Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Sistem Pendidikan Nasional


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu : 1. Bapak Umar Djaidi
2. Bapak Yusuf Tri Herlambang

Oleh :
Adinda Putri Nurhaliza 2200340
Alia Myra Zahira 2200238
Aliya Kusuma Wardani 2201080
Salma Maryam Nuralia 2203715

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Landasan Pendidikan, dengan judul: “Landasan Sosiologis
Pendidikan”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Landasan Pendidikan yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Cibiru, 26 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................
1.3........................................................................................................................................ Tuju
an Pembahasan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................
2.1. pengertian sistem pendidikan nasional....................................................................................

2.2. tujuan sistem pendidikan nasional................................................................................


2.3. peran dan fungsi sistem pendidikan nansional.............................................................
2.4. dasar hukum sistem pendidikan nasional.....................................................................
2.5. permasalahan dalam sistem pendidikan nasional.........................................................
2.6. implementasi sistem pendidikan nasional....................................................................
2.7. penyelenggaraan sistem pendidikan nasional...............................................................
2.8. kurikulum......................................................................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................
3.1........................................................................................................................................ Ke
simpulan ........................................................................................................................
3.2........................................................................................................................................ Sar
an ..................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah kegiatan universal dalam kehidupan manusia, di mana saja dan
kapan saja di dunia, memiliki Pendidikan. Pendidikan hakekatnya adalah suatu usaha
manusia untuk memanusiakan dirinya, yaitu untuk membudayakan manusia atau untuk
memuliakan manusia. Untuk pelaksanaan yang benar dan tepat diperlukan suatu ilmu
yang mengkaji secara mendalam pendidikan yang akan dilaksanakan. Ilmu yang menjadi
dasar harus didasarkan pada kebenaran dan keefektifannya. Ilmu tersebut adalah
pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu perndidikan akan menimbulkan kecelakaan
pendidikan.
Singkatnya, landasan pendidikan dapat dianggap sebagai tempat bertumpu atau basis
untuk analisis kritis terhadap aturan dan realitas kebijakan dan praktik pendidikan.
Analisis kritis terhadap prinsip dan bukti ini dapat menjadi landasan atau dasar bagi
pengembangan kebijakan dan praktik pendidikan yang tepat. Dengan kata lain, dapat
dikatakan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar dari segala upaya menuju
pendidikan dalam segala aspek.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem?
2. Apa itu pendidikan nasional?
3. Apa itu sistem pendidikan nasional?
4. Apa tujuan sistem pendidikan nasional?
5. Apa dasar hukum pendidikan nasional?
6. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam sistem pendidikan nasional?
7. Apa peran dan fungsi sistem pendidikan nasional?
8. Bagaimana penyelenggaran sistem pendidikan nasional?
9. Apa kurikulum sistem pendidikan nasional?
10. Bagaimana implementasi sistem pendidikan nasional?

1.3 Tujuan pembahasan


1. Untuk mendeskripsikan pengertian sebuah sistem.
2. Untuk mendeskripsikan pengertian sebuah pendidikan.
3. Untuk mendeskripsikan pengertian Sistem Pendidikan Nasional.
4. Untuk mengetahui tujuan Sistem Pendidikan Nasional.
5. Untuk mengetahui dasar hukum Sistem Pendidikan Nasional.
6. Untuk menjabarkan kasus-kasus dalam Sistem Pendidikan Nasional
7. Untuk menjabarkan peran dan fungsi Sistem Pendidikan Nasional
8. Untuk mengetahui penyelenggaran Sistem Pendidikan Nasional
9. Untuk mengetahui kurikulum dalam Sistem Pendidikan Nasional
10. Untuk menjabarkan implementasi Sistem Pendidikan Nasional
BAB II

PEMABAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional


Menurut (Indrajit (2001:2) “Suatu sistem adalah sekumpulan komponen yang
memiliki unsur-unsur hubungan di antara mereka. Sekelompok komponen
dihubungkan bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Abdul Qadir (2014:61), “sistem adalah seperangkat elemen yang saling
terkait atau terintegrasi yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.
Sedangkan pengertian pendidikan sendiri adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang. Sementara menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan
Nasional Indonesia) bahwa “Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”.
Secara keseluruhan Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Selain itu, sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan
yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan
lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

2.2 Tujuan Sistem Pendidikan Nasional


Sitem pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar
dapat berpikir secara rasional, dan berakhlak mulia dalam kaitannya dengan nilainilai
Pancasila, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, dan
religius, serta konstruktif dan kreatif agar mampu bertanggung jawab untuk
memajukan bangsa Indonesia dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat
modern didasarkan pada demokrasi dan keadilan.

