Anda di halaman 1dari 16

2

MODUL PERKULIAHAN

U002100008 -
Kewarganegaraa
n
Ruang Lingkup Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi

Abstrak Sub-CPMK

Berdasarkan visi, misi, dan Mahasiswa mampu memahami


tujuan PKn, mata kuliah PKn Pendidikan Kewarganegaraan yang
diharapkan baik dan benar.
mampu membantu dan
membentuk peserta didik
yang handal, berwawasan
luas, berbudi pekerti yang
luhur, cerdas, bertanggung
jawab, sadar dan taat
terhadap hukum yang
berlaku, berwibawa, serta
pantas menjadi panutan
atau tauladan yang
baik bagi generasi penerus
Fakultas bangsa
Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh
Dr. Siti Munawati, M.Pd.I Dan Team Dosen
EKONOMI BISNIS Manajemen
01 Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pendahuluan (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan
Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

2. Kepemimpinan Nasional

3. Pembangunan Nasional

4. Kontrak Perkuliahan

Pendahuluaan (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian


dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah belajar


tentang ke Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia,
membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu,
seorang sarjana atau professional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang
terdidik perlu memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa
kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia (PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan Tinggi, Cetakan I, 1:2016).
PKn dibentuk oleh dua kata, ialah kata “pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat (1), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).
Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah
warga negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia, yang
dimaksud warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Selanjutnya secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dapat ditelusuri dalam peraturan perundangan
berikut ini: Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan

2021 Kewarganegaraan
2 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
warganegara. (Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003,
Penjelasan Pasal 37).
Dikatakan bahwa mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup
Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa
menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi berfungsi sebagai orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan
dan semangat kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi, kesadaran hukum, penghargaan
atas keragamaan dan partisipasinya membangun bangsa berdasar Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sarana yang tepat untuk menginternalisasikan
nilai-nilai karakter bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan selain mengembangkan
semangat kebangsaan dan cinta tanah air, juga bertugas mengembangkan warga negara
muda menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab
(Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Bumi Aksara,
hal.20:2014). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia diartikan sebagai
pendidikan politik yang fokus materinya adalah peranan warga negara dalam kehidupan
bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut
sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara (Winarno, Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, hal.6 : 2014).
Pendidikan Kewargaegaraan secara substantif dan padegogi didesain untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dalam seluruh jalur dan jenjang pendidikan.
Saat ini, Pendidikan kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari instrument
Pendidikan nasional Indonesia dalam lima status, yaitu (1) sebagai mata pelajaran di
sekolah, (2) sebagai mata kuliah di Pergurunan Tinggi, (3) sebagai salah satu cabang
pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru, (4)
sebagai program pendidikan politik, dan (5) sebagai kerangka konseptual dalam bentuk
pemikiran individu dan keompok pakar terkait, yang dikembangnkan sebagai landasan
dan kerangka berpikir mengenai Pendidikan Kewagranegaraan (Budi Juliardi, Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, hal 2: 2014)
Tujuan pendidikan kewarganegaraan di mana pun umumnya bertujuan untuk
membentuk warga negara yang baik (good citizen). Berikut ini adalah istilah pendidikan
kewarganegaraan hasil penelusuran Udin S. Winataputra (2006) dan diperkaya oleh

2021 Kewarganegaraan
3 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sapriya (2013) sebagai berikut: (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan
Tinggi, Cetakan I, 8:2016).
 Pendidikan Kewarganegaraan (Indonesia)
 Civics, Civic Education (USA)
 Citizenship Education (UK)
 Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah (Timteng)
 Educacion Civicas (Mexico)
 Sachunterricht (Jerman)
 Civics, Social Studies (Australia)
 Social Studies (USA, New Zealand)
 Life Orientation (Afrika Selatan)
 People and Society (Hongaria)
 Civics and Moral Education (Singapore)
 Obscesvovedinie (Rusia)
 Pendidikan Sivik (Malaysia)
 Fuqarolik Jamiyati (Uzbekistan)
 Grajdanskiy Obrazavanie (Russian-Uzbekistan)

