Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDEKATAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PENDEKATAN SISTEM DALAM PENDIDIKAN
Dosen Pengampu Muhammad Syafii, MM

O
L
E
H
KELOMPOK XI
TAUFIK HIDAYAT NIM 02200942
NUR ADHA NIM 02200929

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SUMATERA UTARA
T.A. 2021/2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur Pemakalah ucapkankan ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pendekatan Sistem Pendidikan
Nasional”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendekatan Sistem
Pendidikan Nasional.
Penulis amat menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu
Pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini
di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi Pemakalah dan bagi pembaca
pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.

Batu Bara, Oktober 2022


Hormat Kami

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................1
B. Rumusan masalah ................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Sistem Pendidikan Nasional ...................................................2
B. Landasan Hukum Sistem Pendidikan Nasional ..................................3
C. Kelembagaan Program, dan Pengelolaan Pendidikan..........................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak setiap manusia di dunia karena pada dasarnya pendidikan
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Di indonesia, hak manusia
untuk memperoleh pendidikan dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31
yang berbunyi pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara. Undang-Undang Dasar 1945
secara jelas menunjukkan bahwa negara mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan tiap-tiap warga negara.

Pendidikan bisa berjalan dengan baik, jika pendidikan dapat berperan secara proporsif,
kontekstual dan komprehensif. Untuk mencapai hal itu, tentu semestinya ditopang oleh
perangkat pendidikan yang dibutuhkan-baik lunak (software), maupun keras (hardware).
Pendidikan yang seperti ini akan mampu menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan
masyarakat dan juga tuntutan perkembangan zaman beriringan kehidupan yang terus
berubah.1

Di indonesia sistem tersebut dikenal dengan sistem pendidikan nasional. Undang-


Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Sisdiknas
dapat mencerminkan baik atau sistem pendidikan yang ada karena Undang-Undang Sisdiknas
berisi bagaimana tujuan, visi, misi, hingga mekanisme prosedural pendidikan diatur, dengan
tidak melepaskan konteks sosial politik saat itu dan masa depan.

B. Rumusan dan Urgensi Pembahasan


1. Bagaimana Konsep Sistem Pendidikan Nasional ?
2. Bagaimana Landasan Sistem Pendidikan Nasional ?
3. Bagaimana Kelembagaan dalam Sistem Pendidikan Nasional ?

Dan Urgensi Pembahasan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Konsep Sistem Pendidikan Nasional ?


2. Untuk mengetahui Landasan Sistem Pendidikan Nasional ?
3. Untuk mengetahui Kelembagaan dalam Sistem Pendidikan Nasional ?.

1
Darmaningtyas, dkk.. Membongkar Ideologi Pendidikan. (Yogyakarta : Resolusi Press. 2004), hlm.
15

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sistem Pendidikan Nasional


Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-
elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang
teratur tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product)
(zaharo idris 1987). Menurut ahli, suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu
sebagai berikut:
a) Unsur masukan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta
didik itu (antara lain : bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani)
b) Unsur usaha adalah proses pendidikan yang terkait berbagai hal, seperti pendidik,
kurikulum, gedung sekolah, buku, metode belajar, dan lain-lain.
c) Unsur hasil adalah hasil pendidikan yang meliputi hasil belajar (yang berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar-
mengajar tertentu.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan atau sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang pendidikan, kurikulum
dan peralatan atau fasilitas (departemen pendidikan dan kebudayaan). Dalam pengertian
umum sistem pendidikan adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling
bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah
ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen
atau bagian-bagiannya adalah diarahkan untuk tercapainya tujuan tertentu. Karena itu, proses
pendidikan merupakan sebuah sistem, yang disebut sebagai sistem pendidikan.2
Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan kepada kebudayaan
bangsa Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-niali
hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian
rupa, meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa
lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia yang secara
geografis, historis, dan kultural berciri khas.

2
H. Fuad Hasan.. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta. 2003), hlm. 35

2
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1 butir 3 UU No. 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional)
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Pasal 1
butir 1).
Istilah kecerdasan yang dimaksud dalam pasal tersebut adalah kecerdasan intelektual,
karena kecerdasan spiritual telah disebutkan secara eksplisit sebagai “kekuatan spiritual
keagamaan”. Sementara itu, pengendalian diri dalam pasal ini tentu dapat dijelaskan sebagai
kecerdasan emosional.
Untuk mencapai tujuan akan disajikan materi yang meliputi: jalur, jenjang, dan jenis
program sistem pendidikan nasional, pengelolaan jalur pendidikan persekolahan dan jalur
pendidikan luar sekolah, serta upaya pembaruan sistem pendidikan nasional.

B. Landasan Hukum Sistem Pendidikan Nasional

Praktik pendidikan nasional diselenggarakan dengan mengacu kepada landasan


yuridis tertentu yang telah ditetapkan, baik berupa undang-undang maupun peraturan
pemerintah mengenai pendidikan.
1. Pengertian Landasan Yuridis Pendidikan Nasional Indonesia
Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan
perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia, yang menurut
Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,
Ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang,
peraturan pemerintah, Keputusan Presiden, peraturan pelaksanaan lainnya, seperti peraturan
Menteri, Instruksi Menteri, dan lain-lain.3

3
Mastuhu.. Mentata Ulang Pemikiran Sistem pendidikan Nasional dalam Abad 21. (Yogyakarta :
Safiria Insania Press. 2003), hlm. 78

