Disusun Oleh :
Kelas : B
Dosen : Dr. Ahmad Suryadi, M.Pd.
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, Shalawat dan Salam kepada
Rasulullah SAW. Penulis bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta
taufik-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul Pendidikan Sebagai Kurikulum
dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis mengalami hambatan waktu dan
keterbatasan pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan acuan. Namun,
berkat bantuan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Suryadi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan
2. Keluarga penulis yang selalu mendoakan dan memberi dukungan
3. Rekan-rekan mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan kelas B yang memberi
dukungan maupun ide-ide yang sifatnya membangun untuk terselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang positif sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
i
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
1.3.Tujuan ................................................................................................................................1
BAB II .......................................................................................................................................1
PEMBAHASAN ........................................................................................................................2
2.1.Pendidikan ........................................................................................................................2
2.2.Kurikulum ..........................................................................................................................3
2.6.Penerapan Kurikulum.......................................................................................................28
PENUTUP ................................................................................................................................32
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................32
3.2. Saran.................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian dari pendidikan sebagai kurikulum
1.3.2 Dapat mengetahui peran kurikulum sebagai pendidikan
1.3.3 Dapat mengetahui komponen dalam kurikulum
1.3.4 Dapat mengetahui perkembangan kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendidikan
Pengertian pendidikan sebagai suatu konsep sering diartikan dan dipandang
masyarakat dalam pengertian yang kurang tepat bahkan dapat dikatakan salah, sehingga
pengertian pendidikan maknanya sering dikerdilkan hanya sebatas pengertian pengajaran
atau masyarakat sering membuat pengertian pendidikan sama dengan pengajaran.
Pengajaran mempunyai makna yang lebih sempit dibandingkan dengan pengertian
pendidikan. Akibat penciutan makna pendidikan menjadi pengajaran tersebut maka hakekat
apa dan bagaimana proses pendidikan juga diartikanr sama dengan apa dan bagaimana
proses pengajaran. Untuk melilat dengan jelas apa makna pendidikan dan makna
pengajaran berikut ini akan dilihat dari perspekif pengertian menurut para ahli dan sumber
terpercaya lainnya, sebagai berikut:
1. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
2. Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau
cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan
3. Martinus Jan Langeveld, pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik agar
mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan bertanggung jawab
secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan sebagai upaya untuk
membangun anak agar lebih dewasa.
4. Dewey, metode pendidikan adalah upaya menanamkan suatu disiplin, tetapi bukan
otoritas. Yang terpenting adalah mengontrol anak melalui kekuatan eksternal. Dewey
berpendapat bahwa tidak ada sesuatu tindakan yang baik dan benar secara obyektif.
Susunannya melibatkan kemauan manusia.
2
5. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang , yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
2.2. Kurikulum
Jika ditinjau arti dari Kurikulum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan;
cakupan kurikulum yang berisikan uraian bidang studi yang terdiri atas beberapa
macam mata pelajaran yang disajikan secara kait-berkait;
inti kurikulum yang program belajarnya disusun dalam bentuk masalah inti tertentu;
kegiatan kurikulum yang program belajarnya disusun melalui kegiatan tertentu yang
dilakukan anak;
kegiatan luar sekolah pemisahan atau sebagian ruang lingkup pelajaran yang
diberikan di perguruan tinggi atau pendidikan menengah dan tidak merupakan bagian
integral dari mata pelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum;
muatan lokal kurikulum yang berisi mata pelajaran yang disesuaikan dengan
kepentingan daerah;
pelengkap kurikulum yang bertalian dengan kegiatan yang mengaitkan siswa dengan
situasi luar sekolah, tetapi dapat berupa kegiatan pokok di dalam kelas dan/atau
sesuai dengan minat siswa;
terpadu kurikulum yang memadukan semua mata pelajaran ke dalam bentuk
permasalahan;
terpisah kurikulum yang menitikberatkan kepada sejumlah mata pelajaran yang
terpisah-pisah
Untuk melihat dengan jelas apa makna kurikulum, berikut ini akan dilihat dari
perspekif pengertian menurut para ahli dan sumber terpercaya lainnya, sebagai berikut;
1. Menurut UU RI no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Harsono (2005). Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan
yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini semakin
3
berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak hanya sebagai
gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran yang terencana dari
institusi pendidikan nasional.
