bangsa. Jadi, integrasi nasional adalah proses persatuan wilayah yang di dalamnya
terdapat sebuah perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi suku, budaya, bahasa, ras, agama,
dan faktor kebangsaan lain. Berikut beberapa pengertian integrasi nasional menurut
beberapa ahli:
• Safroedin Bahar; Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa
dengan pemerintah dan wilayahnya.
• Myron Weiner; Intergrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu
identitas nasional.
• Howard Wriggins; Intergrasi nasional merupakan penyatuan bagian dalam suatu negara,
mulai dari keseluruhan masyarakat yang berbeda-beda menjadi sebuah kesatuan tanpa
memandang dari segi apa pun.
59
• J. Soedjati Djiwandono; Intergrasi nasional merupakan sebagai cara dan bagaimana
kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentuan
nasib sendiri.
• Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin; Intergrasi nasional merupakan proses penyatuan
suatu bangsa yang mencangkup semua aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.
Pengertian umum integrasi nasional adalah suatu upaya atau proses untuk
menyatukan perbedaan- perbedaan yang ada dalam suatu negara untuk menciptakan
kerukunan dan kerukunan nasional. Integrasi nasional penting untuk tercapainya persatuan
dan kesatuan bangsa. Intinya ialah keinginan dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
negara, negara Indonesia.
a. Konsep Vertikal
Konsep integrasi nasional secara vertikal melibatkan hubungan orang- orang
dengan pemerintah yang hubungannya saling terintegrasi secara vertikal. Konsep
integrasi ini juga mencakup bagaimana pemerintah pusat dan daerah dapat
terintegrasi.
b. Konsep Horizontal
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup penyatuan bangsa
Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang relatif tinggi. Bagaimana
membangun identitas
nasional yang sama, meskipun kelompok masyarakat, agama, suku, dan identitas
berbeda- beda.
c. konsep Politik
Pengertian Politik Integrasi Nasional adalah proses mengintegrasikan kelompok-
kelompok budaya dan sosial yang berbeda ke dalam satu kesatuan wilayah nasional,
yang membentuk identitas nasional.
d. Konsep Antropologis
Pengertian Antropologis integrasi nasional adalah proses mengadaptasi unsur-
unsur yang berbeda dari kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keselarasan fungsi
dalam kehidupan bermasyarakat.
60
Faktor terbentuknya Integrasi Nasional
2. Menginginkan Persatuan
Salah satu peristiwa yang menunjukkan keinginan Indonesia untuk bersatu adalah
peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia ingin
bersatu dengan semangat juang yang sama sesuai dengan cita-cita bangsa.
61
Syarat Integrasi Nasional
c. Nilai dan norma sosial yang ada dijadikan sebagai aturan baku dalam melangsungkan
proses integrasi sosial.
1. Integrasi asimilasi adalah bentuk integrasi yang merupakan perpaduan dua budaya
atau lebih yang menghilangkan ciri- ciri budaya asli yang diterima masyarakat.
2. Integrasi akulturasi adalah perpaduan dua budaya atau lebih tanpa menghilangkan
ciri-ciri budaya asli di lingkungannya.
3. Integrasi normatif adalah integrasi yang didasarkan pada norma- norma yang
menghubungkan masyarakat.
4. Keterpaduan perangkat merupakan keterpaduan yang terbukti merupakan hasil
kesatuan individu dalam masyarakat.
5. Integrasi idealis adalah integrasi yang dilakukan dan dibuktikan dengan ikatan
spiritual yang kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi fungsional adalah integrasi yang berlangsung untuk fungsi tertentu semua
pihak dalam masyarakat.
62
2. Luas wilayah Indonesia
Luas wilayah Indonesia juga dapat menghambat integrasi nasional. Indonesia dikenal
sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau yang dipisahkan oleh lautan
luas.
63
Contoh Integrasi Nasional
1. Seragam
Seragam sekolah berbentuk sama untuk semua anak sekolah. Terlepas dari kelas
orang tua, ekonomi, suku, ras atau agama, mereka berseragam sekolah. Biasanya
hanya karakter lembaga yang membedakan mereka. Jika sekolah muslim maka akan
menggunakan seragam dengan bentuk yang lebih tertutup atau berhijab untuk murid-
murid perempuannya. Ini semua berarti integrasi nasional di sekolah.
Menggabungkan semua elemen yang ada untuk mencapai tujuan bersama. Seragam
guru dan kepala sekolah serta siswa juga merupakan bagian dari integrasi nasional.
