Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan, rahmat,
hidayah serta inayah-Nya kepada kita terutama kepada para penyusun sehingga bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul sistem pendidikan nasional ini dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Yang selalu menjadi suri tauladan kita dalam berbagai aspek kehidupan. Semoga kita senantiasa
bisa mencontohnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada anggota kelompok yang telah bekerja keras,
berupaya untuk menyelesaikan makalah ini. Dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu para penyusun dalam pencarian berbagai sumber referensi untuk digunakan sebagai
bahan acuan pembuatan makalah ini. Terima kasih juga kami haturkan kepada dosen matakuliah
pengantar ilmu pendidikan Bapak shidiq premono, M.Pd yang telah membagi ilmu kepada kami
dan memberikan wawasan baru mengenai pendidikan.
Makalah ini dibuat untuk menunjang dan memberikan kemudahan bagi para mahasiswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan
dengan nyaman dan efektif. Harapan selanjutnya, semoga makalah ini dapat digunakan sebagai
sarana belajar bagi mahasiwa serta bisa dijadikan referensi mengenai pembahasan yang terkait.
Akhir kata, makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan, tentunya masih terdapat
banyak kekurangan sehinngga kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi
penyempurnaan dan terwujudnya tujuan penyusunan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak setiap manusia di dunia karena pada dasarnya
pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Di indonesia,
hak manusia untuk memperoleh pendidikan dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 31 yang berbunyi pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara. Undang-
Undang Dasar 1945 secara jelas menunjukkan bahwa negara mempunyai kewajiban dan
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tiap-tiap warga negara.
Pendidikan diperlukan oleh manusia agar secara fungsional manusia diharapkan
mampu memiliki kecerdasan baik kecerdasan intelligence, spiritual maupun emotional
untuk menjalani kehidupannya dengan bertanggung jawab, baik secara pribadi, sosial
maupun profesional. Dalam bahasa pedagogi, pendidikan bertujuan guna memenuhi tiga
aspek, yaitu aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Dari sini manusia diharapkan mampu
memenuhi kehidupan secara bahagia dan sejahtera.
Pendidikan bisa berjalan dengan baik, jika pendidikan dapat berperan secara
proporsif, kontekstual dan komprehensif. Untuk mencapai hal itu, tentu semestinya ditopang
oleh perangkat pendidikan yang dibutuhkan-baik lunak (software), maupun keras
(hardware). Pendidikan yang seperti ini akan mampu menjawab sekaligus memenuhi
kebutuhan masyarakat dan juga tuntutan perkembangan zaman beriringan kehidupan yang
terus berubah.1
Berjalannya pendidikan tentunya dibutuhkan sebuah sistem yang mengaturnya agar
pendidikan bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan menuju kearah pencapaian tujuannya.
Di indonesia sistem tersebut dikenal dengan sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan
dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 yang
kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Undang-Undang Sisdiknas dapat mencerminkan baik atau sistem
pendidikan yang ada karena Undang-Undang Sisdiknas berisi bagaimana tujuan, visi, misi,
hingga mekanisme prosedural pendidikan diatur, dengan tidak melepaskan konteks sosial
politik saat itu dan masa depan.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem pendidikan nasional
yang ada di Indonesia. Dan diharapkan agar lebih dihapami oleh para mahasiwa
kependidikan karena sebagai calon tenaga pendidik harus mengetahui sistem pendidikan
yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dikutip dari Darmaningtyas dkk. Membongkar Ideologi Pendidikan. Yogyakarta : Resolusi Press. 2004. Hal. 15
A. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan
aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
System pendidikan national (Sisdiknas) merupakan satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan
tercapainya tujun pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta di bawah
tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menteri lainnya, seperti
pendidikan agama oleh menteri agama, Akabri oleh menteri pertahanan dan keamanan. Juga
departemen lainnya menyelanggarakan pendidikan yang disebut diklat.
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui bentuk-bentuk
kelembagaan beserta program-programnya. Butir-butir berikut ini akan membahas kedua hal
tersebut.
1. Kelembagaan Pendidikan
a) Jalur Pendidikan
Pada UU Sisdiknas No 2 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 dijelaskan bahwa jalur
pendidikan dibagi menjadi pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.
1) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
b) Jenjang Pendidikan
Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 8, Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang Pendidikan formal dibagi
menjadi 3, yaitu jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang
pendidikan tinggi (UU No 20 tahun 2003 pasal 14).
c) Jenis Pendidikan
Pendidikan khusus yaitu pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif.
2. Program Pendidikan
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Dalam
jalur pendidikan formal dapat berbentuk TK atau RA, dalam jalur non formal dapat
berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA). dalam jalu
informal dapat berbentuk pendidikan keluarga
c) Pendidikan kejuruan
Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang
pekerjaan tertentu seperti, SMTK dan SMIK.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau memiliki potensial kecerdasan dan bakat istimewa.
e) Pendidikan kedinasan
f) Pendidikan keagamaan
3. Pengelolaan Pendidikan
Berdasarkan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pengelolaan pendidikan dijelaskan
dalam butir-butir dibawah ini :
a) Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri
b) Pemerintahan menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk
menjamin mutu pendidikan nasional
c) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu
satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
d) Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan,
pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan
pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasa dan
menengah
e) Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah
serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
f) Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola
pendidikan di lembaganya.
g) Penyelenggaraan dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah
atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.
Program penguatan kebijakan DEPDIKNAS dengan rencana pembangunan jangka menengah
BAPENNAS :
1. Pendidikan anak usia dini (PAUD) – TK, RA, KB, TPA
Perluasan akses PAUD
2. Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun –SD, MI, SMP, MTS
Pendanaan biaya oprasional wajib belajar
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan wajib belajar
Rekruitmen pendidik dan tenaga kependidikan (program wajib belajar)
Perluasan akses pendidikan wajib belajar pada jalur nonformal
Perluasa akses SLB dan sekolah inklusif
Pengembangan sekolah wajib belajar layanan khusus bagi daerah
terpencil/kepulauan yang berpenduduk jarang dan terpencar.
3. Pendidikan Menengah
Perluasan akses SMA/SMK dan SMA terpadu
Pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal disetiap kabupaten/kota
Pembangunan sekilah bertaraf internasional di setiap provinsi dan atau
kabupaten/kota.
4. Pendidikan Tinggi
Perluasan akses perguruan tinggi
Mendorong jumlah jurusan di perguruan tinggi yang masuk dalam 100 besar Asia
Akselerasi jumlah program studi kejurusan, vokasi, dan profesi
Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah dan HAKI
5. Pendidikan non formal
Perluasan akses pendidikan keaksaraan bagi penduduk usia lebih dari 15 tahun
Pendidikan keterampilan hidup
Perluasan pendidikan kecerdasan hidup
6. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Pengembangan guru sebagai profesi
Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
7. Penelitian dan pengembangan pendidikan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam perluasan akses SMA/SMK/SM
Terpadu, SLB, dan PT
Implementasi dan penyempurnaan SNP dan BBNP
Penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu pada SNP
Perluasan dan peningkatan mutu akreditasi
8. Manajemen pelayanan pendidikan
Perbaikan sarana dan prasarana
Penataan regulasi pengelolaan pendidikan
Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan
Tata nilai pengelolaan pendidikan
1. Inut Values, Nilai-nilai yang diharapkan ditemukan dalam diri setiap pegawai
DEPDIKNAS
Amanah
Profesional
Antusias dan bermotivasi tinggi
Bertanggung jawab dan mandiri
Kreatif
Disiplin
Peduli dan menghargai orang lain
Belajar sepajang hayat
2. Proses values, Nilai-niali yang harus diperhatikan dalam bekerja di DEPDIKNAS dalam
rangka mencapai dan mempertahankan kondisi keunggulan
Visioner dan berwawasan
Menjadi teladan
Memotivasi
Mengilhami
Memberdayakan
Membudayakan
Tata asas
Koordinatif dan bersinergi dalam kerangka kerja tim
Akuntabel
3. Output Values, Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh mereka yang berkepentingan
terhadap DEPDIKNAS
Produktif (efektif dan efisien)
Gandrung mutu tinggi
Andal dan dapat dipercaya
Responsif dan aspiratif
Antisipasif dan inovatif
Demokratis, berkeadilan, dan inklusif
Tiga pilar kebijakan pendidikan
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan
3. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Mastuhu. 2003. Mentata Ulang Pemikiran Sistem pendidikan Nasional dalam Abad
21. Yogyakarta : Safiria Insania Press.