DISUSUN OLEH :
NIM : 1183151040
Kelas : BK Reguler D
Puji syukur saya kepada tuhan yang maha Esa, karena atas Berkat dan Rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL BOOK
REPORT” dalam mata kuliah Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling.Saya
berterima kasih kepada bapak/ibu dosen yang sudah membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas ini, kepada semua yang sudah memberikan saran dan kritik,
dan semua yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.Saya
mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi
juga dapat bermanfaat bagi semua pembacanya, dan semoga juga dapat
menambah pengetahuan bagi saya dan pembaca. Saya sadar bahwa saya masih
dalam proses belajar, dan makalah ini pun tidak luput dari kesalahan. Saya mohon
maaf jika ada terdapat kesalahan pada penulisan dan tata bahasa dalam makalah
ini, dan saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk makalah yang saya
buat ini.
Dimas Syachfira
1183151040
BAB I
PENDAHULUAN
Critical book report yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan
dariperbandingan yang akan saya lakukan pada dua buku dan saya akan
menyertakanringkasan dari masing-masing buku (bab per bab), dimana buku
pertama dan kedua memiliki judul yang berbeda. Dalam critical book report ini,
saya akan memaparkan masalah tersebut lewat pembahasan berikut. Semoga
usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun
khususnya.
A.RUMUSAN MASALAH
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical
bookreview ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara
mendalammengenai kedua buku tersebut.
BAB II
ISI BUKU
A. Identitas Buku
Idenditas Buku :
Kota : Medan
B. Ringkasan Buku :
Implementasi Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 memberikan arah yang jelas
kepada guru BK tentang pelaksanaan layanan BK pada jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah. Di samping itu, permendikbud tersebut mempersyaratkan layanan
BK harus diberikan oleh orang yang profesional, yaitu Sarjana Pendidikan (S-1)
dalam bidang BK. Untuk bisa memberikan pelayanan yang optimal, guru BK
dituntut untuk meningkatkan keprofesionalannya melalui pelatihan, seminar, dan
workshop. Di samping itu, juga perlu dilakukan penilaian terhadap kemampuan
guru BK secara periodik, guna mengukur dan menilai sejauh mana peningkatan
kemampuan mereka dalam mengaplikasikan hasil seminar, workshop, atau
pelatihan yang mereka ikuti. Hal lain yang sangat perlu dilakukan dalam
peningkatan keprofesionalan guru BK adalah pelaksanaan supervisi secara terus
menerus oleh pengawas BK. Oleh sebab itu, yang diangkat menjadi pengawas BK
adalah guru BK yang berpengalaman, berprestasi, dan berpendidikan minimal S-2
dalam bidang BK.
Proses belajar disekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh.
Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih hasil yang tinggi dalam
belajar, seseorang harus memiliki intellegence Quotient (IQ) yang tinggi, karena
intelegensi merupakan bakal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan
pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal Dalam proses
belajar siswa, kedua intelegensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi
dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran
yang disampaikan sekolah. Namun biasanya kedua intelegensi itu saling
melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan
belajar siswa. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan ratioanal
intellegence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipaham siswa saja.
Melainkan juga perlu mengembangkan emotional intellegence siswa.