MODUL PERKULIAHAN
U002100008 -
Kewarganegaraa
n
Ruang Lingkup Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi
Abstrak Sub-CPMK
2. Kepemimpinan Nasional
3. Pembangunan Nasional
4. Kontrak Perkuliahan
2021 Kewarganegaraan
2 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
warganegara. (Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003,
Penjelasan Pasal 37).
Dikatakan bahwa mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup
Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa
menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi berfungsi sebagai orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan
dan semangat kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi, kesadaran hukum, penghargaan
atas keragamaan dan partisipasinya membangun bangsa berdasar Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sarana yang tepat untuk menginternalisasikan
nilai-nilai karakter bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan selain mengembangkan
semangat kebangsaan dan cinta tanah air, juga bertugas mengembangkan warga negara
muda menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab
(Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Bumi Aksara,
hal.20:2014). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia diartikan sebagai
pendidikan politik yang fokus materinya adalah peranan warga negara dalam kehidupan
bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut
sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara (Winarno, Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, hal.6 : 2014).
Pendidikan Kewargaegaraan secara substantif dan padegogi didesain untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dalam seluruh jalur dan jenjang pendidikan.
Saat ini, Pendidikan kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari instrument
Pendidikan nasional Indonesia dalam lima status, yaitu (1) sebagai mata pelajaran di
sekolah, (2) sebagai mata kuliah di Pergurunan Tinggi, (3) sebagai salah satu cabang
pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru, (4)
sebagai program pendidikan politik, dan (5) sebagai kerangka konseptual dalam bentuk
pemikiran individu dan keompok pakar terkait, yang dikembangnkan sebagai landasan
dan kerangka berpikir mengenai Pendidikan Kewagranegaraan (Budi Juliardi, Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, hal 2: 2014)
Tujuan pendidikan kewarganegaraan di mana pun umumnya bertujuan untuk
membentuk warga negara yang baik (good citizen). Berikut ini adalah istilah pendidikan
kewarganegaraan hasil penelusuran Udin S. Winataputra (2006) dan diperkaya oleh
2021 Kewarganegaraan
3 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sapriya (2013) sebagai berikut: (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan
Tinggi, Cetakan I, 8:2016).
Pendidikan Kewarganegaraan (Indonesia)
Civics, Civic Education (USA)
Citizenship Education (UK)
Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah (Timteng)
Educacion Civicas (Mexico)
Sachunterricht (Jerman)
Civics, Social Studies (Australia)
Social Studies (USA, New Zealand)
Life Orientation (Afrika Selatan)
People and Society (Hongaria)
Civics and Moral Education (Singapore)
Obscesvovedinie (Rusia)
Pendidikan Sivik (Malaysia)
Fuqarolik Jamiyati (Uzbekistan)
Grajdanskiy Obrazavanie (Russian-Uzbekistan)
2021 Kewarganegaraan
4 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN). Pendidikan Kewarganegaraan
juga mengajarkan untuk memahami dan bisa melaksanakan hak dan kewajiban secara
jujur dan demokratis dalam kehidupannya sebagai warga negara yang terdidik yang mana
ini merupakan hal yang sangat mendasarkan dalam pelajaran PKn yang mengajarkan
tenggang rasa, toleransi dan bisa saling menghormati satu sama lain.
Kepemimpinan Nasional
2021 Kewarganegaraan
5 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan pendapat Anwar Ibrahim, Pemimpin Nasional adalah sosok seorang
yang mau mendengarkan aspirasi dari rakyat dan peka dalam memahami kebutuhan
rakyatnya secara keseluruhan dan menghayati nilai-nilai yang berlaku. Seorang
Pemimpin bangsa haruslah memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada bangsanya
dan mempunyai visi yang sesuai dengan cita – cita dan tujuan bangsanya. Pemimpin
merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan
kehidupan nasional. Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem
kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi nilai-
nilai falsafah Pancasila. Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal proses
pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga negara di seluruh wilayah
NKRI. Peran seorang pemimpin nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah sangat penting dan salah satunya sebagai inspirator perubahan, yaitu pemimpin
yang memiliki visi yang jelas mau kemana bangsa ini akan dibawa.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia sungguh memprihatinkan, karena banyak
pemimpin sektor publik yang terjerat kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini
menyebabkan terjadinya ketidakpercayaan (distrust) masyarakat kepada pemimpinnya.