2.3 Peran dan Fungsi Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional berperan sebagai acuan dan pedoman bagi
penyelenggaran pendidikan di Indonesia. Sedangkan fungsinya tersendiri adalah
untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional dengan
nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan.
2.4 Dasar Hukum Sistem Pendidikan Nasional
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau
UU Sisdiknas.
b. Undang-undang Nomor 48/Prp./1960 tentang Pengawasan Pendidikan dan
Pengajaran Asing (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 155, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2103);
c. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390).
d. Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan.
e. Pasal 31 ayat 2 bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayaiya.
f. Pasal 23
(1)Pendidikan nasional bersifat terbuka dan memberikan keleluasaan gerak
kepada peserta didik.
(2)Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
Menteri.
g. Pasal 24
Setiap peserta didik pada suatu satuan pendidikan mempunyai hak-hak berikut:
1. Mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
2. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan
berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk
memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan;
3. Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan
persyaratan yang berlaku;
4. Pindah ke satuan pendidikan yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi
sesuai dengan persyaratan penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan
yang hendak dimasuki.
h. Pasal 25
(1) Setiap peserta didik berkewajiban untuk :
1. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta
didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
yang berlaku;
2. Mematuhi semua peraturan yang berlaku;
3. Menghormati tenaga kependidikan;
4. Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban, dan
keamanan satuan pendidikan yang bersangkutan;
5. Memperoleh penuaian hasil belajarnya;
6. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang
ditentukan;
7. Mendapat pelayanan khusus bagi yang menyandang cacat.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
Menteri.
i. Pasal 26
Peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan
belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuan masing- masing.
2.5 Permasalahan Dalam Sistem Pendidikan Nasional
1. Problematika Kurikulum Merdeka
Pemahaman dan pengalaman pribadi para tenaga kependidikan tentang
kurikulum kemerdekaan belajar masih sangat kurang. Buku teks atau referensi-
referensi lainnya yang tersedia pada saat ini dinilai masih berkualitas cukup rendah.
Sehingga, para tenaga kependidikan harus bekerja lebih keras untuk mencari
sumber-sumber pemahaman tentang Kurikulum Merdeka agar tidak salah langkah
saat mengimplementasikan kurikulum tersebut kepada para peserta didik.
Adanya perbedaan media digital dan media internet dipandang menjadi salah
satu problematika dalam kurikulum ini karena, para peserta didik secara tidak
langsung harus sering menggunakan media internet untuk proses pembelajaran.
Namun, pada kegiatan di lapangan media internet ini belum merata khususnya di
daerah pelosok atau terpencil.
Dalam usaha pembaruan atau perubahan proses pembelajaran pada saat ini
guru mungkin dituntut untuk memiliki waktu lebih untuk belajar lagi agar dapat
adaptif terhadap tuntutan dan keharusan perubahan yang diharapkan dalam
kurikulum ini. Kurangnya pengalaman dalam penerapan kurikulum merdeka belajar
dapat mempengaruhi kualitas atau kompetensi yang dimiliki para tenaga
kependidikan.
2. Pemerataan pendidikan
Upaya pemerintah untuk memperbaiki sekolah dan membangun gedung baru,
terutama di tingkat dasar dan menengah, dapat dianggap belum selesai. Di DKI
Jakarta yang merupakan ibu kota negara selalu terjadi proses belajar mengajar
menggunakan 2 (dua) shift sehingga motivasi belajar siswa berbeda. Orang tua lebih
memilih sekolah yang menyelenggarakan proses belajar mengajar dalam 1 (satu) shift
karena lebih aktif dan dapat menyesuaikan waktu belajarnya sendiri sepulang sekolah.
Peninjauan proses pembangunannya juga terkesan lambat, ada beberapa sekolah yang
sudah diperintahkan ditutup tapi masih harus menunggu 2 tahun untuk dibangun,
tenaga kependidikan perlu mencari sekolah yang mengikuti proses KBM, kesulitan
dalam menjadwalkan kelas, dll.
Meski gedung baru dibangun, masih ada masalah dengan furnitur yang belum
