Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Disusun Oleh :

Nama : Novia Anjani Safitri


NPM : A1F017031
Dosen Pengampu : Dr. Indrawati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pendidikan
Nasional”. Makalah mengenai tentang Sistem Pendidikan Nasional yang meliputi kelembagaan,
program dan pengelolaan pendidikan.
Serta upaya pembangunan pendidikan nasional.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah “Filsafat Pendidikan”, Dr. Puspa Djuwuta,M.Pd, yang telah memberikan saran yang
beharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari segi
penyusunan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Bengkulu, 09 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional...........................................................................3
2.2 Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan Nasional......................................4
2.3 Upaya Pembangunan Nasional.........................................................................................9
BAB III KESIMPULAN................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,serta bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta
efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan globalisasi sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,
terarah dan berkesinambungan.
Era globalisasi yang sedang terjadi saat ini dihadapkan pada tantangan yang lebih
kompleks dan persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat, sehingga dibutuhkan
sumber daya manusia yang unggul dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu upaya pemerintah untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
unggul tersebut adalah melalui pendidikan.
Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) yang sudah dibangun sejak dahulu hingga
sekarang ini, pada kenyataannya belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan
tantangan global untuk masa mendatang. Era reformasi yang sudah berupaya
merekontruksi Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) pun harus berhadapan dengan
kepentingan-kepentingan kekuasaan. Selain itu, program pemerataan dan peningkatan
kualitas pendidikan yang disampaikan masih menjadi masalah yang menonjol dalam
dunia pendidikan Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia?
2. Bagaimana Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan Indonesia?
3. Bagaimana Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dijabarkan tujuannya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian dari sistem pendidikan nasional Indonesia.
2. Mengetahui bafaimana kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan Indonesia.
3. Mengetahui upaya- upaya untuk pembangunan pendidikan nasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional

Sistem berasal dari bahsa Yunani yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara
unit-unit komponen-komponen. Tatang M. Arifin mengemukakan pengertian sistem sebagai
suatu keseluruhan yang tersusun dari bagian-bagian yang satu dengan lainnya saling
berhubungan secara teratur untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Banathy, sistem
merupakan suatu organisme sintetik yang dirancang secara sengaja, terdiri atas komponen-
komponen yang saling terkait dan saling berinteraksi yang dimanfaatkan agar berfungsi secara
terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. (Kadir & dkk,
2012)
Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sebuah struktur fungsional yang tersusun dari bagian-bagian yang berhubungan secara
sistematik untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Unsur-unsur pokok sistem berdasarkan
pengertian diatas yaitu proses, isi, dan tujuan. Maka dapat diartikan bahwa sistem pendidikan
nasional adalah struktur fungsional pada pendidikan nasional dalam rangka mencapai tujuan
nasional Indonesia.
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3, sistem pendidikan nasional
adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Menurut Abdul Kadir dkk, sisdiknas dirumuskan dengan misi
utama dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga negara Republik Indonesia. Hal ini
bertujuan supaya tiap-tiap warga negara memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dasar. Kemampuan dasar tersebut meliputi kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung serta mampu menggunakan bahasa Indonesia yang diperlukan oleh setiap warga
negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sisdiknas memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada setiap warga
negara. Oleh karena itu, perlakuan yang berbeda terhadap peserta didik tidak dibenarkan.
Perbedaan atas dasar jenis kelamin, agama, ras, suku, latar belakang sosial, dan tingkat
kemampuan ekonomi merupakan hal yang dilarang. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi
kecuali apabila ada satuan atau kegiatan pendidikan yang memiliki kekhususan yang harus
diindahkan. (Kadir & dkk, 2012)

3
Sisdiknas diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dibawah tanggung jawab Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan menteri lainnya, seperti pendidikan agama oleh menteri
agama, akabri oleh menteri pertahanan dan keamanan. Selain itu juga departemen lainnya yang
menyelenggarakan pendidikan yang disebut diklat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
dilaksanakan melalui bentuk-bentuk kelembagaan beserta program-programnya. (Tirtarahardja
& Sulo, 2005)
2.2 Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan Nasional

