Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

Oleh:

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Swt., karena atas nikmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang
berjudul “Critical JURNAL Report”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang
telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis selama proses pembelajaran mata
kuliah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan kita semua. Aamiin.

Medan, 15 Oktober 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.3 Tujuan Penulisan 1

1.4 Manfaat Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Identitas Jurnal 1 2

2.2 Ringkasan Jurnal 1 2

2.3 Identitas Jurnal 2 6

2.4 Ringkasan Jurnal 2 6

BAB III PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah pendidikan tidak dapat dipecahkan keseluruhannya hanya dengan mempergunakan
metode ilmiah semata, akan tetapi untuk memecahkan masalah pendidikan seseorang harus
menggunakan analisis filsafat. Filsafat merupakan sumber nilai dan norma hidup yang
menentukan warna dan martabat hidup manusia . Guru adalah pelaksana kegiatan-kegiatan
dalam menanamkan nilai dan norma pendidikan, namun filsafat akan memberikan sumber
sumber dasar dan pedoman yang menentukan arah dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Filsafat pendidikan, dapat dikatakan paling erat kaitannya dengan progresivisme, yaitu suatu
aliran pemikiran yang menganjurkan bahwa kebenaran ditentukan oleh fungsi. Progresivisme
adalah aliran filsafat pendidikan yang berfokus pada siswa dengan memberikan keterampilan
dan pengethuan yang diperlukan tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk berhasil
dalam masyarakat kontemporer dan kompetitif. Progresivisme berfokus pada mendidik
siswa dengan cara yang membuat mereka menjadi orang dewasa yang produktif
fungsi cekatan dalam dunia yang senantiasa berubah.

1.2 Tujuan Penulisan


1.Untuk mengulas isi dan materi yang terdapat dari sebuah jurnal.
2.Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal tersebut.
3.Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan dari sebuah jurnal.
4.Membandingkan isi jurnal dengan jurnal lain.

1.3 Manfaat Penulisan


1.Terpenuhnya Tugas CJR pada mata kuliah Filsafat pendidikan.
2.Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam suatu jurnal.
3.Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkritisi suatu jurnal.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas Jurnal 1
Judul : PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP
PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
Jurnal : Jurnal Sains Psikologi
Volume dan Halaman : 6(1)
Tahun : 2017
Penulis : Fadhil Hikmawan
ISSN :-
Reviewer : Henni Dalimunthe (4183321006)
Tanggal : 15 Oktober 2018

2.2 Ringkasan Jurnal 1


ABSTRAK PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan ditulisnya perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi humanistik adalah untuk
mendeskripsikan secara kritis perspektif filsafat pendidikan yang ada dalam psikologi
pendidikan humanistik.

2. Subjek Penelitian
Subjek pennelitian dalam jurnal ini adalah buku dan jurnal yang relevan dengan filsafat,
filsafat pendidikan, dan psikologi pendidikan humanistik.

PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG DAN TEORI
Psikologi humanistik adalah salah satu dari tiga aliran klasik dalam psikologi, selain
aliran psikologi behavioristik dengan tokohnya John B. Watson dan aliran psikologi
psikonanalis dengan tokohnya Sigmund Freud. Aliran psikologi pendidikan humanistik adalah
aliran psikologi yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan manusia yang unik dan memiliki
potensi-potensi individu yang baik. Aliran ini banyak memperoleh pengaruh dari aliran
filsafat humanistik dengan tokoh J.J. Rousseau dan aliran eksistensialisme dengan tokohnya
J.J. Sartre (Saifulah, 1983). Selain diterapkan dalam bidang psikologi konseling, psikologi
industri dan organisasi, dan psikologi klinis, perkembangan aliran psikologi humanistik

2
diterapkan pula dalam bidang pendidikan. Penerapan psikologi humanistik dalam bidang
pendidikan lazim disebut dengan istilah psikologi pendidikan humanistik. Berdasar rasional
bahwa setiap aliran psikologi, termasuk psikologi pendidikan, memiliki dasar filsafat maka
dalam aliran psikologi pendidikan humanistik pada penelitian ini dideskripsikan secara kritis
tentang dasar filsafat pendidikan yang ada dalam aliran psikologi pendidikan humanistik.

