Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN 01

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA
N

PENDAHULUAN (DASAR-DASAR,
TUJUAN PENYELENGGARAAN,
CAPAIAN, DAN METODE
PEMBELAJARAN),
KEPEMIMPINAN NASIONAL DAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Ilmu Komputer Teknik Informatika 2A7151EL Ginung Pratidina,SH.,MH

Kompetensi
Abstract
Pembahasan Pendahuluan pada Setelah perkuliahan ini mahasiswa
Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapan dapat memahami dan
melingkupi : menganalisis akan Tujuan, Metode
Pembelajaran Pendidikan
1. Dasar-Dasar, Tujuan, Capaian dan
Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepemimpinan
Kewarganegaraan Nasional serta Pembangunan Nasional.
2. Kepemimpinan Nasional.
3. Pembangunan Nasional.
Dasar-Dasar, Tujuan, Capaian dan Metode
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,
Kepemimpinan Nasional dan Pembangunan
Nasional

A. PENDAHULUAN

Setiap masyarakat di belahan bumi manapun sangat mendambakan generasi


mudanya dipersiapkan untuk menjadi warganegara yang baik dan dapat berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. keinginan tersebut lebih tepat disebut sebagai
perhatian yang terus tumbuh, terutama dalam masyarakat demokratis. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa tak satupun negara, termasuk Indonesia telah mencapai tingkat
pemahaman dan penerimaan terhadap hak-hak dan tanggung jawab di antara keseluruhan
warganegara untuk mendukung kehidupan demokratis konstitusional. Untuk kepentingan itu
maka dikembangkan Citizenship Education atau Pendidikan Kewarganegaraan.1
Pendidikan Kewarganegaraan adalah terjemahan dari istilah asing civic education
atau citizenship education. Terhadap dua istilah ini, John C. Cogan telah membedakan
dengan mengartikan civic education sebagai “… the foundational course work in school
designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives”
(Cogan, 1999:4), atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk
mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam
masyarakatnya. Sedangkan citizenship education digunakan sebagai istilah yang memiliki
pengertian yang lebih luas yang mencakup “… both these in-school experiences as well as
out of school or non-formal/informal learning which takes place in the family, the religious
organization, community organizations, the media, etc which help to shape the totality of the
citizen” (Cogan, 1999:4). Artinya pendidikan kewarganegaraan merupakan istilah generik
yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi di
lingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan
dalam media.2
Sejatinya, pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan di seluruh
dunia dalam istilah yang berbeda-beda. Pendidikan kewarganegaraan sering disebut
1
Anonymous, Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menegah. Disertrasi S3, tanpa tahun. Hlm. 1.
2
Dikdik Baehaqi Arif, Diktat Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta, 2012. Hlm. 1.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


2 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan istilah civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut
sebagai democracy education. Sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi, pendidikan
kewarganegaraan memiliki peran penting dan strategis guna mempersiapkan warga negara
yang kritis, cerdas dan bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan bersama-sama
mata kuliah lain seperti agama, dan bahasa Indonesia berada pada kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian dan wajib diterapkan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.3
Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa istilah citizenship education lebih
luas cakupan pengertiannya daripada civic education. Dengan cakupan yang luas ini maka
citizenship education meliputi di dalamnya pendidikan kewarganegaraan dalam arti khusus
(civic education). Citizenship education sebagai proses pendidikan dalam rangka
menyiapkan warga negara muda akan hak-hak, peran dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara, sedang civic education adalah citizenship education yang dilakukan melalui
persekolahan.4
Lebih lanjut, belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya
adalah belajar tentang keIndonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena
itu, seorang sarjana atau profesional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang
terdidik perlu memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa
kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia. dengan demikian, ia menjadi
warga negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara yang demokratis.5
Pendidikan kewarganegaraan didesain dalam upaya mengembangkan wawasan
warga negara sebagai upaya penanaman, penumbuhan dan kesadaran bela negara di
tengah-tengah tantangan internal dan eksternal yang semakin kompleks. Saat ini, eksistensi
suatu negara tidak hanya bergantung kepada letak geografis melainkan pada sejauhmana
kualitas sumber daya manusia yang menurut Juliardi (2014: 2) diajarkan pada lima status,
yaitu :
1. Sebagai mata pelajaran di sekolah
2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi
3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam
kerangka program pendidikan guru
4. Sebagai program pendidikan politik

3
Arissetyanto Nugroho, dkk, Etika Berkewarganegaraan : Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi, Graha Ilmu dan Universitas Mercubuana, Jakarta, Cet-1, 2015. Hlm. 2-3.
4
Dikdik Baehaqi Arif, Hlm. 2.
5
Ristekdikti, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Cet-1, Jakarta, 2016. Hlm. 1.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


