OLEH:
KELOMPOK 1
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ruang Lingkup manajemen Pendidikan Dalam Standar
Nasional”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi kami, yang telah menyelesaikan makalah ini,
untuk memenuhi salah satu persyaratan yang di ajukan dalam mata kuliah Ilmu Hadist. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Ibuk Redha Septia Asi, M. Pd, sebagai Dosen
Pengampu Mata Kuliah Manajemen Pendidikan yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, karenanya kami masih
dalam proses belajar. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya dan dapat berguna khususnya untuk diri kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf jika di dalam makalah terdapat kata-kata yang
kurang berkenan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah-
makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
B. Tujuan Penulisan................................................................................................................................2
B. Sistematika Penulisan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diperkuat
dalam UUD 1945 pasal 31 yang intinya menjelaskan bahwa setiap warga negara
Indonesia berhak memperoleh pengajaran (pendidikan). Jadi, ini mengindikasikan bahwa
negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi pendidikan tiap-tiap
warga negaranya guna mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan, dikatakan berjalan baik
manakala pendidikan mampu berperan secara proporsif, konteksual dan komprehensif
dalam menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat serta tuntutan perubahan
dan perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu
sistem/perangkat pendidikan, baik yang bersifat lunak (software) maupun keras
(hardware).
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan masalah yang akan di
bahas yaitu :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain adalah sebagai berikut:
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, secara ringkas penulis membagi dalam beberapa
bab, yang dijelaskan dengan beberapa sub bab. Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang masalah yang menguraikan fenomena tentang pendidikan di
Indonesia berikut beberapa masalah yang mendorong penulisan makalah ini, dilanjutkan
dengan rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan penilisan, dan sistematika penulisan
makalah ini.
Bab II berisi tentang uraian pembahasan dari semua rumusan masalah, sehingga
dari uraian pembahasan tersebut akan memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang
telah dikemukakan Bab III adalah Bab Penutup. Dalam Bab Penutup ini penulis
memberikan kesimpulan atas pembahasan dari rumusan masalah di atas, yang diikuti
dengan masukan atau saran terkait pembahasan yang dilakukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. 8 Standar Nasional Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Pasal 1 Ayat 1), dan Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 Ayat 2).
3
Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia
diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka
mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Sebagaimana terungkap
dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan,
“Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Pendidikan adalah suatu investasi modal manusia (human investment) yang jika
dikelola dengan benar akan berdampak peningkatan kesejahteraan. Persoalan
pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Usaha mengatasi persoalan pendidikan
yaitu ditetapkannya Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional.
4
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan pertama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Landasan Hukum:
Permendiknus Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL
pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang SKL pada satuan pendidikan dasar
dan menengah
Permen Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008 tentang
standar Sarana Prasarana
5
Permen Nomor 25 Tahun 2008 tentang perpustakaan
Standar isi kurikulum adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
kurikulum mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
kurikulum tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. Dan
standar isi disusun tentu saja sesuai dengan SKL ( Standar Kompetensi
Kelulusan).
6
menjelaskan jenjang kurikulum yang direkomendasikan, punya daya dukung dan
dukungan, teruji, diajarkan dan dipelajari.
b. Standar Proses
7
Tapi kenyataannya banyak sekolah dimana proses pembelajaran dalam
suasana kondusif tidak terwujud, oleh karena kelemahan guru yang mengajar
dengan cara-cara lama serta kurang melibatkan peserta didik secara aktif. Juga
karena kemampuan, kompetensi dan sikap guru yang kurang mendukung
terciptanya proses pembelajaran yang bermutu. Jadi, proses pendidikan sangat
ditentukan oleh variabel-variabel atau indikator pendidikan lainnya seperti daya
dukung fasilitas, suasana atau iklim belajar yang kondusif, juga oleh faktor
kompetensi dan sikap guru.
Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang perlu di garis bawahi.
1) Standar nasional pendidikan yang berarti standar ini berlaku untuk setiap
lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimanapun
pendidikan itu berada secara nasional. Dengan demikian seluruh sekolah
seharusnya melaksanakan proses pembelajaran seperti yang dirumuskan
dalam standar proses pendidikan ini.
Mutu pendidikan turut ditentukan dan diukur melalui kualitas lulusan yang
dihasilkan oleh institusi pendidikan tertentu, dan kualitas lembaga pendidikan
sebaliknya dinilai pula dari kualitas lulusan yang dihasilkannya. Dari waktu ke
waktu kompetensi lulusan menjadi persoalan, dan variabel pendidikan yang
terkena imbas adalah sistem evaluasi institusi pendidikan.