METODE PENELITIAN
1. Langkah Penelitian
Metode dalam kajian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Alat
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumen. Data dalam penelitian ini adalah buku
dan jurnal yang relevan dengan filsafat, filsafat pendidikan, dan psikologi pendidikan
humanistik. Teknik analisis data dalam kajian ini adalah analisis tematik.

2. Hasil Penelitian
Psikologi Pendidikan Humanistik
Psikologi pendidikan humanistik adalah aliran psikologi pendidikan yang terkonstruksi
berdasar paradigma psikologi humanistik. Ini berarti psikologi pendidikan humanistik adalah
psikologi pendidikan yang menerapkan prinsipprinsip dan teori-teori yang ada dalam
psikologi humanistik ke dalam masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Tokoh-tokoh
psikologi pendidikan humanistik adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow yang berasal dari
Amerika Serikat. Psikologi humanistik merupakan suatu pendekatan psikologi yang
memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Aliran psikologi humanistik
banyak memperoleh pengaruh dari aliran filsafat eksistensialisme, aliran filsafat humanism, dan
aliran filsafat fenomenologi. Psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi
manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan
pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya,
nilainilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan hidup. Dalam hal ini,
Bugenthal (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) prinsip utama dari psikologi humanistik,
yaitu:
Keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen
Manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya
Manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang lain

3
Manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihanpilihanya
Manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas Prinsip-
prinsip tersebut kemudian diterapkan dalam wilayah pendidikan sehingga membentuk manusia
sebagai subjek yang unik dan mampu beraktualisasi diri seperti dikemukakan oleh tokoh
psikologi humanistic yaitu Abraham Maslow.
Filsafat Pendidikan Terhadap Psikologi Pendidikan Humanistik
Perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi pendidikan humanistik dapat ditinjau
dari tiga aspek kefilsafatan yang ada dalam pendidikan, yaitu dasar metafisika dalam
pendidikan, dasar epistemologi dalam bidang pendidikan, dan dasar epistemologi dalam
bidang pendidikan. Secara ontologi dari sudut filsafat manusia psikologi pendidikan melihat
manusia sebagai subjek pendidikan adalah memiliki potensi perkembangan diri (self growth)
yang baik dan mampu untuk beraktualisasi diri. Potensi perkembangan diri itu perlu
diaktualisasikan dalam proses pendidikan. Ini berarti secara ontologi kependidikan, psikologi
pendidikan humanistik menjelaskan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan subjek
didik atau peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi-potensi asli untuk mencapai
aktualisasi diri. Dasar epistemologi psikologi pendidikan dapat dilihat pada cara-cara
pemerolehan pengetahuan dalam proses pendidikan. Secara khusus, pada cara-cara pemerolehan
pengetahuan dalam proses pendidikan adalah mengarah pada metode pengajaran dan belajar
dalam pendidikan. Secara epistemology psikologi pendidikan humanistik cenderung
mengarahkan metode pengajaran dan belajar berdasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pilihan bebas dalam diri peserta didik dan kontrol mandiri dalam belajar. Ini berarti guru
hanya menjadi fasilitator dalam proses belajar mengajar.
Interes siswa. Ini berarti dalam pengajaran dan belajar, siswa secara mandiri menentukan
minat alam belajar mereka. Psikologi pendidikan humanistic menekankan pendidikan dan
pengajaran yang berpusat pada anak (child centred education).
Pribadi komprehensif. Dalam belajar, peserta didik melibatkan tidak hanya aspek kognitif
tapi juga aspek perasaan (afektif).
Evaluasi mandiri. Peserta didik melakukan evaluasi progres belajar secara mandiri terhadap
segenap aktivitas belajarnya. Ini berarti dalam melakukan evaluasi belajar, psikologi pendidikan
humanistik lebih menekankan pada evaluasi yang langsung berhubungan dengan