Dan lebih parahnya lagi banyak masyarakat yang mulai berpikir pragmatis dengan
memilih calon pemimpin yang memberikan kontribusi berupa uang atau barang dalam
kasus pemilihan pemimpin daerah maupun DPR/DPRD. Distrust dan pemikiran pragmatis
masyarakat inilah yang menyebabkan terjadinya degradasi moral bangsa yang tentu saja
membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh sebab itu
gerakan untuk merubah mind set masyarakat agar tidak berpikir pragmatis dan upaya
pencegahan terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme penting untuk dilakukan (Journal of
Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun 2020, KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL SEKTOR PUBLIK, hal 84).
Tentunya bangsa Indonesia menginginkan pemerintahan yang bersih, berwibawa,
demokratis, adil dan penegakkan hukum yang kuat. Pemimpin yang inovatif, gesit, cepat
bertindak serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan perkembangan lingkungan
sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang senantiasa mengalami perubahan
pada dewasa ini. Di samping itu, sangat diperlukan sosok peran seorang pemimpin
nasional yang bermoral Pancasila yang diwujudkan dalam setiap pikiran dan tindakannya
pada situasi dan kondisi apapun. Kemudian dalam menerapkan kepemimpinannya
dibutuhkan suatu keberanian untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi, kelompok
maupun golongan demi tercapainya suatu kepentingan yang lebih besar lagi yakni
terjaganya keutuhan NKRI dari bahaya disintegrasi bangsa. Dalam menghadapi berbagai
tuntutan perubahan kondisi bangsa pada saat ini, bangsa kita membutuhkan pemimpin
2021 Kewarganegaraan
6 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang bersih, berwibawa, demokratis, adil dan penanganan / penegakkan hukum yang
kuat dan sebagainya. Kemudian dalam menerapkan kepemimpinannya dibutuhkan
suatu keberanian untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi, kelompok maupun
golongan demi tercapainya suatu kepentingan yang lebih besar lagi yakni terjaganya
keutuhan NKRI dari bahaya disintegrasi bangsa.
Sebuah negara akan maju dan berkembang sangat tergantung kepada para
pemimpinnya. Namun sebaliknya, sebuah negera akan gagal sangat dipengaruhi oleh
pimpinannya. Esensi kepemimpinan bagi pemimpin tingkat nasional adalah adanya suatu
komitmen yang kuat dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan UUD NRI 1945, yaitu adanya kemampuan dan kemauan
untuk menyelaraskan perilaku dan kepentingan pribadi dengan kebutuhan prioritas yang
mampu mengedepankan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi atau
golongan. Untuk itu, karakter yang paling cocok untuk kepemimpan nasional Indonesia ini
haruslah sesuai dengan nilai-nilai luhur kebangsaan. Ada empat (4) nilai kebangsaan
yang menjadi pedoman berbangsa dan bernegara, yaitu:
1) Pancasila,
2) UUD 1945,
3) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
4) Bhinneka Tunggal Ika.
2021 Kewarganegaraan
7 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dapat ditunjukkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupannya bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. Pembangunan Nasional
2021 Kewarganegaraan
8 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
secara lebih merata. Konsep "Indonesiasentris" kemudian diangkat pada kepemimpinan
Jokowi wajib disambut baik sebagai babak baru pembangunan nasional. Presiden Jokowi
terus membangun seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali melalui konsep
Indonesisentris. Pembangunan ini merupakan implementasi dari nilai Pancasila guna
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lokasi pembangunanya pun
tidak lagi didominasi di area pulau Jawa saja, tetapi juga meluas ke daerah-daerah
lainnya, seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan juga wilayah Papua.
Wilayah Papua, dimana terobosan-terobosan untuk mendukung jalannya pembangunan
ini satu persatu telah terealisasikan. Banyak infrastruktur yang sudah bisa dinikmati oleh
masyarakat Bumi Cendrawasih ini, yaitu salah satunya ialah peresmian jembatan
Holtekamp sebagai penghubung wilayah Hamadi dengan kota lainnya. Adapun manfaat
nyata dari pembangunan jembatan ini selain meringkas jarak tempuh, juga menimbulkan
potensi pertumbuhan ekonomi baru, seperti di sektor Pariwisata. Hal ini akan berdampak
pada peningkatan perekonomian warga sekitar. Disamping itu, pendistribusian beragam
produk kebutuhan akan mudah diakses. Sebab, jalan pendukung juga telah banyak
terbangun. Selain itu juga ada sejumlah capaian di tanah Papua termasuk penerapan
harga BBM dengan satu harga juga dianggap berhasil. Menyusul peningkatan di sektor
kesehatan dan juga pendidikan. Sehingga diharap, Papua akan mampu mengejar
ketertinggalannya dari wilayah lain.