3 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok
pakar terkait yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai
pendidikan kewarganegaraan.6

Pasal 37 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan wajib memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Bahasa. Tiga mata pelajaran wajib ini mengisyaratkan tujuan
pendidikan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia yang religius, bangsa yang
menghargai warganegaranya, dan identitas kebangsaan dengan bahasa nasionalnya. Pasal
ini menempatkan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang
penting dan strategis di samping Pendidikan Agama dan Bahasa. Pasal tersebut dengan
jelas mengamanatkan dan mewajibkan Pendidikan Kewarganegaraan harus masuk
kurikulum di setiap jenjang dan jenis pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.7
Adanya ketentuan tentang Pendidikan Kewarganegaraan sebagai muatan wajib
pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi menunjukkan bahwa mata
pelajaran/mata kuliah ini menempati kedudukan yang strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Pasal 3 ayat (2) UU Sistem Pendidikan Nasional). Bahkan dalam pandangan
Winataputra (2004) secara filosofis, sosio-politis dan psikopedagogis, Pendidikan
Kewarganegaraan memegang misi suci (mission sacre) untuk pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
menjadikan manusia sebagai warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.8
Sementara itu, capaian pembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan
9
setidaknya memuat :
a. Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan
menampilkan perilaku yang mendukung semangat kebangsaan dan cinta tanah air
b. Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan
menampilkan perilaku yang mendukung demokrasi berkeadaban
c. Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan
menampilkan perilaku yang mendukung kesadaran hukum dan keragaman.

6
Arissetyanto Nugroho, dkk. Hlm. 3.
7
Anonymous, Hlm. 1.
8
Dikdik Baehaqi Arif, Hlm. 4.
9
Kemendikbud, Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan, Jakarta, 2012. Hlm. Vi.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


4 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lebih lanjut, sebagai mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, maka
pendidikan kewarganegaraan perlu didukung oleh metode pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan meliputi :
1. Menggunakan pendekatan berorientasi kepada kepentingan peserta didik dan
menempatkan mahasiswa sebagai subjek pendidikan, mitra dalam proses
pembelajaran, dan sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan
warga negara.
2. Metode proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pembahasan secara kritis
analitis, induktif dan deduktif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris, untuk
meyakini kebenaran subtansi dasar kajian dan motivasi sepanang hayat.
3. Bentuk aktivitas proses pembelajaran : kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi)
interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, tugas baca, seminar kelas (presentasi)
dan evaluasi proses belajar, stadium generale.
4. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran pengembangan
kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk eksis dalam masyarakat global.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan keniscayaan


yang perlu diajarkan kepada setiap warga negara Indonesia dari tingkat pendidikan dasar,
menengah, atas, hingga pada jenjang perguruan tinggi. Pendidikan karakter tidak bisa
diberikan secara parsial melainkan harus bersifat graduasi dengan melibatkan seluruh
jenjang pendidikan. Pendidikan karakter secara substantif meliputi ranah kognitif
(pengetahuan), afektif (kesadaran dan penghayatan), dan psikomotorik (perilaku nyata)
pada kehidupan sehari-hari.10

B. KEPEMIMPINAN NASIONAL

Kepemimpinan nasional merupakan sebuah fenomena yang berpengaruh langsung


dan erat sekali hubungannya dengan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran seorang pemimpin nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah
penting, salah satunya sebagai inspirator perubahan, yaitu pemimpin yang memiliki visi jelas
mau kemana bangsa ini akan dibawa. Kepemimpinan nasional merupakan aktualisasi
cerminan kemampuan sumber daya yang dimiliki sebuah bangsa, sehingga kebijaksanaan
nasional dan strategi umum yang diambil akan dilaksanakan oleh pemerintah serta 
didukung sepenuhnya oleh rakyat. Kualitas Kepemimpinan Nasional sangat diharapkan
dalam mensinergikan perbedaan maupun kemajemukan yang ada guna mewujudkan Cita-

