Anda di halaman 1dari 12

168 | Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum Volume 9 No.

2 Tahun 2020

LEMBAR PENGESAHAN JOURNAL

Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN WATOON (WAWASAN


NUSANTARA WITH POWTOON) UNTUK PENINGKATAN
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA
Nama : ANGGUN NOVTALIA BERLIAN
NIM : 16401241002
Prodi : PEND. PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN - S1

Yogyakarta, 22 Juni 2020


Reviewer Dosen Pembimbing

Dr. Mukhamad Murdiono, S.Pd,. M.Pd.


Drs. Suyato, M.Pd. NIP. 19780630 200312 1 002
NIP. 19670616 199403 1 002

Rekomendasi Pembimbing: (mohon lingkari satu)


1. Dikirim ke Journal Student
2. Dikirim ke Journal Civics
3. Dikirim ke Journal lain
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Anggun Novtalia Berlian) | 169

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN WATOON (WAWASAN


NUSANTARA WITH POWTOON) UNTUK PENINGKATAN
PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA

DEVELOPMENT OF WATOON (WAWASAN NUSANTARA WITH POWTOON)


LEARNING MEDIA TO INCREASE THE UNDERSTANDING OF SENIOR HIGH
SCHOOL STUDENTS IN CLASS X

Anggun Novtalia Berlian dan Mukhamad Murdiono


anggun5592fis2016@student.uny.ac.id
Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Yogyakarta

Abstrak
Penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis PowToon ini bertujuan untuk (1)
Mengetahui kelayakan media pembelajaran WATOON untuk pembelajaran PPKn pada materi Wawasan
Nusantara, (2) Mengetahui peningkatan pemahaman peserta didik pada materi Wawasan Nusantara
dengan menggunakan media pembelajaran WATOON. Metode penelitian ini menggunakan model
penelitian dan pengembangan dengan prosedur pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengembangan media
pembelajaran WATOON mendapat kategori “sangat layak” dari validasi ahli media dengan nilai 3,45,
mendapat kategori “sangat layak” dari validasi ahli materi dengan nilai 3,35, dan mendapat kategori
“layak” dari validasi praktisi dengan nilai 2,96, sehingga validasi media pembelajaran WATOON dari
ahli media, ahli materi, dan praktisi mendapat persentase 81, 25% dengan kategori “Sangat Layak”. (2)
Ketuntasan nilai peserta didik dalam hasil uji coba terbatas produk meningkat dari 10 % pada pretest
menjadi 70% pada posttest, sehingga keberhasilan uji coba terbatas produk WATOON mendapat
persentase 70% dengan kategori “paham”.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, PowToon, Wawasan Nusantara, WATOON

Abstract
The research and development of WATOON (Wawasan Nusantara with PowToon) learning media aims
to (1) Determine the feasibility of WATOON learning media for Citizenship education in the ‘Wawasan
Nusantara’ topic, (2) Knowing the increase in students' understanding of the ‘Wawasan Nusantara’
topic by using WATOON learning media based. This research method uses research and development
models with ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) development
procedures. The results showed that (1) The development of WATOON learning media received the
"very feasible" category from the validation of media experts with a value of 3.45, got the "very feasible"
category from the validation of the material experts with a value of 3.35, and got the "feasible" category
from practitioners validation with a value of 2.96, so that the WATOON learning media validation from
media experts, material experts, and practitioners gets a percentage of 81, 25% with the category "Very
Eligible". (2) The completeness of the students' value in the results of the trial was limited the product
increased from 10% in the pretest to 70% in the posttest, so that the success of the limited trial of
WATOON products got a percentage of 70% with the category "understanding".
Keywords: Learning Media, PowToon, Wawasan Nusantara, WATOON

PENDAHULUAN mengasah dan menambah akalnya, manusia


Manusia merupakan makhluk berakal membutuhkan salah satu kebutuhan penting
yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. yang dinamakan dengan pendidikan.
Dalam hidupnya, manusia memiliki Pendidikan adalah usaha sadar dan
kebutuhan yang membuatnya saling terencana untuk mewujudkan suasana
bergantung antara manusia yang satu belajar dan proses pembelajaran agar
dengan lainnya. Kebutuhan pokok yang peserta didik secara aktif mengembangkan
dibutuhkan manusia pada umumnya ialah potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
sandang, pangan dan papan. Untuk spiritual keagamaan, pengendalian diri,
170 | Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum Volume 9 No.2 Tahun 2020

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Dalam rangka mewujudkan tujuan


serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, pendidikan nasional dan tujuan PPKn yang
masyarakat, bangsa, dan negara (Undang- selaras, maka perlu diciptakan
Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab I, pembelajaran yang berkualitas, salah
Pasal 1). Pendidikan bagaikan kunci untuk satunya dengan pengembangan media.
membuka pintu kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
Kehidupan yang lebih baik dapat lapangan, media pembelajaran yang
diwujudkan apabila pendidikan di suatu digunakan pada mata pelajaran Pendidikan
negara terbagi secara merata dalam skala Pancasila dan Kewarganegaraan masih
nasional. sedikit dan terbatas. Pembelajaran masih
Menurut Undang-Undang Nomor 20 menggunakan media belajar konvensional
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan seperti Power Point Presentation (PPT)
Nasional, Pendidikan Nasional adalah yang kurang variatif dan atraktif. Oleh
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan karenanya mata pelajaran PPKn masih
Undang-Undang Dasar Negara Republik memerlukan pengembangan media
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada pembelajaran.
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Pengembangan media pembelajaran
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan membutuhkan kreativitas agar materi dapat
perubahan zaman. Pendidikan nasional tersampaikan dengan baik. Salah satu
berfungsi mengembangkan kemampuan materi PPKn yang perlu pengembangan
dan membentuk watak serta peradaban media ialah materi Wawasan Nusantara
bangsa yang bermartabat dalam rangka dalam Konteks Negara Kesatuan Republik
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan Indonesia yang diajarkan di sekolah
untuk berkembangnya potensi peserta didik menengah atas. Menurut Wahidin (2015:
agar menjadi manusia yang beriman dan 57), Wawasan Nusantara merupakan cara
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945,
yang demokratis serta bertanggung jawab. yang merupakan aspirasi bangsa yang
Untuk mewujudkan tujuan merdeka, berdaulat, bermartabat, serta
pendidikan nasional diperlukan pendidikan menjiwai tata hidup dan tindak
dengan pembelajaran yang berkualitas. kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
Pendidikan Pancasila dan nasional.
Kewarganegaraan (PPKn) hadir sebagai Wawasan Nusantara perlu diajarkan
alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan kepada peserta didik agar peserta didik
nasional yang salah satunya ialah menjadi memiliki cara pandang terhadap kekayaan
warga negara yang demokratis dan yang dimiliki negara Indonesia. Menurut
bertanggung jawab. PPKn merupakan mata Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) (2017:
pelajaran yang memfokuskan pada 2) Indonesia ialah negara kepulauan
pembentukan warga negara yang paham terbesar di dunia dengan total keseluruhan
dan mampu melaksanakan hak dan berjumlah 17.504 pulau. Luas wilayah
kewajibannya sehingga dapat menjadi Indonesia yaitu 1.913.578,68 km2. Secara
warga negara Indonesia yang cerdas, astronomi Indonesia terletak antara 60 04’
terampil, dan berkarakter sesuai dengan 30” Lintang Utara dan 110 00’ 36” Lintang
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Selatan dan antara 940 58’ 21” Bujur Timur
1945 (Cholisin, 2010: 1). PPKn bertujuan – 1410 01’ 10” Bujur Timur.
untuk menjadikan warga negara yang baik Secara geografis Indonesia memiliki
yang mampu mendukung bangsa dan posisi yang strategis dan menjadi salah satu
negara (Sukarno, 2015: 7). Oleh karenanya jalur lalu lintas perdagangan. Hal ini tentu
Pendidikan Pancasila dan berpengaruh terhadap kehidupan sosial,
Kewarganegaraan diajarkan pada jenjang ekonomi, serta kebudayaan masyarakat
pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Indonesia. Jika dibentangkan dari
Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik,
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Anggun Novtalia Berlian) | 171

wilayah Indonesia berada di sepanjang terhadap laut dan pulau-pulau kecil


3.977 mil di antara kedua samudera khususnya yang terletak pada wilayah
tersebut. Sirkum Mediterania, Sirkum perbatasan.
Pasifik, Sirkum Lingkar Australia Berdasarkan beberapa kasus yang
merupakan 3 sirkum gunung api yang telah dijelaskan di atas, maka materi
terletak di Indonesia (Pusdatin, 2017: 2). Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara
Hal ini menjadikan Indonesia salah satu Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
negara yang memiliki hasil alam yang ada pada mata pelajaran PPKn di sekolah
sangat besar. menengah atas, penting untuk diajarkan
Kekayaan alam Indonesia yang pada peserta didik. Untuk memudahkan
melimpah dapat terancam apabila peserta didik memahami materi tentang
pertahanan dan keamanannya lemah. Salah Wawasan Nusantara, maka diperlukan
satu contoh konfliknya yakni Konflik pengembangan media. Mengingat pada era
Indonesia dengan Tiongkok di Kepulauan digital ini telah banyak sekolah yang
Natuna. Kepulauan Natuna dengan luas memiliki fasilitas wifi dan perangkat
sekitar 141.901 Km2 memiliki kekayaan komputer, media pembelajaran yang perlu
alam yang melimpah. Cadangan gas alam di dikembangkan ialah media pembelajaran
kepulauan ini terbesar se-Asia Pasifik, interaktif berbasis PowToon.
sehingga tidak heran jika banyak negara PowToon merupakan media
yang tergiur untuk memiliki kepulauan pembelajaran interaktif yang
Natuna. Wilayah ini memiliki peran dan arti menggabungkan beberapa elemen seperti:
geopolitik yang sangat besar karena konten, audio, dan video/animasi
menjadi titik temu negara Tiongkok dengan (Wibawanto, 2017: 22). Penelitian
negara-negara tetangga terutama yang terdahulu menunjukkan bahwa media
berada di wilayah ASEAN dan meliputi pembelajaran interaktif dapat
masalah teritorial, pertahanan, dan meningkatkan minat dan hasil belajar
keamanan (Tampi, 2017: 16). Berdasarkan peserta didik, sebagaimana penelitian
hasil penelitian Ramli (2017) klaim Maulida Amalia Hayati (2014) tentang
Tiongkok yang terjadi di perairan Natuna “Pengaruh Penggunaan Media CD
mengganggu kedaulatan Indonesia karena Interaktif terhadap Minat dan Hasil Belajar
terjadi tumpang tindih dengan perairan Siswa dalam Pembelajaran PKn di SMP
Natuna sebagai milik Indonesia. Hal ini Negeri Temanggung” yang menunjukkan
menjadi ancaman bagi wilayah pertahanan hasil positif bahwa media tersebut
dan keamanan Indonesia karena dapat berpengaruh sangat signifikan terhadap
memengaruhi kestabilan perekonomian minat belajar siswa. Penelitian Surya
Indonesia. Dharma (2017) tentang “Pembelajaran
Sengketa laut antara Indonesia dan Inovatif Melalui Pengembangan Media
Malaysia di wilayah Selat Malaka juga Pembelajaran Multimedia Interaktif dalam
menjadi masalah yang serius. Menurut Pendidikan Kewarganegaraan” juga
Yuseini dkk. (2018: 457) sengketa menghasilkan bahwa media pembelajaran
perbatasan laut antara Indonesia dan interaktif dapat digunakan sebagai salah
Malaysia di wilayah selat Malaka dimulai satu media yang dapat meningkatkan minat
dengan adanya klaim-klaim sepihak dari dan hasil belajar siswa dalam mata
dua negara. Adanya klaim-klaim sepihak pelajaran PPKn. Penelitian sebelumnya
ini menyebabkan kawasan ZEE di Selat tentang pengembangan media pembelajaran
Malaka mengalami tumpang tindih. berbasis PowToon juga menunjukkan hasil
Berdasarkan penelitian Yusnita (2018: 96) positif sebagaimana Penelitian
permasalahan dalam penentuan perbatasan Nurdiansyah, Faisal, dan Sulkipani (2018)
adalah adanya perbedaan konsep dalam tentang “Pengembangan Media
penentuan batas laut antara Indonesia dan Pembelajaran Berbasis Powtoon pada
Malayasia, inkonsistensi Malaysia terhadap Perkuliahan Pendidikan
Konvensi Hukum Laut 1982, dan Kewarganegaraan” yang menunjukkan
kurangnya perhatian pemerintah Indonesia bahwa media tersebut valid sesuai dengan
172 | Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum Volume 9 No.2 Tahun 2020