3
2. Landasan Yuridis Pendidikan Nasional Indonesia
Sistem pendidikan nasional bukanlah sistem yang berjalan tanpa adanya suatu
landasan. Tentu diperlukan suatu aturan hukum yang mengaturnya agar sistem itu bisa
berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Berikut ini adalah beberapa
landasan hukum pelaksanaan sistem pendidikan nasional :
a) Pancasila sebagai landasan idiil sistem pendidikan nasional.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan landasan idiil sistem pendidikan
nasional karena pendidikan nasional mengacu kepada butir-butir yang ada pada
pancasila. Sehingga sistem pendidikan nasional harus sesuai dengan amanat yang
terkandung dalam pancasila.
b) Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan dasar sistem pendidikan nasional
Pembukaan UUD 1945 tersirat dan tersurat cita-cita nasional di bidang pendidikan
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehubungan dengan hal tsb, pasal 31 ayat (3)
UUD 1945 mengamanatkan agar “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang”.
c) Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Undang-Undang ini diatur mengenai visi, misi, tujuan, fungsi pendidikan
nasional dan hal-hal yang berkaitan, namun seiring berjalanan waktu dirasa perlu
adanya pembaharuan terhadap undang-undang ini sehingga diperbaharui dengan UU
No. 20 tahun 2003
d) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang ini berisikan mengenai : pengertian pendidikan, pendidikan nasional
dan sistem pendidikan nasional; visi, misi, fungsi, tujuan, strategi pendidikan
nasional, dan prinsip penyelenggaraan pendidikan; hak dan kewajiban warga negara,
orang tua, masyarakat, negara dan pemerintah; serta wajib belajar.4

C. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui bentuk-bentuk


kelembagaan beserta program-programnya. Butir-butir berikut ini akan membahas kedua hal
tersebut.

1. Kelembagaan Pendidikan
4
Ibid, hlm. 80

4
a) Jalur Pendidikan

Pada UU Sisdiknas No 2 tahun 2003, pasal 13 ayat 1 dijelaskan bahwa jalur pendidikan
dibagi menjadi pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya.

1) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

b) Jenjang Pendidikan

Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 8, Jenjang pendidikan adalah tahapan


pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang
akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang Pendidikan formal dibagi
menjadi 3, yaitu jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang
pendidikan tinggi (UU No 20 tahun 2003 pasal 14).

1) Jenjang pendidikan dasar

Merupakan jenjang yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar


berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat.

2) Jenjang pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah


terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai
lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta
didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.5

3) Jenjang pendidikan tinggi

5
Achmad Munib.. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Semarang: Unnes Press. 2009), hlm. 95

5
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi
“Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat dalam ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan
nasional.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi


yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Output
pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka ragam dalam
masyarakat. Dari segi peserta didik kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat mereka
beraneka ragam. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka perguruan tinggi disusun dalam
multistrata. Suatu perguruan tinggi dapat menyelenggarakan satu strata atau lebih.

c) Jenis Pendidikan

Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 15 dijelaskan bahwa Jenis pendidikan mencakup


pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

1. Pendidikan umum yaitu pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan


perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Pendidikan kejuruan yaitu pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
3. Pendidikan akademik yaitu pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu (program sarjana dan pascasarjana).
4. Pendidikan profesi yaitu pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan
peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5. Pendidikan vokasi yaitu pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan
peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal
setara dengan program sarjana.

6
6. Pendidikan keagamaan yaitu pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan ilmu pengetahuan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.
7. Pendidikan khusus yaitu pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif.6

2.Program Pendidikan

Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 program pendidikan terdiri atas

a) Pendidikan umum
Pendidikan yang mengutamakan perluasan, pengelolaan dan keterampilan seperti, SD,
SMP, SMA dan Universitas.
b) Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Dalam
jalur pendidikan formal dapat berbentuk TK atau RA, dalam jalur non formal dapat
berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA). dalam jalu
informal dapat berbentuk pendidikan keluarga
c) Pendidikan kejuruan
Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang
pekerjaan tertentu seperti, SMTK dan SMIK.
d) Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau memiliki potensial kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil tau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau bencana alam,
bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
e) Pendidikan kedinasan
Pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dalam
pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai seperti, SPK (sekolah
perawat kesehatan), APDN (akademik pemerintah dalam negeri).
f) Pendidikan keagamaan

6
Ibid, hlm. 77

7
Pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan
peranan yang menuntut penguasan pengetahuan khusus tentang ajaran agama seperti,
Madrasah Tsanawiyah (Mts), Madrasah aliyah (MA), pendidikan guru agama negeri
(PGAN), institut agama islam negeri (IAIN), Universitas Islam Negeri (UIN), institut
hidu darma (IHD).
g) Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan kepada kebudayaan
bangsa Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi
nilai-niali hidup bangsa Indonesia.
 Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa, meskipun
secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain,
sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia yang
secara geografis, historis, dan kultural berciri khas
 Landasan Yuridis Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Pancasila sebagai landasan
idiil sistem pendidikan nasional dan UUD 1945
 Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui bentuk-bentuk
kelembagaan beserta program-programnya, Seperti SD, SMP, SMU, S1

9
DAFTAR PUSTAKA

Darmaningtyas, dkk. 2004. Membongkar Ideologi Pendidikan. Yogyakarta : Resolusi Press.

H. Fuad Hasan. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Mastuhu. 2003. Mentata Ulang Pemikiran Sistem pendidikan Nasional dalam Abad 21.

Yogyakarta : Safiria Insania Press.

Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

10

Anda mungkin juga menyukai