Secara progmatik, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan membentuk kualitas


kepribadian yang baik bagi warga negara (Suparlan Al Hakim, dkk, Pendidikan
Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indonesia, 9-11:2014). Kriteria warga negara yang
baik dapat dilihat dari beberapa kualitas kepribadian sebagai perwujudan dari potensi
yang melekat pada diri seorang warga negara. Pada dasarnya setiap warga negara
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai warga
negara dengan baik. Namun demikian peran dari warga negara dapat mengalami
pergeseran secara mendasar oleh adanya pengembangan sistem globalisasi disetiap
aspek kehidupan. Oleh karenanya, melalui Pendidikan Kewaragnegaraan diharapkan
dapat membentuk kepribadian warga negara yang cerdas, baik dan dapat diandalkan.
Proses pembelajaran Pkn dimaknai sebagai wahana untuk pembentukan jati diri dan
cinta terhadap tanah air melalui internalisasi / personalisasi nilai agama dan budaya, yang
melandasi nilai-nilai sebagai berikut, yaitu : nilai kemanusiaan, nilai politk, nilai ilmu
pendidikan dan teknologi, nilai seni, nilai ekonomi, dan nilai kesehatan yang merupakan
kegiatan dasar manusia dalam rangka membangun wawasan warga negara menjadi lebih
baik, menjadi manusia seutuhnya atau berakhlaqul karimah, sehingga perspektif yang
digunakan adalah aspek internal bangsa, atau perspektif ke Indonesiaan (Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei, 2020), PERANAN

2021 Kewarganegaraan
4 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN). Pendidikan Kewarganegaraan
juga mengajarkan untuk memahami dan bisa melaksanakan hak dan kewajiban secara
jujur dan demokratis dalam kehidupannya sebagai warga negara yang terdidik yang mana
ini merupakan hal yang sangat mendasarkan dalam pelajaran PKn yang mengajarkan
tenggang rasa, toleransi dan bisa saling menghormati satu sama lain.

Kepemimpinan Nasional

Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan,


dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki
oleh orang yang bukan "pemimpin". Arti pemimpin yaitu seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan (kelebihan) di satu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Lebih lanjut (Suryono,
2011) mendefinisikan bahwa secara sederhana pemimpin dapat didefinisikan sebagai
seseorang yang terus-menerus membuktikan bahwa ia mampu mempengaruhi sikap dan
tingkah laku orang lain, lebih dari kemampuan orang lain untuk mempengaruhi dirinya.
Dari pendapat tersebut jelas bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
memotivasi dan mempengauhi orang lain sehingga mau berbuat melakukan sesuatu atau
bersikap untuk mencapai tujuan bersama melebihi orang-orang tersebut mempengaruhi
dirinya. Kepemimpinan merupakan seni dalam mempengarui orang lain atau kelompok
untuk bertindak sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi
(Suryono, Agus, 2011, Malang: UB Press). Sedangkan  arti nasional yaitu bersifat
kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri.
Menurut Prof. Dr. Mustopadidjaja, bahwa Kepemimpinan Nasional diartikan sebagai
Sistem Kepemimpinan dalam rangka penyelenggaraan negara dan pembangunan
bangsa, meliputi berbagai unsur dan srtuktur kelembagaan yang berkembang dalam
kehidupan Pemerintahan negara dan masyarakat, yang berperan mengemban misi
perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa sesuai dengan posisi masing-masing
dalam Pemerintahan dan masyarakat, mernurut niali-nilai kebangsaan dan perjuangan
yang diamanatkan konstitusi negara. Menurut Anwar Ibarahim, bahwa kepemimpinan
haruslah peka dan prihatin terhadap suara dan aspirasi rakyat serta merumuskan cara
pendekatan yang melibatkan rakyat. Beliau menekankan pada konsep Syura’
(musyawarah) dan demokrasi penyetaraan.