8
Kalau lulusan perguruan tinggi tidak bermutu, tidak mendapat pekerjaan,
maka sesuai dengan kebutuhan, kita mencari kambing hitam: sistem PT jelek,
kurikulum tidak sesuai kebutuhan, dosen tidak bermutu, dan seterusnya. Tidak
pernah ada yang mengaku dialah kambing hitam itu!”. Dipihak lain, lembaga
pendidikan (sekolah, PT) yang meluluskan menjadi paling bertanggung jawab
terhadap persoalan kompetensi lulusan. Dan sistem evaluasi menjadi saringan
terakhir dalam menghasilkan lulusan perlu dievaluasi sehingga tidak susah
mencari kambing hitam mutu lulusan.
9
atau pendidik ialah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah ( Saiful Bahri Djamarah,2002). Karena
guru adalah tenaga pendidik, yang merupakan satu keahlian profesional yang
berkompetensi dalam bidang pendidikan. Dalam proses globalisasi dimana
perubahan terjadi sangat pesat guru dituntut untuk senantiasa menyesuaikan
kompetensinya dengan perkembangan tersebut.
Dari satu sisi, kita melihat banyak guru di kota-kota besar yang memiliki
kompetensi mengajar dan menjalankan tugas secara profesional. Namun di
banyak tempat di daerah dan pelosok-pelosok banyak tenaga pendidik yang
rendah mutunya. Hal tersebut menjadi salah satu sebab mengapa kualitas
pendidikan kita rendah. Akan tetapi seolah-olah mutu pendidikan tidak mau
berkaitan dengan kualitas guru yang rendah mutunya.
10
Dalam kondisi masyarakat moderen yang berorientasi pada pemenuhan
kesejahteraan, maka ke depan, penghargaan dengan rewards dan insentives yang
wajar menjadi alternatif solusi, di samping (untuk masa kini) perwujudan standar
kompetensi guru melalui mekanisme evaluasi kesiapan (kelayakan) profesional
perlu dilakukan.
1) Memiliki visi dan sikap profesi yang dinamis, siap untuk mengembangkan
diri, dievaluasi dan diakreditasi secara teratur, serta siap memberikan
pertanggung-jawaban profesional pada masyarakat (akuntabilitas)
11
e. Standar Sarana dan Prasarana
f. Standar Pengelolaan
12
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiayaan
Kinerja pendidikan akan buruk jika tidak diimbangi dengan anggaran yang
memadai. Kehidupan moderen masyarakat global, harus mengalami realitas
bahwa “pendidikan itu mahal”. Para pemimpin negara ini sebenarnya menyadari
bahwa anggaran pendidikan itu penting, mereka tahu bahwa masa depan bangsa
sangat tergantung pada mutu pendidikan. Namun, pengetahuan dan kesadaran
pentingnya dana pendidikan itu, menurut Munawar S. (2005, hal. 117), “tidak
diimbangi dengan komitmen dan disiplin memadai.”
13
Satu faktor penting yang terlewati atau “dilupakan” atau “belum
terjangkau” adalah biaya personal yang langsung dapat menjamin kesiapan
peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Kesiapan belajar siswa
tergantung pada kesiapan fisik dan mental, kemudian pada kesiapan alat
pendukung instruksional. Pembiayaan pendidikan ke depan perlu
mempertimbangkan prioritas kebutuhan yang berbasis pada penciptaan kondisi
kesiapan anak untuk belajar.
Pelaksanaan evaluasi oleh guru lebih tepat jika dilakukan untuk membantu
peserta didik belajar, atau oleh pihak sekolah untuk menjelaskan dengan benar
pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian kelas sebagai proses pengumpulan data
dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini
nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya.
15
1. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Proses pendidikan
merupakan kunci berlangsungnya proses belajar, dimana program pendidikan
diimplementasikan. Mutu pendidikan turut ditentukan dan diukur melalui kualitas lulusan
yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tertentu, dan kualitas lembaga pendidikan
sebaliknya dinilai pula dari kualitas lulusan yang dihasilkannya. Guru adalah tenaga
pendidik, merupakan satu keahlian profesional yang berkompetensi dalam bidang
17
pendidikan. Dalam proses globalisasi dimana perubahan terjadi sangat pesat guru dituntut
untuk senantiasa menyesuaikan kompetensinya dengan perkembangan tersebut.
B. Saran
Tiada gading yang tak retak dantiada sungai yang tak bermuara, tidak ada di dunia
ini yang sempurna kecuali Allah SWT. Karena itu, jika ada kekurangan dan kesalahan
yang kami lakukan, kiranya dengan segala kekurangan dan kerendahan hati , kami
memohon maaf, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Khairuddin dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep dan Implementasinya di
Madrasah, Madrasah Development Center (MDC) Pilar MEDIA JATENG:
semarang,2007
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
Tim Penyusunan Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.1989. Cet.
II
Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah
R.I.Tahun 2010.Bandung:Citra Umbara.2013
Undang-Undang R.I Nomor 14 tahun 2005 dan Peraturan menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 11 tahun 2011 Tentang Guru dan Dosen. Bandung:Citra Umbara. 2012
19