3. George A. Beaucham (1976). Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang
berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui
pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Inlow (1966). Kurikulum merupakan suatu usaha menyeluruh yang dirancang secara
khusus guna untuk membimbing peserta didik dalam memperoleh hasil belajar dari
pembelajaran yang sudah ditetapkan.
4
e. Fungsi Diagnostik, kurikulum berfungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi
yang dimiliki oleh setiap peserta didik supaya dapat terus digali dan mengasah
potensi tersebut sehingga peserta didik mampu memiliki keterampilan hidup.
f. Fungsi Pemilihan, kurikulum memberikan fasilitas kepada peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan kepada mereka dalam memilih program pembelajaran
sesuai minat dan bakat untuk masing-masing anak.
5
2.4. Komponen Kurikulum
- Tujuan Kurikulum
Tujuan pendidikan dasar: fokus pada aspek kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, dan juga keterampilan. Agar peserta didik mampu
hidup lebih mandiri, serta memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya.
Tujuan pendidikan menengah; fokus untuk meningkatkan kecerdasaan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan guna menjadi
bekal bagi kehidupan remaja yang penuh tantangan.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan; untuk meningkatkan kecerdasaan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan ketrampilan yang jauh lebih baik
dari sebelumnya. Agar peserta didik siap untuk hidup mandiri di masyarakat
dan mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
- Materi pembelajaran
- Teori
- Konsep
- Generalisasi
- Prinsip
- Prosedur
- Fakta
- Istilah
- Contoh/ilustrasi
- Definisi
- Preposisi
- Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yaitu metode dan peralatan yang digunakan untuk menyampaikan
pelajaran kepada para peserta didik. Di Indonesia, dikenal istilah pakem gembrot, yang
merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Menyenangkan, Gembira,
dan Berbobot.
6
- Organisasi kurikulum
- Mata pelajaran terpisah (Isolated subject)
- Mata pelajaran berkolerasi (Correlated subject)
- Bidang studi (Broad field)
- Program yang berpusat pada anak (Child centered)
- Inti masalah (Core program)
- Program keseimbangan (Ecletic program)
- Evaluasi kurikulum
Penilaian terhadap kinerja kurikulum. Indikator kinerja yang dinilai adalah efektivitas,
relevansi, efisiensi, dan kelaikan program. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997),
ada tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum; pendekatan penelitian (Analisis
komparatif), pendekatan objektif, pendekatan campuran multivariasi.
7
tahun 1973, Kurikulum SD tahun 1975, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum
1994, dan Revisi Kurikulum 1994 pada tahun 1997.
3. Masa reformasi terjadi 3 kali perubahan kurikulum, yaitu Rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) tahun 2006,
dan Kurikulum 2013.
4. Masa pasca reformasi sekitar 20-an tahun setelah reformasi 1998, tepatnya pada masa
pandemi Covid 19, pemerintah melalui Kemdikbud melakukan perubahan terhadap
Kurikulum 2013 revisi menjadi Kurikulum Prototipe 2022-2024. Hal ini sebagai bentuk
tanggap terhadap berbagai macam perubahan yang terjadi akibat Pandemi Covid-19 dan
sebagai bentuk penyesuaian terhadap Revolusi Industri 4.0.
Perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa ke masa dapat dilihat pada Tabel
Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia sebagai berikut (Muhammedi, 2016):
Rencana
Pelajaran Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama di Indonesia
(Dirinci dalam setelah kemerdekaan. Istilah kurikulum masih belum
1947 Rencana digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah
Pelajaran Rencana Pelajaran.
Terurai) 1947
Rencana
(Pendidikan Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum
1964
Sekolah Dasar) sebelumnya.
1964
8
Kurikulum
Kurikulum Proyek Printis Sekolah Pembangunan
1973 (PPSP)
(PPSP)1973
1973
Kurikulum
Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat
1975 Sekolah
rinci
Dasar 1975
Kurikulum 1997
(Revisi
1997 Revisi Kurikulum 1994
Kurikulum
1994)
Rintisan
Kurikulum Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di
2004 Berbasis Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba
Kompetensi dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini.
(KBK)
9
untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman,
taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan
global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
Fokus pada materi esensial seperti literasi dan
numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
(sesuai kemampuan murid (teach at the right level) dan
konteks serta muatan lokal)
Perubahan kurikulum tentu saja di sertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-
beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin di capai
untuk memajukan pendidikan nasional. Perubahan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia
beserta tujuan yang ingin di capai dapat di uraikan sebagai berikut:
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang di beri nama “Rentjana Pelajaran
1947”. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah di gunakan oleh
10
Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan.
Yang menjadi ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Kurikulum pertama yang
lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah lear plan. Dalam bahasa Belanda, artinya
rencana pelajaran, lebih populer ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-
kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional.
11
b. Kurikulum 1952, “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pelajaran Terurai
1952 adalah,
- Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem pendidikan nasional, walaupun belum
merata pada seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat mencerminkan suatu
pemahaman dan cita-cita para praktisi pendidikan akan pentingnya pemerataan
pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
- Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah berorientasi pada kebutuhan hidup
para siswa, sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika di tengah
masyarakat.
- Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran, maka memiliki keuntungan untuk
lebih menguasai bidang pengajarannya dengan lebih baik, dari pada mengajar
berbagai mata pelajaran.
- Karena kurikulum 1952 baru mengarah pada sistem pendidikan nasional, maka
belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
- Materi pelajaran belum orientasi masa depan, karena yang di ajarkan berorientasi
kebutuhan untuk hidup di masyarakat saat itu, dengan demikian belum memiliki visi
kebutuhan di masa mendatang.
- Kurang membangkitkan kreatifitas dan inovasi guru, karena setiap mata pelajaran
sudah terinci dalam rencana pelajaran terurai, hal ini empersempit kreatifitas dan
inovasi guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun menentukan sumber
materi pelajaran.
12
c. Kurikulum 1964, “Rentjana Pendidikan 1964”
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Rentjana Pendidikan 1964
adalah:
- Kurikulum ini di pergunakan hanya pada tingkat sekolah dasar dan belum mencakup
sekolah lanjutan dan perguruan tinggi.
- Terkesan masih di warnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang cenderung
mengakomodir sistem-sistem yang belum sejalan dengan jiwa UUD 45.
- Karena pendidikan di warnai oleh kepentingan-kepentingan kelompok menjadikan
kurikulum ini di maknai sebagai alat untuk membantu kepentingan-kepentingan
tertentu.
13
- Kurikulum ini berjalan ketika Indonesia masih dalam keadaan labil.
d. Kurikulum 1968
14
d. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu kesehatan
3. Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi kejuruan:
a. Agraria (pertanian, peternakan, dan perikanan)
b. Teknik (pekerjaan tangan dan perbengkelan)
c. Ketatalaksanaan atau Jasa (koperasi dan tabungan)
Adapun kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada Kurikulum 1968 adalah:
15
- Kurikulum Berorientasi Pencapaian (1973-1997)
a. Kurikulum 1973
Kurikulum 1973 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip
di antaranya sebagai berikut:
- Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan
yang harus di kuasai oleh siswa yang lebih di kenal dengan khirarki tujuan
pendidikan, yang meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
- Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti
dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
integratif.
b. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan efisien.
latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu
MBO (management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan
pengajaran di rinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang di
kenal dengan istilah “satuan pelajaran”. Satuan pelajaran yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran di rinci menjadi: tujuan instruksional umum (TIU),
tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-
mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak di kritik. Guru di buat sibuk menulis rincian
apa yang akan di capai dari setiap kegiatan pembelajaran.
16
Kekurangan Kurikulum 1973, yaitu:
17
- Kurikulum ini memuat materi dan metode yang di sebut secara rinci, sehingga guru
dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
- Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang di tunjukkan melalui
keberanian memberikan pendapat.
- Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung yang
di tunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas.
- Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun sosial.
- Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang di perlukan dengan berpartisipasi
secara aktif
- Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana
gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar,
dan yang mencolok guru tidak lagi menggunakan metode ceramah.
- Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku teks dan
metode yang di sebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak kreatif
untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas.
- Dapat di dominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak
pendapat peserta lain.
- Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan
ketinggalan.
- Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta
tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang.
- Kurangnya Alokasi waktu.
- Guru kurang komunikatif dengan siswa.
d. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
18
Soeharto pada 1998, di ikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya
lebih pada menambal sejumlah materi pelajaran saja. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari
pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut: Pembagian tahapan
pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan, Pembelajaran di sekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri di sesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
19
menengah di laksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan
penyempurnaan jangka panjang.
Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yang antara lain menyatakan pusat
berkewenangan dalam menentukan:kompetensi siswa; kurikulum dan materi pokok;
penilaian nasional; dan kalender pendidikan. Atas dasar itulah maka Indonesia memilih
untuk memberlakukan Kurikulum KBK sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan
serta penyempurnaannya dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
20
- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
Struktur kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam suatu mata
pelajaran memuat rincian kompetensi (kemampuan) dasar mata pelajaran itu dan sikap
yang diharapkan dimiliki siswa. Kompetensi dasar tersebut dirumuskan untuk mencapai
keterampilan (kecakapan) matematika yang mencakup kemampuan penalaran,
komunikasi, pemecahan masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika.
Struktur kompetensi dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi ini dirinci dalam komponen
aspek, kelas dan semester.
Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi
menurut aspek dari mata pelajaran tersebut. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk
setiap aspek rumpun pelajaran pada setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk
menjawab pertanyaan, “Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil
belajar mereka pada level ini?” Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan
kompleksitas kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai
teknik penilaian. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator
adalah untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah
mencapai hasil belajar yang diharapkan?”.
Guru akan menggunakan indikator sebagai dasar untuk menilai apakah siswa telah
mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Indikator bukan berarti dirumuskan
dengan rentang yang sempit, yaitu tidak dimaksudkan untuk membatasi berbagai aktivitas
pembelajaran siswa, juga tidak dimaksudkan untuk menentukan bagaimana guru
melakukan penilaian. Misalkan, jika indikator menyatakan bahwa siswa mampu
menjelaskan konsep atau gagasan tertentu, maka ini dapat ditunjukkan dengan kegiatan
menulis, presentasi, atau melalui kinerja atau melakukan tugas lainnya.
21
- Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang.
- Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar
dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
- Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang
diajarkan.
Kekurangan Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”, yaitu:
- Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
- Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
- Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
22
- Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam meningkatkan kualitas
pendidikan sesuai dengan potensi di daerahnya.
- Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi.
Untuk menggali potensi sekolah sehingga mampu menjadi agen bagi
pembangunan masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.
- Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan untuk membentuk siswa
sebagai pengambil peranan dalam masyarakat.
- Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan dirinya di luar sekolah, karana telah terjadi pengurangan
kepadatan jam pelajaran.
Kekurangan Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)”, yaitu:
c. Kurikulum 2013
Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah
diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency). Kurikulum 2013 berbasis
kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh
peserta didik. Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan
untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan; pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai
sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan
bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
23
Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada perubahan proses pembelajaran (yang
semula dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari
berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui
penilaian proses dan output). Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya
kecenderngan negara-negara luar belakangan ini, seperti Knowledge is Power Program
(KIPP) dan Massachusettes Extended Learning Times (MELT).
Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut
secara profesional merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur
pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria
keberhasilan.
- Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
- Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek,
sikap dan lain-lain.
- Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
- Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
- Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam
kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Kekurangan, Kurikulum 2013, yaitu:
- Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak
perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran
yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
- Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini,
karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit
para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa
membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan
24
dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru
yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
- Kurangnya keterampilan guru merancang RPP.
- Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.
- Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu
lama.
25
Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.
Kondisi pandemi dan kritik terhadap kurikulum 2013, yang menjadikan munculnya kurikulum
ini. Hal ini bisa di lihat salah satunya mata pelajaran informatika yang awalnya bersifat pilihan
di Kurikulum 2013 menjadi wajib di kurikulum yang baru dan akan di terapkan mulai dari level
SMP. Oleh karena, kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang
perlu di miliki oleh peserta didik pada abad 21 apalagi di masa pandemi.
- Kurikulum Merdeka
26
kurikulum merdeka yang di luncurkan, tidak akan ada pemaksaan dalam dua tahun ke depan
ini”. Setidaknya itulah perbedaan paling mendasar menurutnya. Namun perlu di catat
bahwa, Kurikulum Merdeka merupakan opsi pilihan. Apa itunya opsi pilihan? Nah,
maksudnya begini, meskipun kurikulum merdeka sudah di luncurkan namun sekolah, guru di
berikan tiga opsi pilihan kurikulum mana yang akan mereka gunakan. Ke-tiga opsi tersebut
adalah:
1. Opsi pertama adalah bagi sekolah-sekolah yang belum nyaman belum percaya diri untuk
melakukan perubahan, silahkan masih di dalam kurikulum 2013 itu opsi pertama. Jadi
tidak perlu khawatir lagi. Sekolah-sekolah yang belum merasa siap mereka boleh tetap
di dalam kurikulum 2013.
2. Opsi kedua, bagi sekolah-sekolah yang ingin melakukan perubahan tapi mungkin belum
siap melakukan perubahan yang begitu besar. Tapi dia ingin memilih kurikulum yang
lebih sederhana, dia masih mau di 2013 tapi yang jauh lebih ringkas materinya dia boleh
memilih kurikulum darurat. Bagi sekolah-sekolah yang sudah siap untuk melakukan
transformasi sesuai dengan kecepatan yang di inginkan.
3. Opsi ketiga, pilihan ketiga terbuka juga untuk meluncurkan kurikulum Merdeka.
27
2.6. Penerapan Kurikulum
Dalam perencanaan pembangunan nasional, kurikulum dianggap sebagai perangkat
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dan memiliki keterkaitan dengan
bidang-bidang pembangunan lainnya. Sebagai sektor yang menompang masyarakat,
pendidikan juga dijadikan sebagai salah satu indikator kemajuan suatu negara.
Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 19 adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum juga merupakan rancangan pendidikan yang
mempunyai kedudukan strategis dalam seluruh aspek pendidikan. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari
kurikulum (Hamalik, 2013:3).
Terdapat 3 Jalur pendidikan di Indonesia yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan
non-formal, dan pendidikan informal. Jalur pendidikan formal merupakan jalur pendidikan
yang terstruktur dan jenjang pendidikan termasuk tingkatan SD, SMP, dan SMA.
Jalur pendidikan nonformal merupakan jenjang pendidikan diluar dari pendidikan formal yang
diadakan secara rapi dan memiliki tingkatan. Pada pendidikan informal merupakan jalur
pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Dalam artikel ini,
kalian akan mengetahui apa perbedaan antara pendidikan formal dan pendidikan
nonformal. Apa Sih yang membedakan 3 jalur pendidikan tersebut?
Pendidikan Formal
Merupakan jalur pendidikan yang pastinya kalian sudah tahu atau umum di Indonesia yaitu
pendidikan yang diselenggarakan seperti sekolah dan memiliki tingkat pendidikan yaitu
tingkat SD, SMP dan SMA. pada jalur pendidikan ini memiliki jenjang pendidikan yang
terstruktur dan sangat jelas. Adapun ciri-ciri pendidikan formal sebagai beriktu;
Terdapat kurikulum yang terstruktur
Memiliki persyaratan tertentu
Materi yang dipakai bersifat akademik
Memakan waktu yang lama untuk proses pembelajaran
Tenaga pembimbing / guru memenuhi kualifikasi tertentu
Tempat pendidikan dari pemerintah atau swasta
28
Harus mengikuti ujian untuk peserta didik
Adanya peraturan berseragam
Saat selesai menempuh jenjang pendidikan atau melanjutkan ke jenjang berikutnya
membutuhkan ijazah sebagai peranan penting dalam penerimaan peserta didik.
Sistematika di luar sistem sekolah adalah bagian penting dari kegiatan skala
besar yang dilakukan secara mandiri atau untuk membantu siswa tertentu mencapai tujuan
belajarnya. Sebagian besar pendidikan informal berlangsung pada usia dini.
Misalnya, Taman Pendidikan Al Quran populer di masjid-masjid dan sekolah minggu di
semua gereja. terdapat berbagai kursus termasuk kursus musik, les dan banyak lagi.
Menurut pendapat Philip H. Coombs pendidikan nonformal adalah aktivitas
pendidikan yang terorganisir yang berlangsung sendiri atau sebagai bagian dari kegiatan
yang lebih luas di luar sistem formal yang dimaksudkan. Melayani peserta didik
tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya. Sehubungan dengan tujuan pembelajaran /
pendidikan, pembelajaran nonformal bertanggung jawab untuk mencapai dan mencapai
tujuan yang sangat luas sifat, tingkatan dan cakupannya. Adapun ciri-ciri pendidikan non
formal sebagai beriktu;
Pendidikan Informal
29
- Memulai Pendidikan dengan Keluarga
- Pendidikan Informal juga telah disosialisasikan untuk menggapai tujuan pendidikan
nasional dimulai dari Keluarga
- Homeschooling: Formal tapi Informal
- Anak harus dibesarkan sejak lahir
- Kurikulum pendidikan usia dini
Adapun ciri-ciri pendidikan informal, sebagai berikut:
- Lingkungan keluarga dapat dilakukan khusus untuk pendidikan informal
- Persyaratan khusus tidak berlaku
- Tidak perlu untuk mengikuti ujian yang diselenggarakan
- Keluarga dan lingkungan berperan penting dalam proses pendidikan
- Tidak berlakunya kurikulum
- Jenjang pendidikan / tingkat pendidikan tidak berlaku dalam pendidikan informal
- Pendidikan informal dilakukan tanpa adanya batasan waktu dan ruang
- Guru pada pendidikan informal adalah orang tua
- Dalam pendidikan informal tidak adanya sistem manajemen yang terstruktur
- Tidak dibutuhkannya ijazah
30
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah ini, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum berperan sebagai pedoman untuk mencapai target dan tujuan pembelajaran
dengan sebaik-baiknya.
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu (1) tujuan; (2) isi/materi; (3) metode atau
strategi pencapain tujuan pembelajaran; (4) organisasi kurikulum, dan (5) evaluasi.
Pergantian kurikulum di Indonesia dibagi menjadi empat tahapan yaitu, Kurikulum
Rencana Pelajaran (1947-1968), Kurikulum Berorientasi Pencapaian (1973-1997),
Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004-2013), Kurikulum Prototipe 2022 – 2024,
Kurikulum Merdeka. Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004, 2006, 2013. dan kurikulum prototipe 2022-2024. Perubahan dan perkembangan
kurikulum sering kali mendapatkan pro-kontra dari berbagai pihak, tak luput dari
masyarakat.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah ini, dan kesimpulan yang
diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Bagi Pendidik (guru), guru diharapkan kritis dengan perkembangan kurikulum yang
terjadi, tidak sekedar mengikuti kurikulum sebagai pedoman namun juga mampu
memahaminya dengan baik, agar proses pembelajaran yang berdasar dari kurikulum
tepat sasaran.
Bagi Peserta didik (murid), murid dapat lebih peka terhadap perubahan-perubahan
kurikulum yang terjadi, guna beradaptasi dan berkonsultasi jika mengalami kendala
ke guru ataupun orang tua.
Bagi Orang tua, orang tua diharapkan mendukung proses kegiatan belajar anak
dengan kondisi dan kurikulum yang terus berkembang, sebaiknya fokus orang tua
32
tertuju pada prosesnya bukan hasilnnya, sehingga orang tua dapat bekerja sama
dengan sekolah untuk menumbuhkan minat bakat anak dengan adaptasi kurikulum
yang cepat.
Bagi Sekolah, sekolah senantiasa memberikan pelatihan dan bimbingan pada guru
ketika terbitnya kurikulum terbaru, evaluasi diharapkan mampu berjalan konsisten
agar kinerja guru tepat dan sesuai dengan yang dituangkan dalam kurikulum.
Bagi pemerintah, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan
gratis pada guru/pendidik untuk mengembangkan kemampuan guru dalam
memahami makna dan menerapkan kurikulum yang disah-kan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih, Wida. 2021. Pengertian Kurikulum dan Fungsinya dalam Dunia Pendidikan.
(Online), (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-
fungsinya/amp/), diakses 28 November 2022
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Desan Induk Kurikulum 2013. Jakarta.
Kemendikbud.
Meitras, dkk. 2017. Perkembangan Kurikulum di Indonesia. Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Singkawang.
Uhbiyati, Nur. 2008. Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Bandung: Pustaka Setia.
34
Sumber Internet:
https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-kurikulum-menurut-beberapa-ahli.html
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/struktur/slb/
http://lecendekia.sch.id/kurikulum-sekolah-
alam3/#:~:text=Kurikulum%20sekolah%20alam%20dikembangkan%20dengan,langsung%2
C%20mereka%20belajar%20bersama%20alam.
https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/02/144900171/apa-itu-pendidikan-formal-non-
formal-dan-informal-ini-bedanya?page=all
35