Kontrak Perkuliahan
Metode OBE:
TAPI
2021 Kewarganegaraan
9 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pembelajaran berorientasi luaran (OBE) adalah pendekatan sistem pendidikan dan
metode pembelajaran dimana luaran menjadi fokus dan hasilnya dapat dilihat dari proses
belajar (misal: prestasi mahasiswa di akhir perkuliahan dan lulusan). Metode OBE
memberi tekanan kepada apa yang bisa dicapai mahasiswa setelah lulus mata kuliah.
Perkenalan
2021 Kewarganegaraan
10 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4) Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
5) Teori Sistem Manajemen Nasional.
3. Konsep Negara:
4. Identitas Nasional:
1) Pengertian ldentitas Nasional
2) Parameter ldentitas Nasional
3) Unsur-unsur Pembentuk ldentitas Nasional
4) ldentitas Nasional sebagai Karakter Bangsa
5) Identitas Nasional Indonesia
6) lntegrasi Nasional di Indonesia
5. Demokrasi di Indonesia:
1) Pengantar Demokrasi
2) Pengertian Demokrasi
3) Prinsip-prinsip Demokrasi
4) Manfaat Demokrasi
5) Nilai-nilai Demokrasi
6) Demokrasi di Indonesia
7) Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi .
2021 Kewarganegaraan
11 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Konstitusi dan Rule of Law di Indonesia:
1) Pengertian dan Definisi konstitusi
2) Hakikat dan Fungsi Konstitusi
3) Dinamika Pelaksanaan Konstitusi (UUD 1945)
4) lnstitusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi (UUD 1945), UU, PERPU,
PP dan PERDA
5) Pengertian Rule of Law
6) Latar Belakang Rule of Law
7) Fungsi Rule of Law
8) Dinamika Pelaksanaan Rule of Law
9) Kandungan Permasalahan dalam Amandemen UUD NRI 1945.
2021 Kewarganegaraan
12 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
11. Hakikat Agama dan Kebebasan Agama:
1) Pengertian dan Hakikat Agama
2) Definisi Menurut Beberapa Ahli
3) Diskursus dan Praktik Keagamaan
4) Unsur-unsur Agama
5) Fungsi Agama
6) Hubungan Agama dan Negara di Indonesia
7) Era Soeharto: Babak Baru Hubungan Islam dan Negara Otonomi Daerah.
14. Globalisasi:
1) Pengertian Globalisasi
2) Ciri Globalisasi
3) Tori Globalisasi, serta
4) Kebaikan dan kelemahan Globalisasi
15. Review
16. UAS
2021 Kewarganegaraan
13 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL):
1) Sikap:
Mahasiswa memiliki sikap religius, nasionalis, berjiwa gotong royong, dan mandiri
serta memiliki integritas yang tinggi yang terinternalisasi di dalam kepribadiannya.
2) Pengetahuan:
Mahasiswa memiliki berbagai khasanah pengetahuan tentang kewarganegaraan,
terutama aspek kebangsaan, demokrasi, penegakkan hukum, nasionalitas dan
globalisasi.
3) Keterampilan Umum:
Mahasiswa bisa berpikir secara kritis, analitis dan terarah dalam menghadapi
berbagai perubahan pada era globalisasi.
4) Keterampilan Khusus:
a) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi, serta visi dan misi
b) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami identitas nasional
c) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sikap demokrasi
d) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hak dan kewajiban warga
negara
e) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kondisi bangsa dalam
menjawab tantangan globalisasi
2021 Kewarganegaraan
14 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7) Mampu menjelaskan pengertian model otonomi daerah, serta implementasi
otonomi daerah dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia .
No KEGIATAN KETERANGAN
1. PERKULIAHAN Berlangsung 16 pertemuan
2021 Kewarganegaraan
15 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Pustaka
Abdul Fatah Fanani, Journal of Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun
2020, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL SEKTOR PUBLIK.
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014.
Heri Hidayat , dkk, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8 No. 2 (Mei,
2020), PERANAN TEKNOLOGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI SISWA
SEKOLAH DASAR DI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan Tinggi, Cetakan I, Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswa kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Jakarta, 2016).
Suryono, Agus, Prof., Dr., SU., 2011. “Manajemen Sumber Daya Manusia, Etika dan
Standar Profesional Sektor Publik”, Malang: UB Press.
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2014.
2021 Kewarganegaraan
16 Dr. Siti Munawati, M.Pd.I.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/