termasuk dalam konstruksi baru, sehingga mereka harus mencari pinjaman bangku
kesana sini. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan pusat pada
khususnya dan dewan pendidikan pada umumnya agar pembangunan gedung baru
dilengkapi dengan perlengkapan interior untuk menunjang proses belajar mengajar
agar pada saat serah terima gedung baru tidak lagi menjadi masalah.
Pembangunan di daerah terpencil dan terisolir juga harus diperhatikan oleh
pemerintah, jalan sulit, listrik dan penerangan masih terbatas, fasilitas belajar masih
kurang, masih banyak yang diperlukan dan masih banyak masalah yang
membutuhkan solusi.
Sesuai undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat (16) bahwa penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama,
sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari,
oleh, dan untuk masyarakat. Ujian nasional berbasis komputer (UNBK) ini pasti akan
menimbulkan masalah di daerah terpencil tanpa internet. Namun, pemerataan
kesempatan dalam memperoleh kesempatan pendidikan masih perlu dikembangkan
secara bertahap. Wajib belajar 9 tahun tercapai dan dilanjutkan dengan wajib belajar
12 tahun. Artinya, anak Indonesia minimal harus memiliki satu ijazah sekolah
(SMU/K/sederajat).
3. Relevansi pendidikan
Pendidikan di sekolah perlu ditingkatkan dan tidak dapat dipungkiri bahwa
pengaruh internet dalam dunia pendidikan memberikan informasi yang cepat dan
bermanfaat. Begitu mudahnya mencari informasi sehingga segala sesuatu yang ada
di internet pasti ada unsur negatif yang harus diwaspadai. Suatu saat kelas kita
mungkin tidak lagi bertatap muka, guru mungkin sudah memperlakukan siswa
dengan monitor. Berbagai program seperti STEAM (Science, Technology,
Engineering, Arts and Mathematics) sudah dimulai oleh pemerintah, pendidikan kita
harus digeser ke STEAM. Pendidikan kita harus memenuhi kebutuhan dunia kerja.
Semua ini tentunya harus dilakukan baik dalam bentuk regulasi maupun pedoman
pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum nasional.
4. Kualitas pendidikan
Kualitas pendidikan di Indonesia masih berada di peringkat 57 dari 65 negara.
Peringkat tersebut menentukan negara mana yang berkinerja terbaik dalam membaca,
matematika, dan sains. Ini juga diragukan mengingat peringkat dunia. Berbagai
inovasi dalam teknologi pendidikan terus ditingkatkan. Salah satu dari program
tersebut adalah Gerakan Literasi Nasional, Pendidikan Sains, Pembelajaran Inkuiri,
Pembelajaran Pemecahan Masalah. Membimbing siswa bagaimana memperoleh
pengetahuan dengan benar dan tepat.
5. Efisiensi pendidikan
Proses pendidikan yang efektif harus meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena
itu, pemerintah harus memiliki skala prioritas untuk membangun sistem pendidikan.
Prioritas tersebut meliputi pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang tepat
sasaran dan diperhatikan. Pemerintah juga harus mengaudit dan mengkaji dana yang
dikelola sekolah untuk memastikan pengelolaan dana di satuan pendidikan tidak
rentan terhadap kebocoran atau penyalahgunaan anggaran.
6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tentunya pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik apabila unsur sumber
daya manusia seperti pendidik dan tenaga kependidikan dilibatkan. Saat ini tim
pengajaran dan pendidikan terdiri dari pekerja berstatus KKI, CPNS dan PNS/ASN.
Personil KKI dalam rekrutmen masih perlu dibenahi, tidak sistematis, misalnya
perpanjangan kontrak dengan tahun anggaran, selama menjalankan tugasnya sebagai
pendidik menggunakan tahun ajaran, hal ini terbalik. Pada tahun ajaran 2018/2019,
khususnya semester II, banyak terjadi permasalahan dan kekurangan guru terkait
dengan perubahan kurikulum dari KTSP ke K13 karena adanya tambahan jam belajar.
KKI yang diusulkan tidak berlaku untuk jam pelajaran guru lebih dari 30 jam/minggu,
padahal aturan menyebutkan CPNS/PNS minimal 24 jam.
Untuk merekrut guru dan tenaga kependidikan baik KKI maupun CPNS,
pemerintah harus memiliki program yang masih relevan dengan kebutuhan, karena
pasti ada tingkat pensiun setiap hari, dilaksanakan ujian online untuk melarang praktik
tidak sehat bahwa sumber daya tenaga kerja yang dihasilkan memiliki kualitas dan
totalitas yang diinginkan.
Guru juga harus dipermudah dalam mengambil NUPTK, terutama guru pemula
yang memiliki pilihan untuk mengikuti program guru profesional untuk mendapatkan
sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional sesuai dengan Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (12).