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga


pendidikan baik dalam bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar (dalam bahasa
UUSPN No. 2 Tahun 1989) atau melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal (dalam
bahasa UUSPN No. 20 Tahun 2003).
1. Kelembagaan Pendidikan
Dalam kelembagaan pendidikan,hal yang akan dibahas yaitu jalur pendidikan dan
jenjang pendidikan. Pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jalur Pendidikan
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari
pendidikan formal, nonformal, dan informal.
A. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Yang terdiri
atas TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan Pendidikan Tinggi atau Universitas.
Pendidikan formal ada yang berstatus negeri dan swasta.
Ciri-ciri pendidikan formal:
- Tempat pembelajaran di gedung sekolah
- Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik
- Kurikulum jelas
- Materi pembelajaran bersifat akademis
- Proses pendidikan memakan waktu lama
- Ada ujian formal
- Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta
- Tenaga pengajar memilikikualifikasi tertentu
- Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam.
B. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai

4
setara dengan hasil program pendidkan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan
oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah / Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan. Seperti lembaga kursus & pelatihan, kelompok belajar,
sanggar, dll.
Ciri-ciri Pendidikan Nonformal:
- Tempat pembelajaran bisa di luar gedung sekolah
- Kadang tidak ada persyaratan khusus
- Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas
- Adanya program tertentu yang khusus yang hendak di tangani
- Bersifat praktis dan khusus
- Pendidikan berlangsung singkat
- Terkadang ada ujian
- Dapat dilakukan oleh Pemerintah dan Swasta
C. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga atau lingkungan yang berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Seperti: Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan
Sosialisasi.
Ciri-ciri Pendidikan Informal:
- Tempat pembelajaran bisa dimana saja
- Tidak ada persyaratan dan Jenjang
- Tidak ada program yang direncanakan secara formal
- Tidak ada ujian dan materi tertentu yang harus tersaji secara formal
- Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara
b. Jenjang Pendidikan
Berdasarkan UUSPN No. 2 Tahun 1989, Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam
pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta
keluasan dan kedalaman dalam pengajaran. Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003,
jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Dalam Sisdiknas terdapat tiga jenjang pendidikan yaitu:
1) Jenjang Pendidikan Dasar

5
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberi bekal dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat. Bekal tersebut berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dasar. Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 17, Pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain sederajat.
Oleh karena itu, pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk
memperoleh pendidika dasar. Selain itu, setiap warga negara diwajibkan menempuh pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi.
2) Jenjang Pendidikan Menengah
Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 18, Pendidikan Menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umu dan pendidikan
menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3) Jenjang Pendidikan Tinggi
Berdarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 19, Pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi
diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkandan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Oleh
karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut, lembaga pendidikan tinggi
melaksanakan misi “Tridarma” pendidikan tinggi yang meliputi : pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai
kesatuan wilayah pendidikan nasional. (Kadir & dkk, 2012)
Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu, dengan tujuan
kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti perkembangan
kebudayaan yang terjadi diluar Indonesia untuk diambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa
dan kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan dan kebebasan akademik, dalam

6
melaksanakan misisnya di lembaga pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik
serta otonomi keilmuwan dan otonomi dalam pengelolaan lembaganya sebagaimana termaktub
dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 24.
2. Program dan Pengelolaan Pendidikan
Program Pendidikan dan Pengelolaan Pendidikan di tuangkan dalam jenis program
pendidikan yang termasuk dalam jalur pendidikan sekolah serta kurikulum program pendidikan.
a) Jenis Program Pendidikan
Program pendidikan yang termasuk dalam jalur pendidikan sekolah terdiri atas :
1. Pendidikan Umum, merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang di wujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis
pendidikan lainnya. Pendidikan ini berorientasi pada kecakapan hidup general, eksistensi
diri, potensi diri, berpikir kritis, kreatif, dan kecakapan akademik. Pendidikan umum
meliputi SD, SMP, SMA, dan Universitas
2. Pendidikan kejuruan, merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja pada bidang pekerjaan tertentu. Seperti bidang teknik, tata boga dan busana,
perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran, dll. Pendidikan kejuruan berorientasi pada
kecakapan vokasional. Bentuk lembaganya meliputi STM/SMK, SMTK, SMIP, SMIK.
3. Pendidikan Luar Biasa, merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta
didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental. Bentuk lembaga pendidikannya
berupa Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Sedang untuk pengadaan gurunya disediakan
Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setara dengan Diploma III.
4. Pendidikan Kedinasan, merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon
pegawai suatu departemen pemerintahan atau lembaga pendidikan nondepartemen.
Pendidikan kedinasan dapat terdiri dari pendidikan tingkat menengah seperti SPK dan
pendidikan tingkat tinggi seperti IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri).
5. Pendidikan Keagamaan. Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 30 disebutkan
bahwa
 Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat
dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7
 Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau
menjadi ahli ilmu agama.
 Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal,
dan informal.
 Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
pabhajasamanera, dan bentuk lain yang sejenis.
 Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Jadi, pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menurut penguasaan pengetahuan khusus
tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan dapat terdiri dari tingkat pendidikan dasar
(MI), tingkat pendidikan menengah (Tsanawiyah, Aliyah), dan tingkat pendidikan tinggi
(seperti IAIN sekarang UIN, Institut Hindu Darma, dsb). Berdasarkan ini berarti pendidikan
keagamaan ada yang sepenuhnya memberikan pendidikan agama dan pendidikan umum
yang setara dengan pendidikan umum yang setingkat. (Kadir & dkk, 2012)
b) Kurikulum Program Pendidikan
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Secara garis besar kurikulum merupakan hal terpenting dalam sebuah sistem pendidikan,
dimana seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran termaktub dalam
kurikulum. Pun juga kurikulum sebagai wahana untuuk mewujudkan tujuan pendidikan pada
masing-masing jenis/jenjang satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional.
Pendidikan memang seharusnya bersinergi dengan perkembangan zaman, terselaraskanya
pendidikan betul-betul menjadi kebutuhan zaman. Untuk mencapai hal terebut, kurikulum
sebagai tonggak dari sebuah sistem pembelajaran dalam perkembangnya mengalami
perkembangan dari masa-kemasa, dimana sejak dikumdangkan proklamasi kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Agustus 1945 hingga saat ini (2006),
Kurikulum Nasional Pendidikan mengalami peruberubah 9 kali kali, (kurikulum Tahun 1947,