pendapat para ahli, dan praktis dalam dalam Bahasa Inggrisnya Research and
penerapannya, serta berefek potensial Development (R & D) .
dalam meningkatkan pemahaman Waktu dan Tempat Penelitian
mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Penelitian dilakukan pada bulan April
Berdasarkan penelitian tersebut, maka tahun 2020 di SMA N 1 Pakem, Jalan
baik kiranya mengembangkan media Kaliurang Km 17,5, Pakembinangun,
pembelajaran interaktif berbasis PowToon Pakem, Sleman, Yogyakarta.
di sekolah menengah atas untuk Subjek Penelitian
meningkatkan minat belajar dan Subjek uji coba pada penelitian ini
pemahaman peserta didik. Dari pra survei adalah peserta didik kelas X SMA N 1
yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Pakem. Hal ini sesuai pertimbangan agar
Pakem yang beralamatkan di Jalan produk yang dibuat dapat tepat sasaran dan
Kaliurang Km. 17,5 Pakembinangun, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Pakem, Sleman, diperoleh hasil bahwa Subjek uji coba membutuhkan 10 peserta
diperlukan peningkatan pemahaman pada didik untuk uji coba skala kecil.
mata pelajaran PPKn. Hal ini dikarenakan Prosedur Pengembangan
media pembelajaran untuk mata pelajaran Prosedur pengembangan ADDIE
PPKn masih kurang dan terbatas, media (Analysis, Design, Development,
yang digunakan masih konvensional seperti Implementation, Evaluation).
Power Point Presentation (PPT). Media Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran interaktif perlu Pengumpulan data menggunakan
dikembangkan keberadaannya di sekolah teknik non-test yaitu observasi, wawancara,
tersebut. Oleh karenanya peneliti berusaha dan studi pustaka sebagai alat untuk
mengembangkan media pembelajaran mendapatkan informasi pada tahap analisis,
interaktif berbasis PowToon dengan serta angket untuk mengetahui kelayakan
harapan dapat meningkatkan pemahaman produk media pembelajaran. Teknik test
peserta didik pada mata pelajaran PPKn berupa pretest dan posttest juga digunakan
khususnya pada materi Wawasan Nusantara untuk mengetahui peningkatan pemahaman
dalam konteks NKRI. peserta didik pada materi Wawasan
Materi Wawasan Nusantara dalam konteks Nusantara dalam konteks NKRI.
NKRI dipilih karena Indonesia yang Teknik Analisis Data
memiliki kekayaan berlimpah rentan akan Teknik analisis data yang digunakan
konflik. Dengan mempelajari materi dalam penelitian ini adalah teknik analisis
tersebut, peserta didik diharapkan dapat kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
lebih menghargai dan meningkatkan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan
nasionalisme sehingga dapat ikut serta hasil observasi, wawancara, saran dosen
menjaga kekayaan dan mengamankan batas validasi, dan catatan dokumentasi saat
wilayah Indonesia demi persatuan dan diimplementasikan Analisis kuantitatif
keutuhan wilayah negara. Selain itu belum digunakan untuk mendeskripsikan kualitas
adanya penelitian yang menggunakan media berdasarkan penilaian dosen ahli
media pembelajaran interaktif berbasis materi, dosen ahli media dan guru mata
PowToon pada pelajaran PPKn di SMA pelajaran PPKn serta mendeskripsikan hasil
Negeri 1 Pakem membuat peneliti berusaha belajar peserta didik setelah menggunakan
untuk mengembangkannya pada mata media pembelajaran berbasis PowToon.
pelajaran PPKn khususnya pada materi
Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI HASIL PENELITIAN DAN
guna menguji kelayakan dan peningkatan PEMBAHASAN
pemahaman peserta didik. Pengembangan media pembelajaran
METODE PENELITIAN berbasis PowToon yang produknya diberi
Jenis Penelitian nama WATOON (Wawasan Nusantara with
Jenis penelitian ini menggunakan PowToon) dibuat melalui 5 tahapan, yakni
jenis penelitian dan pengembangan atau 1. Analysis (Analisis), 2. Design
(Perancangan), 3. Development
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Anggun Novtalia Berlian) | 173