10
Arissetyanto Nugroho, dkk, Hlm. 9-10.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


5 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
cita nasional yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Kepemimpinan Nasional
adalah kelompok pemimpin bangsa pada segenap strata kehidupan nasional didalam setiap
gatra (Asta Gatra) pada bidang/sektor profesi baik di supra struktur, infra struktur dan sub
struktur, formal dan informal yang memilki kemampuan dan kewenangan untuk
mengarahkan/ mengerahkan kehidupan nasional (bangsa dan negara) dalam rangka
pencapaian tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.11
Bangsa Indonesia ditakdirkan sebagai sebuah bangsa dengan corak masyarakat
yang prular (pluralistic society). Pluralitas masyarakat Indonesia ditandai dengan ciri yang
bersifat horizontal dan vertikal. Ciri horizontal terlihat pada kenyataan adanya kesatuan-
kesatuan sosial yang berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat serta
kedaerahan. Kemajemukan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti keadaan geografis,
dimana wilayah Indonesia yang terbagi menjadi 13.767 pulau merupakan faktor yang sangat
besar pengaruhnya kepada terciptanya pluralistik suku bangsa Indonesia.12
Faktor kedua adalah letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan diapit
oleh samudera Indonesia dan samudera pasifik. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap
terciptanya geopolitik dan geokultur Indonesia. Faktor ketiga adaah kondisi alam dan
struktur tanah yang berbeda-beda di antara berbagai daerah kepulauan, sehingga
menciptakan pola dan cara hidup serta tradisi yang tidak sama.13
Ciri vertikal adalah gambaran lain struktur masyarakat Indonesia yang berbentuk
perbedaan-perbedaan lapisan sosial antara lapisan atas dan lapisan bawah. Pelapisan
sosial yang bersifat kentara tersebut terlihat pada sejumlah orang berdasarkan kemampuan
dan penguasaan yang bersifat ekonomis, politis, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Sebagian orang, dalam hal ini berada pada posisi yang lemah atau berada pada lapisan
bawah, sementara sejumlah kecil lainnya, yakni orang kaya, yang “berkuasa”, dan yang
terdidik berada pada lapisan atas.14
Melihat struktur masyarakat Indonesia, yang seperti itu, jelas merupakan suatu
gambaran kemajemukan yang menunjukkan perbedaan-perbedaan dan derajad sosial
sehingga berpotensi sebagai salah satu sumber konflik. Lebih rumit lagi, jika kemajemukan
pelapisan sosial ini berbenturan dengan pengelompokan horizontal masyarakat, maka
konflik eksesif seringkali tidak dapat dielakkan. Konflik tersebut sangat menghambat upaya

11
Pokja Kepemimpinan Lembaga Ketahanan Nasional, 2011, “BS.Kepemimpinan Modul 1, Sub BS.
Kepemimpinan Nasional, Lemhannas RI, Jakarta, hal 7.
12
Faisal Ismail, Keteladanan dalam Konteks Kepemimpinan Nasional dan Realitas Kemajemukan
Bangsa, UNISIA No. 52/XXVI/II/2004. Hlm. 105. Bisa dilihat pada laman
https://media.neliti.com/media/publications/89129-ID-keteladanan-dalam-konteks-kepemimpinan-
n.pdf
13
Faisal Ismail, Hlm. 105.
14
Faisal Ismail, Hlm. 105.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


6 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pembangunan masyarakat sejahtera, bahkan dapat mengancam integritas nasional
bangsa.15
Dalam sejarah pergerakan, banyak tokoh perubahan sosial yang telah lama
meninggal, namun pengaruhnya masih bertahan, bahkan berkembang, karena kekuatan ide
dan gagasannya serta keteladanannya dalam mencintai dan melayani rakyat yang selalu
diceritakan dari generasi ke generasi. Di era informasi ini, sosok seorang pemimpin yang
sukses dan dicintai rakyatnya di sebuah negara akan mengundang simpati dan pengikut dari
negara lain.16 Sebaliknya, jika muncul sosok pemimpin yang dibenci dan dijatuhnya
rakyatnya, akan cepat tersebar beritanya ke seluruh dunia dan akan menerima kecaman
secara global. Jadi, kepemimpinan nasional di era informasi tidak hanya menjadi isu local
dan nasional, tapi juga diikuti oleh masyarakat dunia.17
Pemimpin merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk
menjalankan kehidupan nasional.    Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem
kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-
nilai falsafah Pancasila.   Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal proses
pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa di seluruh wilayah
nusantara. Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan suatu sistem manajemen nasional
(Sismennas) untuk menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan negara dan dapat
menggerakkan seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan  dan mendukung
keberlangsungan kehidupan nasional.18
Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang
berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta
dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang
bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi
implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni (i)
membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii)
mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan
berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan.  Kepemimpinan nasional
mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan
pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan
lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional.19