3. Saling Menghargai
Saling menghargai dan menghormati adalah bentuk lain dari integrasi nasional. Hal
ini sangat penting dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia. Saling menghormati
dan berterima kasih di antara orang-orang yang berbeda suku, berbeda budaya,
berbeda adat, berbeda ras dan berbeda agama. Sikap ini membimbing manusia untuk
hidup rukun dan damai.
64
4. Akulturasi dan Akulturasi Budaya
Semua daerah di Indonesia memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Proses integrasi bangsa dari segi budaya terjadi melalui akulturasi dan asimilasi. Oleh
karena itu, semua budaya yang sejalan berusaha untuk bersatu dan beradaptasi.
Akulturasi dan asimilasi seringkali menciptakan budaya negara yang lebih maju tanpa
mengabaikan budaya lokal. Contoh akulturasi dan asimilasi paling terkenal
terjadi ketika pendatang dari Jawa menetap di Lampung. Dua budaya yang berbeda
disatukan dalam bidang yang sama. Awalnya, karena perbedaan suku dan perbedaan,
sering terjadi konflik antara kedua suku tersebut. Namun seiring berjalannya waktu,
masyarakat Lampung dan pendatang dari Jawa mampu hidup berdampingan secara
damai.
6. Toleransi Beragama
Indonesia memiliki enam agama yang diakui sebagai agama negara. Hak asasi
manusia sangat dilindungi di sini. Agama dan kebebasan menjalankan agama sesuai
dengan keyakinannya berkembang dengan baik. Bangsa Indonesia yang memiliki
keragaman ras dan agama memiliki tingkat toleransi yang tinggi dibandingkan dengan
negara lain yang hanya memiliki keragaman ras. Teladan toleransi antarumat
beragama ini telah membawa keberhasilan integrasi nasional dalam beberapa dekade
kemerdekaan. Ingatlah bahwa pengampunan tidak berarti bahwa semua orang percaya
harus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan keagamaan. Toleransi berarti tidak
mengganggu ibadah atau kegiatan keagamaan lainnya.
7. Upacara Bendera
Contoh identitas nasional adalah upacara bendera. Ritual bendera yang
dilaksanakan setiap hari Senin di sekolah, berlangsung pada hari-hari libur tertentu,
65
seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Sumpah Pemuda, dan merupakan bagian dari
integrasi nasional. Saat ini, dengan mengibarkan bendera merah putih dan
menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu kebangsaan, rasa cinta tanah air dan sikap rela
berkorban merasuki para siswa. Dalam upacara bendera, siswa juga melatih
kedisiplinan tentang menaati peraturan, menaati guru, dan memakai seragam yang
merupakan bagian dari menaati peraturan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, jika Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 menekankan pada pentingnya “integrasi”, namun lain halnya dengan
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang lebih menekankan kepada
pentingnya “demokrasi”. Sehingga demikian dapat dikatakan bahwa Negara Indonesia
mengedepankan demokrasi dan juga integrasi, yang keduanya diharapkan dapat
berjalan secara seimbang tanpa saling berbenturan.
66
dan demokrasi) sekaligus, namun watak keduanya bertentangan. Integrasi berwatak
ingin mengikat persatuan dan kesatuan yang sekokoh mungkin, sedangkan demokrasi
berwatak membuka keran kebebasan agar semua aspirasi dapat tersalurkan.
Demokrasi mutlak dibutuhkan karena negara kebangsaan dari berbagai ikatan
primordial semua aspirasinya harus diagregasi secara demokratis, sedangkan integrasi
mutlak juga dibutuhkan karena 1 Moh. Mahfud MD. Konstitusi Dan Hukum Dalam
Kontroversi Isu (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), halaman 34 – 35. 3
demokrasi tanpa integrasi, negara bisa hancur. Tegasnya dilema itu muncul karena,
jika demokrasi dibuka maka integrasi bisa terancam, karena akan timbul ketegangan
antar-ikatan primordial, tetapi jika integrasi harus ditegakkan, maka demokrasi harus
relatif dikorbankan karena harus ada sentralisasi penguatan negara. Sebagai contoh,
India terpaksa pecah, ketika kelompok primordial Islam mendirikan Negara Pakistan.
Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak
positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara
bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru.
67
Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi
nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga
tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun
indonesia ini berbedabeda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah
negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
Oleh karena itu, perlu kiranya kita sebangai bangsa Indonesia yang cinta akan
tanah air menerapkan ‘Bhinnika Tunggal Ika’. Meskipun kita berbeda-beda tetapi tetap
satu jua, sehingga dapat terwujudlah integrasi ini, Integrasi Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bola.com/ragam/read/4905461/pengertian-integrasi-nasional-faktor-syarat-
manfaat-jenis-dan-contoh-wujudnya
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/6bfed1ab6721a7e36e217799d60
17460.pdf
68