(Pengembangan), 4. Implementation tersebut divalidasi oleh ahli media, ahli


(Implementasi), dan 5. Evaluation materi, dan praktisi. Validator ahli media
(Evaluasi). dilakukan oleh dosen ahli media dan ahli
1. Analysis (Analisis) materi. Validator praktisi dilakukan oleh
Tahap analisis dilakukan peneliti melalui guru PPKn SMA N 1 Pakem. Validasi yang
kajian terhadap tiga aspek yakni kebutuhan, diperoleh digunakan untuk menganalisis
kurikulum, dan karakter peserta didik di kelayakan produk media pembelajaran
SMA N 1 Pakem. WATOON.
Dari hasil observasi dan wawancara, guru
membutuhkan media pembelajaran yang Data Hasil Validasi
sesuai untuk mengimplementasikan bahan Sangat
ajar tersebut kepada peserta didik. Selama Sangat
Praktisi Layak
LayakLayak
ini, guru hanya memberikan tugas kepada
peserta didik secara berkelompok untuk 1 2 3 4
mencari video tentang sub bab materi yang
diperoleh. Guru membutuhkan media Ahli Ahli
Praktisi
pembelajaran yang dapat menyampaikan Materi Media
satu bab materi PPKn secara keseluruhan Hasil
sebagai pembuka sebelum peserta didik 2,96 3,35 3,45
Validasi
diberikan tugas kelompok.
SMA N 1 Pakem telah menggunakan Gambar 1. Data Hasil Validasi Ahli Media,
kurikulum 2013 sejak tahun 2013. Ahli Materi, dan Praktisi.
Berdasarkan saran dari wawancara dengan Pada tahap development
guru PPKn, peneliti memilih materi PPKn (pengembangan), media pembelajaran
kelas X Semester Genap Bab 7 tentang WATOON mendapat kategori “sangat
Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara layak” dari validasi ahli media dengan nilai
Kesatuan Indonesia sebagai bahan untuk 3,45, mendapat kategori “sangat layak” dari
membuat media pembelajaran. validasi ahli materi dengan nilai 3,35, dan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan mendapat kategori “layak” dari validasi
di SMA N 1 Pakem, sikap peserta didik saat praktisi dengan nilai 2,96. Pada tahap ini
mengikuti pelajaran PPKn cukup kondusif. validasi media pembelajaran WATOON
2. Design (Perancangan) dari ahli media, ahli materi, dan praktisi
Perancangan media pembelajaran mendapat persentase 81, 25% dengan
WATOON (Wawasan Nusantara with kategori “Sangat Layak”.
PowToon) dilakukan dengan membuat peta 4. Implementation (Implementasi)
konsep pembuatan produk terlebih dahulu. Pada tahap ini dilakukan uji coba
Perancangan dilanjutkan membuat story terbatas kepada 10 peserta didik di kelas X
board untuk memudahkan dalam membuat IPS 2 SMA N 1 Pakem. Uji coba terbatas
video pada aplikasi PowToon. Story board dilakukan dengan mengisi lembar pretest
dapat dilihat pada lampiran 2. Setelah dan posttest yang sebelumnya direncanakan
pembuatan video PowToon selesai, peneliti secara tertulis, menjadi secara online
melanjutkan membuat manual book (buku melalui google form dikarenakan sekolah
panduan) untuk memudahkan fasilitator dilakukan secara daring akibat wabah virus
dalam menggunakan media pembelajaran Covid-19.
WATOON. Kemudian, dilanjutkan
pembuatan kemasan produk berupa desain
kardus, dan cover kemasan Compact Disc
(CD).
3. Development (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan, dilakukan
realisasi produk. Pengembangan media
pembelajaran WATOON dilakukan sesuai
dengan rancangan. Selanjutnya, media
174 | Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum Volume 9 No.2 Tahun 2020

