Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

Disusun Oleh :

NAMA : RINALD P. BUTARBUTAR (5193111028)


KELAS: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN (B)

Dosen Pengampu :
ANADA LEO VIRGANTA S,pd M,pd

PROGAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatnya Kita diberi kesempatan sehingga makalah profesi
kependidikan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbasan pengetahuan maupun pengalaman , penulis


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan,23 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...…………….4

1.1 Latar Belakang…….. .. ……………………….……….…..……….……. …..4

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………......................4

1.3 Tujuan.........………………………………………………………………….....4

1.4 Manfaat................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………..….………………...5

2.1 Jenis-jenis Profesi di bidang pendidikan..............................................................5

2.2 Masalah dan Tantangan Guru abad ke 21............................................................8

BAB III PENUTUP…………………………………………………….……….…11

A. Kesimpulan……………………………………………………………...………11

B. Saran………………………………..…………………………….……..............11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...........12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah hal mutlak yang ada dalam kehidupan. Tanpa pendidikan maka
masyarakat dan individu akan terus terbelenggu dalam kebodohan dan kevakuman
sehingga sulit untuk berbuat sesuatu yang berguna demi meningkatkan kualitas
diri. Pendidikan bisa dilakukan oleh lembaga formal dan informal. Lembaga
formal penyelenggara pendidikan meliputi lembaga-lembaga pendidikan yang
terdaftar. Lembaga informal dimulai dari pendidikan orang tua dan lainnya diluar
pendidikan formal. Pendidikan formal akan sangat berperan penting dalam
membentuk kepribadian dan kualitas individu. Seorang tenaga pendidik yang
melatih dan mendidik individu harus benar-benar terlatih. Dengan kata lain
seorang pendidik harus profesional.
Guru sebagai profesi menjadi tenaga pendidik yang diharuskan memiliki
kompetensi-kompetensi tertentu seperti kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi personal dan kompetensi sosial. Semua kompetensi itu
berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan keprofesionalan guru.   
Mendidik bukanlah hal yang mudah terutama di lembaga formal. Perlu cara
khusus untuk menangani masing-masing perbedaan karakteristik setiap peserta
didik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk peningkatan mutu tenaga
kependidikan, karena pendidikan disuatu negara akan menentukan kualiatas dari
negara tersebut. Di Indonesia sendiri banyak melakukan program Diklat bagi
tenaga kependidikan untuk menunjang keberhasilan dalam mendidik peserta
didik. Dan hal mutlak yang harus dipikirkan adalah bahwasanya tenaga pendidik
harus mendapat perlindungan dan jaminan hukum dari pemerintah yang pada
teorinya sudah terdapat dalam UU tentang guru dan dosen, terlepas dari
realisasinya yang masih diragukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa jenis jenis Profesi di bidang pendidikan?
2. Apa itu Masalah dan Tantangan Guru abad 21 ?

1.3 Tujuan
1. Menguraikan jenis-jenis profesi di bidang pendidikan
2.  Menjelaskan apa Masalah dan Tantangan Guru abad 21

4
1.4 Manfaat
1. Mampu menguraikan jenis-jenis profesi di bidang pendidikan
2. Mampu menjelaskan Masalah dan Tantangan Guru abad 21
3. Dapat memperluas wawasan mengenai Profesi kependidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis jenis Profesi di bidang pendidikan


Jenis profesi dalam bidang pendidikan dibagi menjadi dua yaitu tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan
bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada
ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instructor,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.

A. TENAGA KEPENDIDIKAN
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan,
diantaranya:
1.Kepala Satuan Pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung
jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan
harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator
(Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah:
2.Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah dan merupakan
manajer tingkat atas pada sebuah organisasi pendidikan (khususnya SD, SMP,
SMA atau SMK). Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen.
1.Rektor
Rektor dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga perguruan
tinggi. Di dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional 2009 (UU
SISDIKNAS), Rektor adalah pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang

5
berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan di masing-masing institusi melalui
pendidikan dan penelitian, serta memberikan kontribusi maksimal kepada hal
layak luas.
2.Wakil/Kepala Urusan, umumnya pendidik yang mempunyai tugas
tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan
Kurikulum
3.Tata Usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya;
Administrasi surat menyurat dan pengarsipan,
Administrasi Kepegawaian,
Administrasi Peserta Didik,
Administrasi Keuangan,
Administrasi Inventaris dan lain-lain.
4.Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan
bahan di Laboratorium
5.Pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu
orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain.
6.Pelatih ekstrakurikuler,
Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainnya.