8
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006) dan kurikulum 2013 yang rencananya
akan diberlakukan pada tahun ajaran 2013-2014 M.
Pada pada hakikatnya kurikulum berkembang dinamis evolusioner seiring berputarnya
waktu dan bergulirnya rentang kehidupan umat manusia di muka bumi. Pada mulanya
kurikulum berkembang di Erofa dari Zaman Kuno hingga dapat dikenal dan diterapkan di
Indonesia. Pada awal perkembanganya, kuriklum tidak tertulis dalam sebuah maktab, namun
pada era selanjutnya zaman yunani kurikulum mulai dihasilkan dalam bentuk tulisan. Pada saat
itu kurikulum yang ada saat itu menurut Soemantri (1988) dalam Efendi (2009:9) dipilah
menjadi dua: Rhetorica School dimana sekolah menitikberatkan pada pendidikan keahlian
berbicara/berpidato dan berdebat Philosopical School dimana Sekolah yang menitikberatkan
pada pendidikan intelektual serta bidang filsafat (kecerdasan).
Bermula dari itulah, kurikulum mengalmai perkembangan dan perubahan. Dalam sejarah
perjalanan sejak kemerdekaan pada tahun 1945, Kurikulum Pendidikan Nasional telah
mengalami sembilan kali perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, 2006 dan yang akan datang 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis
dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam berbangsa
dan bernegara pada masyarakat kita. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan
perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat. Perubahan Kurikulum Nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.
2.2 Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional

Jenis upaya pembangunan pendidkan


Pembaruan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat penunjangnya,
struktur pendidikan, dan tenaga kependidikan.
 Pembaruan landasa yuridis.

Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasar semua kegiatan pendidikan dan
mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum,
pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan.                                                              
 Pembaruan kurikulum.
Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/ program, dan
metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004 (KBK), 2006,
dan terakhir kurikulum 2013

9
 Pembaruan pola dan masa studi
Pembaruan pola masa studi termasuk pendidkan yang meliputi
pembaruan jenjang dan jenis pendidkan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.
 Pembaruan tenaga pendidkan
Yang dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas menyelenggarakan
kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
 Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional
Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-ketentuan
yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem pendidikan
nasiional,seperti pancasila, UUD 1945.

10
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional .
Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan
dalam menghadapi menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan globalisasi sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan
3.2 Saran

Perbaikan mutu Pendidikan sangat diperlukan, karena di era globalisasi seperti sekarang ini
yang sekarang ini yang menuntut kemajuan Pendidikan di negara kita. Sistem Pendidikan yang
Tangguh juga sangat diperlukan untuk memajukan peserta didik yang Tangguh pula. Peran besar
pemerintah sangat diperlukan untuk memajukan mutu Pendidikan dipedalaman Indonesia, yang
sekarang terkesan diabaikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2016/03/makalah-sistem-pendidikan-nasional.html
https://www.academia.edu/11623370/Makalah_Sistem_Pendidikan_Nasional
http://amalinanur79.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-pendidikan-nasional.html
https://haripurwati06.blogspot.com/2016/10/makalah-sistem-pendidikan-nasional.html

12

Anda mungkin juga menyukai