15
Faisal Ismail, Hlm. 105.
16
Komarudin Hidayat, Kepemimpinan Nasional, Koran Sindo, Jum’at, 4 Oktober 2013,
https://nasional.sindonews.com/read/790714/18/kepemimpinan-nasional-1380856651 diakses pada
Selasa, 5 Maret 2019.
17
Komarudin Hidayat, Kemepimpinan Nasional.
18
Anonymous, Pancasila dan Kepemimpinan Nasional, 2012 https://widyagama.ac.id/iwan-
nugroho/2012/11/pancasila-dan-kepemimpinan-nasional/
19
Anonymous, Pancasila dan Kepemimpinan Nasional, 2012.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


7 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. PEMBANGUNAN NASIONAL

Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan


masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan
keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. Dalam
pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan Tujuan Nasional. Pelaksanaan
pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu,
bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju.
Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak
untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia
secara benar, adil, dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan
penyelenggara negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.20
Hakikat Pembangunan Nasional Hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah sebagai
berikut : 1) Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam
seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan
sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka
panjang, unsur manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian
yang seimbang. 2) Pembangunan adalah merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh
wilayah tanah air. 3) Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat
Indonesia, sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan
manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula. 4) Pembangunan
dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah.21
Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan

20
Makna, Hakikat, Tujuan Pembangunan Nasional, 2016,
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/makna-hakikat-tujuan-pembangunan-nasional-49 diakses pada
Selasa, 5 Maret 2019.
21
Makna, Hakikat, Tujuan Pembangunan Nasional, 2016,
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/makna-hakikat-tujuan-pembangunan-nasional-49 diakses pada
Selasa, 5 Maret 2019.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


8 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat dan kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan saling
melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan
nasional. Tujuan Pembangunan Nasional Pembangunan nasional dilaksanakan untuk
mewujudkan Tujuan Nasional seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II
Pembukaan UUD 1945. 1.d. Visi dan Misi Pembangunan Nasional Visi Terwujudnya
masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju, dan
sejahtera dalam wadah negara Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia
yang sehat, mandiri, beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran
hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja
yang tinggi dan disiplin.22
Misi Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan, misi yang diterapkan
adalah sebagai berikut : 1) Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bermasyarkat, berbangsa dan bernegara. 2) Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) Peningkatan pengamalan
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kualitas keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan persaudaraan umat
beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun dan damai. 4) Penjaminan kondisi aman,
damai, tertib dan ketenteraman masyarakat. 5) Perwujudan sistem hukum nasional yang
menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan
kebenaran 6) Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif,
dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi. 7) Pemberdayaan masyarakat dan
seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi,
dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang berkeadilan, bersumber daya alam, dan sumber daya manusia yang produktif,
mandiri maju, berdaya saing dan berwawasan lingkungan. 8) Perwujudan otonomi daerah
dalam rangka pengembangan daerah dan pemerataan pertumbuhan dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia. 9) Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta perhatian utama pada
tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan
lapangan kerja. 10) Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat,

22
Makna, Hakikat, Tujuan Pembangunan Nasional, 2016,
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/makna-hakikat-tujuan-pembangunan-nasional-49 diakses pada
Selasa, 5 Maret 2019.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


9 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
profesional, berdaya guna, produktif, transparan; yang bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. 11) Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatgif, berwawasan kebangsaan,
cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggungjawab, berketerampilan, serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. 12)
Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif bagi
kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global. Visi (impian/harapan) dan
misi (hal-hal yang akan dilakukan untuk mencapai visi) tersebut merupakan dasar dan
rambu-rambu untuk mencapai tujuan bangsa dan cita-cita nasional. Berdasarkan visi dan
misi itu, maka disusunlah suatu kebijakan pembangunan nasional. Berikut secara sederhana
dapat diberikan bagan tentang paradigma pembangunan nasional berdasarkan konsep,
prinsip dan nilai-nilai Pancasila.23

Tujuan pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional


seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu:
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mecerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta
mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II Pembukaan
UUD1945.
Nah, dalam melakukan pembangunan secara nasional ini, pemerintah Indonesia tidak
pernah terlepas dari tujuan dilakukannya pembangunan nasional di seluruh wilayah
Indonesia. Adapun tujuan pembangunan nasional di Indonesia secara umum seperti:

1. Membangun Sistem Politik yang Demokratis

Sistem politik yang pernah berkembang di Indonesia sangat beragam. Sistem politik yang
pernah berkembang ini memiliki tujuan untuk membangun sistem politik yang demokratis di
dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Berjalannya sistem politik di Indonesia ini tidak hanya terjadi untuk tatanan pemerintahan
saja, namun untuk kehidupan sehari-hari masyarakat. Berbagai peristiwa jatuh bangun pada
berlakunya sistem politik di berbagai kalangan membuat Indonesia memiliki banyak
pengalaman sehingga dapat melakukan perbaikan pada sistem politik yang digunakan.
Pembangunan pada sistem politik di Indonesia menitik beratkan pada nilai-nilai Pancasila
khususnya dalam kehidupan berdemokrasi. Oleh karena itu, pembangunan sistem politik