B.PENDIDIK
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga
kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan
tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai
kekhususannya yaitu:
1.Guru
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2.Dosen
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Dosen
adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
3.Konselor

6
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan Konselor adalah
pendidik dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2005 mengemukakan Konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di sekolah.
Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling.
Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan
Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan
Konseling Indonesia (ABKIN).
4.Pamong Belajar
Menurut Permenpan dan RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Reformasi
Birokrasi) No. 15 Tahun 2012, Pamong Belajar adalah pendidik dengan tugas
utama melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan
pengembangan model pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada unit
pelaksana teknis (UPT) atau unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan
PNFI. Pamong belajar merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh
seseorang yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. PNFI sekarang
berganti nama menjadi PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan
Informal
5.Widyaiswara
Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab,
wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih pegawai negeri sipil
(PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah.
6.Tutor
Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses
pembelajaran di kelompok belajar (Chairudin Samosir, 2006:15). Tutor
merupakan pembimbing dan pemotivasi peserta didik untuk mempelajari sendiri
materi ajar yang tersaji dalam modul pembelajarannya.
Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau
bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya
dalam belajar di kelas. (Hamalik dalam Abi Masiku, 2013).
7.Instruktor
Instruktor adalah orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan latihan dan bimbingannya; pengajar; pelatih; pengasuh (KBBI
online)
8.Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang memahami tujuan
bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai tujuan.
Tugas fasilitator dalam sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya
mengantarkan peserta didik untuk menemukan sendiri isi atau materi pelajaran
yang ditawarkan atau yang disediakan melalui atau oleh penemuannya sendiri.

7
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10
ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.

1.Kompetensi Pedagogik
Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 
dikemukakan kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik”.  Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini
dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini  dapat dilihat dari
kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan
interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan
penilaian.

2.  Kompetensi kepribadian
Kompetensi atau kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan dan berakhlak mulia. Guru adalah
contoh bagi murid-murid. Apabila guru ingin mencontohkan prilaku yang teladan
dan disiplin, semua itu harus dimulai dari seorang guru. Guru sebagai teladan
akan mengubah perilaku siswa. Seorang guru adalah panutan bagi siswanya.
Seorang guru yang baik memahami bahwa ia akan mendidik dan merubah dirinya
sendiri dahulu sebelum mendidik orang lain. Kepribadian yang dimiliki pendidik
akan menentukan suksesnya pendidikan bagi muridnya.

3.Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah suatu kemampuan penguasaan materi pelajaran
luas dan mendalam, serta pemahaman terhadap metode dan teknik mengajar yang
sesuai yang di pahami oleh murid.

4.Kompetensi sosial
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 

2.1 Masalah dan Tantangan Guru abad ke 21


Abad 21 bisa dikatakan sebagai abad yang kritis dalam sejarah hidup
manusia. Pada abad 21 ini, yang sering disebut abad globalisasi, setiap perubahan
sangat jelas terlihat di segala bidang kehidupann.Perkembangan ilmu pengetahuan
yang luar biasa di segala bidang, terutama bidang teknologi dan informasi
membuat dunia ini semakin sempit. Karena kecanggihan  teknologi, beragam
informasi dari berbagai sudut dunia  mampu diakses dengan instant dan cepat oleh

8
siapapun dan dari manapun. Namun demikian, pada abad 21 ini permasalahan
yang dihadapi manusia semakin rumit. Permasalah yang timbul akibat dari
perkembangan zaman antara lain  krisis ekonomi global, pemanasan global,
terorisme, rasisme, drug abuse, trafficking, masih rendahnya kesadaran
berbudaya, kesenjangan mutu pendidikan antar kawasan  dan lain sebagainya.
Setiap masalah  tersebut membutuhkan pemecahan  yang harus dilakukan
masyarakat secara bersama sama.

Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, manusia dituntut mampu


untuk membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini. Manusia harus mampu
untuk mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari dampak kemajuan
zaman karena tidak semua kemajuan zaman berdampak baik, dampak negatif juga
harus diperhitungkan. Manusia harus tangguh dan mampu untuk berkompetensi
untuk menghadapi tantangan itu. Untuk menciptakan manusia yang mampu
berkompetensi untuk menghadapi kemajuan zaman, diperlukan lembaga
pendidikan, tempat di mana guru memainkan peranan yang sangat vital. Guru
sangat berperan dalam membentuk dan menghasilkan sumber daya manusia yang
unggul dan memiliki kompetensi yang tinggi.

Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu:


(1)    Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki
beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
(2)    Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi
makna (konsep)
(3)    Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif
(4)    Teaching and technology, mengajar dan teknologi
(5)    Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru
mengenai kemampuan
(6)    Teaching and choice, mengajar dan pilihan
(7)    Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.

Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:


(1)    Pendidikan yang berfokus pada character building
(2)    Pendidikan yang peduli perubahan iklim
(3)    Enterprenual mindset
(4)    Membangun learning community
(5)    Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak (hard skills- soft skills)

Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami


pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma: (1) dari
belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar berfokus penguasaan

9
pengetahuan ke belajar holistik, (3) dari citra hubungan guru-murid yang bersifat
konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, (4) dari pengajar yang menekankan
pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan
nilai, (5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buat
teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari penampilan guru yang terisolasi ke
penampilan dalam tim kerja, (7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke
orientasi kerja sama. Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak
bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan
yang bersifat kompetitif.
Dengan memerhatikan pernyataan para ahli di atas, tantangan utama guru pada
abad 21 tidak lebih pada mengatasi dampak teknologi dan globalisasi yang sangat
pesat. Dampak dari perkembangan teknologi tidak hanya berimbas pada ilmu
pengetahuan saja, namun lebih jauh teknologi juga memengaruhi sosial budaya
seseorang. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap
transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan
budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita
saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai
kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun
pedesaan (modernisasi).
Merupakan suatu tugas yang sangat berat bagi seorang guru untuk mampu
mempertahankan nilai-nilai sosial budaya pada peserta didiknya. Dampak yang
ditimbulkan oleh kemajuan teknologi dan globalisasi sudah mulai mengikis
budaya ketimuran pada siswa. Akibatnnya tidak main-main, kemerosotan moral
adalah salah satunya. Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas
peningkatan moral pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak
terbatas pada pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah
pencetakan karakter. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang
guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.
Disamping itu, dalam menghadapi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknoligi serta era globalisasi, guru dituntut meningkatkan profesionalitasnya
sebagai pengajar dan pendidik. Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus
sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan profesinya. Untuk
itu,dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa
mengembangun intelegensidasar siswa yaitu intelektual, emosional, dan
moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya pada diri
seorang. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga menjadi penting bagi guru,
sehingga dapat megembangkan seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan
keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-
hal baru pada bidang yang diminati melalui belajar mandiri yang kuat. Dengan
perkembangan bidang teknologi informasi semakin mendorong dalam kemajuan

10
bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan semaksimal mungkin

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam rangka menghadapi tantangan pada abad 21 ini,
setiap guru hendaknya memiliki kemampuan dan profesionalisme yang tinggi.
Tantangan yang dihadapi guru pada abad 21 tidak lagi berkisar pada kemampuan
akademik siswa, tetapi lebih pada pendidikan intelektual, emosional, moral dan
akhlak siswa. Era globalisasi menuntut persaingan tinggi tanpa terkecuali bagi
seluruh manusia. Tidak ada pilihan lain kecuali harus menghadapi abad yang seba
kompleks ini. Setiap guru harus memiliki kompetensi sebagaimana yang telah
diamanatkan di dalam Undang-Undang serta tuntutan zaman yang mengharuskan
setiap guru untuk memilikinya. Dengan memiliki kompetensi dan profesionalisme
yang tinggi, dengan demikian setiap tantangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran akan dapat dihadapi serta dapat menyiapkan sumber daya manusia
yang tangguh dan kompetitif.
B.     Saran
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, penulis menyarankan kepada pembaca,
agar dapat memanfaatkan makalah ini sebagai sumber ilmu dan referensi untuk
membuat tulisan terkait, yang lebih baik lagi. Selain itu, agar dapat memahami
mengenai jenis-jenis profesi di bidang pendidikan serta masalah dan Tantangan
Guru abad ke 21.

11
DAFTAR PUSTAKA

Way Yasaratodo. 2019  Profesi Kependidikan. UNIMED, Medan: penerbit


UNIMED press
https://qudsrepublic.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/brian201242118.wordpress.com/2014/11/09/jenis-
jenis-profesi-kependidikan/amp/

12

Anda mungkin juga menyukai