2021 Kewarganegaraan
5 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan pendapat Anwar Ibrahim, Pemimpin Nasional adalah sosok seorang
yang mau mendengarkan aspirasi dari rakyat dan peka dalam memahami kebutuhan
rakyatnya secara keseluruhan dan menghayati nilai-nilai yang berlaku. Seorang
Pemimpin bangsa haruslah memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada bangsanya
dan mempunyai visi yang sesuai dengan cita – cita dan tujuan bangsanya. Pemimpin
merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan
kehidupan nasional.    Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem
kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-
nilai falsafah Pancasila. Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal proses
pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga negara di seluruh wilayah
NKRI. Peran seorang pemimpin nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah sangat penting dan salah satunya sebagai inspirator perubahan, yaitu pemimpin
yang memiliki visi yang jelas mau kemana bangsa ini akan dibawa. 
Kenyataan yang terjadi di Indonesia sungguh memprihatinkan, karena banyak
pemimpin sektor publik yang terjerat kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini
menyebabkan terjadinya ketidakpercayaan (distrust) masyarakat kepada pemimpinnya.
Dan lebih parahnya lagi banyak masyarakat yang mulai berpikir pragmatis dengan
memilih calon pemimpin yang memberikan kontribusi berupa uang atau barang dalam
kasus pemilihan pemimpin daerah maupun DPR/DPRD. Distrust dan pemikiran pragmatis
masyarakat inilah yang menyebabkan terjadinya degradasi moral bangsa yang tentu saja
membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh sebab itu
gerakan untuk merubah mind set masyarakat agar tidak berpikir pragmatis dan upaya
pencegahan terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme penting untuk dilakukan (Journal of
Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun 2020, KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL SEKTOR PUBLIK, hal 84).
Tentunya bangsa Indonesia  menginginkan   pemerintahan yang bersih, berwibawa,
demokratis, adil dan penegakkan hukum yang kuat. Pemimpin yang inovatif, gesit, cepat
bertindak serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan perkembangan lingkungan
sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang senantiasa mengalami perubahan
pada dewasa ini. Di samping itu, sangat diperlukan sosok peran seorang pemimpin
nasional yang bermoral Pancasila  yang diwujudkan dalam setiap pikiran dan tindakannya
pada situasi dan  kondisi apapun. Kemudian dalam menerapkan  kepemimpinannya
dibutuhkan suatu keberanian untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi, kelompok
maupun golongan demi tercapainya suatu kepentingan yang lebih besar lagi yakni
terjaganya keutuhan NKRI dari bahaya disintegrasi bangsa. Dalam menghadapi berbagai
tuntutan perubahan  kondisi bangsa pada saat ini, bangsa kita  membutuhkan   pemimpin

2021 Kewarganegaraan
6 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang bersih, berwibawa, demokratis, adil dan penanganan / penegakkan hukum yang
kuat dan sebagainya.  Kemudian dalam menerapkan  kepemimpinannya dibutuhkan
suatu keberanian untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi, kelompok maupun
golongan demi tercapainya suatu kepentingan yang lebih besar lagi yakni terjaganya
keutuhan NKRI dari bahaya disintegrasi bangsa.
Sebuah negara akan maju dan berkembang sangat tergantung kepada para
pemimpinnya. Namun sebaliknya, sebuah negera akan gagal sangat dipengaruhi oleh
pimpinannya. Esensi kepemimpinan bagi pemimpin tingkat nasional adalah adanya suatu
komitmen yang kuat dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan UUD NRI 1945, yaitu adanya kemampuan dan kemauan
untuk menyelaraskan perilaku dan kepentingan pribadi dengan kebutuhan prioritas yang
mampu mengedepankan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi atau
golongan. Untuk itu, karakter yang paling cocok untuk kepemimpan nasional Indonesia ini
haruslah sesuai dengan nilai-nilai luhur kebangsaan. Ada empat (4) nilai kebangsaan
yang menjadi pedoman berbangsa dan bernegara, yaitu:
1) Pancasila,
2) UUD 1945,
3) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
4) Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan masuknya pengaruh globalisasi di Indonesia dapat mengakibatkan berbagai


persoalan yang mengikis wawasan kebangsaan kita. bangsa Indonesia tidak bisa
menolak masuknya pengaruh global dalam berbagai sendi kehidupan, tetapi masyarakat
harus memiliki pegangan yang kuat untuk mencegah dampak negatifnya.
Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin Nasional yang
dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila.  
Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal proses pembangunan dan
hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa di seluruh wilayah
nusantara. Kepemimpinan nasional dapat menunjukkan perannya dalam rangka
mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas. Sejarah menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia adalah multikultur.  Kebhinekaan itu berhasil membangun
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.  Bung Karno dan Bung Hatta sebagai bapak bangsa
senantiasa menggelorakan semangat kebangsaan bangsa Indonesia dengan

menanamkan sejarah kebangsaan. Bung Karno selalu menanamkan kejayaan dan


kebesaran bangsa Indonesia yaitu melalui pemahaman sejarah kebangsaan. Nilai-nilai
dasar kebangsaan bersumber dari nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa itu. Sebagai jati
diri bangsa, nilai-nilai kebangsaan tersebut berwujud menjadi sikap dan peri laku yang

2021 Kewarganegaraan
7 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dapat ditunjukkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupannya bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

3. Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan


masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pembangunan
keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Hal
tersebut sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa, dan
seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Maka dalam hal dapat
menyejahterakan rakyat tersebut bisa dilakukan oleh beberapa cara, dan salah satunya
melakukan adalah dengan melalui Pembangunan Nasional.
Pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan berbagai unsur pembangunan di setiap aspek. Pada pelaksanaan
pembangunan ini tentunya melibatkan segala aspek kehidupan bangsa, yaitu seperti
aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan secara berencana,
menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan.  Untuk itu pembangunan
nasional dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan, demokratis,
berdaya saing, maju, serta sejahtera. Maka hal ini perlu mendapat dukungan dari
masyarakat Indonesia yang mandiri, bertakwa, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan
lingkungan, disiplin dan mempunyai etos kerja yang tinggi serta mengusai IPTEK (ilmu
pengetahuan teknologi).
Tujuan pembangunan Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Sumber: Alinea
keempat UUD 1945). Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasioal tersebut, maka
pembangunan nasional harus dilakukan secara menyeluruh dan merata disemua bidang
dan semua kalangan tidak hanya tertuju pada satu golongan atau sebagaian masyarakat
tertentu saja.
Pada Era Baru Pembangunan Nasional pemerintahan Presiden Jokowi, paradigma
tentang peningkatan insfrastruktur dinilai perlu untuk direvolusi. Jawasentris yang
dianggap menimbulkan kesenjangan harus diubah dengan pelaksanaan pembangunan

2021 Kewarganegaraan
8 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
secara lebih merata. Konsep "Indonesiasentris" kemudian diangkat pada kepemimpinan
Jokowi wajib disambut baik sebagai babak baru pembangunan nasional. Presiden Jokowi
terus membangun seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali melalui konsep
Indonesisentris. Pembangunan ini merupakan implementasi dari nilai Pancasila guna
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lokasi pembangunanya pun
tidak lagi didominasi di area pulau Jawa saja, tetapi juga meluas ke daerah-daerah
lainnya, seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan juga wilayah Papua.
Wilayah Papua, dimana terobosan-terobosan untuk mendukung jalannya pembangunan
ini satu persatu telah terealisasikan. Banyak infrastruktur yang sudah bisa dinikmati oleh
masyarakat Bumi Cendrawasih ini, yaitu salah satunya ialah peresmian jembatan
Holtekamp sebagai penghubung wilayah Hamadi dengan kota lainnya. Adapun manfaat
nyata dari pembangunan jembatan ini selain meringkas jarak tempuh, juga menimbulkan
potensi pertumbuhan ekonomi baru, seperti di sektor Pariwisata. Hal ini akan berdampak
pada peningkatan perekonomian warga sekitar. Disamping itu, pendistribusian beragam
produk kebutuhan akan mudah diakses. Sebab, jalan pendukung juga telah banyak
terbangun. Selain itu juga ada sejumlah capaian di tanah Papua termasuk penerapan
harga BBM dengan satu harga juga dianggap berhasil. Menyusul peningkatan di sektor
kesehatan dan juga pendidikan. Sehingga diharap, Papua akan mampu mengejar
ketertinggalannya dari wilayah lain.

Kontrak Perkuliahan

Pembelajaran berorientasi luaran (OBE):

Metode OBE:

Bukan lagi bagaimana Dosen mengajar dengan baik

TAPI

Bagaimana Mahasiswa bisa belajar dengan baik

2021 Kewarganegaraan
9 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pembelajaran berorientasi luaran (OBE) adalah pendekatan sistem pendidikan dan
metode pembelajaran dimana luaran menjadi fokus dan hasilnya dapat dilihat dari proses
belajar (misal: prestasi mahasiswa di akhir perkuliahan dan lulusan). Metode OBE
memberi tekanan kepada apa yang bisa dicapai mahasiswa setelah lulus mata kuliah.

Perkenalan

Perkenalan Dosen dan mahasiswa sebelum perkuliahan di mulai. Pemilihan Ketua


Kelas di tunjuk oleh Dosen.

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Kewarganegaraan bersama-sama dengan mata kuliah Agama dan Etik UMB


merupakan kelompok mata kuliah pembentuk karakter dan akhlak individu yang
diterapkan di Universitas Mercu Buana, untuk menghasilkan tenaga profesional yang
beretika. Mata kuliah ini diberikan untuk memberikan dasar bagi pengembangan
kemampuan intelektual mahasiswa agar dapat menjadi warganegara yang baik dan
bertanggungjawab bagi kemampuan daya bangsa. Ruang lingkup materi perkuliahan
meliputi: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian, Negara dan Sistem Pemerintahan, Identitas Nasional, Demokrasi Indonesia,
Hak dan Kewajiban Warganegara, Konstitusi dan Rule of Law, Hak Asasi Manusia,
Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, Hubungan Agama dan Negara, Otonomi
Daerah dalam Bingkai NKRI, Good Governance dan Globalisasi.

Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

1. Pendidikan Kewarganegaraan yang baik dan benar :


1) Pendahuluan (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian dan
metode Pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan).
2) Kepemimpinan Nasional
3) Pembangunan Nasional
4) Kontrak Perkuliahan

2. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan:


1) Pendahuluan
2) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
3) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

2021 Kewarganegaraan
10 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4) Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
5) Teori Sistem Manajemen Nasional.

3. Konsep Negara:

1) Latar Belakang Perlunya Negara


2) Pengertian dan Teori Negara
3) Unsur-unsur Negara
4) Bentuk-bentuk Negara
5) Sifat Organisasi Negara
6) Fungsi Negara
7) Elemen Kekuatan Negara dan Hubungan Negara dan Warga Negara
8) Sistem Pemerintahan.

4. Identitas Nasional:
1) Pengertian ldentitas Nasional
2) Parameter ldentitas Nasional
3) Unsur-unsur Pembentuk ldentitas Nasional
4) ldentitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
5) Identitas Nasional Indonesia
6) lntegrasi Nasional di Indonesia

5. Demokrasi di Indonesia:
1) Pengantar Demokrasi
2) Pengertian Demokrasi
3) Prinsip-prinsip Demokrasi
4) Manfaat Demokrasi
5) Nilai-nilai Demokrasi
6) Demokrasi di Indonesia
7) Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi .

6. Hak dan Kewajiban Warga Negara:


1) Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan
2) Asas Kewarganegaraan
3) Masalah Status Kewarganegaraan
4) Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
5) Hak Warga Negara Indonesia
6) Kewajiban Warga Negara Indonesia
7) Karakteristik Warga Negara yang Bertanggung jawab.

2021 Kewarganegaraan
11 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Konstitusi dan Rule of Law di Indonesia:
1) Pengertian dan Definisi konstitusi
2) Hakikat dan Fungsi Konstitusi
3) Dinamika Pelaksanaan Konstitusi (UUD 1945)
4) lnstitusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi (UUD 1945), UU, PERPU,
PP dan PERDA
5) Pengertian Rule of Law
6) Latar Belakang Rule of Law
7) Fungsi Rule of Law
8) Dinamika Pelaksanaan Rule of Law
9) Kandungan Permasalahan dalam Amandemen UUD NRI 1945.

8. Hak Asasi Manusia:


1) Pengertian Hak Asasi Manusia
2) Tujuan Hak Asasi Manusia
3) Perkembangan Pemikiran HAM
4) HAM pada Tatanan Global di Indonesia
5) HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakannya
6) Lembaga Penegak HAM
7) Mengembangkan Pendidikan HAM.

9. Wawasan Nusantara, Tujuan Nasional dan Konsep Negara Kesatuan:


1) Dasar Pemikiran Wawasan Nasional
2) Kedudukan, fungsi dan Tujuan
3) Kedudukan (status) Wawasan Nusantara
4) Bentuk Wawasan Nusantara
5) Wadah Wawasan Nusantara
6) Isi Wawasan Nusantara
7) Tata Laku Wawasan Nusantara
8) Implementasi Wawasan Nusantara.

10. Ketahanan Nasonal:


1) Ketahanan Nasional
2) Aspek-aspek Ketahanan Nasional
3) Relasi Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Pembangunan
Nasional
4) Aspek-aspek Ketahanan Nasional

2021 Kewarganegaraan
12 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
11. Hakikat Agama dan Kebebasan Agama:
1) Pengertian dan Hakikat Agama
2) Definisi Menurut Beberapa Ahli
3) Diskursus dan Praktik Keagamaan
4) Unsur-unsur Agama
5) Fungsi Agama
6) Hubungan Agama dan Negara di Indonesia
7) Era Soeharto: Babak Baru Hubungan Islam dan Negara Otonomi Daerah.

12. Otonomi Daerah:


1) Pengertian Otonomi Daerah
2) Latar Belakang Otonomi Daerah
3) Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah
4) Perkembangan Undang-undang Otonomi Daerah di Indonesia
5) Model Desentralisasi
6) Pembagian Urusan Pemerintahan
7) Otonomi Daerah dan Demokratisasi
8) Implementasi Otonomi Daerah.