wawasan berarti “cara pandang”. Begitupun


HASIL HASIL istilah “Nusantara”, yang terdiri atas kata
PRETEST POSTTEST “nusa” dan “antara”. Dimana “nusa berarti
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas “wilayah” dan “antara” berarti “antara
benua Asia dan benua Australia dan antara
samudera Hindia dan samudera Pasifik”.
10
% 30
Jadi Wawasan Nusantara secara tata bahasa
% berarti cara pandang terhadap wilayah
nusantara (Erwin, 2013: 202). Secara
70 terminologis, Wawasan Nusantara
90 % merupakan cara pandang bangsa Indonesia
%
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila
Gambar 2. Hasil Pretest & Posttest dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi
Dari gambar 2 dapat diketahui bahwa bangsa yang merdeka, berdaulat,
sebelum menggunakan media pembelajaran bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan
WATOON, peserta didik yang mendapat tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
nilai tuntas pada pretest hanya 10%. tujuan nasional. (Wahidin, 2015: 57).
Sedangkan setelah menggunakan media Secara epistemologis, Wawasan Nusantara
pembelajaran WATOON peserta didik yang adalah cara pandang, cara memahami, cara
mendapat nilai tuntas pada posttest menghyati, cara bersikap, cara berpikir,
meningkat menjadi 70%. Dengan demikian cara bertindak, cara bertingkah laku bangsa
dapat disimpulkan uji coba produk media Indonesia sebagai interaksi proses
pembelajaran WATOON untuk menguji psikologis, sosiokultural, dengan aspek-
pemahaman peserta didik mendapatkan aspek astagatra (kondisi geografis,
nilai persentase 70% dengan kriteria kekayaan alam, dan kemampuan penduduk
“paham”. serta ipoleksosbud hankam) (Wahidin,
5. Evaluation (Evaluasi) 2015: 57). Secara Konstitusional, Wawasan
Pada tahap ini peneliti melakukan Nusantara dikukuhkan dengan Ketetapan
revisi terakhir. Setelah melakukan revisi MPR. No.IV/MPR/1973, tentang Garis-
produk tahap akhir ini diharapakan dapat Garis Besar Haluan Negara Bab II Sub E.
menghasilkan produk yang layak sebagai Wawasan Nusantara sebagai
media pembelajaran PPKn pada materi wawasan nasional bangsa Indonesia
Wawasan Nusantara dalam Konteks NKRI. merupakan ajaran yang diyakini
Tahap evaluasi ini bertujuan agar produk kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak
yang dikembangkan benar-benar layak dan terjadi penyesatan dan penyimpangan
dapat digunakan oleh sekolah lain secara dalam upaya mencapai dan mewujudkan
lebih luas. cita-cita dan tujuan nasional. Dengan
demikian, wawasan nusantara menjadi
WATOON (Wawasan Nusantara landasan visional dalam menyelenggarakan
with PowToon) merupakan media kehidupan nasional (Syarbaini, 2010: 278).
pembelajaran berbasis PowToon yang Menurut Kaelan (2016: 146) Wawasan
berisi video pembelajaran tentang materi Nusantara berperan untuk membimbing
kelas X Bab 7 yakni Wawasan Nusantara bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan
dalam konteks Negara Kesatuan Republik kehidupannya serta sebagai rambu-rambu
Indonesia. Secara etimologi, Wawasan dalam perjuangan mengisi
Nusantara diambilkan artinya dari kemerdekaannya. Wawasan nusantara
penggalan kata yang ada pada Wawasan sebagai cara pandang juga mengajarkan
Nusantara itu sendiri, dimana istilah bagaimana pentingnya membina persatuan
“wawasan” berangkat dari istilah wawas dan kesatuan dalam segenap aspek
yang artinya “pandang”. Sementara akhiran kehidupan bangsa dan negara dalam
“an” pada kata wawasan adalah untuk mecapai tujuan dan cita-citanya. Wawasan
menunjuk kepada arti “cara”, maka Nusantara berfungsi sebagai pedoman,
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Anggun Novtalia Berlian) | 175

motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dapat diketahui bahwa PPKn merupakan


dalam menentukan segala kebijaksanaan, mata pelajaran yang mengajarkan
keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi pendidikan kebangsaan dan
penyelenggara negara di tingkat pusat dan kewarganegaraan dengan harapan peserta
daerah maupun bagi seluruh rakyat didik menjadi warga negara yang cerdas,
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, terampil dan berkarakter serta memiliki
berbangsa, dan bernegara (Syarbaini, 2010: sikap cinta tanah air, rela berkorban, dan
278). Wawasan Nusantara bertujuan bela negara dengan Pancasila dan undang-
mewujudkan nasionalisme yang tinggi di undang dasar (UUD) tahun 1945 sebagai
segala aspek kehidupan rakyat Idonesia pedoman hidupnya. Mata pelajaran PPKn
yang lebih mengutamakan kepentingan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran
nasional daripada kepentingan individu, berbangsa dan bernegara, membentuk
kelompok, suku bangsa, ataupun daerah. manusia Indonesia seutuhnya, serta agar
Berdasarkan uraian di atas, dapat peserta didik berkembang secara
disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara demokratis dan berkeadaban sesuai yang
merupakan cara pandang bangsa Indonesia diamanatkan Pancasila dan Undang-
dalam upaya menjaga kekayaan alam, Undang Dasar (UUD) Negara Republik
budaya, wilayah, dan keberagaman untuk Indonesia Tahun 1945. Oleh karenanya
menumbuhkan sikap nasionalisme serta untuk mendukung pencapaian tujuan mata
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa pelajaran PPKn, peneliti membuat media
agar pertahanan dan keamanan negara tetap pembelajaran WATOON (Wawasan
terjaga. Nusantara with PowToon).
Materi Wawasan Nusantara Berdasarkan kajian penelitian yang
merupakan salah satu materi penting dalam relevan, peneliti hanya menemukan
mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan pengembangan media pembelajaran
Kewarganegaraan (PPKn). Pendidikan berbasis PowToon pada mata pelajaran
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) PPKn pada tingkat SD, SMP, dan
relevan dengan penyebutan Pendidikan perkuliahan. Sedangkan tingkat SMA
Kewarganegaraan (PKn). Bakry (2015: 3) belum ada pengembangan media
menuliskan hakikat Pendidikan pembelajaran berbasis PowToon untuk
Kewarganegaraan (PKn), yang memiliki mata pelajaran PPKn. Oleh karenanya
pengertian sebagai usaha sadar untuk media pembelajaran WATOON merupakan
menyiapkan peserta didik dalam media pembelajaran baru berbasis
mengembangkan kecintaan, kesetiaan, PowToon yang digunakan pada mata
keberanian untuk berkorban membela pelajaran PPKn tingkat Sekolah Menengah
bangsa dan tanah air Indonesia. Menurut Atas (SMA) khususnya pada materi
Erwin (2013: 3) Pendidikan Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara
Kewarganegaraan di Indonesia merupakan Kesatuan Republik Indonesia.
pendidikan kebangsaan dan WATOON adalah perangkat kreatif
kewarganegaraan yang berhadapan dengan yang memudahkan guru dalam
keberadaan Negara Kesatuan Republik menyampaikan materi kepada peserta didik,
Indonesia, demokrasi, HAM, dan cita-cita sehingga proses pembelajaran menjadi
untuk mewujudkan masyarakat madani efektif, efisien dan menyenangkan, serta
Indonesia dengan menggunakan filsafat dapat mempermudah mencapai tujuan
Pancasila sebagai pisau analisisnya. pembelajaran yang diharapkan. Hal ini
Pancasila merupakan dasar negara selaras dengan pengertian media
Indonesia yang dipergunakan untuk pembelajaran menurut Adam & Syastra
mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa (2015: 80), media pembelajaran merupakan
dan negara Indonesia, artinya segala segala sesuatu baik berupa fisik maupun
sesuatu yang berhubungan dengan teknis dalam proses pembelajaran yang
pelaksanaan sistem ketatanegaraan dapat membantu guru untuk mempermudah
Indonesia harus berdasarkan Pancasila dalam menyampaikan materi pelajaran
(Sarinah, dkk. 2017: 6). Dengan demikian kepada peserta didik sehingga
176 | Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum Volume 9 No.2 Tahun 2020