4
pengalaman belajarnya atau sering disebut dengan istilah evaluasi otentik. Metode evaluasi ini
menentang metode evaluasi yang terlalu menonjolkan pada tes-tes kognitif (memorisasi) yang
mengabaikan aspek-aspek afektif.
Guru sebagai fasilitator. Guru memiliki fungsi membantu dan mendampingi peserta
didik mengembangkan potensi-potensi asli dalam dirinya. Berdasar kajian epistemology
kependidikan di atas maka dasar epistemology psikologi pendidikan humanistik adalah
pluralistik (rasional, intuisionisme, dan fenomenologi). Rasional berarti pemerolehan
pengetahuan berdasar pada akal, intuisi berarti pemerolehan pengetahuan berdasar pada olah
rasa, dan fenomenologi berarti pemerolehan pengetahuan berdasar interaksi peserta didik
dengan dunia gejala). Berbeda dari psikologi pendidikan behavioristik yang cenderung memiliki
pendekatan bebas nilai (value free approach), psikologi pendidikan humanistik memiliki
pendapat bahwa proses pendidikan semestinya adalah lekat nilai atau terkandung nilai (value
laden). Itu dapat dilihat bahwa dalam proses pendidikan, nilai-nilai yang diyakini oleh
peserta didik dalam pendidikan berpusat pada anak ala pendidikan humanistik menjadi
landasan utama dalam proses pendidikan. Selama proses pendidikan, psikologi pendidikan
humanistik menekankan pada nilai-nilai asli peserta didik sehingga mereka akan mampu
mencapai perkembangan mandiri terkait penghargaan diri (self respect) dan kompetensi.
Dari penjabaran yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat filsafat pendidikan
dalam psikologi pendidikan humanistik. Filsafat pendidikan psikologi pendidikan humanistik
adalah filsafat pendidikan yang memandang pendidikan sebagai proses memanusiakan
peserta didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi asli
yang ada dalam dirinya. Filsafat pendidikan tersebut telah memiliki dasar ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.

3. Daftar Pustaka
Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan:Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset.
Bugenthal, J. 1964. The Third Force in Psychology. Journal of Humanistic Psychology, 4 (1):
19-26.

ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan Jurnal

5
Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini adalah Sistematika penulisan sudah tersusun dengan
baik, Isi dari materi yang dipaparkan cukup lengkap, Penulisan pendahuluan sudah sesuai
dengan judul yang dibahas. Dalam abstrak dituliskan metode, dan teknik penelitian. Sehingga
para pembaca mudah untuk mengerti apa yang di bahas atau pun permasalahan yang diteliti.
Tujuan penelitian sudah berkaiatan dengan judul yang diteliti. Metode penelitian sudah
menjelaskan bagaimana cara teknik pengambilan penelitian atau pun data. Kesimpulan sudah
mencakup isi dari penelitian atau pun data secara singkat dan jelas.

2. Kelemahan Jurnal

Kelemahan yang terdapat daam jurnal ini adalah tidak disertai dengan gambar grafik atau pun
tabel hasil analisis penelitian, tidak terdapat analisis yang mendalam pada bagian isi jurnal.
Tidak terdapat issn dalam jurnal. Dalam jurnal masih terdapat kata-kata yang sulit dipahami.
Sebaiknya setiap penjelasan di berikan contoh, agar lebih mudah memahaminya.

2.3 Identitas Jurnal 2


Judul : PENDIDIKAN FILSAFAT UNTUK ANAK?
PENDASARAN, PENERAPAN DAN REFLEKSI KRITIS UNTUK KONTEKS INDONESIA
Jurnal : Jurnal Filsafat
Volume dan Halaman : 26(2)
Tahun : 2016
Penulis : Reza A.A. Wattimena
ISSN :-
Reviewer : Henni Dalimunthe (4183321006)
Tanggal : 15 Oktober 2018

2.4 Ringkasan Jurnal 2


ABSTRAK PENELITIAN
1.Tujuan Penelitian
Tujuan dari jurnal ini adalah ingin memperlihatkan pentingnya pendidikan filsafat untuk anak
di Indonesia. Filsafat disini dilihat sebagai pendidikan nilai sekaligus pendidikan hidup yang
amat penting bagi perkembangan kepribadian manusia.

6
2.Subjek Penelitian
Subjek penelitian jurnal ini adalah anak usia dini, yakni usia sekolah dasar.

PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG DAN TEORI
Mengapa filsafat itu penting untuk anak-anak? Anak-anak, menurut Maughn Gregory
(Stiftung, 2007: 35-36), pada dasarnya, adalah filsuf alamiah. Artinya, mereka selalu menjadi
seorang filsuf yang mempertanyakan segala sesuatu, termasuk hal-hal yang sudah jelas
bagi orang dewasa. Seringkali, anak-anak menanyakan pertanyaan yang mengandung unsur
politis, metafisis bahkan etis. Jawaban atas pertanyaan tersebut membutuhkan pemahaman
tentang sejarah, politik dan metafisika yang cukup dalam. Anak-anak sudah memiliki semacam
intuisi filosofis yang sudah ada secara alamiah di dalam dirinya. Berbagai penelitian, seperti
dikutip oleh Gregory, menyatakan, bahwa pemahaman dan gaya berpikir filsafat yang diberikan
sejak usia dini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa (linguistik), kemam-
164 Jurnal Filsafat, Vol. 26, No. 2, Agustus 2016 puan berhubungan dengan orang lain (sosial),
kemampuan untuk berhadapan dengan kegagalan (psikologis), dan kemampuan untuk berpikir
terbuka anak (ilmiah), sehingga ia bisa menerima pelajaran dari luar dengan lebih cepat dan
mendalam. Dengan keempat kemampuan ini, anak pun bisa mengungkapkan perasaan dan
pikirannya kepada orang lain dengan lancar. Di Jerman, program "anak-anak berfilsafat"
(Kinder Philosophieren) sudah dimulai sejak dekade 1960-an. Metode yang digunakan
sebenarnya cukup sederhana, yakni: pertama, perumusan pertanyaan yang dibuat bersama-sama
dengan anak; kedua, berdiskusi bersama anak; ketiga, guna menjawab pertanyaan ini, melihat
beberapa kemungkinan jawaban yang bersifat terbuka dan, keempat, mencoba menggali
pertanyaan lebih jauh dari jawaban yang telah ada. Metode tersebut harus juga memiliki roh.
Ada dua roh yang ditawarkan di dalam filsafat untuk anak ini, yakni roh kesetaraan dan roh
keterbukaan. Artinya, hubungan antara guru dan murid di dalam kelas haruslah merupakan
hubungan kesetaraan. Tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah. Keduanya
adalah partner untuk berpikir dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Yang kedua adalah keterbukaan. Setiap pertanyaan adalah sah. Setiap jawaban dilihat sebagai
kemungkinan. Tidak ada yang mutlak. Semuanya adalah proses yang menuju pada hasil yang
bisa dipertanyakan lagi kemudian. Roh kesetaraan dan keterbukaan akan membuat suasana

7
menjadi tenang dan menyenangkan. Pikiran pun bisa berkembang di dalam dialog dengan orang
lain. Pola ini tidak hanya menyentuh bagian intelektual anak, tetapi juga sikap hidupnya yang
nantinya juga akan mengedepankan kesetaraan dan keterbukaan. Dua keutamaan
ini amat penting untuk kehidupan. Dimana peran orang dewasa di dalam proses ini? Orang
dewasa di sini, menurut Gregory, berperan sebagai fasilitator sekaligus pengatur lalu lintas dari
pertanyaan dan diskusi. Orang ini harus mencintai dunia pemikiran. Ia harus sadar, bahwa ia
tidak tahu segalanya. Ia melihat dirinya sebagai pencari yang bekerja sama dengan anak-anak,
guna menemukan sudut pandang baru atas pertanyaan-pertanyaan lama. Ia menjadi "contoh"
dari bagaimana orang harus berfilsafat itu Reza A.A. Wattimena 165 Ia memberikan contoh,
bagaimana mengajukan pertanyaan yang baik. Ia juga menjadi contoh, bagaimana mengajukan
jawabanjawaban yang bersifat terbuka, yang merangsang pertanyaan berikutnya.
Ia mengajarkan, bagaimana merumuskan sudut pandang baru atas masalah-masalah lama. Ia
memberikan kritik dan saran, tanpa bersifat menjatuhkan atau menghina. Ia juga mampu
menghubungkan berbagai aliran ide yang ada, sehingga diskusi tidak berujung pada
kebingungan. Ia menantang jawaban-jawaban dangkal yang memberikan kepastian mutlak atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada. Ia sendiri juga bersikap kritis pada pendapat-pendapatnya
sendiri.

METODE PENELITIAN
1.Langkah Penelitian
Lngkah penelitian dalam jurnal ini adalah pendidikan filsafat harus diberikan sejak usia
dini, yakni usia sekolah dasar. Namun, pola mengajar filsafat berbeda dengan pola mengajar
ilmuilmu lainnya. Ia mengajak orang berpikir sendiri dan menemukan jawaban sendiri atas
pertanyaan-pertanyaan hidupnya.

2.Hasil Penelitian
Pendidikan di Indonesia jelas perlu untuk dikembangkan terus menerus. Program
filsafat untuk anak adalah salah satu usaha yang perlu dilakukan, guna mewujudkan tujuan
tersebut. Program ini amatlah penting, karena filsafat tidak hanya memberikan pengetahuan
baru, tetapi juga mengajak orang untuk berpikir tentang hidupnya secara lebih mendalam.
Pendek kata, filsafat adalah bagian penting dari pendidikan hidup (Lebensbildung) setiap orang.

8
Dengan kemampuan bernalar kritis serta reflektif, filsafat membentuk cara berpikir, dan
mengajarkan orang untuk membuat keputusan dengan berpijak pada pertimbangan-
pertimbangan yang tepat. Hal ini tentu amat dibutuhkan oleh setiap orang. Namun, kemampuan
ini tidak datang begitu saja, melainkan harus dilatih secara berulang-ulang di dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, idealnya, kemampuan ini harus dilatih secara usia dini. Disinilah arti
terpenting dari program filsafat untuk anak untuk konteks Indonesia. Peran guru, orang tua,
pemerintah dan masyarakat luas juga amatlah besar, yakni sebagai "fasilitator filosofis",
guna membantu anak berpikir secara mandiri dan kritis. Pada tingkat yang lebih luas, program
filsafat untuk anak juga bisa berperan amat besar untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia di Indonesia. Ini amatlah penting untuk menunjang kemajuan bangsa. Namun, program
filsafat untuk tidak boleh jatuh pada birokratisasi yang justru membunuh roh kritis dari filsafat
itu sendiri. Ia juga harus memberikan ruang yang memadai untuk berdialog dengan kultur
setempat yang sebelumnya sudah ada di Indonesia.

3.Daftar Pustaka
Meiners, Rheinhard. 1995, “Philosophieren mit Kindern”, dalam Widerspruch
Nr. 27 Philosophie und Alltag , S. 36-47.

ANALISIS JURNAL
1.KELEBIHAN JURNAL
Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini adalah terdapat volume jurnal, nomor jurnal,
dan halaman jurnal. Penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak yang berisi konteks tujuan penelitian, dan metode analisis, hasil dan
kesimpulan. Jurnal memaparkan secara jelas dan lengkap latar belakang dari permasalahan,
penjelasan yang disampaikan pada landasan teori memaparkan cukup jelas dan menyertakan
daftra pustaka.

2.KELEMAHAN JURNAL

Kelemahan yang terdapat dalam jurnal ini adalah tidakterdapatnya ISSN dalam jurnal
dan kata kunci yang dapatemperudah pembaca dalam memahami isi jurnal Dalam jurnal masih
terdapat kata-kata yang sulit dipahami. 3.Sebaiknya setiap penjelasan di berikancontoh, agar
lebih mudah memahaminya. 4.Subjek penelitian dan tekniknya tidak tertera secara khusus
dalam jurnal. 5.Tidak terdapat saran dalam jurnal.

9
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kedua jurnal tersebut sudah cukup baik bagi para pembaca yang ingin
mengetahui mengenai filsafat pendidikan. Dimana penulis memaparkan isi paparan
jurnal secara terperinci dan juga jelas.

2. SARAN
Untuk itu semoga dengan adanya tugas critical jurnal review ini,dapat memberikan kita
informasi mengenai filsafat khususnya dibidang pendidikan dan melatih mahasiswa dalam
mengkritik jurnal. Dan seharusnya jurnal ini dilengkapi dengan issn dan dilengkapi juga dengan
teknik dan subjek penelitian yang jelas, agar reviewer lebih paham dalam membaca sekaligus
mengkritik jurnal, sehingga jurnal ini tidak memiliki banyak kelemahan.
.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wattimena,A.A. Reza. 2016. PendidikanFisafatUntuk Anak?Pendasaran, Penerapan Dan


Refleksi Kritis Untuk Konteks Indonesia.Jurnal Fisafat.26(2).
Hikawan, Fadhil.2017.Perspektif Filsafat Pendidikan Terhadap Psikologi Pendidikan
Humanistik.Jurna Sains Psikoogi.06(1).

11

Anda mungkin juga menyukai