2.6 Implementasi Sistem Pendidikan Nasional

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berbeda dengan aturan yang ditetapkan


oleh pemerintah, yaitu pendidikan yang seharusnya sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan seseorang. Yang terjadi di bidang ini adalah sistem pendidikan Indonesia
lebih menghargai siswa secara kognitif, mereka menganggap bahwa anak yang tidak
pandai mata pelajaran sekolah adalah anak yang bodoh. Meski belum tentu bodoh,
sebagai seorang anak mungkin memiliki potensi dan bakat untuk berprestasi di bidang
lain. Itu tidak selalu bodoh, karena anak-anak dapat memiliki kekuatan dan bakat
yang hebat dalam mata pelajaran lain, seperti bidang non-akademik.
2.7 Penyelenggaran Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan saat ini masih cenderung mengeksploitasi siswa, indikator yang
digunakan cenderung menggunakan kecerdasan, sehingga nilai reportase atau belum
tentu menunjukkan bahwa siswa akan mampu bersaing dan bertahan dalam konteks
industrialisasi yang berkelanjutan. Sistem pendidikan harus disajikan sedemikian rupa
sehingga ada korelasi antara ketersediaan sumber daya alam dan manfaat ekonomi,
dan tidak boleh melampaui sistem sosial dan budaya bangsa.

2.8 Kurikulum
Berdasarkan pasal-pasal yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional,
kurikulum adalah :
1. Pasal 37
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan.
2. Pasal 38
(1)Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan
keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang
bersangkutan.
(2)Kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri
lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Menteri.
3. Pasal 39
(1)Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
(2)Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikah wajib memuat :
a.pendidikan Pancasila;
b.pendidikan agama; dan
c.pendidikan kewarganegaraan.
(3)Isi kurikulum pendidikan dasar memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan
pelajaran tentang :
a.pendidikan Pancasila;
b.pendidikan agama;
c.pendidikan kewarganegaraan;
d.bahasa Indonesia;
e.membaca dan menulis;
f.matematika (termasuk berhitung);
g.pengantar sains dan teknologi;
h.ilmu bumi;
i.sejarah nasional dan sejarah umum;
j.kerajinan tangan dan kesenian;
k.pendidikan jasmarii dan kesehatan;
l.menggambar; serta
m.bahasa Inggris.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)diatur
oleh Menteri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada


kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Selain itu, sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

3.2 Saran

1. Pelaksanaa sistem pendidikan harus ditingkatkan.


2. Kepada masyarakat untuk turut serta memajukan pendidikan di Indonesia.
3. Diharapkan dalam membangun sistem pendidikan nasional ini, pemerintah harus
melibatkan pihak-pihak yang dapat berpartisipasi dalam memajukan pendidikan
nasional.
Daftar Pustaka

https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/4220/UU%20NO%202%20TH%201989.pdf
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/sistem-pendidikan-nasional-
dan-permasalahannya/

Anda mungkin juga menyukai