memudahkan pencapaian tujuan WATOON melalui link dalam panduan


pembelajaran yang telah dirumuskan. tanpa harus memasukkan CD.
Media pembelajaran juga merupakan alat Video pembelajaran WATOON berisi
dan bahan yang digunakan untuk materi Wawasan Nusantara dalam konteks
mengefektifkan dan mengefisienkan proses NKRI yang terbagi dalam empat pokok
pembelajaran untuk mencapai tujuan bahasan, yakni 1) Pengertian, Hakikat, dan
pembelajaran (Satrianawati, 2018: 8). Asas Wawasan Nusantara, 2) Kedudukan,
Media pembelajaran adalah media kreatif Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara, 3)
yang digunakan dalam memberikan materi Aspek Trigatra dan Pancagatra, 4) Peran
pelajaran kepada anak didik sehingga Serta Warga Negara dalam Implementasi
proses belajar mengajar lebih efektif, Wawasan Nusantara.
efisien, dan menyenangkan (Wibawanto, Video WATOON dibuat secara
2017: 6). mandiri melalui studio PowToon secara
WATOON merupakan multimedia online berbentuk web
yang merupakan integrasi dari berbagai https://www.powtoon.com sebagaimana
unsur media seperti teks, gambar, animasi, menurut Graham (2015: 7) PowToon ialah
dan video. Hal ini relevan dengan sebuah aplikasi menarik yang berfokus
pengertian multimedia yang dikemukakan pada pembuatan video animasi online
oleh Susilana & Riyana (2009: 100) yang dengan biaya yang ekonomis bahkan gratis,
menerangkan bahwa multimedia adalah dan penggunaanya dapat diakses secara
integrasi dari berbagai unsur media seperti online maupun diunduh dalam file .mp4.
teks, gambar, animasi, dan video. Pembuatan dilakukan dengan memasukkan
Menurut Saifuddin (2018:132) media teks, visual, gambar kartun dan musik
pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai paduan untuk menghasilkan video
menjadi 6, yaitu antara lain: media visual, animasi yang menarik. Video yang telah
media audio, media proyeksi diam, media dibuat, dapat digunakan setelah diekspor ke
proyeksi gerak & audio visual, multimedia, Youtube untuk kemudian diakses secara
serta benda. Maka dapat diambil garis besar online maupun diunduh secara gratis. Hal
bahwa jenis dari media pembelajaran dapat ini sesuai dengan penjelasan Kirsch (2018:
disesuaikan dengan materi yang 6) bahwa salah satu kelebihan PowToon
disampaikan. Jenis media pembelajaran itu adalah videonya dapat diekspor ke Youtube.
antara lain dapat berupa media audio, Meskipun tidak ada unduhan langsung dari
visual, maupun audiovisual. Dengan PowToon dengan akun gratis, hasil video
demikian, WATOON termasuk jenis media PowToon yang telah dibuat dapat diunduh
pembelajaran audiovisual. melalui Youtube setelah diekspor.
Produk media pembelajaran Berdasarkan validasi produk yang
WATOON dikemas dalam kardus yang menunjukkan hasil 81,25% dengan kategori
berisi Compact Disc (CD) dan Manual sangat layak dan komentar video yang telah
Book WATOON. CD berisi softfile video ditonton lebih dari dua puluh ribu penonton
pembelajaran WATOON sebagai produk Youtube, media pembelajaran WATOON
utama, serta sebagai bonus bagi yang terbukti bermanfaat untuk mempermudah
memiliki produk WATOON ini ada softfile guru dalam menyampaikan materi secara
Teka Teki Silang (TTS) di dalamnya untuk jelas kepada peserta didik terutama pada
memberikan tugas kepada peserta didik masa pandemi Covid-19 ini. Keterbatasan
setelah menggunakan video pembelajaran ruang, waktu, dan daya indera dapat
WATOON yang cukup digunakan 8 terbantu dengan adanya WATOON. Hal ini
kelompok. Sedangkan Manual Book berisi mendukung penelitian sebelumnya yang
panduan cara menggunakan media dilakukan oleh Nuswantoro dan Wicaksono
pembelajaran WATOON. Manual Book (2019) tentang Pengembangan Media
dibuat hardfile untuk mengantisipasi jika Animasi PowToon “HAKAN” pada Mata
CD tidak dapat digunakan oleh fasilitator Pelajaran PPKn Materi Hak dan Kewajiban
karena laptop yang tidak mendukung, Siswa Kelas IV SDN Lidah Kulon IV
fasilitator dapat mengakses softfile Surabaya. Penelitian yang dilaksanakan
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Anggun Novtalia Berlian) | 177