13. Good Governance:


1) Pengertian Konsep dan Karakteristik Good Governance
2) Prinsip-prinsip Good Governance
3) Implementasi Good Governance di Indonesia
4) Struktur Organisasi dan Manajemen Perubahan dalam Good Governance
5) Good Governance dalam Kerangka Otonomi Daerah

14. Globalisasi:
1) Pengertian Globalisasi
2) Ciri Globalisasi
3) Tori Globalisasi, serta
4) Kebaikan dan kelemahan Globalisasi

15. Review
16. UAS

2021 Kewarganegaraan
13 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL):

1) Sikap:
Mahasiswa memiliki sikap religius, nasionalis, berjiwa gotong royong, dan mandiri
serta memiliki integritas yang tinggi yang terinternalisasi di dalam kepribadiannya.
2) Pengetahuan:
Mahasiswa memiliki berbagai khasanah pengetahuan tentang kewarganegaraan,
terutama aspek kebangsaan, demokrasi, penegakkan hukum, nasionalitas dan
globalisasi.
3) Keterampilan Umum:
Mahasiswa bisa berpikir secara kritis, analitis dan terarah dalam menghadapi
berbagai perubahan pada era globalisasi.
4) Keterampilan Khusus:
a) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi, serta visi dan misi
b) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami identitas nasional
c) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sikap demokrasi
d) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hak dan kewajiban warga
negara
e) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kondisi bangsa dalam
menjawab tantangan globalisasi

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK):


1) Mampu menjelaskan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
2) Mampu menjelaskan negara dan sistem pemerintahan serta Identitas Nasional .
3) Mampu menjelaskan makna demokrasi dan mengembangkan sikap demokrasi
serta menggunakan hak dan kewajiban sebagai warga negara.Mampu
menjelaskan pengertian model otonomi daerah, serta implementasi otonomi
daerah dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia
4) Mampu menerapkan permasalahan dan pelaksanaan rule of laws dan mampu
menjelaskan hak asasi manusia (HAM), lembaga penegak HAM dan
mengembangkan sikap yang menjaga keseimbangan hak dan kewajiban.
5) Mampu menjelaskan kondisi geografi, penduduk, dan lingkungan di Indonesia
serta mengimplementasikan konsep wawasan nusantara dan menggunakan
konsep ketahanan nasional.
6) Mampu menerapkan hubungan antara negara dan agama serta problematikanya.

2021 Kewarganegaraan
14 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7) Mampu menjelaskan pengertian model otonomi daerah, serta implementasi
otonomi daerah dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia .

Perubahan Perkuliahan Di Sistem


Outcome-Based Education/OBE :

No KEGIATAN KETERANGAN
1. PERKULIAHAN  Berlangsung 16 pertemuan

2. TATAP MUKA 1  Menetapkan Tugas Besar 1 & 2

3. TUGAS BESAR 1  Pekerjaan Tugas Besar 1 di minggu ke-


6 dan 7
 Entry nilai di minggu ke-7
4. TUGAS BESAR 2  Pekerjaan Tugas Besar 2 di minggu ke-
13 dan 14 .
 Entry nilai di minggu ke-14
5.UAS dijadwalkan dipertemuan ke-16 satu  2 pengawas : satu Dosen pengampu
Pekan. mata kuliah dibantu satu pengawas.
6.SEBARAN PROSENTASE NILAI  Prosentase presensi = 0 %
 Prosetase Tugas Besar 1 = 30 %
 Prosentase Tugas Besar 2 = 30 %
 Prosentase UAS = 40 %
7.UJIAN SUSULAN  Ujian Susulan hanyan ada pada UAS.
 Batas waktu 7 hari setelah pelaksanaan
ujian setiap mata kuliah.

2021 Kewarganegaraan
15 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Pustaka
Abdul Fatah Fanani, Journal of Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun
2020, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL SEKTOR PUBLIK.
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014.
Heri Hidayat , dkk, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei,
2020), PERANAN TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA
SEKOLAH DASAR DI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan Tinggi, Cetakan I, Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswa kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Jakarta, 2016).
Suryono, Agus, Prof., Dr., SU., 2011. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Etika dan
Standar Profesional Sektor Publik”, Malang: UB Press.
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2014.

2021 Kewarganegaraan
16 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai