Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK.PROFESI KEPENDIDIKAN

PRODI : S1 PENDIDIKAN FISIKA

Skor Nilai :

1. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (Pengembangan Profesi Guru dalam


Meningkatkan Kinerja Guru ;Ayu Dwi Kesuma Putrid an Nani Imaniyati ;2017)
2. Journal International Conference On Teacher Training And Education (Continuous
Profesional Development to Improve the Teacher’s Competencies ;Cicilia Dyah
Sulistyaningrum Indrawati dan Dini Octoria ;2016)

NAMA MAHASISWA : FRANSISKA ADELINA SIMANJUNTAK


NIM : 4193321013
DOSEN PENGAMPU : LALA JELITA ANANDA S.Pd.,M.Pd
MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

MARET 2020

1
EXECUTIVE SUMMARY

Guru sebagai salah satu tenaga kependidikan memiliki tuga dan tanggung jawab yang besar.
Tugas dan tanggung jawab tersebut lebih luas dari sekedar hanya membuat peserta didik menjadi
tahu dan memahami bahan ajar yang diberikan, yaitu menjadikan peserta didik menjadi manusia
terdidik yang memahami perannya sebagi manusia, sehingga bermamfaat bagi diri dan
lingkungannya.

Kinerja guru yang selama ini menjadi wacana dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia
(SDM), telah menjadikan guru sebagai salah satu isu sentral mengenai pendidikan secara
nasional. Persoalan guru adalah persoalan pendidikan, dan persoalan pendidikan adalah
persoalan bangsa. Begitulah kira-kira kalangan praktisi pendidikan mengiring isu tentang guru
dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru. Guru merupakan unsur utama dalam
keseluruhan proses pendidikan khsusnya di tingkat institusional. Tanpa guru pendidikan hanya
menjadi slogan muluk karena segala bentuk kebijakan dan program pada akhirnya akan
ditentukan oleh kinerja pihak yang berada di garis terdepan yaitu guru.

Karena itu untuk menjadikan pendidikan sebagai sebuah sector pembangunan yang efektif,. Guru
adalah factor yang mutlak. Bukan saja jumlahnya yang harus mencukupi, melainkan mutunya
juga harus baik;sebab jumlah dan mutu guru adalah unsur yang secara langsung ikut menentukan
kekuatan sector pendidikan. Dengan kata lain, kekuatan dan mutu pendidikan sesuatu Negara
dapat dinilai dengan mempergunakan factor guru sebagai salah satu indeks utama. Itulahnya
sebabnya mengapa guru factor yang mutlak dalam pembangunan.

Ketika pendidikan dijadikan sebagai leading sector dalam pembangunannya, Negara-negara


tersebut menjadikan guru sebagai bagian terpenting dalam melakukan perubahan terhadap sistem
pendidikan nasionalnya. Guru menjadi primadona ketika pendidikan dianggap sebagai
instrument pemberdayaan dan peningkatkan mutu manusia.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Critical Journal Review ini. Makalah ini di tulis
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Profesi Kependidikan” dengan dosen
pembimbingnya adalah “ Lala Jelita Ananda. S.Pd.,M.Pd” yang sudah banyak memberikan
bimbingan atas tugas ini.

Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan
semangat untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat dalam waktu pengumpulannya.

Dan saya kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.

Akhirnya saya dengan kerendaahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalm penulisan
atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh bapak dan dapat dijadikan sebagai
acauan dalam proses pembelajaran kami.

Medan, Maret 2020

FRANSISKA ADELINA

4193321013

3
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY ........................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR .................................................................................................. 5


1.2. Tujuan Penulisan CJR .............................................................................................................. 5
1.3. Mamfaat CJR ............................................................................................................................ 6
1.4. Identitas Jurnal........................................................................................................................... 6

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL

2.1. Pendahuluan ....................................................................................................................... 7


2.2. Deskripsi Isi ....................................................................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan dan Kelemahan ....................................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan .............................................................................................................................. 14

4.2. Rekomendasi ............................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang
diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan
bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah;
memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract
yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan
metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan,
mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal yang perlu
ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa landasan teori yang
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai;
mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat
pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat; serta menyimpulkan isi
dari jurnal.

1.2.Tujuan Penulisan CJR

1. Penyelesaian salah satu tugas mata kuliah “Profesi Kependidikan”.


2. Untuk menambah pengetahuan/ wawasan dalam mengkritik atau mereview suatu
jurnal.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melihat kekurangan dan kelebihan
suatu jurnal
4. Meningkatkan rasa keingin tauan mahasiswa dalam memilih jurnal yang bagus.

5
1.3. Mamfaat CJR

2. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview


3. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.
4. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar.
5. Dan dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar.
6. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian

1.4.Identitas Jurnal ( Artikel)

Jurnal 1

1. Judul Artikel : Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja


guru
2. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
3. Tahun Terbit : 2017
4. Pengarang : Ayu Dwi Kesuma Putrid an Nani Imayati
5. Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia
6. Kota Terbit : Bandung,Jawa Barat
7. Vol (No) : 2 (2)
8. Nomor ISSN : 2656- 4734
9. Alamat Situs : https://ejournal.upi.edu>article PDF hasil Web :
Pengembangan profesi guru dalam meningkatkan kinerja guru – Journal UPI

Jurnal 2

1. Judul Jurnal : Continuous Profesional Development to Improve the


Teacher’s Competencies
2. Nama Jurnal : International Conference On Teacher Traning and
Education (ICTTE)
3. Tahun Terbit : 2016
4. Pengarang : Cicilia Dyah Sulistyaningrum Indrawati dan Dini Octoria
5. Penerbit : Sebelas Maret University
6. Kota Terbit : Surakarta
7. Vol (No) : 2(1)
8. Nomor ISSN : 25002- 4124
9. Alamat Situs : https://jurnal .uns.ac.id

6
BAB III

RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan

Jurnal 1

Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian publik untuk kualitas guru dan pendidikan guru
memiliki kebijakan mendorong dan akreditasi lembaga di Amerika Serikat untuk
mengadakan program persiapan guru (TPPs) bertanggung jawab untuk efektivitas lulusan
mereka (Kevin C. Bastian, 2016). Pendidikan adalah mungkin salah satu kegiatan sosial yang
paling penting dal am kehidupan manusia. Guru dan pendidik memainkan peran penting
dalam mendukung dan memotivasi siswa. Mereka harus selalu memperbaiki diri untuk
menjadi visioner dan baik-bulat di bidang yang mereka ajarkan. Mereka harus disiplin di
tempat kerja (Ninlawan, 2015). Dikarenakan, tujuan utama dari pembelajaran adalah untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi pekerja yang sukses di dunia kerja (Finch, R, &
Crunkilton, 1999).

Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai
keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi
keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa kualitas
guru di Indonesia masih tergolong relatif rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak
terpenuhinya kualitas pendidikan. Maka dari itu, kinerja guru sangat diperhatikan, dan
berusaha untuk terus ditingkatkan (Markos & Sridevi, 2010).

Salah satu upaya dalam pengembangan profesi guru dengan cara peningkatan dan
pengembangan keterampilan dapat diperoleh melalui proses pembelajaran. Pengembangan
profesional guru dipelajari dan disajikan dalam sastra relevan di banyak berbeda cara. Tapi
selalu merupakan inti dari upaya tersebut adalah memahami bahwa pengembangan
profesional adalah tentang guru belajar, belajar cara belajar, dan mengubah pengetahuan
mereka praktek untuk kepentingan siswa mereka (Avalos, 2011). Pada prinsipnya, dapat
dikatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan, secara umum, pencapaian persiapan optimal
profesional masa depan.

Salah satu aspek yang menarik untuk dikaji dari sosok seorang guru adalah aspek
kinerja, karena kinerja guru menurut merupakan input yang paling penting dalam

7
penyelenggaraan pendidikan (Nadeem & et.al, 2011). Akan tetapi berdasarkan Fakta
menunjukkan kinerja guru masih belum optimal. Belum optimalnya kinerja guru, hal tersebut
ditunjukkan antara lain guru tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mengabaikan kelengkapan administrasi guru, memberikan tugas tanpa adanya proses
tatap muka, kurangnya bahan ajar yang menarik penggunaan model dan metode yang
monoton, dan evaluasi pembelajaran yang belum optimal.

Mengingat pentingnya kinerja guru dalam pendidikan, maka diperlukan upaya untuk
meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan teori perilaku dari Luthans banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kinerja
guru tersebut diantaranya adalah faktor pengembangan profesi guru, faktor tersebut yang
dijadikan kajian dari penelitian ini.

Jurnal 2

Guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya meliputi mendidik, mengajar dan
konseling, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik melalui
pendidikan formal. Guru adalah sebuah profesi, dan karenanya, seorang guru diharuskan
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, kondisi fisik dan mental yang
baik, serta kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur
dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kualifikasi
akademik guru diperoleh dari pendidikan tinggi, baik di tingkat sarjana atau empat tahun.
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogis, pribadi, sosial, dan profesional yang
diperoleh dari pendidikan profesional. Sertifikat pendidik adalah bukti formal yang berfungsi
sebagai pernyataan bahwa seorang guru adalah pekerja profesional. Untuk memfasilitasi guru
profesional di Indonesia, sejumlah kebijakan mengenai pengembangan profesional guru telah
dibuat, termasuk

1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3) Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru. Selain itu, kebijakan-kebijakan
tersebut berasal kebijakan lain, termasuk:
1. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2009 tentang Posisi Fungsional dan Poin Kredit Guru;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Layanan Sipil
Nasional Nomor 03 / V / PB / 2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pedoman
Manajemen Posisi Fungsional Guru dan Poin Kredit;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Manual
Teknis Posisi Fungsional Guru dan Poin Kredit; dan

8
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun 2010 tentang
Penyesuaian Posisi Fungsional Guru. Kebijakan tersebut jelas mengatur tugas,
kewajiban, dan posisi guru di Indonesia. Salah satu kewajiban guru adalah untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
terus-menerus sesuai dengan pengembangan sains, teknologi, dan seni atau yang
disebut Pengembangan Profesional Berkelanjutan (CPD). CPD adalah
pengembangan kompetensi guru yang dilakukan secara efektif, bertahap dan terus
menerus untuk meningkatkan profesionalisme. Melalui CPD, para guru
diharapkan untuk secara profesional mempertahankan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengatur proses pembelajaran yang
berkualitas. CPD dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai standar
kompetensi dan / atau untuk meningkatkan kompetensi sehingga guru mampu
memberikan layanan pendidikan profesional. Pencapaian dan peningkatan
kompetensi melalui CPD akan berkontribusi pada peningkatan profesionalisme
guru dan memiliki implikasi pada perolehan poin kredit untuk pengembangan
karier guru.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Posisi Fungsional Guru dan Poin Kredit, CPD
mencakup tiga elemen:

1. Pengembangan diri;

2. Publikasi ilmiah;

3. Karya inovatif.

Pengembangan diri adalah upaya guru untuk meningkatkan kemampuan dan


keterampilan mereka melalui pendidikan dan pelatihan fungsional dan kegiatan kolektif guru.
Berbagai kegiatan pengembangan diri ini harus sangat berkualitas dan perlu dikoordinasikan dan
dikendalikan oleh koordinator CPD di sekolah secara sistematis dan terarah sesuai dengan
kebutuhan. Kegiatan pengembangan diri harus didukung dengan bukti atau dokumen otentik
seperti surat wajib, sertifikat, dan laporan yang menggambarkan hasil pelatihan atau lokakarya
yang secara resmi disetujui oleh kepala sekolah. Kegiatan pengembangan diri seperti kegiatan
kolektif guru harus didukung dengan bukti otentik seperti referensi tertulis dan laporan kegiatan
dengan persetujuan kepala sekolah. Hasil kegiatan pengembangan diri perlu disebarluaskan
kepada guru-guru lain, terutama yang mengajar di sekolah yang sama, untuk menunjukkan
kepedulian dan kontribusi mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,
pengembangan diri diharapkan dapat mempercepat proses peningkatan dan pengembangan
sekolah secara holistik, dan guru dihargai dengan poin kredit tambahan sesuai dengan peran
mereka sebagai nara sumber

9
B. Deskripsi Isi

Jurnal 1

Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka menyesuaikan


kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan pengajaran. Pengembangan
profesi guru di lingkungan pendidikan diarahkan pada kualitas profesional, penilaian kinerja
secara obyektif, transparan dan akuntabilitas, serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja
dan prestasi (Soewarni, 2004). Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah peningkatan
kualitas kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam kompetensi guru adalah kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,dan kompetensi profesional (Ana-Maria
Petrescu, 2015).

Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam pengamalan ilmu dan pengetahuan,
teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan
profesionalisme tenaga kependidikan lainnya (Zainal & Elham, 2007). Pengembangan profesi
merupakan peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu
rencana profesi (Hani, 2001, hal. 123). Profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa
seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Pengembangan profesi guru merupakan hal
penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan besarnya tuntutan terhadap
profesi guru yang utamanya ditekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan (Ondi & Aris, 2010)
Pengembangan profesional dapat didefinisikan sebagai proses karir panjang di mana pendidik
menyempurnakan mengajar mereka untuk memenuhi kebutuhan siswa (Maggioli, 2004). Dalam
penelitian ini, indikator yang digunakan adalah berdasarkan pendapat dari Abdul Majid (2011,
hlm. 8) mengungkapkan terdapat beberapa indikator pengembangan profesi guru yaitu : (1)
Mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan
ilmiah, (2) Mengembangkan berbagai model pembelajaran, (3) Menulis karya ilmiah, (4)
Membuat alat peraga/media, (5) Mengikuti pendidikan kualifikasi, (6) Mengikuti kegiatan
pengembangan kurikulum. Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam
kehidupan suatu bangsa. Hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam
konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,
sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran
dan tugasnya di masyarakat. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi
pendidik (guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnyakualitas
pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya.

Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan atau


kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru yang
sebenarnya adalah pembelajaran siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Kinerja guru adalah
segala hasil dari usaha guru dalam mengantarkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

10
pendidikan, yang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut tugasnya sebagai guru.
Tugas profesional seorang guru mencakup kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi pesrta didik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Kinerja seorang guru dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh oleh
seorang guru, bagaimana seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
mengevaluasi hasil pembelajaran serta memberikan tindak lanjut dari evaluasi
pembelajaran, dan hasil kerja yang diperoleh oleh seorang guru.

Jurnal 2

Guru aktif mampu mencapai ketiga elemen CPD secara terus menerus, dan oleh karena itu, guru
selalu mampu mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme, tidak hanya untuk
memenuhi permintaan poin kredit. Oleh karena itu, meskipun poin kredit guru telah memenuhi
persyaratan untuk preferensi posisi struktural dan fungsional, mereka masih diharuskan untuk
melakukan CPD. Atas dasar penelitian pendahuluan, sejumlah masalah terkait dengan
implementasi CPD telah ditemukan. Selanjutnya, mereka diklasifikasikan menjadi dua masalah
utama, yaitu masalah yang terkait dengan kurangnya pengetahuan guru tentang CPD dan
masalah yang terkait dengan keengganan guru untuk melakukan CPD meskipun mereka sudah
tahu tentang CPD. Masalah pertama adalah kurangnya pengetahuan guru tentang kegiatan PKB.
Dari hasil wawancara dengan guru di Forum Pengembangan Profesi Guru Guru Ekonomi,
diketahui bahwa guru tidak menerima informasi yang memadai tentang PKB. Ini karena
kurangnya sosialisasi oleh lembaga terkait, dalam hal ini, Departemen Pendidikan dan
Departemen Pendidikan. Kondisi geografis dan keterbatasan sumber daya manusia di Indonesia
menjadi kendala dalam sosialisasi CPD. Kondisi geografis dan kekurangan sumber daya manusia
harus diatasi dengan baik dengan bantuan internet karena kebijakan pendidikan, khususnya
informasi tentang PKB, dapat diakses secara luas dari banyak tempat di Indonesia, tetapi
sayangnya, beberapa guru tidak mengambil inisiatif untuk mengakses informasi tentang PKB

1. Masalah pertama adalah kurangnya pengetahuan guru tentang kegiatan PKB. Dari hasil
wawancara dengan guru di Forum Pengembangan Profesi Guru Guru Ekonomi, diketahui
bahwa guru tidak menerima informasi yang memadai tentang PKB. Ini karena kurangnya
sosialisasi oleh lembaga terkait, dalam hal ini, Departemen Pendidikan dan Departemen
Pendidikan. Kondisi geografis dan keterbatasan sumber daya manusia di Indonesia
menjadi kendala dalam sosialisasi CPD. Kondisi geografis dan kekurangan sumber daya
manusia harus diatasi dengan baik dengan bantuan internet karena kebijakan pendidikan,
khususnya informasi tentang PKB, dapat diakses secara luas dari banyak tempat di
Indonesia, tetapi sayangnya, beberapa guru tidak mengambil inisiatif untuk mengakses
informasi tentang PKB .

11
2. Masalah kedua adalah keengganan guru untuk melakukan PKB meskipun mereka sudah
tahu tentang PKB. Hasil wawancara dengan guru di SMA negeri dan swasta dan sekolah
menengah kejuruan di Surakarta, menunjukkan bahwa keengganan guru untuk
melakukan PKB disebabkan oleh perasaan mereka dibebani dengan banyak tugas, seperti
mengatur rencana pelajaran dan melakukan berbagai kegiatan di sekolah. Guru
menghadapi kesulitan dalam mengatur waktu karena CPD adalah program baru yang
menuntut kesediaan guru dan kemampuan khusus untuk menyelesaikan kegiatan CPD.
Selain itu, keengganan guru untuk melakukan CPD adalah karena proses administrasi
yang panjang untuk mengelola CPD, mulai dari Departemen Pendidikan di tingkat
Kabupaten / Kota, Departemen Pendidikan di tingkat Provinsi, Lembaga Penjaminan
Mutu Provinsi, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Proses panjang ini
menyebabkan guru enggan melakukan CPD dan lebih suka mengajar dan menyelesaikan
tugas tambahan di sekolah.

Guru harus secara aktif mengembangkan profesionalisme berkelanjutan, yang terutama berfokus
pada elemen kedua, yaitu publikasi ilmiah, berdasarkan laporan hasil penelitian. Dengan
menyelesaikan CPD, guru memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan mereka
untuk mencari dan merumuskan masalah pembelajaran, menemukan solusi dan
mengimplementasikan tindakan yang diperlukan, serta melaporkan hasilnya dalam bentuk
makalah ilmiah, yang akhirnya akan meningkatkan kompetensi pedagogis dan profesionalisme
mereka.

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kelemahan

1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel


Bahwa Jurnal yang pertama lebih kepada proses kinerja dari seorang guru dan
pengembangan profesi sebagai seorang guru .
Sedangkan Jurnal yang kedua lebih terarah kepada sikap professional dari seorang guru
dan bagaimana guru dalam mengaktifkan proses pembelajaran melalui sikap
profesionalnya.

Maka dari kedua jurnal memang saling menambahai bahwa dalam pengembangan kinerja
seorang guru, guru juga harus mampu memahami bagaimana sikap professional yang
baik supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan interaksi antar kedua
pihak ( guru dan siswa) tidak menjadi kaku lagi.

2. Dari aspek tata bahasa


Jika dilihat dari segi tata bahasa otomatis jurnal yang kedua sangat sulit untuk dipahami
karena bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris.
Maka untuk mempermudah pemahaman tersebut kita dapat mengubah bahasa tersebut ke
dalam bahasa Indonesia.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi
dan keterampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan
profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Pengembangan profesi merupakan peningkatan-
peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana profesi. Profesi
ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lain.
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi
perubahan dan besarnya tuntutan terhadap profesi guru yang utamanya ditekankan pada
penguasaan ilmu pengetahuan Pengembangan profesional dapat didefinisikan sebagai proses
karir panjang di mana pendidik menyempurnakan mengajar mereka untuk memenuhi kebutuhan
siswa

Tugas profesional seorang guru mencakup kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,


mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi pesrta didik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Kinerja seorang guru dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh oleh
seorang guru, bagaimana seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
mengevaluasi hasil pembelajaran serta memberikan tindak lanjut dari evaluasi
pembelajaran, dan hasil kerja yang diperoleh oleh seorang guru.

B. Rekomendasi

Menurut yang saya baca dari Jurnal,jurnal tersebut sangat layak digunakan untuk seorang
mahasiswa yang akan sebagai calon guru seperti kami dan menjadi reverensi bagi si pembaca
dan diharapkan agar buku tersebut lebih teliti lagi saat dalam pengetikan agar tidak ada
kesalahan serta memudahkan pembaca untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari serta
perlengkaplah identitas buku tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Ayu Dwi Kesuma Putrid an Nani Imayati. (2017).Pengembangan profesi guru dalam
meningkatkan kinerja guru. Universitas Pendidikan Indonesia :Bandung. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2 (2)

2. Cicilia Dyah Sulistyaningrum Indrawati dan Dini Octoria. (2016). Continuous


Profesional Development to Improve the Teacher’s Competencies. Sebelas Maret
University: Surakarta. : International Conference On Teacher Traning and Education
(ICTTE) :2 (1)

15

Anda mungkin juga menyukai