mendapatkan hasil dua kriteria kelayakan nilai 3,45, mendapat kategori “sangat
antara lain: (1) Kelayakan validasi materi layak” dari validasi ahli materi dengan
sebesar 95,37% yang berarti layak, dan nilai 3,35, dan mendapat kategori
kelayakan validasi media sebesar 90,21% “layak” dari validasi praktisi dengan
yang berarti juga layak; (2) Kelayakan nilai 2,96. Sehingga dapat disimpulkan
kepraktisan pada uji coba skala kecil berdasarkan indikator keberhasilan,
sebesar 96,29% yang berarti praktis, dan validasi media pembelajaran WATOON
kelayakan uji coba skala besar sebesar dari ahli media, ahli materi, dan praktisi
98,62% yang juga mendapat hasil praktis; mendapat persentase 81, 25% dengan
uji coba skala kecil dilaksanakan pada kelas kategori “Sangat Layak”.
IV A dan uji coba skala besar dilaksanakan 2. Media pembelajaran ini bermanfaat
pada kelas IV B SDN Lidah Kulon IV/467 untuk meningkatkan pemahaman peserta
Surabaya. Kelayakan media pembelajaran didik dalam belajar yang dibuktikan
WATOON sebagai media pembelajaran dengan meningkatnya ketuntasan nilai
PPKn juga relevan dan mendukung peserta didik dalam hasil uji coba
penelitian yang dilakukan oleh Surya terbatas produk dari pretest 10 %
(2017) tentang Pengembangan Media menjadi 70% pada posttest. Berdasarkan
Pembelajaran Video Animasi dengan indikator keberhasilan, uji coba produk
Menggunakan Aplikasi PowToon Untuk WATOON mendapat persentase 70%
Mata Pelajaran PKn Kelas VII di SMP yang dengan kriteria “paham”.
menghasilkan produk efektif dan layak Saran
digunakan berdasarkan hasil uji validitas, Berdasarkan simpulan penelitian dan
praktikalitas, dan efektivitas. pengembangan media pembelajaran
Selain itu, media pembelajaran ini berbasis PowToon ini, maka penulis
juga bermanfaat untuk meningkatkan memberikan saran sebagai berikut.
pemahaman peserta didik dalam belajar 1. Produk pengembangan media
yang dibuktikan dengan meningkatnya pembelajaran berbasis PowToon ini
ketuntasan nilai peserta didik dalam hasil dapat digunakan sebagai media
uji coba terbatas produk dari pretest 10% pembelajaran yang dapat diperhitungkan
menjadi 70% pada posttest. Hasil penelitian untuk pembelajaran pada mata pelajaran
ini mendukung penelitian sebelumnya yang Pendidikan Pancasila dan
dilakukan oleh Nurdiansyah, Faisal, dan Kewarganegaraan (PPKn) khususnya
Sulkipani (2018) tentang Pengembangan pada materi Wawasan Nusantara dalam
Media Pembelajaran Berbasis PowToon Konteks Negara Kesatuan Republik
pada Perkuliahan Pendidikan Indonesia.
Kewarganegaraan yang menghasilkan 2. Media pembelajaran WATOON
media belajar yang praktis dan berefek (Wawasan Nusantara with PowToon)
potensial dalam meningkatkan pemahaman, dapat digunakan oleh guru PPKn Kelas
serta layak digunakan dalam proses X untuk menyampaikan materi
pembelajaran pendidikan Wawasan Nusantara secara umum
kewarganegaraan. sebagai pendahuluan agar peserta didik
lebih paham sebelum diberikan tugas.
SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Simpulan Adam, S. & Syastra, T.M. (2015).
Berdasarkan hasil penelitian dan Pemanfaatan Media Pembelajaran
pengembangan media pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi
berbasis PowToon dengan produk bernama Siswa Kelas X SMA Ananda Batam.
WATOON (Wawasan Nusantara with CBIS Journal. 3 (2), 78-90.
PowToon) dapat diambil kesimpulan Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran.
sebagai berikut. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
1. Pengembangan media pembelajaran Azwar, S. (2007). Metode Penelitian.
WATOON mendapat kategori “sangat Pustaka Pelajar: Yogyakarta
layak” dari validasi ahli media dengan
178 | Jurnal Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum Volume 9 No.2 Tahun 2020

Bakry, N.M. (2015). Pendidikan Kewajiban Siswa Kelas IV SDN


Kewarganegaraan. Yogyakarta: Lidah Kulon IV Surabaya. Jurnal
Pustaka Pelajar PGSD. 7 (4), 3161-3170
Branch, R.M. (2009). Instructional Design: Oka, G.P.A. (2017). Media dan Multimedia
The ADDIE Approach. New York: Pembelajaran. Yogyakarta:
Springer Deepublish
Cholisin. (2010). Pkn (Civic Education) Pusat Data dan Teknologi Informasi.
Sebagai Pendidikan Politik , (2017). Buku Informasi Statistik
Pendidikan Demokrasi, Dan 2017. Kementerian Pekerjaan Umum
Pendidikan Ham. Handout. dan Perumahan Rakyat, Sekretariat
Yogyakarta: Uiversitas Negeri Jenderal, Pusat Data dan Teknologi
Yogyakarta Informasi.
Duludu, U.A.T.A. (2017). Buku Ajar Ramli, R.P. (2017). Sengketa Republik
Kurikulum Bahan dan Media Indonesia - Republik Rakyat
Pembelajaran PLS. Yogyakarta: Tiongkok di Perairan Natuna.
Deepublish. Skripsi. Ilmu Hubungan
Erwin, M. (2013). Pendidikan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial
Kewarganegaraan Republik dan Politik. Universitas Hasanuddin.
Indonesia. Bandung: PT Refika Riyana, C. (2012). Media Pembelajaran.
Aditama Jakarta: Direktorat Jenderal
Graham, B. (2015). Power Up Your Pendidikan Islam, Kementerian
PowToon Studio Project. Agama Republik Indonesia
Birmingham: Packt Publishing Sadiman, A.S. dkk. (2011). Media
Hanafi, H., Adu, L., & Muzzakkir. (2019). Pendidikan: Pengertian,
Profesionalisme Guru dalam Pengembangan, dan
Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Pemanfaatannya. Jakarta:
di Sekolah. Yogyakarta: Deepublish. Rajagrafindo Persada
Herdiawanto, H., Wasitaatmadja, Fokky F., Saifuddin. (2018). Pengelolaan
et. Al. (2019). Kewarganegaraan dan Pembelajaran Teoretis dan Praktis.
Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Yogyakarta: Deepublish.
Media Group. Sarinah, D.M. & Harmaini. (2017).
Jalinus, N. & Ambiyar. (2016). Media & Pendidikan Pancasila dan
Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Penerbit Kencana. Deepublish.
Kirsch, B.A. (2018). The LITA Guide to No- Satrianawati. (2018). Media dan Sumber
or Low-Cost Technology Tools for Belajar. Yogyakarta: Deepublish.
Libraries. United States of America: Scheuerell, S.K. (2015). Technology in the
Rowman & Littlefield. Middle and Secondary Social Studies
Miftah. (2013). Fungsi, dan Peran Media Calssroom. New York: Routledge.
Pembelajaran sebagai Upaya Setiawan, A. (2017). Belajar dan
Peningkatan Kemampuan Belajar Pembelajaran. Ponorogo: Uwais
Siswa. Jurnal Kwangsan. 1 (2), 95- Inspirasi Indonesia.
105. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Nurdiansyah, Faisal, & Sulkipani. (2018). Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Pengembangan Media Pembelajaran Bandung: Alfabeta.
Berbasis PowToon pada Perkuliahan Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pengembangan. Bandung: Alfabeta
Civics: Media Kajian Sukarno. (2015). Paradigma Baru
Kewarganegaraan. 15 (1), 1-8. Pendidikan Kewarganegaraan.
Nuswantoro, D. & Wicaksono, V.D. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(2019). Pengembangan Media Sunarso. (2018). Pendidikan
Animasi PowToon “HAKAN” pada Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Mata Pelajaran PPKn Materi Hak dan UNY Press.
Pengembangan Media Pembelajaran .... (Anggun Novtalia Berlian) | 179

Surya, D.P. (2017). Pengembangan Media Pendidikan Kewarganegaraan.


Pembelajaran Video Animasi dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Menggunakan Aplikasi PowToon Wibawanto, W. (2017). Desain dan
Untuk Mata Pelajaran PKn Kelas VII Pemrograman Multimedia
di SMP. Skripsi. Fakultas Ilmu Pembelajaran Interaktif. Jember:
Pendidikan. Universitas Negeri Penerbit Cerdas Ulet Kreatif.
Padang. Yaumi, M. (2018). Media dan Teknologi
Susilana, R. & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta:
Pembelajaran. Bandung: CV. Prenadamedia Group.
Wacana Prima. Yusnita, U. (2018). Penyelesaian Sengketa
Syarbaini, S. (2010). Implementasi Batas Laut antara Indonesia dan
Pancasila Melalui Pendidikan Malaysia dalam Perspektif Hukum
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Internasional. Jurnal Binamulia
Graha Ilmu Hukum. 7 (1), 96 - 106.
Tampi, B. (2017). Konflik Kepulauan Yuseini, M. dkk. (2018). Penyelesaian
Natuna antara Indonesia dengan Sengketa Laut antara Indonesia dan
China (Suatu Kajian Yuridis). Jurnal Malaysia di Wilayah Selat Malaka
Hukum Unstrat. 23 (10), 1- 16. Mnaurut Hukum Laut Internasional.
Wahidin, S. (2015). Dasar-Dasar Jurnal Lentera Hukum. 5 (3), 457 -
Pendidikan Pancasila dan 464.

Anda mungkin juga menyukai