23
Makna, Hakikat, Tujuan Pembangunan Nasional, 2016,
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/makna-hakikat-tujuan-pembangunan-nasional-49 diakses pada
Selasa, 5 Maret 2019.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


10 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang demokratis di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi Pancasila agar
dalam perkembangannya, sistem politik di Indonesia tidak melenceng dari ideologi negara
yaitu Pancasila.
Selain itu pembangunan terhadap sistem politik di Indonesia juga didasarkan pada asas-
asas demokrasi Pancasila agar dalam pelaksanaan pembangunan sistem politik tidak
melupakan nilai-nilai Pancasila.
Dengan adanya pembangunan sistem politik yang demokratis, Indonesia dapat melakukan
berbagai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sistem politik secara lebih dewasa dan
menekankan pada demokrasi yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. 

2. Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik

Mewujudkan sistem pemeritahan yang baik merupakan salah satu tujuan umum dalam
pembangunan nasional. Dalam mewujdukan sistem pemerintahan yang baik, diperlukan
tubuh-tubuh yang kuat akan jiwa pemerintahan dapat menjadi sehat untuk menjalankan
tugas dan fungsinya demi memajukan bangsa. 
Perwujudan sistem pemerintahan yang baik harus dilakukan terlebih dahulu melalui sistem
pemerintahan terkecil yang berlaku di masyarakat.
Perlu adanya penguatan terhadap struktur pemerintahan kabupaten, kota, dan provins
terhadap tugas dan fungsi yang dijalankannya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya.
Demi mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan sistem pemerintahan
yang baik, pemerintah menetapkan suatu kebijakan yaitu diberlakukannya otonomi daerah
di Indonesia sebagai salah satu alat pemerintah pusat untuk memaksimalkan peran
pemerintah dalam pembangunan. 

3. Percepatan dan Pemerataan Pembangunan di Berbagai Sektor

Indonesia dengan sumber daya alam dan sumber daya manusianya yang begitu banyak,
namun belum tentu menjamin kesejahteraan masyarakat di Indonesia. 
Oleh Karen aitu, pemerintah Indonesia semakin gencar melakukan pembangunan di
berbagai sektor guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan meningkatkan daya
saing bangsa dalam berbagai aspek dan bidang.
Seperti melakukan percepatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya
terpusat di pulau Jawa saja, tetapi sudah menjangkau pembangunan di wilayah Indonesia
timur seperti Papua.

4. Membangun Kesejahteraan Rakyat

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


11 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Salah satu tujuan pembangunan nasional di Indonesia adalah membangun kesejahteraan
rakyat. Kesejahteraan masyarakat di Indonsia yang perlu diperhatikan salah satuya dengan
melakukan pembangunan terhadap infrastruktur pendidikan, kesehatan, transportasi,
ekonomi, dan lain sebagainya. 

5. Mencerdaskan Bangsa Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan


pembangunan nasional Indonesia yang tercantum pada pembukaan UUD 1945.
Pemerintah Indonesia beranggapan bahwa jika masyarakat Indonesia dapat mencapai
kecerdasaan pada tingkatan tertentu, masyarakat Indonesia akan turut berpartisipasi secara
aktif dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


12 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Arissetyanto Nugroho dkk, Etika Berwarganegaraan : Pendidikan Kewarganegaraan di


Perguruan Tinggi, Graha Ilmu, Jakarta, 2016.

2. Dikdik Baehaqi Arif, Diktat Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education,
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012.

3. Ristekdikti, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal


Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Cet-1, Jakarta, 2016.

4. Kemendikbud, Buku Pendidikan Kewarganegaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi, Jakarta, 2012.

5. Anonymous, Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan pada Jenjang Pendidikan Dasar


dan Pendidikan Menengah, Disertasi S3, tanpa tahun.

6. Guntur ic Lelono, Mengoptimalkan Sinergitas Peran Kepemimpinan Nasional Dapat


Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional, 2012. Pada laman
https://fhukum.unpatti.ac.id/htn-han/170-mengoptimalkan-sinergitas-peran-kepemimpinan-
nasional-dapat-meningkatkan-ketahanan-pangan-nasional diakses pada Selasa, 5 Maret
2019.

7. Makna, Hakikat, Tujuan Pembangunan Nasional, 2016,


https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/makna-hakikat-tujuan-pembangunan-nasional-49
diakses pada Selasa, 5 Maret 2019.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan


13 Ginung Pratidina,SH.,MH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai